9

Tanaka langsung pergi menyingkir dari arena pertarungan Luffy dan Buggy.

Meskipun dia mengatakan kalau akan melawan para bawahannya Buggy, tetap saja tidak ada bawahannya yang muncul.

Mereka semua hanya tergeletak di reruntuhan bangunan yang menjadi markas bajak laut Buggy dengan berpura-pura mati.

"Hei, bangun! Aku tahu kalau kamu pura-pura mati, kalau tidak segera bangun, aku akan benar-benar membuat kamu mati." Ancam Tanaka.

Mendengar ancaman itu membuat anggota bajak laut Buggy yang diancam Tanaka langsung bangun.

"Tunggu, tunggu! Aku bangun, bangun, jangan bunuh aku." Ujar pria yang bertubuh gemuk itu.

"Bagus, sekarang beritahu aku, dimana harta berharga yang kalian kumpulkan selama ini berada?" Tanya Tanaka.

Dia ingin memanfaatkan hal itu untuk mengambil harta yang dikumpulkan oleh bajak laut Buggy.

"Itu ... Aku tidak ta ... Ada di bangunan kecil itu!" Tunjuk pria gemuk itu yang ketakutan karena tubuhnya dibuat melayang oleh Tanaka.

"Bagus, bila kamu mengatakan lebih awal, kamu semua akan baik-baik saja, sekarang kembali berpura-pura mati sana." Ujar Tanaka dengan senyuman.

"Tapi kalau ternyata tempat yang kamu sebutkan itu tidak ada hartanya sama sekali, aku akan datang dan melempar kamu ke laut untuk dijadikan umpan ikan monster." Ancam Tanaka.

Pria gemuk itu mengeluarkan keringat dingin yang cukup banyak sampai membuatnya seperti sedang mandi.

Tanaka menjatuhkan pria gemuk itu dan pergi ke bangunan yang menjadi tempat penyimpanan harta bajak laut Buggy.

Sesampainya di tempat itu dia melihat Nami yang sudah mengambil harta Karun itu dan berniat pergi.

"Astaga, aku terlambat." Ucap Tanaka sambil tepuk jidat.

Pada saat itu juga, Tanaka melihat Buggy dengan setengah badannya bagian atas terpisah dan melayang, melesat menuju ke Nami.

Dia ingin menyerang perempuan itu karena melihat hartanya yang dicuri oleh Nami.

"Kembalikan hartaku!" Teriak Buggy.

"Celaka, aku ketahuan." Ujar Nami dengan panik.

Tanaka segera berlari untuk melindungi Nami.

"Jangan kamu pikir dapat membodohi aku, Nami!" Ujar Buggy. "Akan aku potong tubuhmu menjadi beberapa bagian." Ancamannya.

Dalam keadaan berlari itu, dia melihat adanya perubahan ekspresi dari wajah Buggy yang meringis kesakitan.

"Sialan kau Mugiwara! Beraninya kamu menendangku!" Ujar Buggy yang meringis kesakitan karena selangkangannya ditendang oleh Luffy.

"Lawan kamu itu, aku." Ucap Luffy dengan santainya.

Sementara itu, Nami bernafas lega karena dia berhasil terhindar dari kematian.

"Hei! Tinggalkan harta karun itu dan pergilah. Kalau tidak dia akan mengejarmu lagi." Pinta Luffy pada Nami.

"Tidak akan! Meninggalkan harta karun sebanyak ini begitu saja?! Tak akan kulakukan! Kenapa aku harus meninggalkan harta karun yang kudapatkan?" Tanya Nami.

"Harta karun yang kau dapatkan, katamu?" Tanya Buggy yang tidak terima.

"Tentu saja. Aku adalah pencuri harta karun bajak laut dan ini adalah hasil curian yang kudapatkan, tentu saja semua harta karun ini jadi milikku!" Ucap Nami.l dengan tegas.

"Oh, benar juga!" Ucap Luffy dengan mudahnya menerima alasan seperti itu.

"Jangan bercanda! Itu semua adalah harta karun punyaku! Kamu pikir dengan mencurinya akan menjadi milikmu? Apa kau tak pernah diajarkan kalau mencuri itu perbuatan tidak baik?" Tanya Buggy.

"Seorang bajak laut ingin mengajarkan perbuatan baik dan buruk , jangan bodoh!" Ujar Nami.

"Apa?!" Teriak Buggy.

"Aku tak akan membuat diriku serendah kalian, dasar Bajak Laut." Ucap Nami lalu memeletkan lidahnya pada Buggy.

"Sebaiknya kau mempersiapkan dirimu, Nami!" Ucap Buggy lalu ia memisahkan tubuhnya menjadi beberapa bagian. "Jika kau pikir bisa menyelamatkannya, lakukan sekarang juga, manusia karet."

"Sial! Tubuhnya terpisah-pisah menjadi lebih kecil." Ucap Luffy.

Buggy kembali menyerang Nami, akan tetapi Tanaka sudah berada di depan Nami dan menghalanginya dengan kekuatan forcenya.

"Kamu lagi! Berhenti menganggu aku!" Teriak Buggy.

"Astaga, nona, kamu benar-benar sangat nekat, bagaimana bisa kamu rela membahayakan nyawamu hanya demi harta itu." Ujar Tanaka.

"Bila aku tidak mempertaruhkan nyawaku, maka aku tidak akan pernah bisa mendapatkan harta sebanyak ini, terima kasih sudah menolong aku, selamat tinggal." Ujar Nami yang segera pergi meninggalkan Tanaka.

"Ck, ck, bagaimana bisa meninggalkan aku begitu saja disaat aku menyelamatkan nyawanya." Ujar Tanaka.

"Kamu! Menyingkirlah dar ... Hahaha ... Hentikan ... Hahaha ... "

Secara tiba-tiba Buggy tertawa keras. Beberapa saat kemudian dia merasakan kesakitan dan kesakitan itu semakin bertambah.

Hal itu terjadi karena Luffy berhasil menangkap salah satu kaki Buggy dan memainkannya.

"Hentikan!" Ucap Buggy.

"Yang harus berhenti itu adalah kau!" Ujar Tanaka yang melempar Buggy ke samping kanan, membuatnya terhantam dinding bangunan.

Akan tetapi hal itu tidak terlalu berdampak bagi Buggy. Dia yang sudah lepas dari Tanaka kembali melesat mengejar Nami.

"Sial, aku melakukan kesalahan." Ujar Tanaka yang langsung berlari.

"Kembalikan hartaku!" Teriak Buggy.

"Tidak Akan! Ini sekarang milikku!" Ujar Nami yang memberikan perlawanan dengan menjadikan tumpukan harta sebagai senjata untuk menghantam Buggy.

Akan tetapi yang terjadi, "Kau mengembalikan harta Karun aku, ya?" Tanya Buggy yang memegang harta karunnya.

Nami berusaha melepaskan tangan Buggy dari harta karunnya. Buggy akan menyerang Nami lagi, tapi Luffy dengan cepat berlari dan menendang Buggy.

"Itu tadi adalah pukulan untuk Pak Walikota itu." Ujar Luffy.

"Terima kasih, kau telah menyelamatkanku." Ucap Nami.

"Ya, itu tak masalah. Oh ya, petanya." Ucap Luffy.

"Pertarungan masih belum berakhir, manusia karet." Ucap Buggy.

"Dia masih hidup!" Ucap Luffy.

"Tutup mulutmu! Beraninya kau mencampuri urusanku! Aku tak akan mengampuni kamu!" Teriak Buggy.

"Bergabunglah tubuhku!" Teriaknya lagi.

Buggy menyatukan tubuhnya lagi tapi yang bergabung hanyalah kedua kaki dan tangannya, sedangkan sebagian besar tubuhnya sudah diikat oleh Tanaka sehingga tidak bisa bersatu lagi.

"Apa!?" Teriak Buggy yang terkejut akan kondisinya.

"Apa kamu sedang mencari ini?" Ucap Tanaka sambil menunjukkan hasil tindakannya.

"Fuhh~ untung saja aku tidak melewatkan kegiatan pramuka, jadinya aku bisa memberikan ikatan yang cukup kuat pada tumpukan tubuh ini." Pikir Tanaka.

"Anggota tubuhku!" Teriak Buggy.

"Kerja bagus, Tanaka!" Ucap Luffy yang lalu ia menerbangkan Buggy entah kemana yang pastinya tempat itu berada sangat jauh dari pulau tempat kami berada sekarang.

"Aku menang!"

Luffy tertawa begitu kencang atas kemenangannya itu.

"Oke, aku mendapatkan petanya, kamu sekarang menjadi navigator kami, Nami." Ucap Luffy.

"Aku cuma akan bekerjasama denganmu, ingat itu." Ujar Nami.

"Mungkin dengan mengikuti kalian, aku bisa mendapatkan harta yang lebih banyak." Ujar Nami.

Tanaka hanya menggelengkan kepalanya, melihat cewek yang sangat materialistis.

Dia meninggalkan Luffy dan Nami, berjalan mendekati Zoro untuk membangunkannya.

"Zoro, ayo pergi." Ucap Tanaka.

"Apakah pertarungan sudah selesai?" Tanya Zoro yang baru saja membuka matanya.

"Ya. Peta dan navigatornya, kita mendapatkan keduanya." Jawab Tanaka

"Oh tidak aku akan pingsan, aku tidak bisa bergerak." Ucap Zoro yang telah kehilangan banyak darah.

"Dia benar-benar monster! Bagaimana bisa dia masih hidup dengan kondisi seperti itu." Pikir Tanaka.

Tanpa basa-basi, Tanaka membopong Zoro agar bisa berjalan.

"Lukamu harus segera ditutup lagi." Ujar Tanaka.

"Aku tahu!" Sahut Zoro.

Luffy dan Nami datang menghampiri mereka berdua dan pada saat itu Luffy melihat Boodle masih pingsan.

"Aku harus membangunkannya." Ujar Luffy.

"Hei, kalian!" Sahut seseorang.

Mereka semua langsung mengarahkan pandangan ke asal suara itu dan melihat kerumunan orang dengan membawa berbagai senjata seadanya.

"Kalian bukan penduduk kota ini, kan?" Tanya salah satu penduduk.

"Ya. Kalian siapa?" Tanya Luffy.

"Kami adalah penduduk di kota ini. Apa bajak laut itu saling bertengkar? Jika kalian mengetahui sesuatu, ceritakan pada kami."

"Oh, para penduduk kota, ya. Kukira kelompok mereka masih ada lagi." Ucap Nami dengan perasaan lega.

Para penduduk yang melihat Walikotanya pingsan menjadi panik dan juga marah dan menuduh bajak laut Buggy yang melakukannya.

"Maaf, yang menghajar pak tua itu aku." Ucap Luffy dengan santainya.

"Apa?!" Teriak para penduduk dengan wajah marah sambil menatap Luffy.

"Tunggu, seharusnya kamu tak mengatakannya!" Ucap Nami.

Tanaka menghela nafas melihat Luffy yang sangat polos. Dia langsung menaruh Zoro di atas punggungnya untuk bersiap berlari.

"Tapi kau melihatnya, kan?" Tanya Luffy.

"Aku memang melihatnya, tapi ada cara lain untuk mengatakannya." Jawab Nami.

"Kenapa kamu menghajar Walikota kami?"

"Sungguh tak termaafkan!"

"Siapa kalian ini? Jangan-jangan kalian adalah teman para Bajak Laut itu?"

"Kami bukan teman mereka tapi memang Bajak Laut." Ucap Luffy dengan santainya.

"Zoro pegang yang erat tubuhku!" Ujar Tanaka yang bersiap untuk lari.

"Sudah kami duga!" Ucap para penduduk.

"Bodoh!" Teriak Nami marah.

Sedangkan Zoro yang ada punggung Tanaka tertawa.

"Tapi itu benar kan?" Tanya Luffy dengan santainya, tidak menyadari kalau perkataannya itu akan membuat kemarahan para warga kota.

"Kalian Bajak Laut, teganya kalian membuat kerusakan sebesar ini di kota kami!" Ucap salah satu penduduk.

"Meskipun kau anak-anak, kami tak akan memaafkanmu!"

"Bagaimana sekarang? Mereka tak akan mendengarkan alasan apapun dari kita." Tanya Zoro.

"Apalagi yang bisa dilakukan selain lari." Jawab Tanaka yang langsung berlari menuju ke dermaga.

Luffy yang menyengir lebar juga melakukan hal yang sama, begitu juga dengan Nami yang berlari dari kejaran para penduduk.

"Hei, belok kesana!" Ucap Luffy tiba-tiba yang berbelok di sebuah gang.

"Tu-Tu-Tunggu, jangan mengatakannya mendadak!" Ucap Nami panik.

Tanaka yang menggendong Zoro di punggung berlari mengikuti Luffy tanpa banyak berbicara.

Saat melihat Shushu didepan, Luffy melompat tinggi untuk melewatinya sedangkan yang lainnya melewatinya begitu saja.

"Guk! Guk! Guk!"

Shushu menggonggong, berusaha menahan para penduduk yang mengejar Luffy dan yang lainnya.

"Sampai jumpa, anjing!" Ucap Luffy.

"Terima kasih, Shushu!" Ucap Tanaka sambil tersenyum.

Saat sudah sampai di pelabuhan, kami akhirnya bisa bernafas lega.

"Syukurlah, kita bisa menyelamatkan diri karena dibantu Shushu. Kenapa kita harus selalu mengalami situasi seperti ini?" Tanya Nami.

"Itu tak buruk juga, kan? Kita berhasil mendapatkan apa yang kita inginkan." Jawab Luffy.

"Itu memang benar." Sahut Nami.

"Hei, apakah ini kapalmu? Bagus sekali!" Tanya Luffy.

"Sebenarnya itu bukan milikku. Aku mencurinya dari sekelompok Bajak Laut bodoh." Jawab Nami dengan santainya.

Tidak ada rasa bersalah atas apa yang dilakukannya itu.

"Berani juga kau berkata seperti itu!" Ucap salah satu anggota Bajak Laut Buggy yang sebelumnya Tanaka dan Zoro tolong.

"Kami sudah lama menunggumu, gadis pencuri." Ucap orang ketiga.

"Tak disangka kita akan bertemu lagi di pantai ini." Ucap orang kedua.

"Kamu mengenal mereka?" Tanya Luffy.

"Ya, sedikit." Jawab Nami singkat.

"Tak hanya sedikit mengenal, kita sudah lama bertemu. Jadi kau memiliki teman, ya. Kami harus memberi kalian sedikit pelajaran mengenai apa akibatnya jika berani mencuri barang milik orang lain." Ucap orang pertama.

Mereka bertiga tidak belum menyadari keberadaan Zoro dan Tanaka sehingga mereka berani berprilaku seperti itu.

Tanaka yang tidak ingin membuang-buang waktu lagi langsung melempar mereka ke laut dengan jarak yang cukup jauh.

Nami terkejut melihat tiga serangkai itu terlempar begitu saja dengan cara yang cukup misterius.

"Apa yang terjadi pada mereka? Kenapa mereka bisa terlempar begitu saja?" Tanya Nami.

"Lebih baik kita cepat pergi dari sini." Ucap Tanaka yang mengabaikan ucapan Nami dan naik ke atas kapal terlebih dahulu.

Dia meletakkan Zoro yang sudah tertidur dengan menyadarkan tubuhnya pada tiang kapal.

Saat kapal akan mulai berlayar, tiba-tiba saja dari arah pelabuhan Boodle muncul sambil berteriak.

"Hei, tunggu! Bocah-bocah kurang ajar!" Ucap Boodle yang membuat kami semua menatapnya.

"Aku selalu siap untuk mati. Saat itu kupikir jika aku mati itu tak masalah. Maaf, aku akan membalas budi kalian!" Ucap Boodle.

"Tak perlu memikirkannya! Santai saja!" Sahut Luffy.

"Sampai jumpa lagi, Pak Walikota!" Ucap Tanaka sambil melambaikan tangan dan tersenyum lebar padanya.

Saat kami sudah cukup jauh dari pulau. Suara Nami berkicau dengan sangat keras.

"Apa kau bilang?! Kau meninggalkan salah satu harta karun itu disana?!" Teriak Nami dengan terkejut dan marah pada Luffy.

"Ya." Ucap Luffy singkat dan santai.

"Satu bagian dari harta karun itu bernilai 5 juta berry!" Ucap Nami garang.

"Tapi itu untuk membangun kota, mereka butuh uang, kan?" Tanya Luffy.

"Itu adalah harta Karun aku! Apa kau tau betapa beratnya aku mendapatkannya?! Kenapa kau melakukannya?!" Ucap Nami garang lalu mencelupkan kepala Luffy kedalam air.

"Hentikan, aku tak bisa berenang." Pinta Luffy dengan panik.

"Karena itu, aku melakukannya!" Ucap Nami marah.

"Aku sudah mengerti dan aku menyesal sekarang!" Ucap Luffy dengan rasa bersalah

"Siapa yang peduli! Mati saja kau!" Teriak Nami.

"Apa kau bilang? Cepat lepaskan aku." Ucap Luffy panik.

Zoro justru tertawa melihat hal itu sedangkan Tanaka hanya bisa menghela nafas lalu mendekati mereka berdua.

"Sudahlah Nami, kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Bila kamu mempermasalahkan itu, kamu tidak ada bedanya dengan bajak laut yang kamu benci itu, kamu bisa mendapatkan harta yang lebih banyak lagi nanti jika ada kesempatan." Jelas Tanaka, membuat Nami melepaskan tangannya dari kepala Luffy.

Nami lalu menghela nafasnya.

"Ha~ hampir saja aku mati, terima kasih Tanaka." Ucap Luffy.

"Ya, sama-sama." Sahut Tanaka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!