Keterpaksaan

Bu Eka mengerti jika saat ini suasana hati Nelson sedang tidak baik. Ia pun tak berani berkata apa-apa, karena khawatir salah bicara. Ia hanya bisa bergumam di dalam hatinya," huft..dasar OKB(Orang Kaya Baru) jadi sombongnya minta ampun. Padahal dia cuma wanita desa dan juga berpendidikan rendah tapi kok bisa membuka usaha yang membuatnya sukses ya?"

Bu Eka berinsiatif untuk mencarikan jodoh Nelson, yang pendidikan tinggi tidak seperti Zie. Dia akan mencari informasi dari para teman sosialitanya.

Beberapa jam kemudian...

Sampai juga mobil yang dikemudikan oleh Nelson di pelataran rumah ibunya. Setelah itu ia langsung melajukan mobilnya menuju rumah sendiri tanpa mengatakan apa pun pada ibunya.

Dina yang sempat melihat kepulangan ibunya merasa heran melihat Nelson murung tidak seperti biasanya," mah, kalian darimana? kok Mas Nelson seperti murung, memangnya kenapa?"

Bu Eka menjatuhkan pantatnya di kursi teras halaman," kami dari kampung kelahiran Zie, untuk menemuinya. Nelson menginginkan rujuk dengan Zie, tetapi di tolak mentah-mentah. Sampai masmu itu berlutut dihadapan Zie, hilang sudah harga diri."

Dina memicingkan alisnya," bodoh amat sih Mas Nelson, mamah juga ngapain mau di ajak? seharusnya mamah menasehati Mas Nelson untuk mencari istri yang lebih berpendidikan bsaja, nggak usah rujuk dengan Mbak Zie!"

Bu Eka menghela napas panjang," iya juga sih. Tapi semua sudah terlanjur dech. Mamah sudah punya rencana kok, untuk mencarikan pengganti Zie. Nanti Mamah akan meminta informasi dari teman-teman mamah."

Sementara Nelson sampai di rumah di kagetkan oleh seorang wanita yang sedang duduk di teras halaman," bukannya itu wanita yang waktu itu bersamaku di sebuah bar? lantas untuk apa juga dia kemari?"

Nelson memarkirkan mobilnya di pelataran rumah, ia lekas menghampiri wanita itu dengan sorot mata tidak suka," untuk apa kamu datang kemari dan dari mana kamu tahu rumahku?"

Mila tersenyum," mas, kita sudah lama nggak ketemu apa kamu nggak kangen sama aku sih?"

Nelson sering ke bar tanpa sepengetahuan keluarganya, dan sering check in hotel bersama dengan Mila. Wanita yang ia kenal di bar, karena dirinya rindu sentuhan wanita dan ke juga tidak ingin melakukannya dengan Sasa, hingga ia sering melakukannya dengan Mila.

Nelson terus saja menatap tak suka kepada Mila. Hingga Mila terpaksa berkata lagi," Mas Nelson, kamu nggak suka ya aku datang ke rumahmu?"

"Ya, benar sekali. Aku nggak suka jika kamu datang ke rumahku. Sebenarnya ada apa sih?" tanya Nelson ketus.

"Mas, aku ingin bicara padamu tetapi kamu susah sekali dihubungi. Setiap aku chat nggak pernah kamu buka sama sekali, aku telpon pun nggak pernah kamu angkat. Makanya aku datang kemari, aku ingin memberikan ini padamu."

Mila memberikan amplop putih di dalamnya terdapat sebuah kertas.

Nelson menerimanya dan ia lekas meraih kertas putih yang ada didalamnya. Dan begitu ia membacanya matanya membola," apa, kau hamil dia Minggu? bagaimana bisa?"

Mila kesal pada saat mendengar kata-kata tersebut," kenapa kamu berkata seperti itu? jelas bisalah? apa kamu lupa, kita bahkan sering melakukannya sejak kamu pisah dengan Istrimu, hingga kamu resmi bercerai. Aku minta pertanggung jawaban darimu jika tidak mau aku akan mengadu pada ayahku yang seorang preman!"

Nelson diam sejenak, ia tidak menyangka jika hubungan gelapnya dengan Mila berakhir tragis dengan kehamilan Mila. Ia juga sudah pernah bertemu beberapa kali dengan ayahnya Mila.

"Sialan, aku pikir Mila memakai alat kontrasepsi. Ternyata dia sama sekali tidak memakainya. Jika aku tidak menikahinya pasti aku akan dihajar habis-habisan oleh Ayahnya yang menyeramkan itu," batin Nelson.

Dia kini sedang bingung memikirkan hal ini. Dan tiba-tiba datang Sasa yang menatap tak suka pada Mila," siapa dia Nelson?"

Belum juga Nelson berkata, Mila sudah menyela terlebih dahulu," perkenalkan namaku Mila, calon istri Mas Nelson."

Ucapnya seraya mengulurkan tangannya kepada Sasa, tetapi Sasa sama sekali tidak menanggapi uluran tangan dari Mila.

Sasa justru menarik Nelson agak menjauh dari Mila," Nelson, apa benar yang wanita itu katakan? lantas bagaimana denganku?"

Nelson memicingkan alisnya," hah, mbak kan sudah bersuami dan suami mbak kan kakak kandungku. Lagi pula kita melakukan hal itu cuma satu kali dan itu juga karena aku di goda olehmu. Memang ia calon istriku, karena saat ini ia sedang hamil anakku."

Ssat terperangah pada saat mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Nelson," hah, yang benar saja? memang berapa kali kamu melakukan hubungan badan dengannya?"

"Berkali-kali mbak, kami sering melakukannya," ucap Nelson sengaja supaya Sasa tidak berharap dirinya akan memperistrinya.

Sasa bagai tertampar pada saat mendengar hal itu, pupus sudah harapan dia untuk bisa meluluhkan hati Nelson. Padahal ia sangat berharap jika dirinya bisa menjadi pengganti Zie. Dan menikmati semua uang gaji Nelson yang jumlahnya lumayan banyak yakni lima belas juta.

Sasa pun pergi begitu saja tanpa permisi, tetapi hatinya begitu sakit dan ia juga trus bergumam di dalam hati," pantas saja selama ini Nelson tidak mudah di goda lagi untuk melakukan hubungan badan denganku. Pupus sudah semua rencanaku, impianku, harapanku."

Sasa melangkah dengan menghentakkan kakinya karena rasa kesal kecewa dan juga emosi yang teramat dalam.

Sementara Nelson kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Mila," baiklah Mila, aku akan menikahimu secepatnya. Tetapi aku tidak ingin pernikahan kita di rayakan."

"Baiklah, Mas. Itu tidak bermasalah sama sekali, yang terpenting bagiku pernikahan kita sah, itu saja sudah cukup bagiku," ucap Mila dengan sumringah.

Nelson sebenarnya tidak ingin menikah dengan Mila, tetapi ia juga tidak ingin dirinya terancam bahaya oleh Ayahnya Mila yang seorang preman.

Setelah cukup lama berada di rumah Nelson, Mila memutuskan untuk segera pulang memberi tahu kabar bagus tersebut pada ayahnya.

Berbeda dengan Sasa, ia tidak langsung pulang ke rumah tetapi ia pergi ke rumah ibu mertuanya yang rumahnya di samping rumahnya sendiri.

"Mah, ini gawat!" ucap Sasa dengan mimik wajah yang sangat serius.

"Gawat apanya?" tanya Bu Eka heran.

Sasa menceritakan pada ibu mertuanya dimana Nelson akan menikah dengan seorang wanita yang tidak jelas. Hal ini sontak saja membuat Bu Eka tidak percaya. Ia berpikir Sasa hanya bergurau saja.

"Kamu ini bicara apa Sasa? kemarin saja Nelson ingin rujuk dengan Zie, masa iya tiba-tiba mau menikah? selama ini mamah tidak pernah tahu jika Nelson dekat dengan wanita," ucap Bu Eka terkekeh."

"Jika mamah tidak percaya sebaiknya tanya langsung pada Nelson," ucap Sasa kecewa, karena ucapannya tidak di percaya oleh Bu Eka.

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

🤣🤣🤣🤣 👍👍👍

2023-06-20

2

Puspa Trimulyani

Puspa Trimulyani

masih mending OKB,lah dirimu Bu Eka.....OMA(orang miskin abadi) karena selalu ngemis sama Nelson

2023-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!