Mulai Jatuh Cinta

Aileen mengusap perutnya yang super kenyang saat berada di atas jok motor balap Russel. Seporsi pasta dengan udang berlimpah saus yang gurih dan creamy, seporsi nasi goreng seafood dengan telur ceplok setengah matang, plus es kopi dingin berjejalan masuk ke lambungnya.

Ingat mumpung ditraktir Russel, jangan melewatkan sampai kesempatan emas. Sikat, gasak aja semua makanan enak. Kan Aileen pernah dibilang seperti papan setrikaan, kerempeng dan butuh asupan gizi banyak. So, makan aja sampai kenyang.

"Mau lanjut makan es krim?" tanya Russel sambil memasang helm ke kepala Aileen.

"No, thank you, Russ. Sudah gak muat lagi nih. Kita cari angin aja yuk!" ajak Aileen belum ingin kembali ke asrama. Mumpung weekend masih panjang. Dipuas-puasin jalan-jalan keliling Semarang dong.

"Boleh." Russel menyalakan mesin motor balapnya setelah memakai helm.

Aileen buru-buru melingkarkan tangannya ke perut Russel begitu Russel memacu kecepatan meninggalkan coffee shop.

Russel berencana mengajak Aileen ke suatu tempat yang sering dipakai muda mudi Semarang untuk nongkrong, cari jodoh, pacaran, kencan buta dan entah apa lagi.

Sebuah danau buatan, dikelilingi rumputan hijau yang asri. Ada bangunan toko dan resto kecil berjajar mengelilinginya. Sambil mendinginkan otak dan tubuh, bisa sekalian cuci mata dan ngemil cantik lah.

Setelah beberapa menit berkendara, Aileen menyandarkan kepalanya ke punggung Russel. Memeluk Russel jauh lebih erat. Maklum, perut kenyang dan semilir angin sejuk sepanjang perjalanan membuat mata Aileen jadi berat. Supaya tidak jatuh dari motor karena ketiduran, lebih aman berpegangan erat pada Russel.

Dug! Dug! Debar jantung Russel tiba-tiba meningkat.

'Perasaan dulu aku gak seperti ini deh. Kenapa sekarang tiap ada kontak fisik dengan Aileen, selalu saja ada perasaan aneh timbul? Jangan-jangan aku jatuh cinta pada Aileen? Disaster! Sesuatu akan terjadi jika aku terus berduaan dengan Aileen di tempat yang euforianya romantis dan mendukung. Lebih baik, cari tempat yang aman, agar pikiran anehku ini teralihkan,' batin Russel.

"Kita mau kemana, Russ?" tanya Aileen.

Russel buru-buru mengganti arah tujuannya.

"Bagaimana jika kita pergi ke perpustakaan sekolah?" tanya Russel.

"Perpustakaan sekolah?" tanya Aileen heran, cari angin kok di perpustakaan sekolah? Angin AC dikelilingi buku mungkin maksudnya Russel?

"Iya, ke perpus. Ada Andrew di sana. Aku ada perlu dengan Andrew," jawab Russel bohong. Sebenarnya Russel butuh pihak ketiga agar tidak berduaan terus dengan Aileen.

"Ada perlu apa dengan Andrew?" tanya Aileen.

"Ih, anak kecil mau tahu aja deh!" jawab Russel bingung harus mengarang kebohongan apa.

Jurus kilat untuk membungkam Aileen supaya tidak banyak tanya, terpaksa dikerahkan, walaupun terdengar agak sedikit ketus.

Tak berapa lama, motor balap Russel masuk area parkiran perpustakaan sekolah yang selalu buka tiap hari.

Perpustakaan sekolah Maria Regina itu super besar. Terdiri dari dua lantai dan memiliki 50 ribu buku yang terpajang rapi di atas rak. Ada buku bahasa Indonesia, ada juga buku bahasa asing, komplit sekali. Pantas saja Andrew betah menghabiskan weekendnya di sini.

Sementara itu, seperti biasa, weekend ini Jason pulang kampung untuk menikmati masakan rumahan buatan mamanya. Dasar si culun anak mama!

Russel membuka helmnya dan turun lebih dahulu.

Setelah itu Russel membantu Aileen membuka helm. Sekali lagi, debur jantung Russel berlompatan. Melihat Aileen tersenyum memamerkan lesung pipinya dengan mata mengantuk. Padahal rambut pendek Aileen berantakan dan Russel melihat beberapa bulir keringat membasahi wajah cantik Aileen.

'Ya ampun, gadis tomboy di hadapanku ini sexy banget,' batin Russel.

Cepat-cepat Russel merapikan rambut pendek Aileen dan membantu Aileen turun dari motor sebelum Russel jatuh pingsan karena tidak dapat mengontrol detak jantungnya.

"Yuk masuk!" ajak Russel berjalan lebih cepat di depan Aileen.

"Tunggu dong, Russ!" Aileen melingkarkan tangannya mengapit lengan tangan Russel.

Russel jadi makin senewen digandeng Aileen, dia langsung pura-pura merogoh saku celana dan mengambil ponsel. Memeriksa pesan WA yang masuk ke ponselnya sambil berjalan lebih cepat menuju tempat Andrew berada. Membuat Aileen terpaksa melepas gandengan dan berjalan di belakang Russel.

Begitu masuk ke perpustakaan, Russel langsung mencari Andrew. Saat ini kehadiran Andrew begitu penting. Russel berharap dengan adanya Andrew di sampingnya, Russel kembali normal dan tidak berpikiran bahwa dia jatuh cinta pada Aileen.

Russel menarik bangku di samping kanan dan kiri Andrew. Satu untuk ia duduki dan satu lagi untuk diduduki Aileen. Posisi Andrew tepat di tengah-tengah. Sebagai pemisah agar Russel tidak terlalu dekat dengan Aileen.

Aileen datang dan langsung duduk di samping kiri Andrew.

"Hai, Ndrew. Russel ada perlu denganmu tuh. Silahkan urus masalah kalian. Aku mau tidur. Bangunkan aku kalau masalah kalian sudah selesai ya!" ucap Aileen langsung menempelkan wajahnya ke atas tumpukan buku yang diambil Andrew. Menjadikan tumpukan buku sebagai bantal tidur.

Dan tak berapa lama kemudian Aileen sudah berkelana di alam mimpi.

"Kok tumben kamu ke sini, Russ? Biasanya kamu paling anti ke perpustakaan untuk baca buku. Emang kamu ada urusan apa denganku? Perasaan kamu tidak punya urusan apa pun denganku," tanya Andrew setelah memastikan gadis tomboy di sebelahnya sudah nyenyak.

Russel meringis memamerkan deretan gigi putihnya. Sedikit malu karena ketahuan mengarang cerita kalau ada perlu dengan Andrew.

"Sorry, aku bingung mau bawa Aileen jalan-jalan ke mana. Jadi aku bawa aja dia kemari. Ternyata dia malah tidur, aku baru tahu ternyata dia gak suka baca buku sepertimu," jawab Russel sambil berdiri dan pindah duduk ke samping Aileen.

Russel menarik tumpukan buku yang lain. Lalu menyandarkan wajahnya di tumpukan buku itu.

Sekarang wajah Russel maupun wajah Aileen saling berhadap-hadapan.

Russel dengan puas menelisik satu persatu raut wajah Aileen. Sangat cantik dan imut.

Tak disangka jari jemari Russel terulur perlahan, menyentuh kelopak mata Aileen yang tertutup kemudian turun menelusuri hidung mancung lalu turun ke bibir Aileen yang dipoles lipstik.

"Gemesin kalau lagi tidur!" gumam Russel lirih, takut Aileen terbangun karena jarak mereka begitu dekat.

Andrew yang melihatnya jadi bergidik geli. Tidak biasanya Russel seperti ini. Dia memang digandrungi banyak perempuan, tapi rekor pacarannya masih nol besar. Lha kok sekarang malah mengagumi kecantikan gadis tomboy? Ada yang aneh nih dengan Russel.

'Jangan-jangan Russel suka sama Aileen,' batin Andrew.

"Kalau mau pacaran jangan di perpustakaan, Bro. Tuh lihat, banyak cewek-cewek kutu buku yang merhatiin tingkahmu." Andrew menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah absurd sahabatnya.

"Udah cuekin aja. Pokoknya aku gak bikin ribut, silahkan teruskan membacanya," timpal Russel.

"Gak gitu juga kaleee." Andrew memberi isyarat tangan kepada cewek-cewek yang terpaku melihat Russel agar kembali lanjut membaca dan tidak mempedulikan Russel lagi.

"Terserah kamu deh. Pastikan saja Aileen tidak ngiler dan merusak cover bukunya," balas Andrew.

"Bibirnya mengatup kok, jadi gak mungkin ngiler." Russel sok tahu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!