Satu jam lamanya Aileen tertidur. Tentu saja lehernya pegal linu karena tidur beralas tumpukan buku. Saat membuka matanya, samar-samar Aileen melihat wajah tampan Russel begitu dekat dengan wajahnya.
"Akhirnya kau bangun juga!" Russel buru-buru menjauhkan wajahnya dari tumpukan buku. Takut ketahuan memandangi wajah Aileen saat.pulas tertidur. "Aku hampir saja tertidur gara-gara menunggumu."
Aileen meluruskan lehernya dan memijat tengkuknya perlahan. Baru kemudian meluruskan persendian yang tertekuk selama satu jam.
"Laper, Leen? Udah hampir tengah hari nih, makan yuk!" ajak Russel pada gadis tomboy dan si kutu buku.
"Makan di mana?" tanya Andrew antusias.
"Ada ide?" tanya Russel.
"Nasi padang?" tanya Andrew balik.
"Setuju!" Aileen langsung tes tes tes yes!
"Jalannn!" ajak Russel langsung bangkit dari duduknya.
Andrew segera merapikan buku-buku yang dipinjam dan membawanya untuk dikembalikan ke meja tempat pengembalian buku.
***
Tak sampai sepuluh menit, sepiring nasi padang dengan ikan empal sudah bersih tak bersisa. Aileen segera meminum habis es teh manisnya sebelum pamit ke toilet.
"Perlu kutemani?" tanya Russel.
Aileen menggelengkan kepalanya. "Gak usah. Aku bisa sendiri. Abisin aja makananmu lalu kita pulang."
Russel mengangguk dan kembali menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
Tak berapa lama, seorang waiter berlari-lari ke arah meja Russel dan Andrew.
"Mas, Mas, itu, Mas ... Itu ... Itu." Waiter terbata-bata menyampaikan maksudnya.
Russel dan Andrew terheran-heran melihat waiter menunjuk-nunjuk ke arah halaman parkiran.
Russel memperhatikan arah ujung jari waiter dan melihat sebuah mobil warna silver meluncur keluar parkiran.
"Tenang dulu, Pak. Tenang. Semuanya bisa diselesaikan dengan baik-baik." Russel menenangkan waiter dan mempersilahkan duduk agar dapat berbicara lancar.
"Anu, itu ... Mbaknya yang tadi makan sama Mas dibawa pergi paksa sama preman kekar, Mas. Dimasukkan ke mobil warna silver itu, Mas." Waiter akhirnya bisa bernafas lega setelah mengatakan apa yang dia lihat di dekat toilet wanita.
"Sial! Aileen diculik, Ndrew. Aku akan segera mengejar mobil itu. Tolong hubungi kakek dan Pak Ronny. Minta mereka membantu mencari keberadaan Aileen sekarang," teriak Russel sambil buru-buru pergi meninggalkan rumah makan Padang.
Russel segera memakai helm dan melajukan motornya, mengejar mobil yang dipakai untuk menculik Aileen.
***
Preman berbadan kekar menggendong tubuh ramping Aileen ke dalam gudang belakang pabrik furniture.
Sementara preman yang terlihat kurus dan pucat hanya mengekor di belakangnya. Tubuhnya terlalu ringkih untuk menggendong gadis cantik yang akan menjadi teman tidurnya sore ini.
Jadi tugasnya hanya membawa lampu LED kecil turun dari mobil. Untuk penerangan jika lampu gudang belakang tidak menyala.
Gudang belakang pabrik furniture ini sudah lama tidak dipakai lagi. Sehingga pagar pembatas di belakang pabrik yang rusak tidak diperbaiki lagi. Membuat siapa saja dapat masuk ke gudang belakang pabrik dengan mudah. Tanpa harus takut ditegur satpam penjaga pabrik. Karena satpam tidak pernah patroli sampai ke area tersebut.
"Buka pintunya," titah preman bertubuh kekar pada rekannya.
Preman bertubuh kurus mendorong pintu besi yang sudah berkarat sekuat tenaga.
Bau apak tak sedap langsung menguar ke permukaan saat pintu besi terbuka. Ruangan gudang belakang juga sangat gelap.
Preman bertubuh kurus segera menyalakan lampu LED, mencari tombol sakelar untuk menyalakan lampu. Namun sudah berkali-kali menekan sakelar, lampu masih belum menyala.
Terpaksa mereka berdua melangkah ke dalam pabrik hanya dengan diterangi lampu LED.
Preman berbadan kekar meletakkan tubuh ramping Aileen dengan hati-hati di atas sebuah kasur kumal yang tergeletak di lantai gudang. Lalu dia tersenyum puas memandangi gadis cantik yang masih tertidur pulas itu.
"Lebih baik aku dulu yang mencicipinya. Setelah aku puas baru giliranmu. Aku tidak mau tertular virus HIV, jadi kau harus mengalah padaku." Preman berbadan kekar itu menyeringai dingin hingga membuat preman berbadan kurus mundur beberapa langkah. Mempersilahkan yang lebih perkasa untuk lebih dahulu menggagahi gadis cantik itu.
'Lebih baik menonton adegan bokep nyata lebih dulu, agar aku sudah panas dahulu sebelum tancap gas ke inti tubuh gadis itu,' batin preman bertubuh kurus.
Dengan gerakan slow motion, preman berbadan kurus itu duduk bersila di depan kasur kumal. Mulai mengamati pergerakan rekannya yang sudah mulai menyingkap gaun pink yang dikenakan gadis itu.
Manik mata preman berbadan kurus hanya bisa membulat besar terpana melihat putih dan mulusnya kulit gadis cantik itu. Berkali-kali dia menelan salivanya dengan kasar saat preman berbadan kekar mengusap-usap isi dari dalaman pink milik gadis cantik itu.
Perlahan preman berbadan kekar itu melepas kaos oblongnya, sabuknya dan celana jeansnya. Berjalan mengitari kasur kumal seperti sedang melakukan ritual pemujaan setan saja.
'Duh, kenapa tidak langsung disikat saja sih? Lama bener aksinya. Keburu loyo lagi dong senjataku,' batin preman berbadan kurus sudah tidak sabar ingin lihat adegan panas secara live.
Tepat saat preman bertubuh kekar itu membaringkan tubuhnya di samping tubuh gadis cantik yang sudah tidak memakai kaos dan dalaman warna pink, pintu gudang pabrik terbuka lebar.
Ruangan dalam gudang yang remang-remang dalam penyinaran lampu LED langsung menjadi sedikit lebih terang. Selusin satpam bersama seorang pemuda tampan datang sambil membawa lampu senter yang menyoroti setiap sudut ruangan gudang.
"Itu mereka, Mas Russel!" pekik seorang satpam kekar begitu melihat bayangan orang di ujung ruangan gudang pabrik. Tangannya terulur menunjuk ke arah dua orang preman dan seorang gadis tak berdaya.
"Hei kalian berdua, segera berhenti berbuat kejahatan! Sebentar lagi polisi akan datang kemari. Kalian berdua akan dijebloskan ke penjara karena sudah menculik dan hendak memperkosa seorang gadis," pekik Russel dengan keras hingga membuat preman bertubuh keras langsung terduduk, gemetar ketakutan.
Bagaimana tidak takut jika selusin satpam yang datang, badannya lebih kekar dan lebih besar daripada tubuhnya? Bisa-bisa tubuhnya hancur jadi dua belas jika selusin satpam itu mengeroyoknya sekaligus.
Melihat preman bertubuh kekar yang sudah berlutut dengan tangan di atas kepala, tanda menyerah. Preman bertubuh kurus pun mengambil sebilah pisau dari balik saku celananya. Melukai dirinya sendiri dengan pisau itu hingga darahnya menetes ke lantai.
"Aku akan meneteskan darahku ke mulut gadis. Darahku penuh virus HIV. Aku mau gadis itu menderita penyakit AIDS, sama sepertiku," cicit preman bertubuh kurus berusaha menakut-nakuti Russel.
Russel segera mengambil tongkat pemukul yang terselip di sabuk satpam penjaga pabrik.
"Saya pinjam dulu, Pak." Russel tanpa aba-aba langsung melempar tongkat pemukul itu ke arah preman bertubuh kurus yang sedang berjalan mendekati Aileen.
Dag ....
Tongkat pemukul itu tepat mengenai sasaran. Kepala preman bertubuh kurus langsung berkunang-kunang. Tubuhnya yang hanya tinggal kulit dibungkus tulang langsung ambruk ke depan. Jatuh ke lantai gudang pabrik yang keras dengan suara berderak yang mengerikan. Mungkin tulang-tulangnya retak karena menghantam benda keras.
"Luar biasa, Mas Russel." Selusin satpam langsung bertepuk tangan tanpa ada yang mengkomando. Tanda kagum dengan kehebatan Russel melempar tongkat.
"Amankan mereka, Pak." Russel membuka jaketnya dan berlari mendapatkan Aileen yang pingsan. Menutup tubuh Aileen yang terbuka dengan jaketnya. Lalu memunguti satu persatu kaos dan dalaman pink milik Aileen.
Beberapa saat kemudian mobil polisi datang. Setelah memberikan keterangan demgan lengkap kepada polisi dan polisi meninggalkan TKP, Russel mengucapkan banyak terima kasih pada semua satpam yang bertugas. Berkat kesigapan dan kecepatan mereka memandu Russel ke gudang belakang pabrik, Aileen berhasil diselamatkan.
'Besok, aku akan meminta Pak Ronny mentransfer sejumlah uang pada selusin satpam yang sudah membantuku menyelamatkan Aileen hari ini,' batin Russel. Para satpam pasti akan lebih semangat lagi dalam bekerja jika mendapat bonus hadiah karena sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments