12

Tanaka, Usopp, Zoro, Nami dan Luffy berada di sebuah jalan miring dan merupakan satu-satunya akses untuk naik ke tebing.

Suasana pada saat itu sudah malam hari dan mereka sedang membuat rencana.

"Baiklah, mereka akan menyerang dari pantai sebelum fajar. Tapi hanya satu rute tanjakan inilah jalan menuju desa. Ada satu jalan lain melewati bukit karang tapi itu sulit untuk dilewati. Jadi jika kita bisa menjaga tanjakan ini dari mereka, desa tidak akan diserang!" Jelas Usopp.

"Begitu ya, mudah sekali!" Ucap Luffy dengan santainya.

"Tapi kita harus menjaganya dengan kekuatan kita! Apa saja yang kalian bisa?" Tanya Usopp.

"Menebas." Ucap Zoro.

"Memanjang." Ucap Luffy.

"Mencuri." Ucap Nami.

"Menggunakan kekuatan force." Ucap Tanaka.

"Bersembunyi." Ucap Usopp dengan santainya.

"Kau harus bertarung!!" Ucap Luffy, Zoro dan Nami marah.

Tanaka hanya bisa menghela nafas melihat kekonyolan yang dilakukan oleh Usopp.

"Eh, aku hanya bercanda! Aku ada rencana!" Ucap Usopp.

Usopp lalu membawa beberapa tong minyak dan menumpahkannya di jalan tanjakan.

"Yosh, sempurna! Sekarang mereka tak akan bisa menaiki tanjakan ini, karena minyak yang aku tuangkan ke jalan ini! Kita akan membuat mereka terpeleset di tanjakan ini, lalu menyerang mereka saat dalam kondisi tergelincir!" Jelas Usopp.

"Percuma saja, karena mereka akan berlabuh disisi lain pulau." Pikir Tanaka yang ingin bilang tapi mengurungkannya.

"Dengan minyak, ya, apa ini akan berhasil?" Tanya Nami.

"Pasti! Apapun yang terjadi kita akan melindungi tanjakan ini!" Tegas Usopp.

"Semoga saja tak ada salah satu dari kita yang tergelincir di tanjakan ini. Anggap saja kita sedang membuat jebakan semut api." Ujar Nami.

"Kau ini bisa-bisanya memikirkan cara selicik ini!" Puji Luffy.

"Tentu saja! Yang paling kubanggakan dalam diriku adalah kelicikanku dan keahlianku bermain ketapel!" Ujar Usopp dengan bangga akan hal itu.

Hari hampir fajar tapi belum ada tanda-tanda para bajak laut itu akan datang.

Tanaka sudah pergi meninggalkan tempat itu untuk menuju ke lokasi yang sebenarnya para bajak laut Kuro berlabuh dan posisi iya berada di tempat dirinya pertama kali menginjakkan kaki di pulau tersebut.

Dia tidak memberitahukan hal itu dan dia bisa pergi meninggalkan mereka dengan beralasan kalau ada sesuatu yang harus dia ambil di kapal.

Luffy dan lainnya dengan mudah percaya apa yang dikatakan oleh Tanaka. Bahkan Zoro memberikan ejekan kalau Tanaka takut dan membuat alasan seperti itu.

Tentu saja Tanaka tidak menggubrisnya dan segera pergi ke tempat kapal bajak laut Kuro berlabuh.

"Lama sekali mereka. Bahkan langitnya sudah terang, apa yang mereka lakukan?" Ucap Luffy saat hari sudah fajar tapi para bajak laut itu sama sekali tidak terlihat.

"Apa mungkin mereka ketiduran?" Tanya Zoro.

"Tidak. Sebentar lagi mereka pasti akan menunjukkan diri." Ucap Usopp yang percaya diri akan hal itu.

"Oh, ya. Apa hanya perasaanku saja? Aku mendengar suara berisik dari suatu tempat." Ucap Nami yang menajamkan pendengarannya. "Aku benar-benar mendengarnya!"

"Usopp, apa kau yakin mereka melakukan penyerangan dari sisi pantai yang ini?" Ucapku.

"Ka ... Kalau dipikir kembali, di sebelah utara pulau juga ada tempat untuk berlabuh! Jangan-jangan..." Ucap Usopp khawatir.

"Jadi maksudmu kita menunggu di tempat yang salah?" Tanya Luffy.

"Karena tempat ini adalah pertemuan rahasia mereka sebelumnya, jadi kupikir..." Ucap Usopp yang mulai merasa sangat khawatir kalau dirinya telah salah.

Nami menghela nafas mendengar hal itu.

"Hei, cepatlah! Mereka bisa masuk ke desa, dimana tempatnya?!" Tanya Luffy.

"Jika kau berlari lurus ke utara, kau akan sampai kesana dalam waktu tiga menit! Kondisi daerah itu kurang lebih sama dengan tempat ini, jadi kita harus menghentikan mereka di sana!" Ucap Usopp.

"Jangan khawatir, kita akan melakukan sesuatu!" Ucap Luffy dengan santainya.

"Ini gawat!" Ucap Nami membuat kami semua menatapnya. "Pesisir utara adalah tempat dimana kapal kita berada! Mereka bisa mengambil harta karunku!"

"Bukankah, Tanaka sedang pergi ke kapal kita?" Tanya Zoro.

"Ayo pergi sekarang juga, bisa gawat kalau Tanaka bertemu dengan mereka!" Ujar Luffy yang segera pergi meninggalkan tempat itu.

"Lurus ke utara! Lurus ke utara!" Ucap Luffy sambil berlari.

"Aneh sekali, aku malah sampai ke desa! Aku sudah lari ke arah yang lebih dingin!" Ucap Luffy yang bingung.

Sementara itu, Tanaka sedang berdiri di puncak jalan yang agak miring dan merupakan satu-satunya akses jalan untuk mencapai puncak.

"Aku dapat melihat kapal bajak laut itu." Gumam Tanaka.

Tanaka bermaksud untuk menahan para anggota bajak laut Kuro sampai Luffy dan lainnya sadar kalau mereka di posisi yang salah sehingga datang ke tempat yang sebenarnya dan itu berada di tempat Tanaka berada saat ini.

"Uooo~"

"Yeaaaa~"

"Mari kita jarah kota dan rumah besar yang ada di sana!"

Para anggota bajak laut Kuro telah mendarat di pulau dan segera berlari menuju ke desa.

Akan tetapi langkah mereka langsung terhenti karena Tanaka mendorong mereka kembali ke bawah saat mereka sudah setengah jalan mendaki jalan miring tesebut.

"Apa!"

"Mengapa kita terjatuh?"

"Apa yang kalian lakukan? Cepat pergi ke desa!" Teriak Jango dengan marah.

"Ada sesuatu yang mendorong kita ke bawah, wakil kapten." Ucap salah satu orang.

"Jangan membuat alasan, cepat pergi sebelum kapten Kuro datang dan membunuh kita semua!" Ucap Jango.

Meskipun Jango memerintahkan seperti itu, akan tetapi setiap sudah setengah jalan, mereka kembali terdorong ke bawah.

"Wakil kapten, ada orang di puncak sana!" Ucap seorang anggota bajak laut Kuro sambil menunjuk ke atas.

Jango melihat ke atas dan dia dapat melihat Tanaka yang berdiri diam sambil menyilangkan tangannya.

"Apa kamu yang melakukan ini pada kita? Siapa kamu?" Tanya Jango.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku, tapi yang pasti aku tidak akan membiarkan kalian melewati aku!" Ujar Tanaka dengan angkuhnya.

"Sialan! Apa kamu tahu siapa kami?" Tanya Jango.

Tanaka hanya diam saja tidak menanggapi pertanyaan remeh seperti itu. "Kalau memang tahu, terus kenapa? Apa ada hadiahnya bila aku menjawab pertanyaan itu?" Pikir Tanaka.

"Kamu akan menerima akibat yang mengerikan bila menghalangi kami!" Ancam Jango.

Tanaka tidak peduli ataupun ketakutan akan ancaman itu. Dia terus menerus mendorong para anggota bajak laut Kuro yang mendaki. Bahkan ada juga yang dilempar Tanaka ke laut.

"Wakil kapten, dia memiliki kemampuan aneh, kami tidak bisa melawannya." Ujar seorang anggota bajak laut Kuro.

Jango mulai merasa frustasi karena perbuatannya Tanaka. Dia mulai ketakutan bila rencana kaptennya gagal karena hal ini.

Sementara itu Luffy masih terus berlari menuju ke utara.

"Lurus ke utara! Lurus ke utara! Lurus ke utara!"

Sedangkan Zoro yang terjatuh ke bawah tebing gara-gara Nami, berusaha mendaki ke puncak. Akan tetapi karena jalannya sudah ditumpahkan minyak, membuat jalan itu licin dan Zoro terus jatuh ke bawah berkali-kali.

Nami dan Usopp yang berlari dengan cepat menuju tempat Tanaka berada akhirnya sampai dan mereka terkejut melihat kehadiran pasukan bajak laut Kuro yang masih berada di bawah tebing.

"Kalian telat." Ujar Tanaka saat melihat Nami dan Usopp.

"Kerja bagus, Tanaka, sekarang kamu bisa tenang karena kapten Usopp yang hebat ini sudah datang untuk melawan mereka aaaaa~!" Teriak Usopp yang ketakutan karena gerombolan anggota bajak laut Kuro datang menyerang.

Tanaka dengan menggunakan kekuatan force, mendorong mereka kembali ke bawah.

"Fuhh~ aku selamat." Ujar Usopp yang bernafas lega.

Tanaka melihat Usopp dengan ekspresi wajah datar.

"Jadi apa aku harus menyerahkan mereka ke kamu, wahai kapten Usopp yang hebat?" Tanya Tanaka.

"Ehem, seharusnya seperti itu, tapi setelah dipikir-pikir, mereka tidak pantas untuk melawan aku yang hebat ini, kamu bisa melawan mereka." Ujar Usopp dengan angkuhnya.

Tanaka hanya menghela nafas panjang dan menggelengkan kepalanya.

Pada saat itu juga, suara pistol yang memuntahkan peluru berbunyi dengan sangat keras.

Tanaka dengan gerak cepat menahan peluru meriam kecil yang ditembak ke arahnya.

"Fuuh~ untung saja aku sudah banyak berlatih." Ujar Tanaka.

Usopp dan Nami terkejut melihat Tanaka yang menahan peluru meriam kecil tersebut. Peluru itu melayang di hadapan Tanaka yang hanya berjarak sekitar 15 cm.

"Bagaimana kamu melakukannya?" Tanya Usopp.

"Tentu saja dengan kekuatan force." Jawab Tanaka dengan singkat.

Peluru itu langsung jatuh ke tanah dan menggelinding ke bawah.

"Dia bukan manusia! Bagaimana bisa dia menahan peluru kalau bukan monster?" Ujar seorang anggota bajak laut Kuro yang ketakutan.

"Sial, sial, aku pasti akan dibunuh oleh kapten Kuro!" Ujar Jango yang frustasi.

Pada saat entah bagaimana, harta yang disimpan oleh Nami di kapal ditemukan oleh anggota bajak laut Kuro.

"Wakil kapten, ada harta senilai 4 sampai 5 juta berry di kapal ini!" Ujar anggota bajak laut Kuro yang menemukan harta itu.

Tentu saja Nami yang mendengar dan melihat itu langsung panik. Sedangkan Usopp yang terkejut dengan nilai dari harta itu dengan mudahnya mengaku pemiliknya dan memberikan pada bajak laut Kuro asalkan mereka pergi.

Tentu saja Nami tidak tinggal diam, hartanya diambil begitu saja dan dia memukul kepala Usopp dengan tongkat panjang.

"Jangan ngomong sembarangan! Dan kalian jangan sentuh hartaku itu! Aku tidak akan membiarkan kalian mengambil hartaku, meskipun itu hanya satu berry." Tegas Nami.

Nami segera menatap ke arah aku dan memberikan perintah untuk mengambil harta itu.

"Kenapa harus melakukannya? Itukan hartamu jadi kamu yang harus ambil sendiri." Ujar Tanaka dengan santainya.

"Aku ini perempuan, bagaimana bisa aku melawan begitu banyak orang seperti itu." Ngeles Nami.

"Kamu kan punya keahlian mencuri dan target barang curiannya adalah harta bajak laut, mereka bajak laut jadi kamu bisa melakukannya." Ucap Tanaka.

Tanaka dan Nami terus berdebat sedangkan Jango merasa sangat khawatir karena rencana kaptennya telah menjadi kacau. Nyawanya akan menjadi taruhan bila semakin telat, apalagi sampai kaptennya datang ke tempat tersebut.

"Serang mereka, lakukan apapun yang kalian bisa, kita harus sampai ke desa dan rumah besar seperti yang telah direncanakan kapten!" Perintah Jango.

"Oooo~" teriak semua anggota bajak laut Kuro.

Mereka langsung berlari mendaki untuk sampai ke puncak.

"Aaaaa~ mereka datang!" Teriak Usopp.

"Lakukan sesuatu, Tanaka! Teriak Nami yang memberikan perintah.

"Maaf, tenaga aku sudah habis, aku tidak bisa bertempur lagi." Ujar Tanaka yang berbohong.

Nami dan Usopp sangat panik sedangkan Tanaka hanya berdiri diam, melihat anggota bajak laut Kuro semakin mendekat tanpa melakukan apapun pada mereka seperti sebelumnya.

"Aku punya senjata bagus, ranjau bintang." Ujar Usopp yang segera merogoh tas selempangnya dan melemparnya ke tanah yang miring tesebut.

"Auch!"

"Aduh, kakiku!"

"Aaaa~!"

Para anggota bajak laut Kuro merasa kesakitan pada kakinya karena menginjak ranjau bintang yang dilemparkan oleh Usopp.

"Berhasil mereka berhenti!" Ujar Nami yang kegirangan.

Tidak berhenti disitu saja, Usopp melepaskan tembakan dengan ketapel andalannya ke arah para bajak laut Kuro itu satu persatu.

"Rasakan ini, kelereng mematikan!" Ujar Usopp dengan semangat.

Nami dengan liciknya ingin bersembunyi dan menyerahkan semuanya pada Usopp yang membuat dia marah.

"Oh, tidak!" Ucap Nami yang kaget.

"Apa?" Tanya Usopp berbalik dan menghentikan tembakan ketapel nya.

"Ranjau bintangnya juga ada disini." Ujar Nami sambil menunjuk ke tempat ranjau bintang itu di tanah.

"Itu salahmu sendiri! Kenapa melempar ke tempat itu." Teriak Usopp yang marah.

Tanaka tertawa melihat komedi yang dilakukan oleh kedua orang itu. Namun, tawanya berhenti saat melihat ada orang yang ingin memukul Usopp dari belakang dengan menggunakan kapak batu yang tumpul.

Dengan cepat Tanaka menghentikannya. Menggunakan kekuatan force, dia melempar orang itu kembali ke kapal bajak laut Kuro dengan sangat keras sampai merusak salah satu tiang kapal itu.

"Jangan membelakangi lawan disaat sedang bertempur, Usopp." Ujar Tanaka yang memberikan nasehat.

"Terima kasih, Tanaka!" Ujar Usopp dengan perasaan lega.

Beberapa saat kemudian terdengar suara teriakan dibelakang Tanaka, Usopp dan Nami.

"Nami sialan, beraninya kamu menginjak kepalaku dan menjatuhkan aku ke tempat minyak berada!" Ujar Zoro dengan marah.

"Usopp! Lain kali katakan padaku dimana arah Utara!" Teriak Luffy yang marah karena dia terus menerus kembali ke desa.

"Akhirnya datang juga dua monster itu." Ucap Tanaka dengan menghela nafas.

"Kamu juga monster!" Teriak Nami dan Usopp secara bersamaan.

Dengan kedatangan dua monster itu, Tanaka benar-benar mundur dari pertempuran dan menyerahkan arena pertempuran pada Zoro dan Luffy.

"Waktu sudah jauh terlewat dari rencana, Kapten Kuro pasti sedikit marah pada kita. Hei kalian semua, apa kalian tidak malu dikalahkan oleh bocah seperti dia?!" Teriak Jango pada bawahannya.

Setelah itu satu persatu anggota Bajak Laut Kuro pun kembali menyerang lagi.

"Zoro, kapten, aku serahkan mereka pada kalian berdua, aku sudah terlalu capek menahan mereka!" Ujar Tanaka.

"Tentu, aku akan menghajar mereka semua!" Ujar Luffy dengan penuh semangat.

"Seharusnya, kamu mengajak aku dari awal, Tanaka!" Ujar Zoro.

Sementara itu, Jango yang sudah panik mengeluarkan senjata andalannya yakni bandul yang dia gunakan sebagai alat hipnotis.

"Dengar, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bermain-main disini! Jika musuh kita kuat, kita hanya perlu menjadi lebih kuat lagi! Sekarang lihatlah baik-baik benda ini! Jika aku berkata 'one, two, Jango' kalian akan menjadi lebih kuat. Luka-luka kalian akan sembuh total, dan kalian akan menjadi bertambah kuat dan lebih kuat lagi!" Ucap Jango yang memberikan kata-kata motivasi dalam hipnotis itu.

"Apa yang sedang mereka lakukan?" Tanya Luffy.

"Itu adalah hipnotis! Dia mencoba untuk menghipnotis mereka supaya menjadi kuat! Bodoh sekali!" Jelas Nami.

Setelah Jango menghipnotis mereka semua, mereka semua menjadi lebih kuat akan tetapi, Jango tidak menyadari kalau Luffy yang juga terkena hipnotis itu sehingga dia ikut menjadi lebih kuat.

"Uraaaaa!" Teriak Luffy.

"Kamu juga ikut-ikutan terhipnotis!" Teriak Nami dan Zoro.

Tanaka yang melihat itu tertawa terpingkal-pingkal.

Luffy segera berlari menuju ke pasukan bajak laut Kuro dengan agresif. Dia menghajar semua orang-orang itu yang membuat mereka ketakutan dan menangis meskipun sudah dihipnotis menjadi lebih kuat oleh Jango.

"Kenapa dia mudah sekali dipengaruhi?!" Tanya Nami.

"Karena dia bodoh, orang bodoh gampang dihipnotis." Jawab Tanaka lalu menghela nafas.

Sepertinya menghela nafas sudah menjadi kebiasaan baru bagi Tanaka karena sejak dia berada di dunia one piece, dia sering menghela nafas.

"Kapten Kuro kurang ajar, dia benar-benar telah salah perhitungan. Bocah itu bukanlah seorang bocah biasa." Ucap Jango yang panik.

Luffy terus berlari mengejar kawanan bajak laut Kuro sampai ke kapal mereka dan mengambil salah satu bagian kapal mereka untuk menyerang kawanan itu.

Jango yang panik langsung menghentikan Luffy dengan menghipnotisnya agar tertidur dan itu berhasil. Tubuh Luffy pun tertindih bagian kapal itu.

"Sepertinya mereka semua telah dikalahkan!" Ucap Nami.

"Mungkin saja." Ucap Zoro.

"Hei, apakah Luffy akan baik-baik saja tertimpa seperti itu?" Ucap Usopp.

"Dia tak akan mati semudah itu." Ucap Zoro.

"Ya, orang bodoh tidak mudah mati." Sahut Tanaka.

"Bocah itu benar-benar kurang ajar! Rencana kita menjadi berantakan! Jika Kapten Kuro melihat semua ini, kita semua pasti akan dibunuhnya!" Ucap Jango marah sekaligus panik.

"Hei Buchi, lihatlah ini buruk!" Ucap seorang yang berada di kapal.

"Ada apa memangnya, Sham?!" Tanya Buchi.

"Bagian depan kapal kita hilang!" Jawab Sham.

"Apa! Kamu benar, hilang kemana?" Tanya Buchi.

Mendengar suara itu membuat Zoro kembali bersikap waspada.

"Ah benar, kita masih memiliki pasukan andalan! Cepat keluarlah, Nyaban Bersaudara!" Teriak Jango.

"Kau memanggilku, wakil Kapten Jango?" Ucap Sham.

"Kau memanggil?" Ucap Buchi.

Tanaka hanya menatap mereka dengan wajah datar dan kemudian tersenyum.

"Buchi! Sham! Kita harus segera melewati tanjakan ini, tapi kalian lihat sendiri kita sedang dihalangi! Urus mereka." Perintah Jango.

"Ka-Kami tak mungkin bisa melakukannya! Benar bukan, Buchi?!" Ucap Sham.

"Ya, sepertinya dia kuat!" Ucap Buchi.

"A-Apa? Jadi mereka bukanlah pasukan andalan." Ucap Usopp.

"Mereka hanya berpura-pura agar membuat lawan lengah karena menganggap mereka lemah." Jawab Tanaka.

"Intinya mereka licik sepertimu Nami." Tegas Tanaka sambil melihat Nami.

Perempuan itu hanya mendengus tanpa bicara sama sekali.

"Sham, cepat bersiaplah!" Ucap Jango.

"A-Aku?!" Ucap Sham.

"Cepatlah!" Ucap Jango.

"Baiklah, aku akan melakukannya!" Ucap Sham dengan sedikit gemetaran.

"Dia menangis, apa yang akan dia lakukan?! Kenapa dia memaksanya bertarung?" Tanya Nami.

"Hei kau, bersiaplah! Aku akan mencakar kalian dengan kuku tajam ini." Ucap Sham.

"Hei kau, cepat berhenti atau aku tebas!" Ancam Zoro.

"Jika bisa, lakukan saja!" Ucap Sham lalu menyerang Zoro dengan sarung tangan berbentuk kucing yang memiliki kuku tajam secara tiba-tiba tapi Zoro dapat menahannya.

"Kau! Kau meremehkanku, ya? Aku terkesan kau bisa menangkis serangan cakar kucing liarku ini! Sepertinya kau lumayan juga, tapi jangan meremehkan Sham dari Nyaban Bersaudara." Puji Sham.

Zoro lalu menyadari kedua pedangnya telah dicuri oleh Sham.

"Kehilangan sesuatu? Aku sama sekali tak tau, ya." Ucap Sham sambil memegang kedua pedang Zoro.

"Kembalikan pedang itu!" Teriak Zoro.

"Kembalikan? Bukankah kau sudah memiliki pedang ditanganmu? Ini hanya mengganggu, kan?" Ucap Sham lalu membuang pedang Zoro.

Melihat pedangnya yang dilemparkan begitu saja, seperti sampah, membuat Zoro sangat marah.

Sebagai pendekar pedang, pedang adalah benda yang sangat penting dan harus diperlakukan dengan sangat baik karena bagaimanapun itu adalah rekan seperjuangan yang tidak akan pernah berkhianat.

"Kamu harus menghargai benda yang dimiliki oleh orang lain!" Ucap Zoro lalu menebas Sham dan berusaha mengambil pedangnya tapi Sham ternyata tidak terkena tebasan oleh Zoro.

Sham kemudian menahan tubuh Zoro dengan menjatuhkan ke tanah dari belakang.

"Giliranmu Buchi, habisi dia!" Ucap Sham kemudian giliran Buchi menyerang Zoro.

Saat Buchi akan menyerang Zoro, untung saja dia dapat menghindarinya.

"Sial, dia bisa melepaskan diri!" Ucap Sham.

"Hei, pegang dia dengan erat, Sham!" Ucap Buchi marah.

"Maaf, maaf! Si kurang ajar itu lebih hebat dari dugaanku!" Ucap Sham. "Kali ini dia takkan bisa kabur!"

"Tentu saja!" Ucap Buchi.

"Aku bukanlah pendekar satu pedang, tapi..." Ucap Zoro, bersiap bertarung meski hanya dengan satu pedang di tangannya.

"Ayo maju, Buchi!" Ucap Sham.

"Yosh! ayo maju, Sham!" Ucap Buchi.

Zoro terus menahan serangan Sham dan Buchi meski hanya dengan satu pedang. Usop mencoba membantu Zoro tapi pelurunya justru mengenai Zoro membuat Zoro terkena serangan Nyaban Bersaudara.

"Kenapa kamu malah tembak Zoro!" Teriak Nami yang marah pada Usopp.

"Tidak, dia gunakan tubuhnya sendiri untuk menghalau tembakanku." Bela Usopp.

"Apa!" Ucap Nami yang terkejut.

"Usopp! Jangan ganggu Zoro! Ini pertarungannya, bila kamu melakukannya lagi, aku akan menghajar kamu!" Ancam Tanaka.

"Apa! Apa kamu ingin dia mati!" Ujar Nami marah pada Tanaka.

Akan tetapi Tanaka hanya diam tidak menggubris Nami sama sekali. Meskipun dia jelaskan, Nami tetap tidak akan mengerti harga diri dan kehormatan pendekar pedang yang sedang bertarung.

Lalu pertarungan antara Zoro dan Nyaban Bersaudara kembali berlanjut dengan Zoro yang terus menahan serangan mereka.

Selagi duel itu berlangsung, secara tiba-tiba terhenti. Tubuh para anggota bajak laut Kuro bergetar ketakutan.

Semuanya menatap ke arah yang sama yakni puncak dari tebing. Kuro muncul dan membuat semua orang terpaku.

"Ah tidak, aku bisa menjelaskan semua ini!" Ucap Jango dengan gemetaran dan mengeluarkan keringat karena ketakutan.

"Waktu sudah jauh terlewat dari rencana dan sepertinya rencana kita benar-benar telah gagal." Ucap Kuro.

"Ka-Kapten Kuro!"

"Kita akan mati!"

"Apa-apaan semua ini?!" Teriak Kuro dengan tatapan mata yang sangat mengintimidasi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!