Malam harinya, di saat menjelang tidur. Dan Nelson sedang ada di dalam kamar mandi, tiba-tiba ponsel Nelson di atas nakas bergetar tanda ada notifikasi chat pesan masuk.
Zie penasaran, ia tahu jika Nelson sedang berada di dalam kamar mandi pasti selalu lama. Untuk menghilangkan rasa penasaran dirinya, Zie segera membuka notifikasi chat pesan tersebut.
[Nelson, thanks ya? berkat uang darimu, aku jadi bisa mengurus rumah memasak dan bayar iuran bulanan Jeselin. Kamu memang adik ipar yang sangat baik. Selalu saja memberikan apa yang aku butuhkan.]
Baru juga Zie membaca chat pesan tersebut, sudah ada beberapa notifikasi chat pesan lagi dari Sasa.
[Nelson, jika saja waktu bisa di putar. Aku akan memilih dirimu untuk menjadi suamiku bukan dengan Kakakmu yang pengangguran itu.]
[Nelson, aku sebenarnya merasa kasihan padamu. Karena kamu punya istri nggak banget. Sudah kucel dan nggak berpendidikan sama sekali.]
[Kamu ini pria yang sangat tampan, mapan, dan juga sukses. Kenapa sih kamu malah memilih istri seperti Zie, mending Istri seperti aku.]
Zie sangat kesal sekali membaca beberapa chat pesan dari Sasa yakni istri dari kakak iparnya. Zie juga sangat kesal karena Nelson selalu saja menuruti kemauan Sasa.
Selagi dirinya asyik dan fokus membaca berulang-ulang pesan yang ada di ponsel Nelson, tiba-tiba Nelson merebutnya," lancang benar kamu buka ponselku, hah? padahal aku selama ini tidak pernah buka ponsel kamu! memang jika seorang yang berpendidikan dan tidak berpendidikan itu beda ya?"
"Kamu wanita kampung yang tidak berpendidikan hingga tidak punya etika atau sopan santun sama sekali. Berbeda dengan aku yang lulusan S2."
Nelson terus saja menghina Zie yang hanya lulusan SLTA, dan ia terus saja membanggakan dirinya sendiri.
Zie tidak mau kalah, ia pun menjawab apa yang barusan dikatakan oleh Nelson " jika memang aku adalah wanita kampung dan berpendidikan rendah tetapi kenapa kamu mencintaiku dan mau menikahiku?"
"Aku memang menyesal telah menikahimu apalagi mencintaimu, karena dulu aku tertutup mata hatiku oleh rasa cintaku kepadamu, tetapi sekarang ini tidak lagi," ucap Nelson yang sangat menyakiti hati Zie.
Zie tersenyum sinis, agar ia tidak menitikkan air mata di depan suaminya yang sangat kejam tersebut.
"Kenapa kamu sangat kejam kepada Istri dan anakmu sendiri, tetapi terhadap kakak ipar, kamu selalu loyal. Apakah ada hubungan khusus antara kamu dengan Mbak Sasa? apakah kalian diam-diam saling jatuh cinta?"
Mendengar perkataan Zie, sejenak jantung Nelson bergemuruh cepat, matanya melotot, tangannya berkacak pinggang," ngomong apa barusan? apa kamu nggak lihat hah? jika Mas Sony itu belum mendapatkan pekerjaan, apa salahnya aku hanya ingin menolong saja?"
Zie bertambah kesal dengan perkataan dari Nelson, ia sama sekali tidak habis pikir kenapa sikap suaminya benar-benar berubah drastis. Padahal semasa dirinya pacaran dan pada saat hamil Sefelin, Nelson sangat perhatian. Tetapi sejak Sefelin lahir dan karirnya menanjak, justru Nelson berubah pelit dan kejam.
Terus saja mereka berdebat mempermasalahkan tentang Sasa yang selalu saja di beri jatah uang olehnya.
"Mas, kamu ini dijadikan sapi perah oleh keluargamu sendiri. Kamu ini telah di peralat, dan satu hal lagi. Kamu selalu mengatakan dirimu pintar, tetapi sebenarnya bodoh hingga tidak sadar jika dirimu hanya di peralat saja."
"Mbak Sasa selalu meminta uang dengan alasan macam-macam bukan? tetapi kamu tidak tahu jika uang yang kamu berikan untuknya ia gunakan untuk berfoya-foya."
"Hampir setiap pagi dan siang, Jeselin makan di rumah ini. Dia mengatakan bahwa Mbak Sasa tidak pernah memasak tetapi keluyuran dengan teman-temannya."
PLAk!
Tiba-tiba Nelson malah menampar Zie.
Zie terhenyak kaget, ia pun memegangi pipinya yang terasa perih oleh tamparan tangan Nelson.
"Mas, kenapa kamu bermain tangan seperti ini? kamu tidak terima, aku mengatakan kebenaran tentang mbak Sasa kepadamu? aku hanya ingin membuka mata hati dan pikiranmu supaya kamu tidak terus-menerus dibodohi oleh Mbak Sasa."
Mata Zie berkaca-kaca, ia begitu kecewa dengan Nelson.
Nelson tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Zie, ia justru menuduh jika Zie iri dengan perhatian Nelson pada Sasa. Terang saja Zie pun berkata," jujur saja aku memang iri, bukan hanya pada Mbak Sasa tetapi juga pada seluruh anggota keluargamu."
"Memangnya aku salah jika ingin berbuat baik pada mamah dan seluruh anggota keluargaku? itu sudah sewajarnya seorang anak berbakti pada ibu dan juga baik pada kakak serta adik!" bela Nelson.
Zie tetap tidak mau kalah ia pun bisa membalas perkataan dari Nelson," aku tidak pernah melarangmu berbuat baik pada ibu dan saudaramu. Tetapi seharusnya ada porsi atau takarannya. Dan seharusnya kamu adil terhadap istri dan anakmu. Kamu tidak pernah adil mas, kamu lebih mementingkan kepentingan ibu dan saudaramu daripada istri dan anakmu!"
Zie masih bisa bersabar, ia pun meminta kepada Nelson untuk bisa bersikap adil dan berubah menyayangi dan peduli pada istri dan anak. Tetapi Nelson semakin marah, ia justru menuduh Zie tidak pernah bersyukur dengan apa yang ia dapatkan.
"Selama ini aku sudah tanggung jawab padamu memberi nafkah dan juga menyekolahkan Sefelin. Tetapi kamu masih saja menuntut! jika ingin uang yang banyak, kenapa kamu nggak kerja sendiri? makanya sekolah yang tinggi jadi punya pekerjaan bagus gaji gede! nggak kaya sekarang ini, kerjamu cuma bantuin Mbak Ike packing jualan on line."
Terus saja Nelson menghina Zie, bahkan ia berkata dengan sangat lantang hingga Zie memberinya peringatan supaya tidak terlalu keras dalam berkata, karena Zie tidak ingin Sefelin mendengar pertengkaran tersebut.
Tetapi semua terlambat, karena Sefelin sudah mendengarnya. Ia pun menitikkan airmata di balik tembok," ya Allah, kasihan sekali mamah. Selalu saja diperlakukan tak adil oleh papah. Jika saja saat ini aku sudah besar, aku pasti akan bawa mamah pergi dari rumah ini. Dan akan memberikan kebahagiaan pada mamah yang selalu ditindas dihina bukan hanya oleh Papah tapi juga oleh nenek-pakde-bude-tante Rini."
Sefelin sering kali melihat pada saat Zie di rendahkan oleh keluarga Nelson. Karena mereka sengaja mengatakan banyak hal dihadapan Sefelin. Bahkan Sefelin juga tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarga Nelson.
Sefelin hanya di sayangi oleh orang tua Zie yang saat ini tinggal di sebuah perkampungan.
Sefelin berjanji di dalam hatinya, kelak ia akan membahagiakan Zie karya ia tahu Zie tidak pernah bahagia.
Pertengkaran yang terjadi antara Zie dan Nelson berakhir tat kala Bu Eka datang untuk meminta uang dengan alasan untuk membayar listrik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
inayah machmud
kasihan banget stefelin sama zie... udah tinggalkan saja si Nelson suami dan ayah durjana...
2023-06-18
1
Puspa Trimulyani
sdh tinggalkan saja si Nelson songong itu, bangkit zie....balas perlakuan mereka
2023-05-14
1
Puspa Trimulyani
sampe gemetar badanku menahan emosi.....ingin kutampol tuh muka bapak nya safelin
2023-05-14
1