Pagi menjelang, Zie ingin sekali ke kota mengajak orang tuanya dan Sefelin untuk ke pusat perbelanjaan. Maksud Zie ia ingin mengetahui dan mengecek model pakaian yang ada di pusat perbelanjaan tersebut. Bahkan ia berinisiatif ingin menyetok barangnya untuk di jual di pusat perbelanjaan yang terbesar di kota tersebut.
"Zie, apakah kamu yakin jika kita akan ke kota? yang ada nanti nggak sengaja kamu bertemu dengan mantan suamimu dan keluarganya. Toh mereka bukannya sering foya-foya?" ucap Bu Saras.
Zie hanya tersenyum," nggak masalah bu, malah sekalian aku pamerin apa yang aku punya sekarang."
"Ayah setuju Zie, memang seharusnya orang-orang seperti mereka itu dihadapi bukan dihindari. Yang ada nanti mereka semakin seenaknya sendiri dan berpikir kita ini lemah gampang ditindas," Ayah Sono mendukung Zie.
Saat itu juga Zie mengemudikan mobilnya menuju ke kota gimana Nelson dan keluarganya tinggal. Tujuan utama mereka ingin ke pusat perbelanjaannya. Zie juga akan mengajak anak dan orang tuanya ke cafe. Belum juga Zie mengatakan hal itu, Sefelin tiba-tiba berkata," mah, nanti kita ke cafe ya?"
"Iya itu pasti sayang. Khusus untuk hari ini kita bersenang-senang. Kamu bebas mau makan apapun akan Mamah belikan. Dan kamu juga bebas mau beli apa saja Mamah akan belikan. Tetapi ingat ya, nggak boleh takabur. Belilah yang dibutuhkan nggak boleh pemborosan," pesan Zie.
Dia nggak ingin anaknya bertumbuh sebagai gadis yang suka berfoya-foya. Ia juga sudah berniat akan mengajak Sefelin dan orang tuanya bersedekah ke panti asuhan dan panti jompo. Niat baik Zie sangat di dukung oleh orang tuanya.
Beberapa jam kemudian...
Mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan, karena mereka datang siang hari. Sefelin langsung mengajak Zie makan di sebuah cafe.
Namun pada saat mereka baru akan memilih tempat duduk. Mereka bertemu dengan Nelson dan keluarganya yakni Bu Eka-Dina-Sony-Sasa-Jeselin.
"Sefelin-Tante Zie!" teriak Jeselin yang sedang duduk menunggu pesanan makanan mereka.
Sontak saja bukan hanya Zie dan Sefelin menengok ke arah sumber suara, tetapi juga orang tua Zie.
Bu Saras langsung berbisik pada Ayah Sono," betul kan yang ibu barusan katakan? kita bertemu dengan mereka. Ibu khawatir ayah."
"Sudah percaya saja jika Zie mampu menghadapi mereka," Ayah Sono mencoba menenangkan Bu Saras.
Sedangkan Zie dan Sefelin hanya tersenyum ke arah Jeselin. Tentu saja membuat Jeselin penasaran dan ia akan bangkit untuk mendekat tapi pada saat bangun, bahunya ditekan oleh Sasa dengan mata melotot. Sontak saja Jeselin ketakutan.
"Lihatlah Nelson, mereka ke cafe ini. Memangnya punya uang? nanti yang ada mereka minta di bayari sama kamu loh dengan alasan kamu masih bertanggung jawab dengan Sefelin," ucap Sasa mulai provokasi.
"Ist jangan Nelson, cepat kamu tegur Zie keburu mereka memesan makanan dan nanti kamu yang diminta bayarin!" Bu Eka sudah gelisah ketakutan.
Dina ikut juga berkata," ayok Mas Nelson, biar aku temani Mas untuk mengusir wanita kampung itu."
Dengan penuh percaya diri Nelson dan juga Dina melangkah menghampiri tempat duduk Zie dan keluarganya.
"Heh wanita kampung, pergi dari sini karena aku tidak akan membayar apa ya kamu dan keluargamu makan! hubungan kita sudah berakhir, itupun bukan karena keinginan dariku. Tetapi kamu sendiri yang angkat kaki dari rumahku dengan membawa Sefelin. Jadi aku tidak ada tanggung jawab sama sekali," ucap lantang Nelson.
Ayah Sono mendengus kesal, dan pada saat dirinya akan bangkit berdiri untuk membalas perkataan Nelson, Zie menahan lengannya dan memberikan kode dengan menggelengkan kepalanya ke arah Ayah Sono. Hingga terpaksa Ayah Sono mengurungkan niatnya tersebut.
Zie sengaja diam, ia ingin mengetahui apa saja yang akan dikatakan oleh Nelson dan juga Dina.
"Hey wanita kampung, kenapa masih duduk saja? cepat ajak anak dan orang tuamu untuk segera angkat kaki dari cafe ini karena percuma saja. Walaupun kamu mengemis, Mas Nelson tidak akan membayar makanan kalian," ejek Dina.
Zie tersenyum," memangnya yang punya uang cuma Mas Nelson? kalian pikir aku akan mengemis makanan enak pada kalian? aku juga bisa bayarkan makanan kalian," ucap Zie.
Nelson dan Dina tersenyum mengejek, mereka sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zie.
Zie memanggil seorang pelayan," mbak kemari sebentar!"
Mendekat lah seorang pelayan," ada yang bisa saya bantu nona?"
"Saya ingin memesan semua menu makanan yang terfavorit di cafe ini. Apakah bisa bayar dengan kartu ini?" Zie menunjukkan black card kepada pelayan tersebut.
Belum juga pelayan tersebut menjawab, Zie sudah berkata lagi," apakah harus cash ya?" Zie mengeluarkan segepok uangnya.
Sang pelayan mengatakan bahwa bisa bayar cash atau pun dengan black card. Setelah itu pelayan segera pergi untuk menyiapkan segala pesanan makanan Zie. Sementara Nelson dan Dina sempat terperangah pada saat melihat uang dan juga black card yang di pamerkan oleh Zie.
Tetapi sejenak Nelson tersenyum," aku yakin sekali jika kamu mendapatkan semua itu dari jalan tidak benar."
Zie tidak mau menanggapi apa yang dikatakan oleh Nelson," pergilah kalian, aku tidak ingin selera makanku dan keluargaku hilang karena melihat kalian!"
Sontak saja Nelson dan Dina berlalu pergi dan kembali ke meja mereka. Bu Eka memicingkan alisnya," jangan katakan jika kalian berdua tidak berhasil mengusir mereka dari cafe ini!"
"Sudahlah Mah, sebaiknya kita segera makan dan cepat pergi dari sini. Mereka tidak akan meminta di bayari olehku kok. Zie sudah memiliki uang sendiri," ucap Nelson melahap makanan yang ada di hadapannya.
Sebenarnya Bu Eka tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Nelson. Bu Eka hanya bisa bergumam di dalam hatinya," bagaimana mungkin Zie bisa membayar makanan di cafe ini? uang darimana? apakah aku saja yang mengusir Zie dan keluarganya ya?"
Bu Eka makan tidak tenang sembari matanya terus saja melirik kearah Zie. Hingga beberapa saat kelurga Nelson yang terlebih dahulu pergi dari cafe tersebut.
"Untung saja kita pergi terlebih dahulu, jika tidak pasti Zie meminta Nelson untuk membayarkan makanannya," oceh Sasa.
Tidak ada satupun yang menanggapi ocehan Sasa.
Seperginya Nelson dan keluarganya, Sefelin diam saja dengan mata berkaca-kaca. Hal ini membuat Zie heran," kamu kenapa Sef? apakah makanannya tidak enak?"
"Aku sedih mah. Kok Papah sama sekali nggak menyapaku, malah dia marah-marah ya? apakah Papah benar-benar sudah nggak peduli lagi padaku?"
Zie merasa iba dengan Sefelin. Tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena memang Nelson bersikap masa bodoh bukan hanya pada Sefelin tapi juga padanya.
"Sefelin, bukannya sifat papahmu sudah sejak lama seperti itu? pada saat kita masih tinggal bersama juga seperti itu? mulai sekarang pikirkan saja mamah-nenek-kakek. Nggak usah memikirkan yang lain ya? mamah juga bisa berperan ganda disamping menjadi mamah, juga selama ini menjadi Papah bukan?" Zie menasehati Sefelin.
Beberapa menit kemudian setelah makan di sebuah cafe, barulah Zie mengajak Sefelin dan orang tuanya ke sebuah toko perhiasan emas. Ia sengaja melakukan itu supaya Sefelin tidak bersedih lagi.
Zie membebaskan Sefelin dan ibunya untuk membeli perhiasan yang mereka inginkan. Selagi mereka d
asik memilih, lagi-lagi merasa bertemu dengan keluarga Nelson. Kali ini cuma dengan Sasa dan Bu Eka.
"Wahhhhh ketemu lagi kita ya? hem...sok banget dech kamu Zie. Mimpi kali ya mau membeli perhiasan?" ejek Bu Eka.
Tetapi Zie hanya melirik sinis pada Bu Eka, ia sama sekali tidak merespon perkataannya tersebut. Zie terus saja asik memilih perhiasan untuk anak dan ibunya. Ia lekas membayar semua perhiasan itu. Bahkan yang dibeli oleh Zie lumayan banyak. Semua perhiasan komplit dari anting, cincin, gelang, hingga kalung.
Uang yang harus dibayarkan juga jumlahnya sangat banyak sampai puluhan juta. Membuat Bu Eka dan Sasa terperangah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nor Azlin
nama nya pun kecoa mbak dibasmi pake racun serangga juga akan datang...kalau udah kecoa pasti kotor ...orang kayak mereka memang pantas disebut kecoa ataupun tikus got kali 😂😂😂 ini perbuatannya sasa sama si Nelson belum ada pembalasan lagi thor ..ayo lah thor kasih pelajaran buat mereka yang menjijikkan itu biar tau rasa bagai mana kalau Sony atau ibu Eka tau pasti seru ni melihat kehancuran mereka sekeluarga pasti pada heboh ni lanjut thor
2023-06-20
1
Puspa Trimulyani
nih para kecoa ga cape cape ya bikin kotor....😏😏😏😏
2023-05-15
1