“Kau tahu Suman, saat kami membunuh semua anak buahmu, kami menganggap pembantaian itu hanyalah hiburan kecil. Kami akan memberikan kejutan yang lebih besar untuk Hassan dan kelompok Abu Sayaad. Hassan akan melihat kematian setiap waktu. Dia akan terus dihantui oleh bayang-bayang kami. Dia tidak akan pernah bisa tidur nyenyak.”
“Omong kosong! Kalian semua hanya tikus! Kalian tikus busuk yang harus kami perangi! Kalian semua manusia-manusia laknat!”
“Hey! Kamu benar-benar membuatku jengkel Suman! Rasakan ini!” Ucap Ando sembari mencongkel kuku ibu jari kaki milik Suman.
Suman berteriak kesakitan dan sembari menahan perih yang sangat luar biasa, karena kuku ibu jarinya dicopot secara paksa menggunakan belati milik Ando. Dia sebenarnya sudah tidak tahan lagi dengan semua siksaan yang ia terima.
Namun Samun sudah bersumpah setia kepada Hassan. Dan Samun tidak pernah sekali pun melanggar sumpah tersebut.
“Bagaimana? Sakit?”
Ando kembali mencongkel kuku jari-jari Suman yang lainnya. Sehingga sakit dikaki kiri Suman sekarang bertambah. Darah terus menerus mengucur. Kepala Suman sudah merasakan pusing akibat sakit yang tidak bisa ia tahan. Suman sudah lemas. Wajahnya sangat pucat.
Entah sampai kapan dia akan bertahan dengan semua siksaan yang akan ia terima setiap hari di tempat ini. Apalagi sekarang yang sudah menyiksanya adalah Ando sendiri. Ando bisa melakukan hal yang jauh lebih gila dari pada yang lainnya.
Setelah sebelumnya Suman hanya disiksa oleh anak buah Ando dan pasukan Kolonel Barkhan, sekarang dia harus menerima siksaan yang amat sangat pedih yang membuatnya sulit untuk bertahan.
Lama kelamaan Ando semakin gencar melakukan siksaan kepada Suman. Dia tidak peduli seberapa keras pun Suman berteriak kesakitan. Dia juga tidak peduli saat Suman melemparinya dengan kata-kata kasar.
Semakin Suman mencoba melawan, maka semakin sadis pula Ando menyiksa.
Hingga Suman sadar, sekarang jari kaki kirinya hanya tersisa dua buah saja setelah Ando menyiksanya secara brutal.
Tak hanya sampai disitu, Ando juga mengambil sebuah kapak kecil, dan langsung memotong telapak kaki Suman. Dia sengaja memotong setengahnya agar Suman merasakan sakit sedikit demi sedikit.
Dan supaya Suman tetap bisa hidup, sampai dia mau mengatakan semuanya.
“Akh! Jangan! Jangan! Aku mohon! Ampuni aku! Bunuh saja aku! Bunuh!”
Ando sama sekali tidak peduli dengan kata-kata itu.
Ando mengambil sebuah kain untuk menutupi luka dikaki Suman. Dia tidak mau Suman mati sekarang. Ando mengambil potongan telapak kaki Suman, lalu menuliskan sesuatu dikaki itu dengan belati miliknya. Entah apa yang Ando tuliskan disana.
Yang pasti, kaki itu akan ia gunakan untuk mengirimkan sebuah pesan kepada kelompok Abu Sayaad. Ando berlalu meninggalkan ruangan itu dengan membawa telapak kaki Suman. Dia memberikannya kepada salah satu anak buahnya, dan menyuruhnya untuk menyampaikan salamnya kepada kelompok Abu Sayaad.
Ini akan menjadi peringatan keras untuk mereka. Terutama untuk Hassan. Karena Suman adalah orang penting yang sangat berpengaruh bagi Hassan dan kelompoknya.
Target yang lain sudah mati karena tidak kuat menerima siksaan dari Kolonel Barkhan dan Ando.
Mereka juga membeberkan beberapa informasi penting mengenai pergerakan kelompok Hassan di masa yang akan datang. Jadi, yang masih bertahan hingga sekarang hanyalah Suman seorang. Itu pun sepertinya tidak akan lama, karena Suman semakin melemah. Dan kesetiaannya pun mulai goyah.
Suman masih meracau di ruangan itu. Tangan dan kakinya terikat pada sebuah ranjang. Dia tidak bisa melepaskan ikatan itu, karena dia diikat dipergelangan tangan dan kakinya menggunakan tali yang sangat kuat. Belum lagi dengan beberapa buah paku yang menancap dikedua telapak tangannya.
Kalau pun lepas, Suman tetap akan mati. Karena sebuah besi berukuran bola basket yang memiliki bobot sepuluh kilogram, berada tepat diatasnya. Jika tali yang mengikat Suman terpotong, maka besi itu akan menjatuhi perut Suman. Dan sudah pasti Suman akan mati.
Satu-satunya hal yang mungkin bisa menjamin keselamatannya hanyalah memberikan semua informasi yang Ando butuhkan. Mungkin hal itu yang setidaknya bisa memberinya waktu untuk bernafas lega wala pun hanya sesaat.
Pasti Kolonel Barkhan dan Ando tidak akan membiarkan Suman pergi dari tempat ini begitu saja. Karena Suman sudah melihat beberapa hal di tempat ini yang bisa ia jadikan informasi bagus untuk ia berikan kepada Hassan.
Jadi, melepaskan Suman dalam keadaan hidup sama saja dengan melempar granat ke wajah mereka sendiri. Dan mereka ingin memastikan semua informasi jika Suman memberikan informasi kepada mereka.
Namun jika tidak kunjung memberikan apa yang mereka butuhkan, maka mau tidak mau mereka harus membunuh Suman. Karena jika dibiarkan hidup di tempat ini maka Suman bisa saja gila dan membuat repot mereka semua yang ada disana.
......................
Di tempat persembunyiaanya, Hassan sudah mengetahui kalau Suman pasti ditangkap dan diinterogasi. Hassan juga sudah mendapatkan data inteligen tentang keterlibatan sebuah kelompok tentara yang Hassan pikir mereka adalah kelompok bayaran yang disewa oleh ‘Sang Raja’ untuk membantu Kolonel Barkhan dan pasukannya.
Padahal, mereka yang dicurigai sebagai kelompok tentara bayaran adalah Ando dan anak buahnya. Hassan tidak bisa mendapatkan informasi yang jelas mengenai Ando dan kelompoknya. Dia sama sekali tidak mendapatkan informasi tentang mereka. Karena banyak mata-matanya yang masuk ke dalam pasukan Kolonel Barkhan ketahun lalu dibunuh.
Mayat mereka juga dikirimkan kepada anggota kelompok Abu Sayaad. Sehingga sekarang Hassan tidak ingin mengirimkan lagi mata-mata, karena itu hanya akan menghabiskan dana perang. Untuk membayar seorang mata-mata tidaklah sedikit karena mengingat resiko yang mereka hadapi jauh lebih berat dari pada pasukan yang lainnya.
Hal itu yang kemudian membuat Hassan menghentikan semua operasi mata-mata yang sebelumnya gencar ia kirimkan ke zona pasukan Kolonel Barkhan. Hassan bahkan tidak tahu dimana keberadaan Kolonel Barkhan saat ini. Jadi antara Kolonel Barkhan dan Hassan, mereka berdua sama-sama tidak mengetahui keberadaan lawan mereka masing-masing.
Sedangkan pasukan Kolonel Barkhan dan juga pasukan jendral-jendral milik ‘Sang Raja’ masih terus bertempur di hampir semua sudut yang ada di negara ini. Hassan sendiri belum berani keluar, karena serangan Ando kemarin sudah membuatnya rugi besar.
Banyak pasukannya yang mati, sehingga banyak juga wilayah-wilayah yang sebelumnya ditaklukkan oleh pasukannya, kini sudah kembali direbut oleh para tentara yang bertugas.
Aksi Ando dan Kolonel Barkhan membuat Hassan sedikit tertekan, karena kejadian itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Pasukannya tidak mudah dikalahkan. Apalagi kalau mereka sudah menguasai wilayah, pasti wilayah itu akan sangat sulit untuk direbut kembali.
Sedangkan peristiwa penyerangan dan penculikan Suman, itu dilakukan kurang dari setengah jam. Atau lebih tepatnya, kejadian itu hanya berlangsung selama dua belas menit. Itu suatu rekor yang belum dipecahkan oleh pihak mana pun di negara ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments