Zoro terus membawa sangkar itu sampai akhirnya dia menghentikan langkahnya di depan sebuah toko makanan hewan peliharaan.
Ia sudah tidak sanggup lagi dan merasa sangat kelelahan. Ditambah lagi, ia juga masih terluka dan lukanya semakin parah karena membawa sangkar yang mengurung Luffy.
"Lukamu jadi semakin parah karena kamu terlalu keras kepala." Ucap Tanaka.
"Diamlah, aku ingin istirahat dulu sebentar." Ucap Zoro tapi kemudian tubuhnya terhuyung.
Tanaka dengan cepat menggunakan kekuatan forcenya yang tersisa menahan tubuhnya yang akan terjatuh.
Dengan langkah yang sempoyongan, Tanaka membopong Zoro dan menyandarkan tubuhnya di salah satu tiang toko itu.
"Terima kasih." Kata Zoro.
"Tidak masalah, kamu sudah bertarung dengan sangat baik, sekarang beristirahatlah." Ujar Tanaka.
Zoro menganggukkan kepalanya dan kemudian tertidur. Tanaka melihat luka yang diderita oleh Zoro terus mengeluarkan darah.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak tahu cara menghentikan pendarahannya, bila seperti ini dia akan mati karena kehabisan darah." Pikir Tanaka.
"Hei, Tanaka, apa ini seekor anjing atau sebuah patung anjing?" Tanya Luffy dengan santainya.
Tidak ada rasa khawatir sama sekali muncul di wajahnya akan apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya.
"Penciptanya benar-benar membuat karakter Luffy dengan sangat polos dan bebas." Pikir Tanaka.
"Aku rasa dia sebuah patung anjing?" Tanya Luffy yang langsung mencolok kedua mata anjing yang sedang menjaga toko yang ada di belakangnya.
"Argggghh!" Anjing berwarna putih langsung menggigit Luffy.
"Anjing sialan! Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Luffy dengan marah.
"Bisakah kamu bersikap serius dalam situasi seperti ini!" Teriak Tanaka yang kemudian menggelengkan kepalanya dan menghela nafas atas tingkah kaptennya itu.
Beberapa saat kemudian pertarungan anjing putih dan Luffy yang berada di sangkar kurungan berhenti.
"Dasar anjing bodoh!" Ujar Luffy yang terlentang di dalam sangkar besi itu.
Tanaka juga merasa sudah tidak sanggup untuk berdiri sehingga dia langsung jatuh terlentang di atas lantai jalan batu.
"Aku harus menghentikan pendarahan Zoro, tapi tubuhku tidak bisa digerakkan lagi." Pikir Tanaka yang berusaha untuk bergerak.
Tenaganya benar-benar sudah habis terkuras sampai dia mendapatkan keadaan tubuh yang kaku.
"Apa yang kalian lakukan disini? Bila kalian seperti ini, Buggy akan menemukan kalian dengan cepat." Ujar Nami yang secara tiba-tiba muncul.
"Siapa kamu?" Tanya Tanaka.
"Oh dia Nami, navigator kita, Tanaka." Jawab Luffy.
"Siapa yang mau jadi navigator kamu!?" Teriak Nami.
"Aku rasa aku harus memberikan ini padamu. Ini balasan dariku karena sudah menyelamatkan aku tadi." Ucap Nami sambil mengeluarkan kunci sangkar yang mengurung Luffy dan melemparnya ke jalan batu tepat di hadapan anjing putih.
"Itu kunci kurungan ini! Kamu pergi mendapatkannya hanya demi aku?" Tanya Luffy dengan gembira.
"Jangan salah paham. Aku tidak mau berhutang apa-apa, itu saja." Ucap Nami. "Haahh~ apa aku sudah gila, demi mencari kunci ini, aku harus merelakan mengambil harta mereka."
Saat Luffy akan mengambil kunci sangkar besi, anjing putih memakan kunci itu dan membuat mereka semua terkejut, kecuali Tanaka yang hanya memasang wajah datar dan Zoro yang tertidur.
Luffy mencekik anjing itu dan meminta anjing itu mengeluarkan kuncinya.
"Berhenti menyakiti Shushu. Dasar bocah nakal." Ucap seorang pria dengan rambut putih panjang, memakai zirah dan membawa sebuah tombak.
"Siapa kau, orang tua?" Tanya Luffy.
"Aku walikota di kota ini, Boodle. Siapa kalian?" Tanya Boodle lalu ia melihat luka Zoro.
"Astaga tunggu, itu luka yang cukup serius. Apa kalian baru saja bertarung melawan Buggy? Kau harus segera dibawa ke dokter."
Boodle segera membawa Zoro ke suatu rumah untuk diobati yang berada tepat disamping toko makanan hewan peliharaan itu.
Tanaka , Nami dan Luffy hanya menunggu diluar rumah.
"Bagaimana keadaan Zoro?" Tanya Tanaka saat melihat Boodle keluar dari rumah tersebut.
"Aku bilang aku akan membawanya ke dokter, tapi dia bilang orang itu akan baik-baik saja jika dia tetap tertidur." Ucap Boodle.
"Hahaha, dasar keras kepala!" Ujar Tanaka dengan sinis tapi ada juga perasaan lega.
"Terima kasih untuk bantuannya." Ucap Tanaka sambil tersenyum kearah Boodle.
"Tidak masalah, tapi sepertinya kamu juga sedang terluka?" Tanya Boodle.
"Tidak, aku tidak terluka, hanya merasa lelah dan lapar, apa kamu punya makanan, pak?" Jawab Tanaka.
"Tidak, maaf, aku tidak punya makanan apapun yang bisa aku berikan." Ucap Boodle.
Tanaka menganggukkan kepalanya dan sedikit merasa kecewa.
Nami berjongkok dan mengelus kepala Shushu.
"Nama anjing ini Shushu, kan?" Tanya Nami.
"Dia hanya duduk disana, apa yang dilakukannya?" Tanya Luffy juga.
"Menjaga toko." Jawab Boodle.
"Menjaga toko?" Tanya Nami.
"Benar." Jawab Boodle.
"Ini toko makanan hewan peliharaan?" Tanya Nami, menyimpulkan saat memperhatikan toko di belakang shushu.
"Benar sekali. Pemilik toko ini adalah teman baikku." Jawab Boodle lalu memberikan semangkuk makanan anjing pada Shushu.
"Aku yang memberinya makan selama ini."
"Selama ini?" Tanya Nami.
"Pemilik toko Ini meninggal 3 bulan yang lalu karena sakit." Jawab Boodle.
"Jadi dia menunggu kedatangan majikannya kembali kesini?" Tanya Nami.
"Semua orang bilang begitu. Walaupun begitu aku tidak berpikir demikian. Shushu anjing yang pintar, jadi dia pasti sudah tau kalau majikannya sudah meninggal." Jelas Boodle.
"Lalu, kenapa dia menjaga toko itu?" Tanya Nami.
"Karena bagi Shushu, toko ini adalah harta karunnya, ini peninggalan dari majikannya, dan itu sebabnya dia menjaganya." Jawab Boodle.
"Aku sudah mencoba memindahkannya beberapa kali, tapi dia tidak mau pergi dari tempat ini." Jelas Boodle.
Setelah itu tiba-tiba saja terdengar suara raungan.
"Suara raungan apa itu?" Tanya Nami.
"Itu adalah, Penjinak Binatang Mohji." Jawab Boodle.
"Apa? Penjinak Binatang?" Tanya Nami.
Lalu Boodle berlari pergi yang disusul oleh Nami, Tanaka terlentang di atas jalan batu, masih tidak bisa bergerak. Begitu juga Luffy yang masih berada di dalam sangkar.
"Sesuatu datang kesini. Kembalikan kuncinya padaku." Pinta Luffy pada Shushu.
Richie dan Mohji lalu muncul dibelakang Luffy, Tanaka sendiri masih bersikap waspada.
"Oh, jadi kau sudah ditinggalkan hanya bersama seorang anggotamu yang lemah dan seekor anjing? Dan kau tidak bisa melarikan diri?" Tanya Mohji.
Meskipun Mohji sudah melihat kekuatan yang dimiliki oleh Tanaka sangat mengerikan sebelumnya, tapi saat ini dia melihat Tanaka hanya terlentang di atas jalan batu, tidak bergerak sama sekali.
Hal itulah yang membuat Mohji mengambil kesimpulan kalau Tanaka sedang dalam keadaan lemah dan menyebutnya anggota lemah.
"Lemah? Dia bahkan tidak tau kemampuanku.' Pikir Tanaka yang kesal.
"Siapa kau?" Tanya Luffy dengan polosnya.
"Aku adalah anggota dari Bajak Laut Buggy, Mohji!" Jawab Mohji dengan bangga.
"Kau mengenakan kostum yang aneh, ya." Sahut Luffy dengan polosnya.
"Kasar sekali perkataanmu, ini adalah rambutku!" Ujar Mohji yang kesal.
"Yang itu lebih aneh lagi." Sahut Luffy yang mengejek.
"Diam!" Teriak Mohji.
"Kau ini, meskipun aku berada di depanmu, kau tetap tenang-tenang seperti itu. Apa kau tau seberapa hebatnya aku ini? Aku adalah Mohji, Sang Penakluk Binatang Buas. Tak ada satu pun binatang di dunia ini yang tak bisa ku taklukkan." Jelas Mohji menyombongkan dirinya lalu mendekati Shushu dan memerintahnya.
Tapi Shushu justru menggigit tangan Mohji. Tanaka tertawa kecil melihat hal itu.
"Sebentar lagi kau akan mati. Jadi kurasa tak perlu lagi menjinakkan mu." Ujar Mohji.
"Kamu menyerah pada anjing itu?" Tanya Luffy dengan polosnya.
"Katakan padaku dimana Roronoa Zoro?" Tanya Mohji dengan nada mengancam.
"Tidak mau!" Tegas Luffy.
"Bunuh dia, Ritchie!" Perintah Mohji.
Ritchie lalu menghancurkan sangkar yang tadi mengurung Luffy. Luffy lalu dengan sigap menghindari serangan Ritchie juga.
Tapi kemudian, Ritchie menyerang Luffy lagi yang membuat Luffy terpental jauh dan menabrak beberapa rumah hingga hancur.
Untung saja rumah yang ditabrak oleh Luffy sudah tidak ada penghuninya lagi.
Tanaka dengan sedikit tenaga yang sudah terkumpul segera bangkit dan berlari mengejar Luffy.
"Luffy!! Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Tanaka saat sudah melihat Luffy.
"Oh, Tanaka, kamu sudah bisa bergerak!" Jawab Luffy.
"Syukurlah kau tidak apa-apa." Ujar Tanaka dengan perasaan lega.
"Tentu saja, aku ini kuat!" Ujar Luffy sambil tersenyum lebar.
Lalu aku melihat Nami dan Boodle datang menghampiri kami berdua.
"Kenapa kau masih hidup?!" Tanya Nami.
"Dia masih hidup!" Ucap Boodle yang terkejut melihat Luffy masih hidup dan tidak terluka sama sekali padahal sudah dibuat terpental begitu jauh oleh Ritchie.
"Apakah tak boleh kalau aku masih hidup?" Ucap Luffy.
"Tapi, kamu di lempar sampai membuat rumah itu hancur. Bukankah aneh jika kau masih hidup?" Tanya Nami.
"Benarkah?" Tanya Luffy dengan polosnya.
"Tentu saja itu mungkin, orang normal akan langsung mati bila mendapatkan hal sama seperti kamu, kapten." Ucap Tanaka yang menghela nafas panjang.
"Apa tujuanmu datang ke kota ini? Dan kenapa kau terlibat dengan para Bajak Laut itu?" Tanya Boodle.
"Sekarang aku sudah tau tujuanku, mendapatkan peta Grand Line dan seorang navigator." Jawab Luffy lalu teringat sesuatu. "Orang berkostum aneh itu sedang mengincar Zoro."
Luffy berlari pergi dan Tanaka juga segera berlari mengikuti Luffy tapi tenaganya kembali hilang sehingga dia tersungkur ke jalan batu.
"Hei, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Boodle.
"Sial, aku kehilangan tenaga lagi, kalian berdua tolong awasi Luffy, jangan biarkan dia melakukan pembuatan yang cukup nekat, tolong." Pinta Tanaka.
"Kenapa aku harus mendengarkan kamu yang seorang bajak laut?" Ketus Nami.
"Baiklah, tapi aku harus memindahkan kamu ke tempat yang aman agar bisa beristirahat." Ujar Boodle.
Pria tua itu segera membopong Tanaka menuju ke sebuah rumah dan membiarkan Tanaka beristirahat di rumah tersebut.
Sementara itu, saat sampai di toko makanan hewan peliharaan itu, Luffy melihat Shushu menggonggong tokonya yang sudah terbakar.
Luffy berdiri terpaku melihat toko milik majikan Shushu yang terbakar. Selain itu dia juga mendengar Shushu yang terus menggonggong dengan perasaan hancur melihat toko majikannya hancur terbakar.
Tanpa basa-basi lagi, Luffy berlari mengejar Mohji dan Ritchie.
"Kamu! Kenapa masih hidup?" Tanya Mohji yang terkejut akan kehadiran Luffy.
"Kamu tidak akan bisa membunuh aku begitu mudahnya, karena aku manusia karet!" Jawab Luffy dengan santainya dan menyilangkan tangannya.
"Manusia karet? Kamu hanya beruntung saja tadi, sekarang kamu sudah muncul dihadapan ku, itu tandanya kamu orang bodoh yang mengantar nyawanya untuk dibunuh oleh ku." Jelas Mohji yang memberikan perintah pada Ritchie untuk menyerang Luffy.
Tentu saja Luffy tidak tinggal diam, dia segera memelintirkan kedua tangan menjadi satu sehingga membentuk sebuah tornado kecil.
"Apa-apaan dengan tangan itu?" Tanya Mohji yang terkejut.
Kedua tangan Luffy memegang wajah singa itu dan kemudian. "Gomu gomu no hammer!" Luffy membanting singa itu jalan batu dengan sangat keras.
"Ritchie!!" Teriak Mohji.
"S ... siapa? Makhluk ... Apa kamu ini?" Tanya Mohji dengan penuh ketakutan.
Luffy pun menjelaskan tentang dirinya sambil memberikan pukulan yang cukup kuat pada wajah Mohji sampai membuat pria sirkus itu kehilangan kesadarannya.
"Aku tidak butuh maafmu, karena kamu tidak akan bisa mengembalikan harta berharga milik Shushu." Ujar Luffy dengan marah.
"Karena itulah aku datang dan menghajar kamu agar jera untuk seumur hidupmu." Tegas Luffy.
Pria topi jerami itu mengambil makanan anjing yang sebelumnya dibawa oleh Ritchie dan kembali ke tempat Shushu berada.
"Oh Bajak Laut, kau masih saja hidup, ya? Kukira singa itu telah memakanmu tanpa sisa. Kalian Bajak Laut sama saja! Sebelum kau mengumpulkan teman-teman kejammu itu, aku akan membunuhmu disini!" Ucap Nami yang akan menyerang Luffy tapi Boodle menghentikannya.
"Lepaskan! Aku pasti akan membunuhnya lalu aku akan membunuhmu!" Ucap Nami dengan marah sambil menangis.
"Kamu pikir bisa membunuhku, weeek!" Ejek Luffy.
"Apa!?" Teriak Nami.
Luffy mengabaikan Nami, dia berjalan mendekati Shushu dan menyerahkan kotak makanan anjing di hadapan Shushu.
Nami langsung terdiam melihat itu.
Pria topi jerami itu kemudian duduk di samping Shushu.
"Hanya itu yang bisa aku selamatkan. Dia sudah memakan semuanya." Ucap Luffy.
"Dia...bertarung dengan singa itu...demi anjing itu?" Tanya Nami yang tidak percaya dengan yang dia lihat.
"Kamu sudah berjuang dengan sangat baik, melindungi toko milik majikanmu, aku tahu itu, walaupun aku tidak melihatnya secara langsung." Ujar Luffy dengan santainya.
Shushu terdiam sejenak, dia kemudian menggigit kotak makanan anjing itu, pergi dari tempat itu.
Tiba-tiba Shushu berhenti dan berbalik melihat Luffy lagi.
"Guk!"
"Ya, kamu juga harus menjadi lebih kuat lagi." Sahut Luffy.
"Guk! Guk!"
Shushu kemudian benar-benar pergi meninggalkan tempat itu menuju ke tempat pengungsian berada.
"Maaf untuk yang tadi, aku telah berprasangka buruk padamu." Ucap Nami.
"Tak apa, kau pasti memiliki alasan tersendiri, kan?" Tanya Luffy lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya untuk membersihkan debu. "Aku tak peduli apa alasanmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments