THE CIVILIAN II : EPISODE 16

Setelah peristiwa yang dialami oleh Salim, Wikar dan kelompoknya menjadi semakin brutal menyerang semua yang mereka anggap menjadi penghalang. Terutama dengan Loah, yang masih menyimpan dendam kepada para tentara yang telah membunuh Salim.

Walau pun tidak pernah ditemukan dimana jasad Salim berada, tetapi peristiwa itu masih membekas didalam diri mereka. Mereka menuntut balas atas peristiwa tersebut.

Wikar sebenarnya masih ragu kalau Salim sahabatnya itu mati begitu saja, karena sampai sekarang keberadaan jasadnya tidak pernah ditemukan.

Loah yang diperintahkan untuk memeriksa tempat itu pun tidak mendapatkan apa pun, kecuali sisa-sisa dari jaring yang terbakar dan juga ribuan butir selongsong peluru yang ada di tempat itu. Tidak ada satu orang pun yang pernah mendengar soal kabar tentang keberadaan Salim.

Dalam pertempuran yang sudah dilewati, Wikar masih belum menemukan titik terang tentang sahabatnya. Salim seakan ditelan bumi. Tidak ada jejak apa pun yang bisa mereka temukan, selain kesaksian orang-orang tidak jelas yang mengaku kalau mereka melihat Salim.

Namun setelah diteliti, kabar itu selalu menghasilkan omong kosong. Begitu banyak orang yang Wikar kerahkan untuk mencari keberadaan Salim, tetapi semuanya nihil. Mereka pulang tanpa hasil. Hingga pada akhirnya Wikar pasrah dan memilih untuk tetap fokus dengan tujuan utamanya.

Dia tidak mau terus menerus larut dalam kesedihan yang bisa menghancurkan jiwanya. Karena masih banyak hal yang jauh lebih penting yang harus dia urus, dan itu adalah sebuah tanggung jawab yang sangat besar. Wikar harus memikirkan orang-orang yang sudah berjuang bersamanya sampai sekarang ini.

Loah kini menggantikan posisi Salim, dia yang mengatur segala yang sebelumnya diurus oleh Salim. Dia juga membentuk kelompok dengan jumlah yang jauh lebih banyak dari sebelumnya, yang ia beri nama Lionet.

Jumlah mereka semakin hari semakin banyak. Meski pun memiliki kelompok sendiri, Loah tetap setia dan patuh terhadap Wikar, karena itulah yang dulu diajarkan Salim kepadanya.

Pertempuran semakin berlanjut, pasukan Wikar seakan tidak ada habisnya. Mati satu tumbuh seribu. Presiden Jacob mulai ketakutan karena banyak para pendukungnya di beberapa daerah yang sudah disikat habis oleh Wikar.

Wikar dan kelompoknya mulai melebarakan sayap mereka hingga ke perkotaan. Dan jelas ini akan semakin menguntungkan Wikar, karena disana mereka mudah menemukan tempat-tempat yang bisa mereka gunakan untuk membuat pos-pos penjagaan.

Presiden Jacob masih belum mau mengalah, dia terus menerus menghalalkan segala cara agar kekuasaannya tidak lengser begitu saja. Salah satu hal yang paling memalukan yang ia lakukan adalah, dia memerintahkan kepada militer untuk membentuk satuan perlawanan yang terdiri dari anak-anak dibawah umur.

Mereka semua dididik dengan sangat keras dan kejam agar menjadi pembunuh paling mematikan. Sehingga banyak anak-anak yang semakin banyak kehilangan masa depan mereka, karena dipaksa untuk berperang.

......................

Kembali kepada Ando dan timnya masih bertugas di Timur. Dia mulai membuat sususan perencanaan dengan para militer yang ada di negara tersebut. Mereka semua berusaha memahami secara pasti bagaimana strategi penyerangan dan juga pertahanan kelompok Abu Sayaad.

Hassan, sang pemimpin kelompok tersebut diketahui sudah lama menghilang dan terus menerus berpindah tempat. Dia sulit sekali untuk dilacak, karena kelompoknya selalu mengetahui jika ada mata-mata yang masuk ke kelompok mereka.

Hal itu membuat pihak militer kesulitan untuk menemukan keberadaan Hassan. Mereka semua juga terus menerus melakukan serangan demi serangan yang membuat para tentara banyak sekali yang terluka dan bahkan tewas. Pihak militer sudah berusaha keras, tapi hasilnya belum cukup memuaskan.

Apalagi kelompok Abu Sayaad juga beberapa kali sempat mencegat kiriman logistik untuk para tentara dan warga sipil yang kelaparan.

Mereka benar-benar tidak peduli dengan siapa pun, selain orang-orang dari kelompok mereka sendiri.

Yang terpenting bagi mereka adalah, mendirikan sebuah negara dengan peraturan yang dibuat oleh pemikiran mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Entah sudah banyak korban yang berjatuhan akibat perang saudara tersebut.

Tahun lalu saja lebih dari dua ribu penduduk sipil tewas. Dan sebagian besar luka-luka.

Banyak rumah sakit dan juga sekolah yang hancur. Sebagian juga dijadikan sebagai markas militer. Ada juga yang menjadi markas untuk para anggota kelompok Abu Sayaad.

Jumlah mereka semakin hari semakin bertambah. Diam-diam mereka juga ternyata mendapatkan dukungan dari negara-negara yang memiliki kepentingan dengan cara menjual senjata kepada kelompok Abu Sayaad. Tentunya dengan harga yang jauh lebih murah, tapi dengan kualitas yang bagus.

Dengan banyaknya persediaan minyak yang ada di negara itu yang sebagian besar sudah dikuasai oleh kelompok Abu Sayaad, jelas kekuasaan Hassan semakin melebar ke seluruh penjuru kota.

Dia memprovokasi dan berusaha mengambil simpati para masyarakat yang tidak tahu menahu soal kebusukan kelompok tersebut. Sehingga banyak juga warga sipil yang bergabung dengan Abu Sayaad.

Mereka juga diiming-imingi masa depan yang cerah dan juga sebuah perubahan menuju masa depan yang jauh lebih baik. Hassan terus menyebarkan video-video propaganda untuk meyakinkan orang-orang kalau kelompok Abu Sayaad berisikan orang-orang suci yang sedang memperjuangkan kedamaian dan keadilan.

Hassan memang bukan orang bodoh. Dia sangat ahli dalam mengambil simpati rakyat. Bagi orang yang tidak mengetahui tentang strategi politik kelompok ini, jelas banyak yang akan terpengaruh dan percaya begitu saja. Mereka tidak tahu bagaimana kelompok Abu Sayaad yang dengan kejam sebenarnya telah menindas mereka semua tanpa mereka sadari.

Merekalah yang sudah memulai perang ini. Mereka yang membuat negara ini terpuruk selama bertahun-tahun. Mereka yang membuat negara ini berada dalam situasi yang tidak menentu. Mereka yang membuat negara ini menjadi neraka.

“Kita belum tahu pasti dimana keberadaan Hassan. Namun kita sudah mendapatkan daftar beberapa orang yang memiliki hubungan dekat dengannya.” Ucap Kolonel Barkhan.

Kolonel Barkhan mungkin satu-satunya orang yang masih bisa membuat para tentara percaya kalau negara ini bisa direbut kembali dari tangan para penjahat perang itu. Kolonel Barkhan juga masih murid Syekh Jafar yang terkenal sangat nasionalis dan agamis.

Dia orang yang jujur dan lurus hatinya. Dia tidak pernah menuntut apa pun kepada pemerintah, kecuali dukungan untuk pasukannya yang sampai sekarang masih terus berusaha memperjuangkan kedaulatan negara ini.

Pemerintahan di negara ini sebenarnya masih berjalan, walau pun harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Karena semua orang yang mendukung pemerintahan ini khawati kalau sampai pemimpin negara mereka dibunuh.

Orang yang memimpin negara ini lebih familiar dengan panggilan ‘Sang Raja’. Karena tidak ada satu orang pun yang pernah melihat wajahnya. Kabarnya orang yang dipanggil sebagai ‘Sang Raja’ ini memiliki cacat pada wajahnya sehingga dia harus memakai sebuah topeng.

Topeng itu tidak pernah ia lepas dimana pun dia berada. Sempat beberapa kali dia terjun langsung ke medan perang untuk menyemangati para pasukan dan orang-orang yang mendukungnya.

Namun hal itu sangat jarang sekali ia lakukan. Karena posisinya kini sedang menjadi target utama bagi para kelompok penjahat perang itu. Entah dimana keberadaan ‘Sang Raja’ ini, karena dia memiliki satu tempat khusus yang hanya dia seorang yang tahu.

Dia tidak memberitahukannya kepada siapa pun, bahkan kepada wakilnya sendiri. Dia benar-benar menutupi dirinya dari publik agar bisa selamat dari perang yang terus berkecamuk ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!