Arya salah tingkah pada saat mendengar perkataan Papah Andy, ia hanya senyam senyum saja tanpa mengatakan apapun. Sontak saja Papah Andy semakin getol menggodanya," senyummu itu menandakan jijaaoa yang Papah katakan barusan benar adanya bukan?"
"Sepertinya kalian berdua ini berjodoh loh, karena pada saat tinggal di desa kalian juga akrab. Hingga membeli rumah pun bersebelahan seperti ini. Apakah sebelumnya kalian ini janjian ya, hayooooo."
Terus saja Papah Andy menggoda Arya, hingga Arya semakin bersemu merah pipinya. Mamah Inka juga tersenyum," apakah benar yang papah katakan Arya? jawab saja nggak perlu malu seperti itu, toh kami juga tidak akan melarang jika memang benar kamu telah jatuh cinta atau bahkan telah berpacaran dengan Zie tanpa sepengetahuan kami."
Mamah Inka sangat penasaran hingga ia terus saja membujuk Arya untuk mengatakan yang sebenarnya. Tetapi ia tetap bungkam hingga Mamah Inka kembali berkata," Arya katakan saja! kami setuju dan merestui kok, karena kami sudah tahu sifat Zie seperti apa. Beda dengan dulu pada saat kamu akan memutuskan menikah dengan Ami, kami tidak setuju karena Ami bukan gadis yang baik."
Terus saja Mamah Inka membujuk Arya untuk mengatakan yang sebenarnya, hingga pada akhirnya ia pun berkata," apa yang mamah katakan memang benar mah."
Ucapnya singkat.
"Kalau bicara itu yang jelas, benar yang mana? apakah benar kamu telah menjalin kasih dengan Zie secara diam-diam? ataukah apakah benar kamu menyimpan rasa cinta terhadap Zie?" Mamah Inka begitu mendetail dalam bertanya layaknya seperti seorang wartawan saja.
Sampai Papah Andy senyum-senyum sambil menggelengkan kepalanya," sejak kapan mah kamu menjadi seorang jurnalis, hingga begitu banyak pertanyaan yang kamu lontarkan kepada anak semata wayang kita?" tanya Papah Andy terkekeh.
"Sejak anakmu banyak melamun,' jawab Mamah Inka singkat.
Arya mengatakan sebenarnya pada orang tuanya, bahwa sejak pertama kali ia bertemu dengan Zie di kampung, ia merasakan getaran aneh didalam hatinya. Dan sejak saat itu, ia ingin selalu dekat dengan Zie.
Mamah Inka dan papah Andy saling berpandangan satu sama lain. Mereka pun terkekeh bersama. Hal ini membuat Arya semakin malu," jika tahu seperti ini aku tidak berkata jujur pada mamah dan papah dech," rajuknya.
Baik Mamah Inka maupun Papah Andy secara pergantian meminta maaf kepada Arya yang saat ini sedang merajuk.
"Maafkan kami Arya, jangan ngambek seperti itu. Kami akan membantumu untuk lebih dekat lagi dengan Zie. Tetapi apakah kamu sudah mantap, karena Zie memiliki seorang anak perempuan?" tanya Papah Andy agak ragu.
"Aku sudah sangat yakin kok pah, bahkan selama di kampung hingga di sini aku selalu dekat dengan Sefelin. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini. Aku akan menganggap Sefelin seperti anak kandungku sendiri," ucap Arya meyakinkan orang tuanya.
Mamah Inka turut berkata," kamu kok pintar Arya? siapa yang sudah mengajarimu?" tanyanya.
Arya memicingkan alisnya pada saat mendengar pertanyaan dari Mamah Inka," pintar bagaimana sih mah?"
Mamah Inka mengatakan bahwa Semua pintar dengan cara mendekati anaknya terlebih dahulu supaya akrab, barulah mendekati ibunya.
Sontak saja hal ini membuat Papah Andy kembali terkekeh.
Orang tua Arya sama sekali tidak mempermasalahkan status janda Zie, dan juga tidak mempermasalahkan jika Zie cuma anak orang sederhana. Dan juga Zie bukan lulusan kuliahan. Tetapi semua itu tidak menjadi sebuah alasan bagi orang tua Arya untuk menolak Zie.
Arya sangat antusias pada saat dirinya diizinkan untuk menjalin kasih dengan Zie.
"Pah-mah, benarkah kalian merestuiku jika aku ingin bisa menikah dengan Zie? apakah kalian bisa menerima jika Zie itu cuma janda dan cuma lulusan SLTA. Serta anak orang biasa?" tanya Arya masih ragu walaupun barusan orang tuanya menjelaskan.
Hingga terpaksa, Mamah Inka dan Papah Andy secara bergantian menjelaskan bahwa mereka tidak melarang sama sekali jika Arya serius untuk meminang Zie.
"Alhamdulillah ya Allah, terima kasih ya mah-pah. Awalnya aku ragu karena aku khawatir kalian akan menolak mentah-mentah seperti pada saat aku sudah mantap akan menikah dengan Ami," ucap Arya.
"Nak, dulu kami melarangmu dan tidak merestuimu untuk menikah dengan Ami, karena kami mengetahui niat Ami dan ibunya tidak baik terhadapmu," ucap Mamah Inka.
"Benar sekali Arya, pada waktu itu kami mendengar sendiri apa yang sedang dibicarakan oleh Ami dan ibunya," ucap Papah Andy.
'Tetapi hingga saat ini aku tidak tahu apa alasan yang sebenarnya kenapa kalian tidak merestui hubunganku dengan Ami," ucap Arya penasaran.
Hingga pada akhirnya sejenak mereka menceritakan masa lalu di mana mereka mendengar sendiri niat buruk Ami dan ibunya.
# Flash Back On #
Pada waktu itu orang tua Arya berniat untuk datang ke rumah Ami. Mereka ingin membicarakan tentang pernikahan Ami dan Arya.
"Mah, bagaimana jika sekarang saja kita pergi ke rumah Ami," ajak Papah Andy.
"Apa tidak sebaiknya kita menunggu Arya pulang, pah?" saran Mamah Inka.
Tetapi entah kenapa Papah Andy ingin sekali ke rumah Ami saat itu juga, dan bahkan ia tidak bisa menahan dirinya untuk segera ke rumah Ami. Hingga saat itu juga Mamah Inka pun menuruti kemauan suaminya.
Kebetulan rumah Ami tidak jauh dari rumah mereka dan hanya berkata beberapa rumah saja.
"Bu, aku sudah tidak sabar lagi untuk bisa menjadi istri Mas Arya. Dengan begitu kita bisa ikut menikmati hartanya," ucap Ami dengan sangat antusias.
"Benar sekali Ami, ibu juga sudah cape jadi orang miskin. Ibu juga sudah punyakue rencana bagus untuk menyingkirkan orang tua Arya. Dengan begitu cuma kita berdua yang menikmati kekayaan Arya. Tapi rencana ini ibu katakan nanti saja jika kamu sudah menikah dengan Arya," ucap ibunya.
"Aku penasaran Bu, memangnya apa yang ingin ibu lakukan pada orang tua Mas Arya?" tanya Ami penasaran.
"Ada dech, intinya ibu akan buat seolah-olah orang tua Arya alami sebuah kecelakaan," ucap Ibunya.
Mereka berdua sama sekali tidak menyadari jika sedari tadi pembicaraan mereka di dengar oleh Mamah Inka dan Papah Andy dari balik pintu yang terbuka lebar.
PROK PROK PROk
Papah Andy tersenyum sinis seraya bertepuk tangan.
Sontak saja Ami dan ibunya gelagapan, seketika itu juga wajah mereka berubah pias dan mereka saling berpandangan satu sama lain tidak bisa berkata apa-apa.
"Pantas saja aku ingin segera kemari, ternyata Allah ingin menunjukkan perangai buruk kalian berdua!" oceh Papah Andy.
"Benar juga pah, kita seharusnya bersyukur karena dengan seperti ini kita jadi tahu sifat asli ibu dan anak ini," oceh Mamah Inka.
Saat itu juga mereka pun memutuskan secara sepihak untuk tidak melanjutkan acara pernikahan tersebut.
#Flash Back Of #
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Vee J. kiki
"berjarak" bukan "berkata"
2023-06-06
0
Vee J. kiki
lebih tepatnya kata "deh" bukan "dech" kak.. maaf ya banyak kritik kak 😁
2023-06-06
1
Puspa Trimulyani
waduh.....gmn sakitnya Arya... setelah tahu rencana jahat calon istri dan calon mertuanya itu
2023-05-18
1