Pak Sulaiman menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat si Wowo yang sudah menjadi bawahannya itu sedikit tidak suka dengan Reno.
"Wo, jangan takut-takuti dia, nanti dia yang akan menjadi partner mu juga," tegur Pak Sulaiman lirih.
"Tuan, kenapa saya harus jadi partner dia?" Wowo merasa tidak senang ketika dirinya akan bekerja sama dengan Reno.
"Wo, usiaku sekarang sudah hampir mencapai batasnya, berusahalah mengakrabkan dengan diri Reno dan kamu juga Reno, Wowo ini sosok yang baik, cobalah untuk mengerti satu sama lain," ucapnya penuh dengan penekanan.
Reno yang sejatinya sudah tidak memiliki siapa-siapa, ia hanya bisa menganggukkan kepala menuruti permintaan orang yang telah menyelamatkan hidupnya tersebut.
Wowo juga mau tidak mau harus menuruti perintah tuannya, karena itulah ia mau bekerjasama dengan Reno.
...***...
Beberapa bulan kemudian Reno sudah sembuh total dari luka-lukanya. Kini ia sudah mulai dilatih oleh Pak Sulaiman untuk memanfaatkan energi Spiritualnya, mengingat Reno yang memang sudah memiliki indra keenam bawaan dari lahir.
Swuzz
Bang
"Sekarang Ren!" teriak Wowo yang berhasil membuat sesosok hantu yang merasuki tubuh seseorang terhempas keluar dari tubuh orang tersebut.
Reno mengangguk mengerti, ia mengeluarkan sebuah botol Kusus yang sudah di aliri energi spiritual untuk menangkap hantu-hantu jahat seperti itu.
"Brengsek kalian, aku tidak akan memaafkan kalian jika aku berhasil keluar...." teriak hantu tersebut ketika masuk ke dalam botol penyegelan.
Reno menghela napas lega, ia mendekati pasiennya yang tadi kerasukan, pria yang dulunya keterbelakangan mental tersebut memberikannya sebuah air yang sudah dibacakan mantra-mantra pengusir hantu jahat.
"Bagaimana keadaan istri saya, tuan?" tanya si suami yang cemas istrinya kerasukan.
Reno tersenyum. "Semuanya sudah baik-baik saja, Istri anda akan kembali seperti dulu lagi," jawabnya yakin.
"Benarkah tuan? Terimakasih banyak," pria itu langsung mengeluarkan amplop coklat berisikan uang satu juta perak.
Reno melihat isinya, ia tersenyum puas. "Sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi dulu," pamit Reno sopan.
Pria tersebut mengantar Reno sampai depan rumahnya dan tidak henti-hentinya mengucapkan terimakasih kepada Reno yang telah menyelamatkan istrinya.
Reno menanggapinya hanya dengan tersenyum saja, ia kemudian langsung naik motor bututnya dan pulang ke gubug Pak Sulaiman.
Reno sekarang sudah menggantikan peran Pak Sulaiman, walaupun ia hanya mengambil tugas-tugas ringan saja, tapi pria itu sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya dan menikmatinya.
"Ren, tidak biasanya wajah kamu suram seperti ini, kenapa?" tanya Wowo yang duduk di jok belakang.
Reno menghela napas. "Aku tidak apa-apa, hanya teringat dengan Mba Kunti yang pernah hidup denganku dulu," jawabnya tidak berdaya.
"Mba Kunti? Kamu dulu pernah memelihara hantu juga?" tanya Wowo terkejut, karena ini pertama kalinya Reno bercerita tentang Mba Kunti
Reno tersenyum getir. "Sudahlah, tidak usah dibahas, lagi pula dia juga sudah meninggalkan aku dulu."
Wowo mengangguk mengerti, ia tidak bertanya lagi tentang masalah tersebut. Motor yang di kendarai Reno pun sampai di gubuk Pak Sulaiman.
Ketika Reno sampai gubuk, ia melihat kalau Pak Sulaiman sedang ada tamu, jadi ia berinisiatif masuk dari pintu belakang.
Reno langsung masuk ke dalam kamarnya, ia melepaskan tas yang isinya peralatan pengusir hantu, ia letakan tas tersebut di atas nakas.
"Akhirnya aku bisa beristirahat juga," ucapnya seraya menatap langit-langit kamarnya.
Reno yang sudah terbiasa melihat Pak Sulaiman menerima tamu, ia tidak berniat menguping pembicaraan mereka sama sekali, akan tetapi Pak Sulaiman tiba-tiba memanggilnya.
"Ren, kemarilah!" panggil Pak Sulaiman sambil sedikit berteriak.
Reno yang mendengar panggilan tersebut, ia menyahut. "Iya pak, bentar!"
Pria tersebut bergegas beranjak dari ranjangnya dan keluar dari kamar menemui Pak Sulaiman bersama dengan dua orang tamunya.
Reno melihat dua orang tersebut yang tampaknya seorang guru atau semacamnya, ia membungkukkan badan sambil tersenyum kemudian duduk di sebelah Pak Sulaiman.
"Ada apa Pak?" tanyanya langsung.
"Kita akan berangkat ke kota Senja bersama mereka, kamu siapkan semuanya!" perintah Pak Sulaiman sopan.
"Sekarang juga Pak, berangkatnya?" tanya Reno memastikan.
"Iya, masalahnya sangat gawat, sana kamu cepat siapkan semuanya!" perintah pria tua itu lagi.
Reno hanya bisa mengangguk, ia bergegas menyiapkan segala sesuatunya untuk ke kota Senja.
Setelah semuanya sudah di persiapkan oleh Reno. Mereka langsung berangkat menggunakan mobil dua tamu barusan.
"Pak, sebenarnya ada masalah apa sih? Kenapa kita berangkat buru-buru sekali?" tanyanya penasaran ketika didalam mobil.
"Kesurupan masal di salah satu Universitas kota Senja, di sana sudah ada ahli spiritual lainnya seperti kita, tapi masih belum bisa menyelesaikan masalahnya, kita kesana untuk membantu mereka," terang Pak Sulaiman.
Reno menghela napas. "Yah, bayarannya di bagi banyak orang dong, Pak," keluh pria tersebut.
Pletaak
"Hus! Kamu ini," Pak Sulaiman menjitak Reno yang bicara konyol.
Kedua orang yang menjemput mereka tersenyum kecut, pasalnya mereka tidak menyangka jika murid Pak Sulaiman yang terkenal sangat suka membantu orang lain mata duitan seperti itu.
Pak Sulaiman menghela napas panjang, karena perkataan Reno membuat nama baiknya jadi tercoreng. Sementara Reno masih cemberut sambil memegangi kepalanya yang sakit di jitak gurunya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Mia Roses
Mba kuntinya jg kangen tuh...
2023-05-28
4
Miptah Grab
thor pake NOS NOS NOS NOS NOS NOS
2023-05-19
1
Red Ant
👍👍👍🙏👍👍👍
2023-05-19
1