Pemilik restoran Baratie dengan tenang melihat Sanji dan memintanya untuk ikut dengan Luffy dan lainnya berpetualang di lautan dengan menjadi bajak laut.
Dia sebenarnya sudah berada di balkon lantai dua, beberapa saat Luffy melompat ke teras lantai satu dan mengajak Sanji untuk bergabung.
Pada saat itulah dia mendengar Sanji menolak untuk bergabung karena dia harus tetap berada di restoran sampai dia yakin bahwa urusannya di restoran sudah selesai.
"Oi, pria tua, bukankah aku adalah Wakil Kepala Koki disini? Apa maksudnya kamu tidak membutuhkanku lagi?!" Tanya Sanji tidak terima dengan perkataan pemilik restoran Baratie itu.
"Kamu selalu bermasalah dengan pelanggan, terpana saat melihat seorang gadis, Kamu bahkan tidak bisa membuat makanan yang layak, kamu jadi beban bagi restoran ini. Itulah yang kukatakan." Jelas Zeff dengan tenang.
"Itu hanya alasan saja, dia ingin Sanji pergi berpetualang untuk mendapatkan impiannya, All Blue" Pikir Tanaka.
All Blue merupakan tempat legendaris, surga bagi para koki di seluruh dunia one piece karena di tempat itulah semua makhluk lautan dari empat samudra berkumpul.
"Tapi dia membuang impiannya itu karena tidak bisa meninggalkan Baratie, Sanji khawatir pada restoran ini juga Zeff yang sudah seperti ayahnya sendiri." Pikir Tanaka sambil meminum segelas air putih karena sudah selesai menghabiskan roti kering yang dicampur dengan sup jagung.
"Apa kamu bilang?" Tanya Sanji marah.
"Dan juga, koki yang lain menjauhi mu. Jadilah bajak laut atau apalah, dan cepat tinggalkan restoran ini!" Perintah pemilik restoran Baratie.
"Pak tua! Aku bisa memaafkan apapun yang kamu katakan, tapi aku tak akan tinggal diam jika ada yang menghina masakanku! Terserah apa katamu, aku akan tetap disini sebagai koki! Itu tidak bisa diganggu gugat!" Tegas Sanji sambil memegang kerah pemilik restoran Baratie itu.
"Berani sekali kau memegang kerah sang pemilik? Dasar bodoh!" Ucap Zeff yang lalu membanting tubuh Sanji hingga menabrak meja kami.
Nami, Usopp, Zoro dan Tanaka langsung mengamankan hidangan yang ada di atas meja mereka sebelum Sanji jatuh di meja itu.
"Sialan...jangan bercanda...tidak peduli seberapa keras kamu mencoba mengusirku, aku akan tetap bekerja disini sebagai koki sampai kamu mati!" Tegas Sanji.
"Aku tidak akan mati! Aku akan hidup 100 tahun lagi!" Balas Zeff tidak mau kalah dan pergi dari tempat itu begitu saja.
"Itu tidak mungkin, tapi aku mungkin karena aku abadi." Pikir Tanaka.
"Pegang kata-katamu itu, pria tua!." Ucap Sanji yang kesal.
"Syukurlah kamu mendapatkan izin darinya, sekarang kamu bisa menjadi anggota bajak lautku." Ucap Luffy dengan tersenyum.
"Tidak akan!" Ucap Sanji marah.
Sanji membetulkan meja kami kembali dan mulai menggoda Nami dengan segelas wine dan cemilan buah.
"Lalu, maafkan tentang yang tadi. Kalau begitu aku akan membuatkan kamu buah Macedonia dan anggur Gran Mane." Ucap Sanji dengan bersikap gentleman.
"Wah, terima kasih! Kamu sangat baik!" Puji Nami.
"Tidak juga, ini sudah biasa bagi restoran ini, memberikan pelayanan terbaik untuk nona cantik seperti kamu" ujar Sanji yang menggombal.
"Bagaimana permohonan maaf untuk kami?! Aku akan menuntut kamu, koki cinta bodoh!" Protes Usopp.
"Aku sudah membuatkan teh panas untukmu, kan? Berterima kasihlah padaku, hidung panjang." Ejek Sanji.
"Kau ingin berkelahi! Aku akan serius melawan mu, lawan dia, Zoro, Tanaka!" Pinta Usopp.
"Lakukan saja sendiri." Ucap Zoro dan Tanaka secara bersamaan.
Usopp dan Sanji kembali bertengkar karena Usopp meminta Sanji untuk membereskan piring yang ada di atas meja.
Sementara itu, Tanaka ingin mencoba buah Macedonia yang ada di depan Nami, tapi dihentikan oleh Sanji yang melihat itu dengan memukuli tangan Tanaka yang ingin mengambil sedikit hidangan itu.
"Hei, berhenti! Aku membuatnya bukan untuk kamu" Ujar Sanji.
"Ck, dasar pelit!" Ujar Tanaka dengan sinis
"Berhenti! Tolong jangan berkelahi karena aku." Ucap Nami dengan bersikap genit dan manja.
"Baik, aku akan berhenti." Tegas Sanji dengan mata lope-lope.
"Siapa yang bilang itu karena mu?!" Teriak Usopp yang marah.
"Oh ya, ngomong-ngomong tuan koki~" ujar Nami dengan manja sambil mengelus wajah Sanji yang sudah membuat dirinya sangat gugup dan nafasnya memburu seperti om-om hidung belang.
" Makanan disini sangat enak, tapi kelihatannya sedikit mahal untuk orang sepertiku." Ucap Nami dengan sok manis dan menggoda Sanji.
"Tentu saja, untukmu gratis." Ucap Sanji dengan tegas.
"Terima kasih !" Ucap Nami yang langsung memeluk Sanji yang matanya langsung membentuk lope berukuran besar
"Untuk kalian tidak gratis." Ucap Sanji sambil menatap Zoro, Usopp dan Tanaka.
"Kau sangat mudah ditebak." Ucap Zoro.
"Koki biaya darat!" Ejek Tanaka.
"Dasar koki genit!" Protes Usopp.
Sanji hanya mengabaikan ucapan mereka bertiga dan kembali menyambut tamu yang datang, terutama tamu wanita sehingga membuat pasangan dari wanita itu menjadi kesal atas perilaku Sanji.
"Kamu benar-benar pintar memanfaatkan keadaan, dasar licik!" Ujar Zoro pada Nami.
"Kamu harus selalu berhati-hati padaku!" Ujar Nami dengan genit.
Luffy yang duduk bersama anggotanya, meminum teh dan memuji teh tersebut.
"Kamu pelayan! Dan pelayan tidak boleh duduk dengan pelanggan restoran ini!" Ucap Sanji sambil menendang Luffy yang tidak berefek sama sekali karena tubuh karetnya.
Sanji lalu menyeret Luffy pergi untuk kembali bekerja dan menjelaskan tugasnya sebagai pelayan.
"Aku mengerti." Ujar Luffy dengan lirih.
Tanaka yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak ada habisnya Luffy bertindak seenaknya saja.
Beberapa hari kemudian, hari berlalu dengan tenang dan damai. Kapal Going Merry belum melanjutkan pelayarannya karena kapten kapal itu masih tertahan di restoran Baratie untuk bekerja sebagai pelayan tanpa ada gaji sama sekali.
"Dua hari telah berlalu, kapan kita bisa pergi dari sini?" Tanya Usopp.
"Entahlah..." Ucap Zoro dengan santainya sambil tiduran di atas lantai kapal dan mulutnya terbuka karena menguap.
"Apakah dia akan benar-benar bekerja disini tanpa dibayar selama setahun?" Tanya Usopp.
"Tak apa, kan? Makanan disini enak dan tempatnya nyaman." Ujar Nami yang optimis.
"Itu menurutmu." Ucap Zoro yang tidak terima akan hal itu.
Pada saat itu, Tanaka yang sedang bersantai tepi kapal sambil melihat arah restoran, terlihat Luffy yang sedang membawa kantung sampah yang begitu besar.
"Hei, Luffy! Ada apa?! Ayo pergi dari sini secepatnya!" Ucap Usopp yang menyadari keberadaan kapten kapal Going Merry.
"Tunggulah sebentar lagi, aku akan membujuk pemilik restoran lagi." Ucap Luffy dengan santainya.
Beberapa saat kemudian, terjadi keributan di restoran Baratie karena melihat kapal besar sedang berlayar ke arah restoran itu.
"Itu kapal bajak laut Krieg!"
"Jam pasir dengan tengkorak, itu sudah dapat dipastikan kapal bajak laut Krieg."
Tanaka dan lainnya juga melihat kapal Bajak Laut Krieg itu yang semakin dekat dengan restoran Baratie.
"Ini gawat! Aku tidak ingin terlibat dalam masalah ini, ayo kita pergi dari sini sekarang!" Pinta Usopp dengan panik.
"Galleon nya besar sekali!" Ucap Nami yang kagum akan kebesaran kapal tersebut.
Kapal bajak laut Krieg terus mendekat dan akhirnya mereka melihat ada keanehan pada kapal tersebut. Bila dilihat baik-baik, terdapat beberapa kerusakan di kapal Bajak Laut Krieg itu.
"Kerusakannya sangat parah, apa Ini perbuatan si mata elang, Mihawk?" Pikir Tanaka yang melihat kerusakan di kapal Bajak Laut Krieg.
Kapal itu berlabuh dan dua orang dengan salah satunya dibopong untuk bisa berjalan memasuki restoran.
"Itu pasti Gin dan kaptennya, Don Krieg." Pikir Tanaka.
Tanaka dan lainnya mendengar keributan dari dalam restoran. Lalu para pelanggan lari keluar restoran dengan ketakutan.
"Apa yang terjadi di sana?" Tanya Usopp.
"Kita akan tau jika kita kesana." Ucap Zoro yang penasaran dan sedikit bersemangat.
"Apa?! Yang benar saja?!" Teriak Usopp.
"Ada apa? Apa kau takut?" Tanya Zoro yang menggoda Usopp..
"Takut? Tentu saja tidak, aku Usopp yang hebat hanya meminta untuk jangan berbuat bodoh!" Ngeles Usopp.
"Ini aneh, hampir tidak ada tanda seseorang berada di kapal itu." Ucap Zoro sambil menatap kapal milik Don Krieg.
Zoro dan lainnya masih berada di kapal menatap keributan yang terjadi di Baratie.
"Ayo kita kesana." Ucap Zoro dengan penuh semangat karena penasaran.
Dia melompat dari kapal Going Merry ke teras restoran.
Tanaka juga mengikutinya dengan melayang melewati tepi kapal dan mendarat dengan mulus di teras restoran.
"Aduh!" Teriak Usopp yang wajah terbentur lantai teras restoran.
Pada saat dia juga melompat, meniru Zoro, salah satu kakinya tersandung tepi kapal dan akhirnya terjadi seperti itu.
"Aku akan tetap di kapal saja!" Teriak Nami.
Zoro hanya menganggukkan kepalanya dan dia berpikiran kalau Nami sedang ketakutan sehingga dia berkata seperti itu.
Sementara Tanaka tahu kalau Nami akan pergi berlayar dengan Going Merry menuju ke pulau tempat kelahirannya untuk menyelamatkan pulau itu dari tangan manusia ikan, Arlong yang merupakan anggota bajak laut matahari.
Mereka bertiga segera berlari menuju ke arah pintu restoran, akan tetapi pada saat itu seseorang terlempar ke tepi teras restoran dengan ledakan.
Hal itu tentu saja membuat mereka bertiga langsung berhenti untuk melihat orang yang mendapatkan kemalangan tersebut.
"Kenapa dia diledakkan? Apa dia mati?" Tanya Usopp.
Zoro ingin mendekati pria malang itu yang tidak lain adalah Don Krieg. Akan tetapi langkahnya dihentikan oleh Tanaka.
"Lebih baik kita lihat dari jauh untuk saat ini, jangan mendekatinya." Saran. Tanaka.
"Kenapa? Kamu sudah merasa takut!" Tanya Zoro yang meledek.
"Tidak, lihatlah itu!" Ujar Tanaka sambil menunjuk ke arah Don Krieg yang bangkit dan terlihat zirah berwarna emas melapisi seluruh tubuhnya bagian atas, kecuali kepala.
"Dia masih hidup!? Dan apa-apaan zirah warna emas itu?" Tanya Usopp yang terkejut.
Don Krieg bangkit berdiri dan berjalan masuk ke dalam restoran lagi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara tembakan yang terus menerus sampai akhirnya terhenti.
"Apa yang terjadi di dalam sana?" Tanya Usopp dengan kakinya gemetaran.
Zoro dan Tanaka segera mendekati pintu. Usopp juga ikutan, meskipun dia berjalan cukup aneh karena kakinya terus gemetaran.
Mereka melihat dari belakang Don Krieg sedang berhadapan dengan pemilik restoran.
Selain itu, beberapa orang mengalami luka tembak dan ada juga yang tergeletak di lantai tanpa bergerak sama sekali dengan tubuh mereka berlubang kecil di beberapa bagian.
Usopp yang melihat itu semakin ketakutan dan kakinya menjadi lebih kuat gemetaran nya sampai dia tidak sanggup berdiri.
Tanaka menendang kaki Usopp yang gemetaran hingga ia terjatuh.
"Apa yang kamu lakukan itu, Tanaka?!" Ucap Usopp yang kaget akan tindakan tiba-tiba Tanaka.
"Kakimu terus gemetaran, kamu tidak seharusnya merasa takut di depan musuh atau kamu akan dihabisi dalam hitungan detik." Jelas Tanaka dengan wajah serius menatap Usopp.
"Bukankah kamu, Usopp yang hebat, kenapa berperilaku seperti orang pengecut?" Tanya Tanaka.
"Ini hanya ... Ah! Aku memiliki penyakit yang mana bila aku terlalu bersemangat maka kakiku akan gemetaran." Ujar Usopp yang berbohong.
Tanaka hanya menatap datar pada Usopp dan kemudian mengalihkan pandangan ke dalam restoran.
"Hei, jangan abaikan aku!" Teriak Usopp yang marah.
Don Krieg yang sedang berhadapan dengan pemilik restoran yang akhirnya Tanaka tahu namanya, yakni Zeff si kaki merah yang merupakan bajak laut terkenal dan kuat, tapi lebih memilih menjadi koki di kapalnya.
Pembicaraan terus berlanjut sampai akhirnya, Don Krieg menyatakan kalau dirinya akan menjadi raja bajak laut.
"Hei, tunggu dulu!" Sahut Luffy sambil menunjuk ke arah Don Krieg. "Yang akan menjadi raja bajak laut itu aku, bukan kamu!"
"Kenapa kamu malah menantangnya, Luffy?" Tanya Usopp yang gemetaran.
Semuanya orang yang ada dalam restoran terdiam saat Luffy mengatakan itu. Beberapa koki memberikan peringatan untuk tidak berbicara aneh yang bisa membuatnya terbunuh dalam kondisi kacau di restoran itu.
"Kamu bilang apa, bocah?" Tanya Don Krieg dengan intimidasi. "Jangan membuat lelucon seperti itu! Itu bisa membuatmu terbunuh!"
"Tidak, apa yang aku katakan bukan lelucon tapi kebenaran, aku yang akan menjadi raja bajak laut dan aku tidak akan menarik kata-kataku ini!" Ujar Luffy yang tidak takut sama sekali, bahkan dia tersenyum.
Melihat kapten sudah menyatakan perang pada Don Krieg, Tanaka langsung masuk, berjalan mendekati Luffy, melewati Don Krieg begitu saja.
Begitu juga dengan Zoro dan Usopp, tentu saja Usopp berlindung pada Zoro karena dia merasa ketakutan.
"Apa kamu akan bertarung, Luffy?" Tanya Tanaka saat berada di dekat Luffy.
"Butuh bantuan?" Tanya Zoro.
"Ka-Kalau tidak butuh bantuan, ti-tidak masalah." Ucap Usopp dengan kaki gemetaran.
"Zoro! Usopp! Tanaka! Kalian disini, ya? Tidak usah khawatir, aku bisa mengalahkannya." Ucap Luffy dengan santainya.
"Be-Begitu? Sa-Sayang sekali, tapi kalau kau memaksa, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Ta-Tapi kalau kau dalam keadaan terdesak, kami akan membantumu. Ja-Jadi berjuanglah!" Ucap Usopp masih dengan kaki yang gemetaran.
Don Krieg melihat Usopp, Zoro, dan Tanaka. Dia memperhatikan sejenak ketiga orang itu dan kemudian tertawa.
"Apa mereka krumu? Krumu sangat sedikit sekali dan hanya bocah." Ucap Don Krieg dengan tertawa.
"Hei, aku bukan bocah! Umurku sudah 30an!" Pikir Tanaka sambil menatap tajam ke Don Krieg.
"Bicara apa kau?! Ini belum semuanya, masih ada dua lagi!" Ungkap Luffy yang memasukkan Sanji ke dalam anggota bajak lautnya dengan seenaknya.
"Hei, kau menghitung ku juga?!" Ucap Sanji yang tidak terima.
Don Krieg secara tiba-tiba berteriak dan menjelaskan tentang keadaan saat berada di Grand Line.
"Kapal armada ku sebanyak 50 kapal langsung hancur tanpa tersisa hanya dalam satu Minggu di Grand Line." Ungkap Don Krieg.
Mendengar pengungkapan itu, tentu saja membuat semua orang terkejut dan bertanya apa yang terjadi pada bajak laut Krieg.
"Kamu dengar itu, 50 kapal hancur hanya dalam seminggu." Ujar Usopp yang ketakutan dan menangis.
"Sangat menarik!" Ujar Zoro dengan santainya.
"50 kapal hancur dalam seminggu, apa mata elang yang melakukannya? Mungkinkah dia bermain-main dengan Don Krieg karena dengan kekuatannya itu dia bisa membinasakan semua tanpa tersisa hanya dalam beberapa jam." Pikir Tanaka.
"Aku akan melayanimu nanti. Aku akan pergi memberi makan anak buahku dulu. Siapa saja yang tidak ingin mati bisa meninggalkan restoran dan lari. Yang aku inginkan hanya catatan perjalanan itu dan kapal ini. Tapi jika kalian memang ingin mati sia-sia. Memang merepotkan, aku akan mengubur kalian di dalam lautan. Camkan itu." Ancam Don Krieg lalu pergi ke kapalnya sambil membawa sekantong penuh makanan.
"Maafkan aku, Sanji-san. Aku tidak menyangka ini akan terjadi." Ucap Gin yang merasa menyesal akan apa yang dilakukan oleh kaptennya.
"Kamu tidak perlu meminta maaf. Setiap koki di restoran ini memiliki anggapan bahwa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang benar, itu saja." Jelas Zeff.
"Pemilik, kenapa kamu bersikap seakan-akan memihak pada Sanji?" Ucap Patty yang tidak terima.
Beberapa koki lainnya juga berpikiran sama seperti Patty.
"Benar sekali, dialah yang seharusnya bertanggung jawab atas semua ini!"
"Dia berusaha menghancurkan restoran berharga mu ini!"
Tanaka mendengus saat para koki itu mengajukan protes.
"Mereka bukanlah seorang koki, hanya bekerja sebagai koki. Seorang koki sebenarnya tidak akan membiarkan orang yang datang meminta makanan padanya diabaikan atau diusir begitu saja." Pikir Tanaka.
Selain itu ada juga alasan lain yang membuat Sanji melakukan hal seperti itu.
"Diam, bodoh! Apa kalian pernah merasakan bagaimana rasanya diambang kelaparan?! Kehilangan makanan dan air di lautan besar ini, apa kalian tau bagaimana menakutkannya itu?! Apa kalian tau bagaimana kerasnya itu?!" Ungkap Zeff.
"Apa maksudmu, pemilik?" Tanya Patty yang bingung, begitu juga dengan koki lainnya.
"Perbedaan antara Sanji dengan kalian semua adalah mengerti atau tidaknya akan hal itu." Tegas Zeff.
"Apa maksudnya?"
"Pemilik bilang Sanji mengerti akan hal itu?"
Tentu saja para koki tidak akan mengerti akan apa yang diucapkan oleh Zerf, karena hanya dia dan Sanji yang merasakan langsung bagaimana rasanya hampir mati akibat kekurangan makanan dan minuman di sebuah pulau kecil yang tidak ada makanan dan pulaunya di kelilingi monster laut yang membuat tidak bisa mengambil ikan.
"Jika kalian punya waktu untuk menggerutu, lebih baik tinggalkan restoran ini lewat pintu belakang sekarang!" Pinta Zeff dengan tegas.
"Aku akan tetap disini dan bertarung. Aku tidak bisa menerima jika aku dikalahkan dan tidak membalas." Ucap Patty yang menolak untuk pergi.
"Aku juga! Tempat ini adalah restoran tempatku bekerja selama ini!"
"Kami tak memiliki tempat untuk pergi!"
Para koki lainnya juga berpikiran sama seperti Patty. Mereka tidak bisa pergi begitu saja karena mereka berhutang kebaikan pada Zerf yang telah menerima mereka di restoran itu, meskipun mereka bajak laut sebelumnya.
"Apa yang kalian lakukan?! Kalian sudah mengerti betapa kuatnya Don, bukan?!" Tanya Gin yang khawatir.
"Hei, Gin! Biar kukatakan sesuatu. Memberi makan orang lapar adalah prinsip kokiku. Tapi mereka yang akan kami hadapi adalah perampok dengan perut yang penuh. Aku tidak akan membiarkanmu protes bahkan jika aku menghajar teman bajak lautmu. Jika ada orang yang ingin mengambil alih restoran ini, bahkan jika orang itu adalah kamu, aku akan membunuhnya tanpa ragu! Kamu mengerti?" Ucap Sanji dengan wajah menyeramkan.
"Membiarkannya hidup kemudian membunuhnya? Kau benar-benar bodoh, Sanji." Ucap Patty.
"Diam kau, koki bodoh!" Ucap Sanji.
"Kalian lihat, kan? Dia keren, kan?" Ucap Luffy yang tertawa nyengir.
"Ya, Kamu benar kapten! Dia cocok untuk menjadi anggota bajak lautmu yang isinya orang-orang istimewa" Jawab Tanaka sambil tersenyum.
"Siapa yang peduli padanya! Lebih baik kita pergi dari sini sekarang!" Pinta Usopp.
"Kalau kamu mau pergi, pergilah, aku akan tetap disini bersama kapten!" Ujar Tanaka yang menatap tajam pada Usopp.
Usopp terdiam melihat Tanaka seperti itu.
"Tenang saja! Krieg itu hanya rongsokan besi yang sudah rusak." Ujar Zoro dengan santainya.
Sementara itu, Luffy bertanya pada Gin mengenai Grand Line. "Gin! Kamu bilang kamu tidak tau apa-apa tentang Grand Line, kan? Padahal kamu pernah kesana, kan?"
"Aku masih tetap tidak tau. Apa yang terjadi setelah kami memasuki Grand Line. Aku tidak tau apakah itu mimpi atau kenyataan. Aku masih tidak bisa meyakininya." Jawab Gin yang gemetaran ketakutan karena mengingat kembali kejadian mengerikan yang dialaminya.
"Aku masih tidak percaya kalau armada dengan 50 kapal dihancurkan hanya oleh satu orang." Ungkap Gin.
"Nani?!" Ujar mereka semua terkejut dan tidak percaya.
Hanya Tanaka dan Zoro yang tetap diam.
"Itu terjadi secara tiba-tiba. Segera setelah orang itu muncul, dia menenggelamkan kapal satu persatu. Saat itu tak ada badai sehingga kami bisa menyelamatkan diri, kalau tidak, kapal kami juga sudah pasti akan hancur. Aku tidak tau berapa kapal yang tersisa, aku hanya merasakan kengerian yang membuatku tak bisa menerima kenyataan itu." Jelas Gin dengan tubuh gemetaran.
"Aku tak ingin mengingatnya lagi. Orang itu, sorot mata tajamnya yang seperti elang memberikan rasa dinginnya kematian." Ungkap Gin.
"Apa kamu bilang?!" Tanya Zoro yang terkejut saat mendengar penjelasan dari Gin.
"Orang itu pasti orang yang memiliki julukan pendekar pedang mata elang. Yang kau katakan bahwa matanya yang seperti elang memang belum bisa jadi bukti, tapi kerusakan yang kalian terima sangat membuktikan kalau itu perbuatannya." Ungkap Zeff.
"Laki-laki berjulukan pendekar mata elang!" Sahut Zoro dengan tubuh yang gemetaran.
"Sepertinya kau menjadi bersemangat, ya?" Tanya Tanaka yang melihat Zoro.
"Ya, dia adalah orang yang kucari selama ini. Aku berlayar untuk bertemu dia." Jawab Zoro dengan semangat.
"Apakah orang itu memiliki suatu dendam pada kalian?" Tanya Sanji yang penasaran.
"Kami tidak pernah melakukan sesuatu padanya!" Jawab Gin.
"Lain hal lagi jika kalian mengganggu tidur siangnya." Ujar Zeff dengan tenang.
"Jangan bodoh! Jangan bercanda, dia tak mungkin menghancurkan armada kami untuk alasan seperti itu!" Jawab Gin langsung.
"Apa yang tidak mungkin, orang-orang yang berada di Grand Line, sekumpulan orang yang bisa berbuat seenak mereka." Pikir Tanaka.
"Apapun bisa menjadi alasan untuk bertempur, meskipun itu hanya masalah kecil."
Zerf dengan sikap tenangnya, menjelaskan tentang apa yang dikatakannya pada Gin.
"Jangan tersinggung, itu hanya pemisalan saja. Aku hanya memberikan contoh bahwa Grand Line itu tempat yang seperti itu." Ucap Zeff.
"Tempat seperti apa itu?" Tanya Usopp dengan panik.
"Itu berarti apapun bisa terjadi di sana, kan?" Jawab Zoro.
"Hei Luffy, sepertinya kita memang tak boleh pergi ke tempat seperti itu! Luffy!" Ucap Usopp.
Luffy hanya diam saja tidak menjawab Usopp.
"Hei, Luffy!" Panggil Usopp.
Tanaka menghela nafas panjang saat melihat Luffy tersenyum nyengir.
"Percuma, Usopp, kapten kita sangat menyukai tempat seperti itu, lihatlah, dia tersenyum nyengir, bukan merasa takut meskipun sudah mendengarkan apa yang terjadi di Grand Line pada bajak laut Krieg." Ujar Tanaka.
"Shi shi shi, sepertinya menyenangkan sekali! Memang seharusnya seperti itu!" Ucap Luffy dengan tertawa senang.
"Kamu harus memahami apa itu bahaya!" Ucap Usopp garang.
"Tujuan utamaku sekarang adalah mencapai Grand Line dengan begitu, aku bisa bertemu dengannya jika aku pergi kesana." Ujar Zoro dengan penuh semangat dan motivasi.
"Kamu tidak perlu kesana, Zoro." Sahut Tanaka.
"Apa maksudmu?" Tanya Zoro bingung.
"Ya,mungkin kamu akan bertemu dengannya disini." Jawab Tanaka dengan santainya.
Zoro hanya kebingungan dengan ucapan Tanaka itu.
"Kalian itu bodoh atau apa? Orang seperti kalian adalah tipe orang yang akan cepat mati." Ucap Sanji pada Luffy dan Zoro.
"Memang benar, tapi tak perlu menyebut kami bodoh. Ketika aku memutuskan untuk menjadi pendekar pedang terkuat, aku memutuskan untuk mencurahkan seluruh hidupku untuk tujuan itu. Karena itu keputusanku, jadi orang yang berhak menyebutku bodoh hanya aku." Tegas Zoro.
"Zoro bodoh!" Ucap Tanaka yang menggoda Zoro.
"Sudah kubilang tidak ada yang boleh menyebutku bodoh selain aku!" Ucap Zoro garang.
Tanaka pun tertawa melihat reaksi Zoro yang seperti itu.
"Aku juga, aku juga!" Ucap Luffy yang membuat aku dan Zoro mengalihkan perhatian padanya.
"Yang mana? Bodoh atau apa?" Pikir Tanaka.
"Ah, itu memang wajah untuk seorang yang berlayar di lautan!" Ujar Usopp dengan angkuh.
"Kalau kamu yang bilang, sudah jelas itu kebohongan!" Ucap Zoro.
"Dasar omong kosong." Ucap Sanji.
"Hei, hei! Apa kalian sadar bagaimana situasi kita sekarang ini? Kapal yang tertambat di depan restoran adalah kapal raksasa milik Laksamana Bajak Laut Don Krieg! Jika kalian ingin lari dari kenyataan, lakukanlah setelah kita melewati situasi hidup dan mati ini!" Jelas Patty.
Tidak lama kemudian, terdengar keributan di luar restoran.
"Waaaaaa~ mereka mulai berdatangan!"
"Bersiap!"
"Kita harus mempertahankan restoran kita ini!"
Orang-orang dalam restoran panik dan mempersiapkan diri dengan senjata seadanya. Seperti pisau dapur, garpu, sendok sup, wajan, panci dan alat-alat yang ada di dapur.
"Tunggu! Ada yang aneh?" Ujar Patty.
Mereka melihat kapal bajak laut Krieg sudah dihancurkan oleh seseorang dengan membuat terpotong-potong, lalu beberapa bagian tengelam bersama dengan kru kapal itu.
Guncangan yang dibuat oleh orang yang menghancurkan kapal bajak laut Krieg begitu kuat sampai membuat gelombang di lautan.
"Angkat jangkarnya! Atau kita akan terhisap bersama kapal itu!" Perintah Zeff.
"Baik!" Sahut para koki.
"Ini buruk! Nami, Yosaku dan Johnny masih di kapal kita!" Ucap Zoro.
"Sial! Mungkin sudah terlambat!" Ucap Usopp.
Zoro, Luffy dan Usopp pun berlari keluar Baratie. Sedangkan Tanaka hanya berjalan tanpa merasa khawatir karena dia sudah tahu kalau Nami telah pergi dengan Going Merry.
Mereka bertiga yang sudah keluar dari restoran tidak menemukan Going Merry di tempat kapal itu berlabuh.
Tanaka melihat Johnny dan Yosaku yang berenang untuk sampai ke Baratie dan memberitahu pada yang lainnya.
"Yosaku! Johnny! Apa kalian baik-baik saja?" Tanya Zoro.
"Dimana kapalnya?! Apa yang terjadi dengan Nami?!" Tanya Luffy.
"Mengenai itu, maafkan kami." Ucap mereka.
"Nami ..." Ucap Johnny yang berhenti bicara karena bingung untuk menjelaskannya.
"Dia membawa semua hartanya dan kabur!" Ucap Yosaku yang langsung memberitahukan hal itu.
Zoro dan Usopp lalu menarik Johnny dan Yosaku keatas Baratie.
"Apa kamu bilang?!" Ucap Usopp yang terkejut.
"Nami membawa kabur Going Merry?!" Tanya Luffy.
"Apa maksudnya itu?!" Tanya Zoro juga.
"Maksudnya, Nami mencuri kapal kita." Jawab Tanaka.
"Aku tahu itu, tapi kenapa dia melakukannya?" Tanya Zoro.
"Kalau itu, mari kita dengarkan cerita dua Junior Kamu ini." Jawab Tanaka.
Johnny dan Yosaku menceritakan semua yang terjadi secara detail.
"Begitulah ceritanya dia mengambil kapal." Ucap Johnny mengakhiri ceritanya.
"Maafkan kami!" Ucap Yosaku.
"Sial, dia membuat semuanya semakin memburuk!" Ngeluh Zoro.
"Kapal itu pemberian Kaya!" Ujar Usopp yang marah.
"Tunggu, aku masih bisa melihat kapal Going Merry nya! Dimana kapal kalian?" Ucap Luffy.
"Masih ada disana." Ucap Yosaku.
"Zoro! Usopp! Tanaka Cepat pergilah! Bawa kapal itu dan kejar Nami!" Perintah Luffy.
"Lupakan saja. Berikan saja kapalnya padanya. Tak perlu lagi mengejar wanita itu." Tolak Zoro.
"Tidak, itu kapal pemberian Kaya, kita harus mengambilnya." Ujar Usopp.
"Aku tak ingin navigator kapal selain dia!" Tegas Luffy.
Luffy dan Zoro bertatapan beberapa saat.
"Aku mengerti, itu adalah perintah dari kapten. Hei Usopp, Tanaka, ayo pergi!" Ucap Zoro.
"Ya." Ucap Usopp.
"Aku tinggal disini bersama kapten, bisa gawat kalau dia ditinggalkan sendirian." Ujar Tanaka.
Zoro menganggukkan kepalanya setuju dengan Tanaka. Luffy tidak bisa ditinggal sendirian karena dia suka bertindak seenaknya tanpa memikirkan akibatnya.
"Abang Zoro, kapalnya sudah siap!" Ucap Johnny dan Yosaku.
Pada saat itu, secara perlahan muncul seseorang yang datang ke Baratie dengan kapal kecil, melalui puing-puing kapal bajak laut Krieg yang hancur.
Mereka semua pun mengalihkan perhatian pada orang itu.
"Orang itu..." Ucap Zeff yang terkejut.
Lalu terlihat sosok seorang dengan mata tajam seperti elang, membawa sebuah salib besar di punggungnya.
Zoro mengalihkan pandangannya menatap orang itu begitu juga denganku.
Tubuh Zoro lalu gemetaran begitu hebat.
"Jangan-jangan, dia orang berjulukan mata elang!" Ucap Zoro.
"Sepertinya, iya berdasarkan sorotan matanya yang seperti mata elang, kemungkinan besar dia si mata elang, Mihawk." Jawab Tanaka sambil tersenyum seringai.
Dia akan melihat pertarungan antara dua pendekar pedang hebat, Mihawk dan Zoro secara langsung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Miku
lanjut Thor 😁😁😁 semangat terus 💪💪💪💪💪
2023-05-17
0