“Pintunya terbuat dari besi yang kokoh, kita tidak bisa menghancurkannya sekali pun dengan Rocket Launcher.” Kata Salim.
“Cepat pecahkan kodenya, aku akan melindungimu. Mereka sudah memanggil bantuan, pasti sebentar lagi pihak kepolisian akan datang.”
Salim terus berusaha memecahkan kode pintunya. Kodenya sangat rumit dan susah untuk dipecahkan. Ternyata para pejabat itu benar-benar sangat menyayangi uang mereka. Mereka membuat sebuah pintu kokoh dengan sususan sandi yang sangat sulit untuk diretas.
“Kita harus cepat Salim!” Teriak Wikar pada Salim.
“Aku sedang berusaha Wikar.”
Melihat Salim yang masih terus mengotak-atik sandi pintu dengan laptopnya, Wikar tidak bisa berdiam diri saja, karena cepat atau lambat pasti kepolisian akan datang untuk mengepung dan menangkap mereka semua.
Oleh karena itu, Wikar pergi lagi menuju mobilnya dan memakirkan mobil lapis baja itu tepat di depan pintu masuk Bank yang sudah hancur lebut.
“Bagaimana Salim?”
“Sususan sandinya sangat rumit. Aku sudah memecahkannya, tapi aku butuh waktu sekitar enam menit untuk melakukan setting ulang supaya pintunya bisa terbuka dalam waktu yang lama.”
“Maksudmu?”
“Kalau menggunakan sandi biasa, pintunya hanya akan terbuka selama dua menit saja. Dan kita tidak punya banyak waktu untuk mengambil semua uang-uang itu, apalagi dengan semua emas yang ada di dalamnya.”
“Sialan! Menunggu selama enam menit sama saja dengan menyerahkan kepala kita.”
“Tenang. Selama enam menit kita masih bisa menahan mereka, selama mobil itu tidak meledak.”
“Bagus. Ayo bersiap! Mereka sudah datang!”
Wikar dan Salim langsung mengisi ulang peluru mereka dan bersiap dengan posisi mereka masing-masing. Mereka menggunakan puing-puing bangunan dan mobil lapis baja mereka untuk berlindung dari serangan para polisi.
Para polisi itu langsung menyerang mereka dengan beruntun. Mereka tidak memberi waktu kepada Wikar dan Salim untuk melawan balik serangan mereka. Namun dengan keahlian dan pengalaman yang mereka berdua miliki, melawan para polisi tidaklah sulit untuk mereka berdua.
Wikar dan Salim masih bisa membunuh beberapa polisi yang sebenarnya jaraknya agak jauh dari posisi mereka saat ini. Apalagi mobil yang digunakan oleh para polisi untuk berlindung bukanlah mobil lapis baja, melainkan mobil patroli biasa. Menyadari kalau amunisi semakin menipis, Wikar mengambil sebuah RPG yang ada di dalam mobil.
Dan tanpa pikir panjang Wikar langsung menembakkan senjata itu ke arah para polisi yang sedang menembaki mereka. Seketika itu tiga mobil polisi langsung hancur, dan banyak polisi yang terluka parah, bahkan korban tewas menjadi bertambah.
“Wikar! Apa kamu sudah gila?!”
“Guru kita melatih kita untuk menjadi gila bodoh! Dan mereka semua pantas untuk mati! Sekarang periksa pintu sialan itu, dan ambil semua uangnya! Biar aku yang urus mereka!” Ucap Wikar dengan nada keras.
Salim tidak habis fikir dengan Wikar yang selalu bertindak diluar kendali. Wikar memang tidak jarang melakukan kebrutalan saat perang. Tapi Salim juga tidak menyangka kalau tindakan Wikar akan sejauh ini hanya untuk menghadapi para polisi. Padahal para polisi itu juga tidak semuanya bersalah. Mereka juga korban dari pemikiran rakus orang-orang yang ada diatas mereka.
Buru-buru Salim langsung langsung masuk ke dalam setelah pintu itu terbuka. Enam menit serasa waktu yang sangat lama baginya. Tapi dengan melihat hasil yang ada didepan mata, rasanya waktu lama itu tidak berarti apa-apa baginya.
“Cepat Salim! Amunisiku sebentar lagi habis.” Perintah Wikar yang masih terus adu tembak dengan para polisi yang masih tersisa.
Salim langsung mengeluarkan beberapa karung yang sudah ia siapkan sebelumnya. Salim sudah tidak lagi menghitung berapa jumlah yang akan dia bawa. Yang penting semua yang ada disana harus dihabiskan tanpa sisa. Mulai dari uang, emas, dan bahkan ada beberapa butir berlian pun sekarang raib. Hanya menyisakan lemari dan kotak penyimpanannya saja.
Disanalah mata Salim seakan terbuka lebar-lebar. Kalau semua yang Wikar katakan adalah kebenaran. Wikar pernah bilang, kalau para pejabat korup menyimpan banyak sekali perhiasan, hasil dari mereka merampas secara paksa dari rakyat yang sekarang semakin sengsara.
Dan disitulah Salim menjadi yakin dengan semua yang Wikar lakukan. Pantas saja Wikar begitu menggebu-gebu karena Wikar sudah mengetahui secara pasti bagaimana keadaan negaranya saat ini.
“Wikar! Kamu harus membantuku membawa semua ini.” Teriak Salim yang kesulitan membawa karung-karung berisi harta rampasan mereka.
Wikar melemparkan granat asap, agar para polisi tidak bisa melihat dengan jelas keberadaan mereka. Sehingga mereka akan kesulitan untuk melakukan serangan. Apalagi sekarang para polisi sudah banyak yang tumbang, membuat Wikar dan Salim lebih leluasa untuk memindahkan uang-uang hasil buruan mereka.
“Hahaha! Lancar Jaya!” Ucap Wikar yang kegirangan melihat hasil rampasannya yang begitu banyak.
“Ayo kita pergi Wikar! Biar aku yang bawa mobilnya. Kamu yang menembak.”
“Oke”.
Mereka berdua langsung tancap gas dari sana. Seorang komandan polisi memberikan perintah kepada para anggotanya, yang sebagian besar sudah tumbang itu. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain marah-marah dan pasrah. Karena sekarang, pimpinannya pasti akan memecatnya karena kegagalan mereka untuk menangkap Wikar dan Salim.
......................
Berita tentang perampokan malam itu langsung menyebar ke seluruh media. Tersebar rumor kalau banyak masyarakat miskin yang sekarang mulai mengasingkan diri dari daerah perkotaan menuju pedesaan, karena mereka mendapatkan bantuan dari seseorang yang tidak dikenal untuk keluar dari sana.
Masyarakat miskin itu sudah diperbudak selama bertahun-tahun untuk bekerja paksa. Menjalankan bisnis-bisnis gelap para pejabat. Mulai dari obat-obatan, perdagangan senjata, hingga perdagangan manusia. Karena itulah mereka semua dibebaskan dan diasingkan. Yang sudah pasti seseorang yang melakukan hal itu adalah Wikar dan Salim.
Namun sampai saat ini, pihak berwajib belum mengatahui kalau para pelaku adalah Wikar dan Salim yang tempat persembunyian mereka tidak jauh dari pedesaan tempat tinggal Wikar sendiri. Hal itu cukup membuat para pejabat resah, karena dua orang tidak dikenal saja sudah bisa menghabisi para petugas kepolisian.
Sekarang banyak para anggota kepolisian yang bahkan melarikan diri dan melepaskan lencana mereka. Karena sudah pasti Wikar dan Salim akan memburu setiap satu dari mereka. Karena ternyata, Wikar belum cukup puas hanya dengan merampok bank saja. Dia juga menyerang beberapa kantor kepolisian saat dia dan Salim menuju ke arah jalan pulang.
Hal itu menjadi pukulan keras bagi para pejabat dan juga penegak hukum. Pihak militer juga sudah mendapatkan perintah langsung dari Presiden Jacob untuk bersiap siaga dengan ancaman yang lebih besar. Banyak sekali pos-pos penjagaan yang dibuat oleh para tentara, terutama di tempat-tempat penting, seperti bank, kantor, perhotelan, dan juga tempat hiburan khusus orang-orang elite.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments