Pindah Rumah Baru

Tetapi diam-diam Bu Eka pergi ke rumah Nelson untuk memastikan berita yang telah disampaikan oleh Sasa. Saat ini dirinya diantara percaya atau tidak percaya. Dirinya saat ini sedang dilanda dilema.

"Aku nggak percaya dengan apa yang Sasa katakan, tetapi aku juga masih penasaran jika aku belum bertanya secara langsung kepada Nelson."

Dengan melangkah cepat, Bu Eka menyambangi rumah Nelson. Akan tetapi Nelson sedang tidur, hingga terpaksa Bu Eka membangunkannya," Nelson, bangun! ada yang ingin mamah bicarakan denganmu!"

Nelson tak juga bangun, ia hanya berganti posisi tidur dengan membelakangi Bu Eka. Hingga terpaksa Bu Eka menepuk bahunya terus menerus," Nelson bangun, cepat!"

Nelson sangat kesal karena dirinya masih ingin tidur malah diganggu oleh Ibunya yang super cerewet.

"Aaahh... apa-apaan sih mamah? nanti saja kalau aku sudah bangun apa nggak bisa?" ucap Nelson masih dengan mata terpejam.

"Nelson, bangun! nanti bisa tidur lagi kan?" oceh Bu Eka.

Hingga terpaksa Nelson membuka matanya walaupun sebenarnya ia masih sangat mengantuk.

"Nelson, apakah benar kamu akan menikah? dengan siapa dan titelnya apa?" serentetan pertanyaan keluar dari mulut Bu Eka.

"Pasti Mbak Sasa yang mengatakannya bukan? memang benar aku akan menikah dengan seorang anak dari preman yang sering mangkal di bar tempatku bertemu dengan anaknya," ucap Nelson dengan sangat jujur.

"Apa, masa iya kamu akan menikah dengan anak preman? memalukan sekali! bukannya mencari pengganti Zie yang lebih baik, malah lebih buruk! pokoknya mamah nggak akan setuju dengan keputusanmu itu!" oceh Bu Eka.

"Aku nggak peduli dengan keputusan mamah. Setuju atau tidak setuju, aku akan tetap menikahinya karena ia saat ini sedang hamil anakku, mah," ucap Nelson keras kepala.

Dia tidak punya pilihan lain selain menikah dengan Mila karena dibawah tekanan Mila. Ia tidak ingin di hajar oleh Ayahnya Mila yang sangat menyeramkan perawakan tubuhnya.

Bu Eka berlalu pergi dari hadapan Nelson, ia sangat marah karena mengetahui hal itu. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Begitu pula dengan Nelson, ia kesal karena dirinya tidak bisa tidur lagi.

*******

Beberapa hari kemudian....

Pernikahan pun terjadi antara Nelson dan Mila. Bahkan setelah pernikahan, ayahnya Mila memutuskan untuk tinggal di rumah Nelson, walaupun Nelson tidak menginginkannya.

"Nelson, ayah akan tinggal disini ya? karena di rumah sepi sudah nggak ada Mila. Nggak apa-apa kan?" tanya Ayah Gondo.

Belum juga Nelson berkata, tiba-tiba Bu Eka menyela," seenaknya saja mau numpang tinggal di rumah Nelson. Nggak boleh seperti itu dong!"

"Diam kamu ya? aku sedih bicara dengan Nelson, bukan dengan dirimu cerewet!" bentak Gondo hingga membuat Bu Eka dan yang lainnya terlonjak kaget

Mila menghampiri Bu Eka," mamah mertua nggak usah turut campur ya? kalau nggak ingin di banting sama ayahku!"

Bu Eka diam saja, ia sudah bisa melawan karena melihat kemarahan Gondo yang menurut dirinya menyeramkan sekali.

Saat itu juga selesai acara ijab qobul, Gondo tinggal di rumah Nelson. Walaupun sebenarnya Nelson sangst tidak setuju.

Semua pulang ke rumah masing-masing dengan kecewa.

********

Sementara saat ini usaha on line shop Zie semakin berkembang pesat. Dan ia di tawari sebuah rumah mewah yang letaknya sangat strategis tetapi di perkotaan.

"Ayah-ibu, bagaimana menurut kalian jika kita pindah rumah di kota? kebetulan ada seorang pelanggan menawarkan rumah yang harganya menurutku murah," ucap Zie.

"Lantas bagaimana dengan usahamu di desa ini?" tanya Ayah Sono.

Zie akan membuat cabang untuk toko pakaiannya. Jadi toko pakaian yang ada di kampung tetap berjalan.

Saat itu juga mereka melakukan pindahan dari desa ke kota. Dan kebetulan rumah yang akan mereka tempati letaknya bersebelahan dengan rumah Arya. Seorang pengusaha muda yang kaya raya.

Mereka sama-sama baru membeli rumah tersebut dan keduanya juga tidak mengetahui jika mereka tinggal bersebelahan.

Sefelin dan kedua orang tua Zie kaget pada saat mereka sampai di rumah baru mereka," mah, kok kita pindah di seberang rumah Papah sih?"

"Nggak apa-apa sayang, jadi jika kamu ingin bertemu dengan papah kan dekat," ucap Zie.

"Nggak kok mah, aku sama sekali nggak pernah merasakan rindu atau ingin bertemu dengan papah. Seharusnya Mamah jangan membeli rumah yang dekat dengan papah dan keluarganya, nanti yang ada mereka akan memusuhi Mamah lagi," ucap polos Sefelin.

"Iya Zie, kenapa sih kamu malah membeli rumah dekat dengan mantan suamimu?" tegur Ayah Sono.

"Sudahlah Ayah, mungkin ada sesuatu yang membuat Zie memutuskan untuk membeli rumah ini," ucap Bu Saras.

Memang ada suatu pertimbangan kenapa Zie begitu antusias untuk membeli rumah mewah di seberang rumah mantan suaminya.

Karena harga rumah tersebut murah hingga Zie tertarik. Dan Zie juga ingin memberikan pendidikan yang layak untuk Sefelin.

"Sef, Mamah ingin kamu sekolah di kota yang fasiltas lengkap dan mata pelajaran juga komplit. Karena waktu itu mamah mendapatkan informasi jika di sekolahanmu yang di kampung, kurang ok," ucap Zie.

Mendengar penjelasan tersebut, Sefelin hanya menganggukkan kepalanya. Ayah dan ibunya juga tidak mengatakan apapun.

Sudah tidak ada lagi pertentangan, kini mereka segera menata semua barang-barang mereka. Sudah menjadi adat dan kebiasaan, jika akan menempati suatu rumah yang baru mereka pasti melakukan selamatan dan mengundang pak ustadz setempat untuk berdoa.

Hal serupa juga dilakukan oleh Arya, bahkan satu ustadz yang sama. Hingga pak ustadz memutuskan acara selamatan tersebut di langsungan secara bersamaan.

"Lohhh.. ternyata kamu Zie?" tegur Arya kaget.

"Iya, ternyata yang mengadakan acara selamatan bareng, Mas Arya?" ucap Zie terkejut pula.

Mereka saling bersalaman satu sama lain. Arya juga menyalami orang tua Zie. Keduanya bahkan meminta tolong pada Pak Ustadz untuk memanggil warga sekitarnya untuk datang menghadiri selamatan tersebut.

Sony dan Nelson sempat tercengang pada saat datang menghadirinya. Mereka benar-benar tidak percaya dengan penglihatan mereka, dan saling berbisik satu sama lain.

"Nelson, apa kita mimpi? coba kamu cubit tanganku ini!" bisik Sony.

Nelson pun mencubit Sony, dan Sony sempat meringis menahan sakit.

"Ternyata kita nggak mimpi, tapi bagaimana mungkin mantan Istrimu bisa membeli rumah mewah ini?" tanya Sony berbisik.

Nelson tak menjawabnya, ia hanya mencibir sambil mengangkat bahunya. Dan ia pun memutuskan untuk tidak turut serta mengikuti acara selamatan rumah Zie dan Arya.

Namun pada saat ia akan bangkit dari duduknya, pak ustadz menegurnya hingga ia mengurungkan niatnya tersebut.

"Sialan, aku benar-benar di permalukan di sini. Mantan istriku mempunyai rumah mewah dan mobil mewah. Padahal rumah ini sudah aku incar sejak dulu, kenapa Zie yang berhasil membelinya?" batin Nelson sangat kesal.

Terpopuler

Comments

Qilla

Qilla

emng dikota yg ada rumah dijual cuman disebelah mantan suamimu ?

2023-06-13

0

Vee J. kiki

Vee J. kiki

kalo bisa on line shop ya digabung aja kak biar enak bacanya hehe 😅
(online shop)

2023-06-06

0

Jue

Jue

Sudah tak ada rumah lain ka , Heran aku pilih rumah dekat mantan suami .

2023-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!