THE CIVILIAN II : EPISODE 6

Sampailah Wikar pada saat ini, berkat dukungan dari gurunya itu, dia sudah berhasil mendamaikan kembali negaranya yang sebelumnya sudah sangat kacau balau. Bisa dikatakan negara yang hampir saja bangkrut.

Wikar tersenyum memegangi cangkir tehnya di depan perapian. Sangat indah masa-masa mudanya itu. Berangkat dari seorang anak nakal yang bahkan tidak tahu bagaimana caranya bersikap sopan, kini telah menjadi orang besar yang sangat dicintai oleh rakyatnya.

Dia tidak akan pernah melupakan gurunya sampai kapan pun, karena Syekh Jafar sudah ia anggap seperti ayah kandungnya sendiri.

Karena itu juga Wikar bersikeras agar bisa mengirimkan pasukan ke tempat gurunya tinggal.

Sebenarnya, Jacob tidak lagi penting untuk Wikar karena pengaruh Jacob di negara ini sudah lenyap. Mantan presiden Jacob tidak akan berani menampakkan wajahnya dihadapan Wikar, sekali pun ia membawa jutaan pasukan.

Karena di negara ini dia sudah kalah. Kalah total, dan tidak lagi memiliki apa-apa. Selain aset bayangannya yang ada di negara lain. Bagi Wikar itu adalah masalah yang sangat mudah karena Wikar sudah pernah menghadapi masalah yang jauh lebih berat dari apa yang sekarang terjadi.

Yang terpenting untuk sekarang baginya saat ini ialah meningkatkan ekonomi di negara ini. Membangun kembali semua yang sudah dihancurkan oleh Jacob. Dengan Lahar yang sekarang memegang penuh kekuatan militer, maka kekuatan Wikar akan semakin bertambah.

Lahar sudah bertahun-tahun menemani Wikar dalam membangun dan mengambil alih kembali aset negara ini yang sebagian besar disembunyikan oleh mantan presiden Jacob. Meski pun dengan cara yang sedikit brutal, tapi cara yang Wikar gunakan sangatlah ampuh untuk membuat negaranya bangkit dari keterpurukan.

Lahar si pendiam itu kini telah berubah menjadi orang yang sangat tanggap dalam segala hal. Dia cakap dalam berbicara, dan bisa membuat orang-orang percaya dan yakin dengan apa yang ia katakan. Dia sepenuhnya setia kepada Wikar.

Bahkan dia sering kali mengesampingkan urusan pribadinya saat sudah mendengar perintah dari Wikar. Watak Lahar yang tidak pandang bulu untuk menghantam siapa pun itu, menjadikan dia ikon terbaik di dunia militer.

Ditambah dengan pengalamannya saat berada di Timur, membuatnya semakin disegani oleh para pasukannya. Jumlah pasukan di negara ini terus menerus bertambah, karena para pemuda didoktrin dengan semangat juang Wikar dan Lahar yang luar biasa.

Untuk negara yang baru bangkit, para pemuda pun berpartisipasi dengan segala kemampuan yang mereka miliki untuk membantu kemajuan bangsa ini. Ada sekolah khusus matematika, fisika, dan bahkan sekolah anak-anak yang dididik khusus untuk menjadi agen rahasia pun tersedia di negara ini.

Wikar benar-benar membuka lebar-lebar kepada para pemuda dengan mengapresiasi segala bakat yang mereka miliki. Di beberapa tempat, ada juga tempat untuk latihan menembak para pejuang rakyat, atau biasa dikenal dengan organisasi masyarakat.

Karena dalam beberapa kali serangan, Wikar banyak bertemu dengan anggota organisasi masyarakat yang ikut berjuang dengannya.

Sungguh perubahan yang sangat luar biasa yang tidak banyak terjadi kepada negara-negara yang mengalami konflik.

Kebanyakan yang terjadi adalah perebutan kekuasaan. Namun dengan segala kecerdasannya, Wikar mampu membuat masyarakat percaya dan mendukung sepenuhnya perubahan-perubahan besar yang ia lakukan.

Ekonomi tumbuh dengan sangat cepat. Kekuatan dan pertahanan negara juga diperkuat secara berlapis. Negara ini dikagumi oleh negara-negara tetangganya. Terutama negara-negara yang pernah bersekutu dengan kelompok Wikar.

Mereka semua siap untuk memberikan dukungan pasukan kalau-kalau suatu hari nanti konflik pecah kembali. Banyak negara yang menyambut baik pertumbuhan yang terjadi di negara ini. Mereka mau mendukung secara ekonomi, politik, militer, dan lain sebagainya.

Dengan diperkuatnya sekutu-sekutunya dari negara tetanggga, kekuasaan Wikar semakin menguat. Jumlah pasukannya yang dipimpin oleh Lahar semakin hari semakin bertambah.

......................

Disisi lain, Wikar juga memendam trauma yang cukup mendalam. Dia sudah melihat banyak sekali kematian. Terkadang tangannya sampai gemetar jika mengingat wajah orang-orang yang telah gugur karena berjuang bersamanya.

Belum lagi dengan anak-anak yang mati di jalanan, yang dibiarkan begitu saja tanpa ada yang mau mengurus mereka, selain Wikar dan kelompoknya.

Kepemimpinan mantan presiden Jacob yang kejam masih membekas dibenak semua orang yang ada di negara ini. Rasa sakit itu masih belum bisa sembuh hingga sekarang.

Banyak orang tak bersalah menjadi korban. Ada yang mengalami trauma berat, ada yang sampai depresi parah, dan tidak sedikit juga yang mengalami cacat fisik karena tertembak atau terkena ledakan saat terjadi pertempuran.

Hal itu membuat Wikar tidak bisa tenang. Karena dia mengkhawatirkan rakyatnya yang mengalami kesengsaraan sejak lama. Wikar kembali mengingat perdebatannya dengan ayahnya sendiri di suatu malam.

Kala itu ayah Wikar tidak setuju dan menolak keras pemikiran Wikar yang ingin berjuang untuk negaranya. Karena pada waktu itu, ayahnya berpendapat kalau semuanya akan berakhir jika kepemimpinan berganti dan presiden Jacob telah mati.

Namun seorang Wikar tidak bisa menunggu dan menunggu hanya untuk melihat kedamaian. Wikar tidak bisa berdiam diri dengan hanya mendengarkan dongeng dari ayahnya yang hanya bisa mengandalkan keyakinan tanpa melakukan sebuah perubahan apa pun.

“Wikar! Anakku! Bersabarlah sedikit. Kita hanya perlu menunggu beberapa tahun lagi. Kenapa kamu selalu saja keras kepala?!” ucap ayah Wikar dengan nada tingginya.

Malam itu suasana memanas. Ibu Wikar sendiri berusaha menenangkan suaminya yang semakin lama semakin keras saja suaranya. Hal itu cukup menggangu istirahat para warga suku yang tinggal di tempat itu. Namun Wikar juga begitu kuat dengan tekadnya.

“Ayah! Saya tidak bisa hanya berdiam diri saja di tempat ini! Syekh Jafar sudah melatih saya selama bertahun-tahun. Dan di timur saya adalah seorang pejuang dan seorang pahlawan. Saya malu ayah! Karena menjadi pahlawan di negeri orang! Tetapi menjadi pecundang di negeri sendiri!” Jawab Wikar dengan tegas.

Mereka terus menerus berdebat dan berdebat tanpa henti. Hingga ibu Wikar sendiri juga merasa geram dengan kelakuan suami dan anaknya itu.

“Sudah! Kalian berdua pergilah ke timur! Temui Syekh Jafar! Dia tahu mana yang terbaik untuk kita semua!” Ucap ibu Wikar.

“Ya ibu. Saya setuju. Itu pun kalau ayah mau.”

“Kita lihat saja! Aku yakin gurumu itu lebih suka menebas kepalamu dari pada mendukung ambisi gilamu itu!” Kata ayah Wikar sembari masuk ke dalam kamarnya.

Dengan penuh emosi, ayah Wikar langsung membereskan baju-bajunya. Dia memakai kembali bajunya dan bersiap untuk berangkat ke tempat Syekh Jafar. Begitu juga dengan Wikar. Dia menyiapkan semua yang akan ia bawa dengan terus mengomel kepada dirinya sendiri. Dia meyakinkan dirinya, kalau apa yang ia katakan itu adalah sebuah kebenaran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!