THE CIVILIAN 2 : OPERATION PEGASUS

THE CIVILIAN 2 : OPERATION PEGASUS

THE CIVILIAN II : EPISODE 1

...THE CIVILIAN 2 : OPERATION PEGASUS...

Di istana kepresidenan. Tahun 2042.

Tanggal 01 Januari.

Beberapa jam setelah perayaan tahun baru di istana.

“Bapak Presiden, bagaimana tanggapan bapak soal pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat yang mulai menuntut janji bapak beberapa tahun yang lalu?” Tanya salah satu wartawan.

Wikar bersama dengan beberapa wartawan tengah berbincang soal perencanaannya dalam pembangunan tahun ini. Wikar kini telah menjadi seorang presiden.

Dia menjadi presiden seumur hidup, dengan memegang kendali penuh atas semua yang ada dipemerintahannya. Dan berdiri sebagai presiden tanpa seorang wakil dan tanpa seorang ibu negara, karena sampai saat ini Wikar belum menikah.

“Janji adalah janji. Janji itu harus ditepati. Saya dengan beberapa menteri telah berusaha untuk mempercepat perencanaan pembangunan di negara ini. Karena harus dipahami, kalau butuh persiapan berbulan-bulan untuk pembangunan yang pastinya akan berlangsung berbulan-bulan juga.” Jawab Wikar.

Para wartawan juga menyampaikan pertanyaan soal presiden seumur hidup dan juga presiden yang berdiri tanpa seorang wakil. Karena pada umumnya, seorang pemimpin negara harus memiliki seorang pendamping dalam menjalankan pemerintahannya.

“Lalu bagaimana dengan presiden seumur hidup dan juga presiden tanpa wakil yang bapak putuskan sendiri?”

“Tidak bisa kita tutupi, kalau selama ini saya belum menemukan seorang wakil yang pas untuk menemani saya menjalankan pemerintahan yang baru bangkit ini. Saya berjuang bersama dengan saudara-saudara saya untuk membebaskan negara ini dari penindasan dan pengekangan kekuasaan presiden sebelumnya."

“Namun, saudara-saudara saya sudah berada pada posisi mereka masing-masing. Mereka sudah memiliki jabatan yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Dan tidak mudah untuk menjalankan sebuah pemerintahan yang baru saja dilahirkan kembali. Masih banyak hal yang harus bersama-sama kita perbaiki.”

“Salah satunya yang paling penting dari pada memilih wakil, dan juga pembangunan adalah, kembalinya masyarakat kepada jati diri mereka sebagai anak bangsa. Karena selama masa pemberontakan yang saya lakukan bersama dengan saudara-saudara saya, jelas banyak anak-anak yang terpaksa harus putus sekolah. Yang bekerja juga harus kehilangan pekerjaannya. Ditambah dengan mencekamnya peperangan.”

“Jelas hal itu akan mempengaruhi psikologi masyarakat. Mereka harus disembuhkan terlebih dahulu. Salah satunya dengan merayakan tahun baru seperti ini. Mungkin ini hal sepele yang tidak ada artinya apa-apa. Namun setidaknya masyarakat bisa sedikit mengalihkan perhatian mereka kepada trauma yang telah mereka alami selama masa peperangan.”

“Saya berharap, semoga masyarakat tetap bersatu padu dan tetap menjalankan aktivitas mereka seperti sebelumnya, agar mereka bisa mengendalikan dan menyembuhkan trauma mereka secara perlahan. Karena sebuah negara yang kuat, berasal dari anak bangsa yang kuat dan sehat.” Jawab Wikar.

Selepas wawancara singkat itu, Wikar kembali ke ruangan kerjanya. Disana dia menatap satu demi satu potret dirinya bersama dengan semua sahabatnya yang selama ini telah mendukungnya untuk menjadi presiden seumur hidup di negara ini.

Walau pun begitu, rasa khawatir Wikar masih belum bisa ia atasi, karena sudah sangat lama dia tidak bisa menemukan keberadaan dari mantan Presiden Jacob dan juga para pendukung setianya.

Mereka seakan menghilang tenggelam dalam lautan. Jejak-jejak mereka sama sekali tidak bisa ditemukan. Ditambah lagi waktu itu keadaan masih kacau balau. Sudah pasti para pendukung setia mantan Presiden Jacob memanfaatkan hal tersebut untuk menyembunyikan tuan mereka dari kejaran Wikar dan pasukannya kala itu.

Bahkan orang sehebat Jendral Lahar pun kesulitan untuk melacak dimana keberadaan mereka. Lahar dan pasukanya sudah menyusuri hampir seluruh wilayah di negara ini. Dia masuk ke kota-kota kecil, dan merambah ke desa-desa terpencil yang dicurigai sebagai tempat yang cocok untuk persembunyian. Tetapi hasilnya nihil.

Mereka benar-benar sulit untuk dilacak Lahar juga mencari dimana tempat tinggal keluarga mantan Presiden Jacob yang masih tersisa dan juga keluarga para pengikut setianya, tapi kebanyakan dari mereka sudah tewas.

Ada waktu itu yang masih hidup, yaitu istri salah satu tenaga medis yang membantu mantan Presiden Jacob, tapi sayangnya dia lebih memilih untuk menembak tenggorokannya dengan pistol, dari pada memberikan informasi keberadaan mantan Presiden Jacob dan para pengikutnya yang masih tersisa.

Nampaknya orang sekejam Jacob masih memiliki pengikut setia yang rela mati untuknya. Dirasa sangat tidak mungkin kalau hanya untuk uang, karena nyawa yang mereka pertaruhkan tidak sebanding dengan apa yang mereka dapatkan.

......................

Bayang-bayang seorang Jacob masih selalu menghantui Wikar setiap saat. Dia tidak bisa tidur dengan nyenyak setiap malam. Sehingga sesekali dia mengkonsumsi obat agar dia bisa tertidur dengan lelap. Wikar seperti dikejar-kejar oleh Jacob yang sekarang entah ada dimana.

Wikar belum bisa tenang kalau belum benar-benar menghabisi orang itu. Wikar terus menerus memberikan perintah kepada semua orang, baik dari militer, atau pun pihak keamanan dimana pun mereka berada.

Walau pun Wikar sendiri juga tahu kalau semua usahanya itu hanya akan membuang waktu saja. Jendral Lahar sesekali menemui Wikar untuk melaporkan perkembangan pencarian mantan Presiden Jacob dan orang-orangnya.

Jendral Lahar belum bisa memberikan informasi secara pasti. Dia hanya bisa memberikan beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi kepada mantan Presiden Jacob dan orang-orangnya.

......................

Waktu menunjukkan jam setengah empat sore, aktivitas di istana negara berjalan normal seperti biasanya. Beberapa orang sibuk berlalu lalang melakukan tugas mereka masing-masing.

Lalu tiba-tiba salah seorang ajudan wanita masuk ke ruangan Wikar untuk memberitahu kalau Jendral Lahar ingin bertemu dengannya.

“Persilahkan dia untuk masuk.” Ucap Wikar kepada ajudannya.

“Baik pak.”

Beberapa saat kemudian Jendral Lahar masuk ke ruangan Wikar dengan membawa beberapa dokumen penting untuk diserahkan kepada Wikar.

“Sore pak presiden.” Sapa Jendral Lahar sembari memberikan hormat.

“Sore. Silahkan duduk.”

Jendral Lahar dipersilahkan duduk di depan Wikar. Dia membawa beberapa dokumen penting yang ia kumpulkan dari para pasukannya yang tersebar di seluruh wilayah yang ada di negara ini.

“Begini pak presiden, sudah beberapa tahun ini kami melakukan banyak sekali penelitian tentang jejak mantan presiden Jacob. Kami pihak militer mencurigai kalau sekarang mereka sedang berada di negara lain. Yang jelas sepemahaman dengan mereka.” Kata Jendral Lahar.

“Kenapa kamu bisa berkesimpulan kalau mereka pindah ke negara lain?”

“Kami mendapatkan kalau ada perdagangan senjata ilegal besar-besaran yang sedang dilakukan oleh beberapa kelompok penjahat perang dari negara bagian timur. Mereka menjual senjata-senjata itu ke beberapa kelompok lain, seperti loyalis, dan kebanyakan juga kelompok pemberontak yang ada di negara tetangga kita.”

“Lalu apa hubungannya dengan mantan presiden Jacob?” Tanya Wikar.

“Presiden Jacob diketahui memiliki beberapa aset yang sampai sekarang masih berjalan. Dan aset-aset itu berkembang hampir di seluruh negara-negara timur. Ada senjata beserta alat-alat perang lainnya. Bisnis itu belum diketahui secara pasti dijalankan oleh siapa. Namun, kami sudah mengantongi satu nama yang kemungkinan besarnya akan menjadi perjalanan awal kita menemukan mantan presiden Jacob.”

“Siapa?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!