Di istana negara. Presiden Jacob dan seluruh anggota perkumpulannya.
Di ruang rahasia di dalam istana negara, Presiden Jacob dan semua anggota perkumpulannya yang hanya berjumlah enam orang itu sedang membahas pencurian uang besar-besaran yang dilakukan oleh Wikar dan Salim beberapa hari yang lalu.
Disana semua orang ketar-ketir karena takut dengan Presiden Jacob yang masuk bersama dengan para pengawal bersenjata lengkap.
Atas kecerobohan ini jelas Presiden Jacob marah besar. Karena dialah yang menjadi bos besar yang memiliki hak penuh atas uang-uang yang ada di bank itu.
“Jadi, kalian datang kesini untuk mengeluhkan kegagalan kalian? Hmmm?!” Ucap Presiden Jacob.
“Mohon maaf Bapak Presiden, para penjaga saat itu hanya ada empat orang. Dan saat pihak kepolisian sampai disana, tempat itu sudah sangat kacau.” Jawab salah seorang dari enam orang yang ada dihadapan Presiden Jacob.
Satu orang lagi dari mereka juga berusaha menjelaskan kembali peristiwanya secara lengkap kepada Presiden Jacob,
“Begini Bapak Presiden, kami rasa masalah ini bukanlah masalah kecil. Karena tidak ada satu orang pun yang dengan bodoh melakukan hal semacam itu. Jelas orang-orang ini memiliki tujuan besar kedepannya.”
“Tujuan apa?”
“Awalan dari sebuah pemberontakan. Dan mereka pasti akan melakukan aksi-aksi yang lainnya. Dan jelas mereka membutuhkan banyak sekali dana untuk menjalankan semua rencana mereka. Karena itu mereka menyerang bank yang selama ini menjadi tempat penimbunan para pejabat di pemerintahan kita.”
“Kita? Negara ini milikku. Akulah yang berkuasa diatas segala-galanya. Dan bukankah kalian yang memberikan gagasan untuk menyimpan uang di bank-bank kecil? Sekarang lihar hasilnya. Sebagian besar uang kita raib!” Kata Presiden Jacob sembari menggebrak meja di depannya.
Semua orang pun tegang karena para pengawal Presiden Jacob sudah bersiap dengan senjata ditangan mereka. Mereka semua yang ada di ruangan itu tidak berani menjawab apa pun. Mereka hanya bisa pasrah kalau-kalau Presiden Jacob memerintahkan para pengawalnya untuk menembaki mereka semua.
Disana juga ada seorang komandan pasukan khusus yang juga dibuat bungkam. Walau pun sebenarnya dia sangatlah geram dengan Presiden Jacob yang selalu memperlakukan para bawahannya seperti budak.
“Aku sudah membawa kalian ke posisi yang kalian inginkan. Kalian dapatkan semua yang kalian mau. Jabatan, keamanan, kekuasaan, dan juga kemewahan. Tapi kenapa masalah ini saja tidak bisa kalian selesaikan?! Hah?! Apa yang kalian lakukan selama ini?!”
“Pak Presiden! Saya juga lelah dan butuh istirahat! Begitu juga dengan para pasukan saya yang terus menerus melakukan pencarian ke hampir seluruh sudut negara ini! Negara ini sangatlah luas Jacob! Mereka bisa pergi kemana saja!” Ucap seorang komandan pasukan khusus yang sudah sangat kesal dengan Presiden Jacob.
Akibatnya, dia mendapatkan hadiah berupa timah panas diseluruh tubuhnya, yang dilesatkan oleh para pengawal Presiden Jacob. Tubuh pria itu langsung ambruk tak berdaya tanpa nyawa. Darah berceceran di ruangan itu. Namun semua orang tetap masih tertunduk dan tidak menyangka kalau Presiden Jacob akan melakukan itu kepada orang-orang kepercayaannya sendiri.
Padahal pria yang ia habisi adalah orang yang sangat membantunya soal keamanan yang ada di dalam istana, dia adalah Topan. Dia dan pasukannya selalu menjaga kamar Presiden Jacob dua puluh empat jam secara bergiliran. Dan lagi, dia termasuk orang pilihan karena memiliki skill diatas rata-rata para komandan pasukan yang lainnya. Hanya saja hari ini dia tidak beruntung karena dia ditembaki dari segala arah.
Sekarang di ruangan itu tersisa enam orang dari anggota perkumpulan, termasuk Presiden Jacob. Presiden Jacob semakin tersulut emosinya karena mendapatkan ucapan seperti itu dari bawahannya sendiri. Mata Sang Presiden menatap tajam ke semua wajah yang berkumpul di meja lingkar itu.
Tidak ada satu pun orang yang bahkan berani melirik ke arah Presiden Jacob. Mereka semua benar-benar dalam keadaan yang tertekan dan tidak tahu harus berbuat apa.
“Bagaimana? Kalian mau nasib kalian sama seperti dia? Jawab!”
Mereka semua masih diam tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka sudah benar-benar dalam keadaan yang sudah sangat pasrah kalau Presiden Jacob ingin menghabisi mereka semua.
Presiden Jacob menarik nafas panjang. Dia mencoba menenangkan kembali dirinya yang sudah terlewat batas emosi. Dia paling tidak suka dengan yang namanya kegagalan. Presiden Jacob orang yang sangat otoriter. Dia tidak mau dibantah oleh siapa pun. Jabatan presiden hanyalah label politik. Namun dia bersikap seolah dia adalah seorang raja.
Seorang penguasa yang harus selalu dipuaskan ambisinya oleh para pengikut dan bawahannya.
“Baiklah. Sekarang kalian lakukan tugas kalian, dan bereskan masalah kalian. Aku tidak mau kalau mereka sampai membentuk kelompok yang jauh lebih besar dan melakukan perlawanan bersama dengan rakyat yang sudah kita korbankan. Selesaikan mereka, atau aku yang akan menyelesaikan kalian semua.” Ucap Presiden Jacob sembari meninggalkan ruangan itu bersama dengan para pengawalnya.
Raut wajah semua orang yang ada di ruangan itu seketika berubah. Mereka menunjukkan amarah diwajah mereka masing-masing. Mereka benar-benar kesal dengan sikap Presiden Jacob yang selalu menindas dan menekan mereka. Setiap kemauannya harus dituruti. Jika tidak, maka nyawa merekalah yang akan menjadi taruhan.
“Kita tidak bisa terus menerus ditindas seperti ini. Walau pun kita mendapatkan banyak uang, tapi itu tidak berarti apa-apa jika kita tetap menjadi budak seperti ini.”
“Yah. Kamu benar. Kita semua yang ada disini hanya bonekanya. Apa pun yang dia katakan, seakan menjadi hukum untuk kita.”
“Kalau begitu kita habisi kita saja dia.”
“Kalau kita habisi, lantas siapa yang akan menggantikan dia?”
Salah seorang dari mereka yang sedari tadi hanya diam mendengarkan, sekarang mulai mencoba ikut mengatur rencana.
“Aku tahu. Kita harus mengambil keputusan ekstrem. Dengan cara bergabung dengan musuh kita.”
Orang bertubuh kurus dan pendek itu adalah Mac Sonis. Dia adalah seorang ahli pembuat ruangan-ruangan rahasia dengan teknologi canggih. Dan orang yang membuat pintu dengan sandi yang rumit adalah Mac Sonis ini. Dia memang terkenal sebagai orang yang lebih banyak diam dan suka meyendiri. Sangat jarang dia mau berbincang dengan seseorang, kecuali untuk sesuatu yang penting.
“Mac Sonis. Kamu orang yang sangat jarang berbicara, aku yakin kalau kamu memiliki ide yang bagus untuk masalah ini.” Ucap pria lainnya yang bernama Noran.
Noran adalah orang yang bertugas untuk mengurus penjualan senjata atas perintah Presiden Jacob, baik dalam atau pun luar negeri. Biasanya dia menjual senjata-senjata itu untuk kelompok-kelompok penjahat perang yang ada di negara-negara konflik, atau pun untuk kelompok tentara bayaran yang membutuhkan senjata-senjata berkualitas tapi dengan harga yang murah.
“Noran, kamu memiliki banyak akses ke kelompok-kelompok penjahat perang yang banyak tersebar di berbagai negara. Dan kamu satu-satunya yang memiliki akses penuh ke dalam tempat penyimpanan senjata-senjata berat.” Ucap Mac Sonis.
“Lalu apa rencanamu yang dimaksud dengan EKSTREM itu?” Tanya Noran.
“Musuh dari musuh kita adalah teman kita. Jadi kita untuk menghancurkan Presiden Jacob, maka kita harus bergabung dengan musuh-musuh kita. Coba kalian semua ingat, apa saja yang sudah dilakukan Presiden Jacob. Bukankah itu sudah sangat menyakiti hati kita semua? Hmmm?” Mac Sonis mencoba meyakinkan mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments