“Komandan, ada orang yang ingin bertemu dengan komandan.” Ucap salah satu orang dari kelompok Wikar.
“Siapa?”
“Dia tidak menyebutkan namanya komandan. Tetapi dia bilang kalau dia membawa sebuah pesan penting dari salah satu penjara di perbatasan.”
“Suruh dia kemari.”
“Siap!”
Orang itu pun dibawa ke ruangan Wikar untuk ditanyai.
“Silahkan duduk.”
“Terimakasih Tuan Wikar.”
“Ahh... panggil komandan saja.”
“Baik komandan.”
“Jadi, apa yang kamu bawa?” Tanya Wikar pada orang itu.
“Saya membawa sebuah surat dari penjara, saya hanyalah seorang petani dari desa. Saya menemukan salah seorang tahanan yang kabur dari penjara dengan luka tembak hampir di seluruh tubuhnya. Sebelum meninggal, dia memberikan ini kepada saya komandan.”
Orang itu menyodorkan sebuah kertas yang dilipat dengan beberapa kain baju yang sudah sobek.
“Saya belum membukanya komandan. Saya tidak berani, karena surat itu hanya ditujukan untuk komandan seorang.”
Wikar mulai membuka isi gulungan itu, dan terdapat selembar kertas yang sudah terkena bercak darah. Tapi Wikar tidak membacanya, dia menaruh kertas itu dimeja, karena tidak mau ada satu pun orang yang mengetahui apa isi surat itu.
“Bagaimana saya bisa percaya kalau semua yang kamu ceritakan itu benar?” Tanya Wikar.
“Maaf komandan, orang yang membawa surat itu sudah mati, dan saya sendiri yang memakamkannya tepat di samping gubuk yang saya tinggali. Komandan boleh melihat sendiri kesana.”
“Seperti apa orang itu? Kamu tahu namanya?”
“Saya tidak tahu siapa namanya, saat saya sedang berusaha menolongnya, dia hanya menyodorkan surat itu dan meminta saya untuk menyerahkannya kepada komandan. Belum sempat saya tanya namanya, dia sudah tiada. Mungkin dia sudah bertahan selama waktu untuk sampai ke daerah ini komandan. Tapi, saya masih menyimpan baju yang dipakai orang itu komandan.”
“Hmmmm.... begini saja, bawa pergilah bersama dengan beberapa pasukanku. Dan tunjukkan kepada mereka dimana makamnya. Sekaligus bawakan mereka bajunya.”
“Baik komandan. Saya pergi sekarang.”
“Silahkan.”
Orang itu keluar dengan beberapa orang yang mendapat perintah dari Wikar untuk mengawal. Gubuk orang itu tidak terlalu jauh dari sana. Ditempuh hanya dalam waktu sepuluh menit. Apalagi dengan posisi jalan yang menurun, membuat mereka sampai lebih cepat ke tempat itu.
Orang itu mengatakan semuanya dengan jujur. Dia menunjukkan makam yang dia gali beserta mayat seorang laki-laki yang memberikannya sebuah surat. Mayat itu dibalut dengan kain putih (kafan), hanya saja tidak dimandikan, karena warga yang menolong itu hanya tinggal sendirian.
Dia juga memberikan pakaian orang yang sudah mati tersebut kepada para pasukan Wikar yang ikut dengannya. Dipakaian itu tertulis, ‘Tahanan 126. Bakaran.’ Bakaran adalah sebuah penjara yang memang diperuntukan menjadi rumah tahanan bagi orang-orang yang berani menentang kebijakan Presiden Jacob.
Jelas semua orang yang ada disana tidak pernah melakukan kejahatan apa pun, kecuali sebuah kritik yang mereka layangkan kepada pemerintah, yang pemerintah anggap sebagai sebuah kejahatan. Bakaran juga terkenal sebagai penjara dengan tingkat keamanan paling tinggi, dan kekejaman para sipirnya yang tidak manusiawi dalam menyiksa para tahanan yang ada disana.
Siapa pun yang masuk ke dalam penjara itu jangan berharap bisa tidur nyenyak dan pulang dengan keadaan baik-baik saja. Banyak para tahanan di Bakaran yang dipulangkan ke keluarga mereka, tapi sudah dalam keadaan gila. Ada juga yang sengaja dibunuh dan diambil organnya untuk dijual oleh para sipir penjara yang diam-diam juga melakukan bisnis gelap.
Siapa pun yang berusaha melawan apalagi kabur, sudah dipastikan akan mati. Kebanyakan dari mereka lebih memilih pasrah dengan apa yang mereka dapatkan di dalam penjara itu. Bagi mereka yang sudah masuk ke sana, beranggapan kalau neraka jauh lebih baik dari pada harus ada di Bakaran. Karena Tuhan saja tidak mungkin menyiksa seorang manusia secara keji seperti itu.
Apalagi siksaan yang mereka dapatkan di dalam penjara itu sama sekali tidak masuk akal, karena mereka dianggap bersalah hanya karena mengkritik pemerintah. Para tahanan yang ada disana kebanyakan adalah reporter, dan para mahasiswa yang melakukan aksi-aksi demo menentang kebijakan Presiden Jacob yang selalu menekan rakyatnya secara semena-mena.
Tidak seperti rumah tahanan pada umumnya yang terdapat pencuri, pembunuh, atau pun perampok di dalamnya. Penjara Bakaran justru diisi oleh orang-orang yang sebenarnya terpelajar. Sayangnya mereka diasingkan ke penjara itu karena ‘banyak tahu’ soal kepemimpinan Presiden Jacob. Banyak dari mereka yang bersaksi kalau Presiden Jacob tidak segan untuk menggunakan rakyatnya sendiri sebagai kelinci percobaan.
Walau pun tidak ada bukti yang pasti, tetapi banyak sekali orang yang mengatakan hal tersebut, yang kemudian membawa mereka kepada penjara yang kejam tersebut. Bakaran juga kerap dijadikan sebagai tempat prostitusi, perjudian, dan juga pesta yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah yang ingin mencari hiburan di tempat yang mereka anggap ‘aman’.
Karena penjara itu yang satu-satunya penjara paling multifungsi yang bisa mereka gunakan untuk apa pun. Ada tempat untuk memproduksi obat-obatan, tempat memproduksi senjata, dan masih banyak lagi tempat-tempat gelap yang lainnya.
Sayangnya, saat ini tempat-tempat seperti itu sulit diakses karena para tahanan yang sekarang menguasai penjara belum mengetahui bagaimana cara membuka tempat-tempat tersebut.
Namun setelah setelah mendapatkan informasi yang jelas mengenai penjara Bakaran yang terkenal multifungsi dan sangat strategis, Wikar ingin mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Salim untuk membebaskan para tahanan sekaligus membobol gudang persenjataan mereka.
Dengan begitu para tahanan akan menjadi pasukan dadakan yang akan membuat para tentara yang berjaga disana terdesak.
Dengan begitu, Wikar juga akan mendapatkan tambahan pasukan dan juga tempat baru yang cocok untuk mereka jadikan markas.
“Lalu bagaimana jika mereka menggunakan tank atau sejenisnya? Kita bisa kewalahan dan mungkin akan kalah di tempat itu. Akan banyak korban yang berjatuhan disana.” Ucap Salim pada Wikar.
“Tempat penyimpanan dan produksi senjata terletak di tempat tersembunyi di bawah tanah, jadi kita memiliki kesempatan yang bagus untuk menyelamatkan diri. Dan tank tidak mungkin bisa masuk ke sana. Pastikan mereka memegang alat komunikasi. Kalau sampai mereka terjebak disana, setidaknya kita tidak putus komunikasi.” Jawab Wikar.
“Baiklah, aku akan membawa beberapara orang, semakin sedikit orang yang dibawa, hasilnya akan semakin bagus. Karena tidak memungkinkan membawa banyak orang ke tempat yang dipenuhi dengan penjagaan ketat.”
“Sekarang persiapkan semuanya. Dan berangkatlah. Hubungi markas setiap waktu, dan jangan kembali sebelum berhasil.” Perintah Wikar kepada Salim.
“Siap!”
Salim pun langsung memanggil beberapa orang yang sudah terlatih untuk ikut dalam misi ini. Dengan jumlah total lima orang, termasuk Salim sendiri, maka akan semakin mudah bagi mereka untuk masuk ke dalam penjara itu. Tidak lupa Salim membawa laptop kesayangannya, karena misi utama mereka adalah untuk membuka semua ruang rahasia yang ada di tempat tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments