Zoro tidak bisa melepaskan pandangannya dari Mihawk. Dia tersenyum seperti orang gila karena begitu semangatnya.
Zoro telah lama mengarungi lautan untuk bertemu dengan Mihawk dan bertarung dengannya.
Itu semata-mata demi mencapai impian untuk menjadi pendekar pedang yang terhebat di dunia sampai surga menyadari keberadaannya.
Selain karena itu, dia juga ingin memenuhi janjinya dengan temannya yang telah pergi duluan meninggalkan dunia.
"Zoro, siapa orang itu?" Tanya Luffy.
"Orang yang selama ini kucari, Pendekar pedang mata elang, Mihawk." Ucap Zoro.
"Ya, aku ingin bertarung dengannya dan mengambil gelarnya sebagai pendekar pedang terbaik dan terkuat di dunia." Tegas Zoro.
"Jadi orang itukah yang menenggelamkan 50 kapal Krieg di Grand Line?" Tanya Patty.
"Jadi orang yang menghancurkan kapal Krieg barusan adalah..."
"Tapi dia terlihat seperti manusia biasa. Dia tak terlihat seperti memiliki senjata khusus."
"Senjatanya ada di punggungnya." Ucap Zeff dengan tenang sambil melihat Mihawk.
"Tidak mungkin, jangan-jangan..."
"Apa dia membelah kapal besar dengan pedang itu?"
"Dia adalah pendekar pedang terkuat, mata elang, pendekar pedang terkuat dari para pendekar pedang yang ada di dunia ini." Jelas Zeff.
"Kurang ajar! Dendam apa yang kamu miliki sampai kamu mengejar kami sampai sini!?" Tanya seorang anggota bajak laut Krieg yang selamat dari tragedi tersebut.
"Untuk menghilangkan kebosanan saja." Ucap Mihawk dengan santainya.
"Jangan bercanda!" Ucap salah satu anggota Bajak Laut Krieg lalu menembak Mihawk dengan pistol tapi Mihawk dengan mudah membuat peluru itu meleset tidak mengenai dirinya.
"A-apa?! Aku yakin sudah membidiknya tadi."
"Dia mengalihkan arah pelurumu. Dia mengubah arah peluru itu dengan permukaan pedangnya." Jelas Zoro yang berada di belakang orang yang menembak Mihawk.
"Itu tidak mungkin. Hei, siapa kau?!"
"Tiga pedang, jangan-jangan..."
"Aku tak pernah melihat ayunan pedang selembut itu." Ucap Zoro yang mengabaikan para anggota bajak laut Krieg.
"Tak semua teknik pedang mengandalkan kekuatan." Tegas Mihawk.
"Apa kau membelah kapal dengan pedang itu juga?" Tanya Zoro.
"Ya." Ucap Mihawk.
"Begitu, kaulah yang terkuat. Aku berlayar ke laut untuk menemui kamu." Ujar Zoro sambil memakai bandana di kepalanya.
"Apa yang kau inginkan?" Ucap Mihawk.
"Menjadi yang terkuat!" Ucap Zoro dengan sorotan mata yang tajam, penuh dengan keinginan untuk bertarung.
"Dasar bodoh." Ucap Mihawk dengan santainya.
"Kamu memiliki waktu luang, kan? Ayo kita bertarung!" Ucap Zoro.
"O-Orang ini adalah Zoro! Pendekar tiga pedang, Roronoa Zoro!"
"Apa?!"
"Oh, Pemburu Bajak Laut, ya?" Ucap Don Krieg.
"Dia?!" Ucap Sanji tidak percaya.
"Hei, ini gawat, Luffy! Kita akan kehilangan jejak Going Merry! Hei, Luffy!" Ucap Usopp tapi tidak dipedulikan oleh Luffy.
"Bertarung? Manusia lemah tak tau diri. Jika kau benar-benar seorang pendekar pedang, seharusnya kau mengerti seberapa jauh perbedaan kekuatan kita bahkan tanpa mengayunkan pedang sekalipun." Jelas Mihawk yang telah meninggal kapal sederhananya dan berjalan di lantai kapal bajak laut Krieg yang hancur dengan berhadapan pada Zoro.
"Apakah keberanian serta kebohonganmulah yang telah membuatmu menodongkan pedang padaku?" Tanya Mihawk.
"Ini adalah ambisiku! Dan ini adalah sebuah janji yang kubuat dengan teman baikku!" Tegas Zoro yang sudah bersiap-siap untuk bertarung.
"Pendekar Pedang Terkuat di Dunia si mata elang, Mihawk dan Pemburu Bajak Laut, Zoro. Pertarungan seperti apa yang akan terjadi pada mereka berdua?" Tanya Patty.
"Tak mungkin ada seorang pun yang bisa mengalahkan abang Zoro! Abang juga yang terkuat!" Ucap Yosaku.
"Tapi sayangnya dia akan kalah dan dia belum menjadi terkuat saat ini." Pikir Tanaka.
Dia bertanya pada salah satu koki tentang tempat peralatan medis darurat karena hal itu akan sangat diperlukan bagi Zoro.
Mihawk lalu mengeluarkan sebuah pedang berukuran sangat kecil yang dia ambil dari kalungnya.
"Hei, apa maksudnya itu?" Tanya Zoro yang tidak terima atas tindakan Mihawk yang terlihat meremehkan dirinya.
"Aku bukanlah monster yang menggunakan senjata utama untuk berburu kelinci. Meski kau adalah pendekar pedang yang telah memperoleh julukan di lautan, ini adalah lautan paling lemah dari empat lautan yang ada, East Blue." Jelas Mihawk.
Meskipun lautan east blue dikenal dengan tempat orang-orang lemah, tapi di tempat itulah Gol D Roger lahir dan berakhir menjadi raja bajak laut.
"Lemah atau tidaknya itu tergantung orangnya, selama dia punya tekad, pantang mundur dari segala masalah yang dihadapinya dan menemukan seseorang yang mau berjuang bersama tanpa ada kepikiran untuk berkhianat maka orang itu akan menjadi kuat seperti Gol D Roger." Pikir Tanaka.
"Sayang sekali, aku tak membawa pedang lebih kecil lagi dari yang ini." Ucap Mihawk dengan santainya sambil melihat pedang kecil yang dia pegang.
"Jangan meremehkan ku! Sebaiknya kau tak menyesal jika aku membunuhmu!" Ejek Zoro.
"Katak dalam sumur sekalipun bahkan mengetahui seberapa besar dunia ini." Ucap Mihawk yang sarkastik.
Zoro tidak menunggu waktu lama lagi, dia menyerang Mihawk tapi dengan mudah serangan Zoro ditahan dengan pedang kecil yang Mihawk pegang.
"A-apa?!" Tanya Zoro yang terkejut.
"Zoro?!" Panggil Luffy.
"Teknik Onigiri milik Aniki dihentikan!" Ucap Johnny tidak percaya.
"Bahkan teknik yang tak terkalahkan yang bisa menjatuhkan musuh seperti apapun itu. Apa yang terjadi?!" Ucap Yosaku yang juga sama.
"Itu menurut kalian berdua, tapi bagi Mihawk, teknik itu seperti teknik yang dilakukan anak kecil yang tidak ada apa-apanya bagi Mihawk." Pikir Tanaka yang sudah memegang kotak medis darurat.
"Pendekar pedang terkuat di dunia seharusnya tak sampai sejauh ini!" Ucap Zoro sambil menyerang Mihawk lagi secara terus menerus tapi Mihawk dengan mudah menahan serangannya.
"Ini bercanda kan, abang?! Bertarunglah dengan serius!" Pinta Yosaku.
"Abang!!" Ucap Johnny.
"Tak mungkin perbedaan kekuatan kita sejauh ini!" Ucap Zoro yang tidak percaya dan menyadari perbedaan kekuatan yang cukup jauh antara dirinya dengan Mihawk.
Meskipun begitu, Zoro terus menyerang Mihawk yang terus dihindari atau ditahan oleh pendekar pedang terkuat di dunia itu..
"Teknik pedang yang kasar." Ucap Mihawk yang merasa kecewa.
"Dia melawan kekuatan tiga pedang Zoro dengan pisau kecil itu. Dia adalah monster yang lebih mengerikan daripada Zoro!"
Zoro terlihat kelelahan, meskipun begitu dia terus menerus menyerang Mihawk dengan sangat agresif dan Mihawk sendiri dapat menangkis semua serangan Zoro dengan sangat mudahnya.
"Dia terlalu menggunakan otot untuk menyerang, apa dia tidak menggunakan otaknya untuk memikirkan strategi?" Pikir Tanaka yang khawatir.
"Pedangmu terasa berat yang membuat gerakanmu menjadi kaku, beban apa yang kau tanggung? Apa yang kau inginkan setelah kau mendapatkan kekuatan, manusia lemah?" Tanya Mihawk.
"Kau bilang Abang lemah? Dasar kurang ajar!" Ucap Yosaku marah.
"Aku akan memberimu pelajaran, dia itu adalah..." Ucap Johnny.
Yosaku dan Johnny terlihat akan menyerang Mihawk, tapi dihentikan oleh Luffy.
"Hentikan, Yosaku, Johnny! Jangan ikut campur! Ini adalah pertarungannya, kita harus percaya dengan Zoro." Jelas Luffy sambil memanjangkan lengannya untuk menghentikan Yosaku dan Johnny.
"Tenangkan diri kalian!" Pinta Luffy dengan tegas.
"Luffy ... " Ucap Usopp yang melihat Luffy terlihat sangat khawatir pada Zoro.
Tanaka hanya menatap Luffy dengan ekspresi wajah datar lalu kembali menatap Zoro.
"Aku tak boleh kalah." Ucap Zoro.
Saat Zoro akan kembali menyerang Mihawk, mata elang itu bergerak dengan cepat dan berhasil menusuk Zoro.
"Abang!" Teriak Yosaku dan Johnny secara bersamaan.
"Oh tidak, Zoro tertusuk, jantungnya tertusuk!" Teriak Usopp yang panik.
Luffy dan Tanaka hanya diam saja melihat itu.
"Seandainya itu pedang utama yang dipakai Mihawk, jantungmu akan tertusuk Zoro, dasar keras kepala dan bodoh!" Pikir Tanaka yang menggelengkan kepalanya karena tindakan nekatnya Zoro.
"Apa kamu ingin aku menusuk jantungmu? Kenapa kamu tidak mundur?" Pinta Mihawk.
"Aku tak tau...aku pun juga tak tau. Jika aku mundur disini, aku merasa semua hal yang penting seperti sebuah janji di masa lalu akan musnah dan aku tak akan bisa kembali dimana aku berada sekarang." Jelas Zoro.
"Ya, itulah kekalahan." Ucap Mihawk secara langsung.
"Kalau begitu aku memang tak boleh menyerah." Ucap Zoro yang menolak kalau dirinya kalah meskipun perbedaan keahlian pedangnya terlalu jauh berbeda.
"Meski kau mati?" Tanya Mihawk.
"Lebih baik aku mati." Tegas Zoro.
Mihawk lalu menarik pedang kecilnya itu dari tubuh Zoro.
"Bocah, katakan siapa namamu?" Tanya Mihawk.
"Roronoa Zoro, pendekar pedang terkuat di masa depan, ingat lah nama ini!" Ucap Zoro dengan bangga meskipun dada kirinya terluka.
"Aku akan mengingatnya. Aku tak pernah bertemu seseorang dengan tekad sekuat dirimu, kalau begitu..." Ucap Mihawk lalu mengeluarkan pedang besar yang ada di punggungnya. "Akan kuberikan penghormatan sebagai pendekar pedang, aku akan menjatuhkanmu dengan pedang hitam terkuat di dunia ini."
"Aku sangat berterima kasih sekali." Ucap Zoro.
"Dia menggunakannya!"
"Pedang yang bisa membelah kapal besar!"
"Aniki sudah cukup, hentikan!" Teriak Johnny yang cemas.
Meskipun begitu teriakan Johnny tidak didengar oleh Zoro.
Mereka berdua saling menyerang lalu Zoro pun terluka. Bahkan kedua pedangnya juga patah.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Mihawk saat melihat Zoro merentangkan kedua tangannya didepan Mihawk.
"Mendapatkan luka di punggung, sesuatu yang memalukan bagi seorang pendekar pedang." Ucap Zoro dengan tersenyum.
"Mengagumkan!" Ucap Mihawk yang langsung menorehkan luka satu garis miring pada tubuh depan Zoro.
"Zoro!" Teriak Luffy.
"Zoro!" Teriak Usopp.
"Abang!!" Ucap Johnny dan Yosaku sambil menangis.
"Bukankah mudah membuang ambisimu itu?!" Ucap Sanji.
"Seorang pria sejati harus memiliki sesuatu yang harus dia lindungi sampai mati dan digunakan pada saat yang tepat, jadi jangan samakan dia dengan dirimu atau pria lainnya." Ujar Tanaka yang kemudian menceburkan diri ke laut.
Tubuh Zoro pun jatuh kelaut dan tenggelam. Tanaka yang sudah menceburkan diri ke laut segera menyelam dan kemudian menarik tubuh Zoro keatas kapal milik Johnny dan Yosaku.
Tanaka segera memeriksa luka di tubuh Zoro.
"Ini cukup parah! Bahkan seorang dokter dengan alat medis modern akan kesulitan untuk menyelamatkannya, tapi dia bisa bertahan untuk tetap hidup dengan luka seperti ini." Pikir Tanaka.
"Tubuhnya benar-benar tubuh monster."
Tanaka dengan cepat membersihkan luka Zoro dan meminta Yosaku atau Johnny ataupun Usopp untuk menghentikan pendarahannya.
Tanaka tidak tahu bagaimana cara menghentikan pendarahan dengan luka seperti yang ada pada tubuh Zoro.
Luka yang pernah dia obati hanya luka yang disebabkan oleh goresan kulit kayu saat jatuh dari pohon. Itupun dia lakukan sendiri dengan membersihkan luka dengan air, memberikan obat merah dan kemudian di perban.
"Tanaka, Usopp! Bagaimana keadaan Zoro?" Tanya Luffy yang sebelumnya menyerang Mihawk tapi gagal.
Dia langsung berhenti menyerang mata elang itu saat mendengar Mihawk mengatakan kalau Zoro masih hidup.
"Dia belum mati! Tapi belum juga sadar!" Jawab Usopp yang panik dan segera melakukan tindakan pertolongan.
"Masih terlalu cepat bagimu untuk mati! Namaku adalah Dracule Mihawk! Ketahuilah dirimu sendiri, ketahuilah dunia ini! Dan jadilah kuat! Tak peduli berapa tahun yang kau butuhkan, aku akan menunggumu di kursi pendekar pedang terkuat. Lampauilah dunia ini! Cobalah untuk melampaui ku, Roronoa Zoro!" Ucap Mihawk.
Tanaka secara tiba-tiba berdiri dan menatap Mihawk dengan ekspresi wajah datar, sementara itu Usopp sedang melakukan pertolongan pertama pada Zoro.
"Apa ini? Kenapa aku merasa harus waspada pada pria itu?" Pikir Mihawk yang menatap Tanaka yang masih menatapnya dengan ekspresi wajah datar.
Zoro kemudian membuka matanya dan mengangkat pedangnya. Hal itu tentu saja membuat Usopp, Yosaku, dan Johnny terkejut.
Sedangkan Tanaka hanya memberikan ekspresi datar.
"Lu...Luffy...apa kamu mendengar aku?" Tanya Zoro yang sedikit bersusah payah untuk berbicara.
"Ya!" Jawab Luffy dengan lugas.
"Apa aku membuatmu khawatir? Kau membutuhkan seorang pendekar pedang terkuat, bukan?" Tanya Zoro yang kemudian terbatuk darah.
"Abang, berhentilah berbicara!" Pinta Yosaku yang khawatir sambil berlinang air mata.
"Abang." ujar Johnny yang khawatir dan berlinang air mata juga.
"Aku...aku tak akan dikalahkan lagi! Sampai aku bisa mengalahkannya dan menjadi pendekar pedang terkuat, aku tak akan dikalahkan! Apa kau keberatan?! Raja Bajak Laut?!" Ucap Zoro sambil berlinangan air mata.
"Tidak!" Ucap Luffy sambil tersenyum nyengir.
Tanaka hanya diam mendengar percakapan itu dan kemudian dia tersenyum.
"Kamu akan menjadi pendekar pedang yang terhebat dan terkuat di dunia yang bahkan surga akan mendengar kehebatanmu!" Ujar Tanaka yang tersenyum.
"Kelompok yang bagus, aku ingin bertemu dengan kalian lagi." Ucap Mihawk lalu ia akan pergi tapi Don Krieg menahannya.
"Hei, mata elang! Bukankah kamu datang untuk mengambil nyawaku? Nyawa dari penguasa East Blue, Don Krieg!" Tanya Don Krieg dengan angkuh.
"Aku sebenarnya ingin melakukannya, tapi aku sudah cukup bersenang-senang. Jadi aku akan pulang untuk beristirahat." Ucap Mihawk dengan sangat santai.
"Kau sudah bersenang-senang, tapi aku sudah bosan menunggumu." Ucap Don Krieg yang tersenyum seringai.
"Don?"
"Kenapa kau mencoba untuk menantangnya?"
Para anggota bajak laut Krieg mengajukan protes terhadap apa yang dilakukan kapten mereka.
"Matilah sebelum kau pergi!" Ucap Don Krieg lalu menyerang Mihawk dengan menggunakan pistol yang tersembunyi di balik zirah yang dia gunakan.
Mihawk dengan mudah menghindari semua itu dan lalu menghilang begitu saja.
Luffy lalu memanjangkan lengannya ke tepi teras restoran dan bergelantungan disana.
"Usopp! Tanaka! Pergilah, kuserahkan Nami pada kalian!" Ujar Luffy.
"Baik! Kami bertiga pasti akan membawa Nami kembali! Pastikan kau juga membawa koki itu, ya! Setelah kita berenam berkumpul kembali, ayo kita pergi ke Grand Line!" Teriak Usopp.
"Ya, kita akan melakukannya!" Ucap Luffy.
Meskipun Luffy meminta Tanaka untuk ikut dengan Usopp mengejar Nami, dia lebih memilih untuk tinggal bersama Luffy karena ingin menyaksikan dan menjaga Luffy agar tidak bertindak bodoh.
"Kalian pergilah, aku akan tinggal bersama kapten disini dan setelah masalah disini selesai, kami akan menyusul kalian sesegera mungkin!" Ujar Tanaka yang kemudian melayang dan melesat menuju ke restoran Baratie.
"Lihatlah, dia melayang!"
"Bagaimana bisa?"
"Siapa dia? Bagaimana caranya dia bisa melayang!"
"Apa dia manusia?"
Beberapa orang terkejut dan berbicara tentang Tanaka.
"Hei, bagaimana cara Kamu melakukan hal seperti itu?" Tanya Sanji.
"Apa kamu ingin tahu? Kalau begitu bergabunglah dengan kami dan aku akan memberitahumu." Ujar Tanaka dengan tersenyum.
"Hmpp! Tidak akan! Aku tidak akan bergabung dengan kalian dan juga dengan siapapun itu!" Ujar Sanji dengan tegas.
"Baiklah, itu terserah padamu, aku tidak memaksa." Ucap Tanaka dengan santainya.
"Tanaka kenapa kamu tidak ikut pergi?" Tanya Luffy yang sudah berada di lantai teras restoran.
"Perlu seseorang untuk mengawasi kamu agar tidak melakukan tindakan bodoh, Luffy." Jawab Tanaka.
"Oh, begitu, baiklah!" Ujar Luffy dengan santainya, dia tidak tersinggung sama sekali.
Pada saat itu, Don Krieg mengalihkan pandangan ke restoran dan kemudian berkata.
"Semuanya, kita tadi mendapatkan sedikit gangguan, tapi sekarang akan kita mulai! Kita akan mengambil alih kapal itu!" Ucap Don Krieg.
"Pak tua, apa aku boleh pergi jika aku menyingkirkan mereka?" Tanya Luffy yang meminta ijin pada Zerf.
"Lakukan saja sesukamu." Jawab Zeff dengan tenang.
Tanaka pun tersenyum menyeringai mendengar itu dan bersiap untuk bertarung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments