Beberapa hari kemudian.
Di aula gedung sekolah Maria Regina yang luas dan megah, berdiri sebuah panggung kokoh berhias banyak bunga dan balon-balon aneka warna.
"Sekarang, mari kita sambut penampilan most wanted kita. Russel Halim ... Beri tepuk tangan yang meriah!" ucap guru cantik nan centil bernama Bu Lia yang menjadi MC acara pentas seni sekolah.
Tangannya terulur ke depan seakan mengijinkan para penonton di depannya untuk memberikan aplause panjang dan meriah agar Russel tidak grogi.
Plok! Plok! Plok!
"Russel ... Russel ... Russel ..." pekik gadis-gadis belia yang berdiri di depan panggung.
Mereka semua berjingkrak-jingkrak kegirangan, berdesak-desakan, senggol-senggolan, dorong-dorongan saking senangnya. Akhirnya Russel perform!
Yup, hari ini Russel akan menyanyi dan memainkan gitar di acara puncak pentas seni. Acara yang sudah ditunggu-tunggu oleh para penggemarnya yang sudah bersabar sambil berdiri hampir tiga jam lamanya. Just for Russel!
Kepala sekolah sengaja meletakkan Russel di bagian akhir acara pentas seni supaya para siswanya tetap semangat mengikuti rangkaian acara pentas seni hingga akhir.
So ... Tak ingin menyia-nyiakan moment langka ini, para gadis-gadis itu langsung main seruduk ke segala arah, berebut posisi yang pas demi mendapatkan angle yang ok untuk mengambil foto maupun video pria most wanted di SMU Maria Regina.
"Geseran sana. Kamu nutupin aku. Aku gak bisa memfoto Russel nih!" pekik gadis kurus sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.
"Hei ... Jangan injak kakiku dong! Sakit tahu! Awas ya, aku balas injak kakimu baru kapok! Minggir!" jerit seorang gadis berambut pendek yang jempol kakinya diinjak oleh gajah bengkak berseragam putih abu-abu.
Secepat kilat dia mendorong gajah bengkak supaya jari kakinya yang lain terselamatkan.
"Kamu juga jangan jambak rambutku! Sakiiitt!" pekik seorang gadis berambut panjang yang diurai begitu saja.
Dia berusaha menarik-narik rambutnya yang tersangkut di antara lengan dua gadis yang saling berhimpitan karena terdesak dari kanan dan kiri.
Karena usahanya tidak kunjung berhasil, akhirnya diambillah langkah brutal. Dia menjambak rambut dua gadis di depannya. Langsung deh kedua gadis di depannya menoleh ke belakang dan rambut panjang yang terjepit itu hanya rontok beberapa helai saja. Yes, lanjut sorak-sorak untuk Russel.
"Terlalu ... Cewek-cewek di sini semuanya terbuai pesona Russel. Ya ampun, sehebat itukah Russel?" cibir seorang lelaki dekil berseragam putih abu-abu sambil mengelus-elus dadanya yang kerempeng.
"Aduh, Dekil. Kamu ini abis nangkring di planet neptunus kah? Planet terjauh dari matahari. Kok kamu sampai ketinggalan kabar gini?" tanya seorang lelaki bongsor yang perawakannya mirip penghancur bangunan Ralph.
"Iya, Dekil ... Dekil ... Malu-maluin aja deh kamu ini. Russel itu bintang sekolah kita. Tanpa Russel, sekolah kita mana mungkin jadi disegani seperti sekarang ini. Selain otaknya encer, dia ketua geng motor yang sangat dihormati. Jago berkelahi pula. Anak-anak sekolah lain jadi respek pada sekolah kita karena nama besar Russel. Tidak ada yang berani bikin gara-gara dengan kita."
Si Dekil pun melipir ke pinggir ruangan. Gendang telinganya sumpek mendengar komentar positif tentang Russel. Gak ada negatif-negatifnya blas! Sebel!
Ting! Ting! Dawai gitar bergetar. Russel mulai bernyanyi.
Jiwa kesepian mengembara di malam kelam
Memacu kecepatan menaklukan jalanan
Bersahabat dengan kenakalan
Setelah bertemu dengannya
Aku berubah ke jalan yang benar
Terima kasih Tuhan, kau kirimkan kekasih hati
"Terima kasih, semoga kalian semua suka dengan lagu ciptaan saya," ucap Russel sebelum membungkukkan badannya memberi hormat kepada penonton.
Tak ada satu pun penonton yang bertepuk tangan. Semua mata penonton tertuju pada Russel, tidak percaya dengan pendengaran mereka.
Oh My God, are you kidding, Russel? Kamu udah tobat? Gak jadi ketua geng motor lagi? Sekarang sudah punya kekasih hati?
Plok! Plok! Plok!
Terdengar suara tepuk tangan dari sudut ruangan.
Seorang gadis berambut pendek, terlihat tomboy tapi parasnya sangat cantik saat tersenyum manis, tiba-tiba memberikan tepuk tangan secara spontan tanpa banyak berpikir.
"Aileen, apakah kau sudah gila? Kenapa kamu bertepuk tangan?" tanya Jason, langsung menarik lengan tangan Aileen ke belakang tubuhnya.
Jason berusaha menyembunyikan Aileen dari pelototan mata penggemar-penggemar Russel yang terbakar api cemburu. Karena Russel baru saja mengumumkan kalau dia telah bertobat dari status badboy dan punya gadis pujaan.
Kekasih hati Russel disinyalir bernama Aileen Beatrice. Karena hanya Aileen Beatrice gadis tomboy yang sering berada di dekat Russel.
Russel segera turun dari panggung dan berlari cepat ke arah Aileen, kekasih hatinya. Sebelum para penggemarnya berteriak histeris memaki-maki Aileen atau menghajarnya sebagai pelampiasan karena akan memonopoli Russel ke depan.
Dalam hitungan menit, suasana aula gedung sekolahnya menjadi riuh tak terkendali.
Beberapa penggemar Russel dipimpin seorang gadis yang menjabat sebagai ketua OSIS SMU Maria Regina langsung menggulung lengan baju mereka, maju mendekati Aileen sambil menggerutu marah. Siap menjambak, memukul, menggigit dan entah apalagi yang ingin mereka lakukan untuk membumi hanguskan mahluk cantik yang sudah merebut Russel.
Mereka kesal, butuh tempat untuk melampiaskan emosi. Sudah menunggu lama tiga jam untuk melihat Russel perform, tapi hasil yang didapat di luar ekspetasi. Russel menolak cinta para penggemarnya di sekolah, malah mengaku sudah punya pujaan hati.
"Aku tidak terima. Apa hebatnya Aileen? Kenapa Russel bisa suka sama Aileen? Ayo kita tangkap Aileen dan kita interogasi dia. Jangan-jangan dia pakai pelet dan guna-guna untuk ngedapetin Russel!" pekik Ketua Osis beringas.
"Tangkap Aileen!" balas penggemar Russel beramai-ramai.
Mereka dengan beringas berlari menyerbu Aileen. Terlalu berani. Padahal di dalam aula ada guru dan kepala sekolah yang akan menjadi saksi mata jika mereka melakukan tindak kekerasan pada Aileen. Sepertinya mereka sudah kehilangan akal karena emosi yang memuncak.
Dan sebelum mereka berhasil mendekati Jason dan Aileen, Russel sudah menarik pergelangan tangan Aileen berlari ke arah pintu keluar aula.
"Cabut, guys! Bisa jadi dendeng gepuk kalau kalian tidak segera keluar dari aula," pekik Russel terus menyeret tangan Aileen.
Jason pun tanpa dikomando segera mengikuti langkah seribu Russel dan Aileen. Berlari sekencang-kencangnya menyelamatkan diri sebelum dikremes-kremes jadi dendeng gepuk.
"Mau kemana, Russel?" tanya Jason dengan nafas ngos-ngosan. Dia terus berlari secepat mungkin, berusaha mengimbangi kecepatan lari Russel dan Aileen. Tapi apa daya, Jason terus tertinggal di belakang dua olahragawan.
"Russ, aku capek nih. Kita juga sudah berlari terlalu jauh," ucap Jason sambil menoleh ke belakang.
'Gedung aula sudah jauh di belakang. Aku sudah berlari melewati danau buatan, taman bunga sekolah dan lapangan rumput yang biasa dipakai main bola. Tapi ... Kenapa masih belum berhenti berlari sih?' batin Jason.
"Sekolahnya gede, tapi sayang, cari tempat persembunyian kok susah amat," ujar Jason kesal. Karena tempat berpijaknya sekarang adalah ruang terbuka yang penuh rumput hijau segar. Sedangkan gedung sekolah masih nun jauh di sana.
OMG! I'm tired.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments