Jendral Lahar mengeluarkan jepretan seorang wanita dari dalam amplop coklat. Wikar yang melihat itu tidak menyangka kalau mantan presiden Jacob ternyata sudah memiliki anak didik yang sekarang menjalankan semua bisnis gelapnya.
“Pantas saja, selama ini Jacob memiliki banyak sekali anjing-anjing peliharaan yang mendukungnya. Ternyata dia memiliki dana yang cukup besar untuk mendanai semua pasukannya yang ada di negara lain. Itu artinya, perang ini belum selesai. Kita semua harus bersiap untuk serangan gelombang kedua.”
“Benar, pak presiden.”
“Kalau begitu, kamu harus mempersiapkan pasukanmu dari sekarang. Mereka harus dilatih lebih keras. Karena sudah pasti Jacob dan pasukannya akan menuntut balas kekalahan mereka, sekaligus merampas kembali negara ini.”
“Baik pak presiden. Akan saya jalankan semua yang bapak perintahkan.” Kata Jendral Lahar dengan berlalu dari ruangan itu.
“Oh ya! Satu lagi!”
Jendral Lahar kembali berbalik menghadap presiden. Sudah pasti ada perintah tambahan yang akan dia dapatkan.
“Beri misi yang pasti kepada Ando dan pasukannya. Dia harus terjun langsung ke timur untuk mengawasi pergerakan mereka. Jangan sampai kita kecolongan. Kita harus seribu langkah lebih maju dari musuh-musuh kita.”
“Siap pak presiden!”
......................
“Jadi, malapetaka itu akan terulang kembali?” Tanya Ando pada Tony.
Sekarang Ando menjadi pimpinan Detasemen Serigala Hitam. Dan Tony menjadi komandan pasukan Mayan Grup, yang berada dibawah komando Detasemen Serigala Hitam. Mereka berdua kerap melakukan aksi-aksi yang bisa dibilang sangat-sangat gila.
Untuk mencari mantan presiden Jacob, Detasemen Serigala Hitam sudah melakukan berbagai pembantaian. Karena bagaimana pun, faktanya banyak pendukung mantan presiden Jacob yang masih hidup.
Mereka adalah orang-orang yang dulunya pernah menjadi anak buah Jacob untuk menyingkirkan semua lawan-lawan politiknya. Jelas, mereka melakukannya dengan cara yang sangat dilarang. Untuk itulah Ando sama sekali tidak memberikan toleransi kepada mereka.
Ditambah dengan dendamnya atas kematian pasukannya semasa dia masih berperang dengan Wikar. Pasukan yang mati sama sekali tidak mengetahui secara pasti untuk apa tujuan perang tersebut. Dan mereka kesulitan membedakan mana kawan mana lawan. Mana yang benar dan mana yang salah.
Kala itu mereka hanya mengikuti perintah dari atasan mereka, karena itu sudah menjadi sumpah mereka sebagai tentara.
“Kita diperintahkan untuk memperkuat para pasukan kita, komandan. Sekaligus komandan juga mendapatkan misi khusus dari Presiden Wikar untuk masuk ke wilayah timur. Jadi sepertinya, perang ini sudah tidak bisa dihindari lagi.” Jawab Tony.
Ando termenung sejenak, dia mengingat masa-masa dimana teman-teman seperjuangannya saat pertama kali masuk ke militer. Waktu itu dia sangat bahagia dan bangga, karena dia bukan hanya menikmati gaji pokok saja, tetapi impiannya untuk berjuang dan berkorban demi bangsa dan negara akan tercapai.
Namun terkadang, setiap orang harus bisa menerima sebuah kenyataan. Kenyataan kalau dunia militer tidaklah sebaik yang Ando kira. Dia bukan membela bangsa dan negara, tapi lebih tepatnya membela sampah negara. Yaitu mantan presiden Jacob.
Andai saja dia tahu kalau Jacob adalah pemimpin yang tidak berotak, sudah pasti dia juga lebih memilih bergabung dengan Wikar tanpa harus melihat teman-teman seperjuangannya mati terlebih dahulu.
“Kita mungkin tidak akan pernah bisa menghapus sejarah kalau dulu kita pernah membela orang yang salah. Semua yang aku lakukan sekarang adalah untuk menebus semua kesalahanku di masa lalu. Sekarang aku benar-benar merasakan arti sebuah perjuangan yang sesungguhnya. Andaikan waktu itu Wikar dan pasukannya tidak menangkapku, mungkin sekarang aku masih bersama bajingan itu.” Ucap Ando.
“Masa lalu adalah masa lalu, komandan. Kita tidak akan mampu merubah apa yang sudah terjadi. Tetapi kita masih bisa mencegah apa yang belum terjadi.” Sahut Tony.
“Ya. Kamu benar.”
“Masalah kita sekarang adalah, kita akan berurusan dengan negara timur. Dan negara itu sudah terkenal dengan penjahat perangnya. Kita harus berhati-hati, pastikan kita membawa semua logistik yang kita butuhkan. Kalau bisa, bawa perlengkapan lebih.” Perintah Ando kepada Tony.
“Siap!”
Pada malam harinya, mereka semua bersiap untuk berangkat dengan menggunakan pesawat pengangkut. Mereka akan diturunkan di sebuah wilayah di pedesaan negara itu, karena disanalah tempat yang cocok untuk dijadikan markas rahasia mereka.
Suasana di negara itu begitu mencekam dan sangat tidak terkondisi. Terutama di wilayah perkotaan. Banyak sekali terjadi baku tembak dan juga pembersihan ras yang dilakukan oleh kelompok penjahat perang yang dikenal dengan nama Abu Sayaad.
Nama kelompok itu diambil dari nama pemimpin pertama mereka, yaitu Hamar Al-Sayaad. Yang sekarang kepemimpinannya digantikan oleh anak didiknya yang bernama Hassan Al-Sayaad.
Hassan dulunya adalah seorang penceramah yang cukup terkenal di negaranya. Dia juga pernah beberapa kali diundang ke istana presiden untuk melakukan pertemuan penting. Namun sayangnya, Hassan ini memiliki keyakinan yang sangat radikal.
Dia menginginkan semua orang di negara tunduk di bawah satu kepercayaan, tanpa memandang kepercayaan yang lain. Sedangkan negara itu memiliki banyak sekali aliran kepercayaan.
Hassan kemudian melakukan pemberontakan yang didukung penuh oleh murid-muridnya dan juga orang-orang yang sependapat dengannya. Siapa pun yang tidak setuju dengannya akan dibersihkan. Karena bagi orang seperti Hassan, menolak artinya mati.
Hal itulah yang membuat negara tersebut terus berperang tanpa henti. Ditambah lagi dengan para oknum yang mengambi keuntungan dari adanya peperangan ini, membuat pemerintah cukup kewalahan menghadapi Hassan dan kelompoknya.
Presiden Wikar telah menghubungi pemimpin negara tersebut untuk melakukan negosiasi, agar mereka sama-sama mendapatkan keuntungan. Pemerintah akan membantu menemukan dimana persembunyian mantan presiden Jacob, sedangkan presiden Wikar akan menawarkan bantuan tenaga dan juga logistik guna menekan pergerakan Hassan dan kelompoknya.
Dengan begitu mereka sama-sama diuntungkan. Karena presiden Wikar mencurigai kalau mantan presiden Jacob juga turut berperan dalam perang yang sudah berlangsung selama dua belas tahun itu. Akhirnya kedua belah pihak sama-sama menyetujui dan sepakat untuk bekerja sama melakukan perlawan terhadap Hassan dan kelompoknya, yaitu Abu Sayaad.
......................
Ando dan pasukannya yang berjumlah total dua puluh orang itu pun sudah sampai disana. Mereka dipertemukan dengan seorang syekh yang menjadi pemimpin di desa yang akan menjadi markas mereka.
“Assalamualikum.” Salam Ando memberikan hormat.
Walau pun Ando bukan seorang muslim, tapi dia tetap memberikan hormat kepada orang masyhur itu.
“Walaikumsalam Ya Akhi. Selamat datang di desa kami.” Jawab orang tua itu kepada Ando.
“Syekh Jafar?” tanya Ando.
“Ya Saudaraku. Aku adalah Syekh Jafar. Kamu pasti prajurit yang dikirim oleh Abu Laharkan?”
“Abu Lahar?” tanya Ando heran.
“Maaf, kami memanggil Jendral garang itu dengan tambahan 'ABU' di depannya.” Ucap Syekh Jafar sembari tertawa kecil.
“Oh.. saya baru tahu syekh.”
“Tidak apa-apa. Ayo ikut aku, aku sudah mempersiapkan tempat untukmu dan pasukanmu.”
“Terimakasih Syekh.”
Ando pun lekas dibawa menuju ke sebuah bangunan yang Ando kira itu hanyalah sebuah rumah kecil yang berukuran lima kali lima. Namun ternyata, dilantai ruangan itu ada sebuah tangga yang menuju ke sebuah markas rahasia yang sangat luas dengan struktur bangunannya yang sangat kokoh.
Disana ada juga tempat khusus untuk para penduduk desa dan juga para pejuang rakyat. Tempat itu dilengkapi dengan berbagai macam senjata dan beberapa mesin tempur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Wasa-Sensei
Apakah berarti tempat itu berperan penting dalam peristiwa masa lalu?, who know?
2023-12-07
1