Saat itu juga Sefelin menuruti kemauan Zie, ia segera berkemas-kemas. Dan mereka pergi dari rumah tersebut sore itu juga selagi Nelson bersenang-senang bersama dengan keluarganya.
Zie mempunyai sedikit tabungan hingga ia bisa pulang ke kampung saat itu juga.
"Alhamdulillah, sedikit demi sedikit aku menyisihkan akhirnya bisa juga untuk kembali ke kampung. Semoga apa yang aku lakukan adalah yang terbaik. Aku sangat yakin juga jika Allah telah membuka jalan untukku hidup lebih baik lagi."
Perjalanan ke rumah orang tua Zie memakan waktu cukup lama yakni empat jam.
Orang tuanya sangat senang melihat kedatangan Zie dan Sefelin. Karena jarang sekali mereka bermain ke kampung. Setiap Nelson di ajak alasan macam-macam, sedangkan Zie tidak punya banyak uang. Karena jatah dari Nelson untuk kebutuhan sehari-hari saja kurang.
"Alhamdulillah, akhirnya kami bisa bertemu lagi dengan anak dan cucu."
Ibu Saras memeluk Zie kemudian beralih memeluk Sefelin.
"Lama sekali kalian baru bermain kemari," ucap Ayah Sono.
Kini Zie sudah tidak sungkan lagi untuk menceritakan semua pada orang tuanya, bahkan dihadapan Sefelin. Karena Sefelin saja sudah tahu bagaimana perangai Nelson pada dirinya sendiri yang tidak mengajaknya naik mobil baru.
Orang tua Zie sangat kesal mendengar cerita dari Zie. Tetapi Ayah Sono memberikan penghiburan," biarkan saja mereka bersikap seperti itu. Nanti juga mereka semua akan mendapatkan pembalasannya. Kamu nggak usah khawatir karena tanah ayah sudah laku tinggal proses pembayarannya saja. Bahkan pengusaha itu bersedia membayar seharga empat milyar. Padahal kesempatan awalnya cuma tiga milyar. Uang pembayaran buat kamu semua Zie."
Sang ibu juga turut berkata," mungkin ini jalan dari Allah untuk kamu berlatih membuka usaha sendiri. Kamu tinggal saja disini dengan kami. Dan buka usaha saja di desa ini, Zie."
Sebenarnya Zie menginginkan buka usaha di kota lain dan mengajak orang tuanya. Tetapi jika orang tuanya sudah mengatakan hal seperti itu, Zie tidak berani menolak atau membantah karena ia tidak ingin membuat sedih orang tuanya.
Dia teringat sebuah kesalahan yang fatal dimana dulu dia memaksa untuk menikah dengan orang kota seperti Nelson, yang akhirnya malah membuat dirinya menderita.
"Baiklah Bu, kami akan tinggal dengan kalian disini dan Sefelin melanjutkan sekolah disini saja ya, mau kan?"
Zie menatap ke arah anaknya.
Sefelin tersenyum," mau banget mah.. Kemana pun mamah pergi, Sef akan selalu ikut dengan mamah dan akan buat mamah bahagia. Walaupun mamah nggak pernah bercerita pada Sef, tapi Sef tahu jika hidup mamah nggak pernah bahagia karena papah dan keluarganya kejam."
Sefelin bercerita bahwa ia seringkali tidak sengaja mendengar pertengkaran antara Zie dan Nelson. Bahkan kerap kali nenek dan Tante serta budenya suka sekali menghina Zie di depannya.
Zie terpengarah," astaghfirullah aladzim, kenapa kamu nggak pernah mengatakan hal ini pada Mamah? apa saja yang mereka sempat katakan padamu?"
Zie sangat kesal mendengar pengaduan dari Sefelin. Ia semakin kesal saja.
"Mah, katanya aku ini kelak seperti mamah yang tidak bisa bekerja dan bodoh serta kata-kata kasar lainnya lagi. Maaf ya mah, Sef sengaja nggak bilang karena nggak ingin mamah semakin bertambah sedih. Apa lagi Sef tahu jika selama ini mamah juga sering di hina oleh mereka seperti halnya yang di alami oleh Sef.'
Miris sekali mendengar perlakuan keluarga dari suami kepada Sefelin. Hal ini membuat Zie semakin marah besar dan benar-benar bertekad untuk bisa sukses. Ia yakin usahanya akan segera berhasil apa lagi sudah ada dana untuk modal usaha.
Kedua orang tua Zie selalu saja menasehati Zie dan Sefelin untuk tidak putus asa dan percaya saja dengan kuasa Allah. Bahwa setiap perbuatan pasti ada balasannya dan juga tidak itu berputar.
Sementara di lain tempat saat ini Nelson sedang kesal karena pada saat pulang tidak ada sambutan sama sekali
dari istrinya. Dan suasananya terlihat sunyi senyap.
"Heran, dari tadi aku mencari keberadaan Zie dan Sefelin kok nggak ada ya? kemana mereka ya? masa iya pergi nggak pamit sama sekali."
Nelson duduk di tepi ranjang kamarnya, dan tak sengaja matanya menatap ke arah meja dimana ad secarik kertas yang di tindih dengan pena.
"Kertas apa ini?"
Nelson pun membaca surat yang ditinggalkan oleh Zie untuknya.
[Mas Nelson, aku pamit pulang ke rumah orang tuaku dan aku mengajak serta Sefelin. Aku sudah lelah bertahan bertahun-tahun dan selalu mengalah menghadapi sifat kejam dirimu. Aku tidak akan pernah kembali lagi ke rumahmu. Kita jalani saja hidup kita masing-masing. Sudah begitu lama aku menahan rasa lara karena ketidak adilan dirimu.]
Nelson sama sekali tidak merasa kehilangan. Ia justru senang," kebetulan sekali kamu minggat, karena aku juga sudah tidak ingin hidup bersama dengan wanita desa dan tidak berpendidikan seperti dirimu. Jangan harap aku akan menyusulmu untuk pulang ke rumah ini!"
Nelson meraih ponselnya, ia segera mengirim chat pesan ke nomor ponsel Zie.
[Bagus jika kamu tahu diri dan pulang ke asalmu yakni di desa. Karena memang sudah sepantasnya kamu tinggal di desa bukan di kota. Seorang wanita rendahan yang tidak berpendidikan tinggi sebenernya juga tidak pantas bersanding dengan aku yang saat ini menjabat sebagai seorang manager. Aku akan malu jika semua orang tahu kalau aku memiliki istri seorang yang tidak berpendidikan tinggi.]
Drt drt drt drt drt
Ponsel Zie bergeraki tanda ada satu notifikasi chat pesan masuk.
Zie membacanya dan ia semakin tertusuk hatinya oleh kata-kata hinaan dari Nelson. Ia sama sekali tidak membalasnya karena tidak ingin dirinya terpancing emosi. Ia hanya bisa mengusap dada seraya beristighfar.
"Astaghfirullah aladzim, orang kok sombong sekali seperti ini?" batin Zie.
Nelson semakin marah pada saat chat pesan yang ia kirim tidak mendapatkan balasan dari Zie. Ia pun menulis chat pesan lagi dan kali ini semakin menyakitkan hati.
[Kenapa diam dan tidak membalas chat pesan dariku? oohhhh pasti kamu sadar diri, jika dirimu tidak pantas bersanding denganku. Secepatnya aku yang urus perceraian kita dan Sefelin tinggal sama kamu saja! aku nggak ingin kamu yang mengurus perceraian, nanti yang ada aku yang seperti di campakkan olehmu.]
Rasa gengsi dirasakan oleh Nelson. Ia tidak ingin suatu saat nanti Zie yang menggugat cerai dirinya karena itu akan menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang lelaki yang bertitel manager.
Kembali lagi Zie tidak membalas chat pesan tersebut. Justru Zie memblokir nomor ponsel Nelson. Supaya dirinya bisa tenang dan tidak dihina terus menerus oleh Nelson.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Upik Yupi
Bagus zie, abaikan saja Nelson. omongannya ngk usah di tanggapi
2023-07-10
0
Nor Azlin
entar lagi kalau zie nya sukses baru kamu mau balikan ...dasar laki2 enggak punya perasaan ...apa aja yang kau banggakan dengan taitel sebagai manejer itu semua bisa dicabut kalau Allah mau sekali jentik aja kamu jatuh miskin ...dengan kamu yang suka memberi apa aja buat keluarga mu itu pasti suatu hari nanti kamu enggak bisa lagi memenuhi kebutuhan mereka kerana mereka selalu meminta bukan nya berusaha untuk mencari uwang ...jangan2 kamu memang ada hati sama kakak ipar mu itu yah 🤔🤔🤔 dasar laki2 enggak punya perasan kali yah...lanjut thor
2023-06-20
0
inayah machmud
suami gila stres gak waras si Nelson. ..😡
2023-06-18
0