Bab. 20

Nugi tidak menjawab.

"Kenapa menjemput ku? Bukannya aku sudah bilang kalau aku mau pulang sendiri?" ujar Bella dengan ketus. Nugi membuka pintu depan lalu memutar untuk bisa berdiri di depan perempuan ini.

"Bukan keinginanku untuk menjemput mu, tapi ini karena mama yang menyuruh aku untuk menjemput kamu," kata Nugi tak kalah ketus dari Bella. Dia berbohong. Padahal dia sendiri yang berinisiatif mencari perempuan ini. Lalu menjadikan mama sebuah alasan karena setelah ia bimbang ingin menjemput Bella atau tidak, mama muncul menyuruhnya menjemput perempuan ini.

"Ayo, cepetan masuk ke mobil. Mama sudah nungguin kamu di rumah. Kalau kamu tidak ikut naik ke mobil, mama akan curiga dengan kita berdua!" ujar Nugi berkata dengan kesal pada Bella.

Ah, mama. Aku tidak bisa menolak jika itu karena mama. Bella menggeram. Dia kalah jika menyebutkan nama mama di setiap perintah Nugi.

"Aku tahu. Berhenti memerintah ku," ujar Bella kesal.

"Oke." Nugi mempersilakan perempuan ini masuk ke dalam mobil.

Kemudian dengan langkah malas Bella mendekati mobil Nugi dan dengan perlahan membuka pintu mobil itu.

"Duduk di depan Bella. Kita mau pulang. Jangan sampai mama tahu kalau komunikasi kita tidak lancar," ujar Nugi mengingatkan. Tangan Bella yang memegang gagang pintu belakang, diam. Ia urung membuka pintu itu. Lalu berganti membuka pintu depan.

Setelah Bella masuk, Nugi yang sudah masuk lebih dulu menjalankan mobilnya melaju menuju ke arah rumah mereka.

Setiba di rumah, Bella benar-benar sudah ditunggu oleh mertuanya. Bu Yola menyambut menantunya.

"Kamu sudah pulang sayang? Mama cemas."

Bella tersenyum tipis. "Iya ma. Pekerjaan Bella lagi banyak tadi," kata Bella.

"Ya sudah kalau begitu kamu ganti baju dulu sana terus makan. Pastinya kamu lapar kan belum makan tadi?" kata Bu Yola mengkhawatirkan menantunya itu.

"Bella sudah ...."

"Sepertinya Nugi belum makan juga kan?" celetuk mama yang membuat Bella urung melanjutkan kalimatnya. Padahal dia ingin bilang sudah makan tadi, tapi akhirnya kalimatnya tenggelam karena kalimat mama mertua. Nugi sendiri terkejut dengan ucapan mama. Karena itu seperti dia sedang menunggu Bella pulang untuk makan malam bersama. "Sudah. Mama mau tidur dulu ya?"

"Iya, Ma," sahut Bella. Sepeninggal mama, Bella bergegas masuk ke dalam kamarnya. Nugi mengikutinya dari belakang. Sesampainya di kamar, Bella masuk ke kamar mandi tanpa bicara.

**

Saat Bella keluar dari kamar mandi, dia melihat Nugi tengah duduk di sofa tempat ia tidur.

"Sebaiknya kamu tidak duduk di sana karena itu tempat aku tidur," kata Bella langsung mengultimatum. Nugi menoleh.

"Kenapa?"

"Aku tidak mau jejak keberadaan mu akan membekas di sana." Bella tidak basa-basi ketika mengatakannya. Bella tidak pergi dan tetap melihat tajam ke arah Nugi. Ia menunggu pria itu beranjak dari sana dengan tangan dilipat. Nugi mendengus. Lalu ia bangkit dari sofa dan duduk di atas ranjangnya.

Setelah Nugi dari beranjak dari sana, ia menuju ke meja rias. Perempuan ini duduk dan memakai toner wajah. Dengan rambut yang di jepit ke atas, dia berhias di depan cermin.

Diam-diam Nugi memperhatikan Bella sedari tadi. Leher wanita ini kelihatan begitu jenjang. Ia menelan saliva-nya sendiri. Nugi sampai perlu menepuk wajahnya sendiri karena begitu terlena melihatnya.

Sial. Hanya sebuah leher bisa membuatku menelan ludah. Gila. Apa aku sudah bosan dengan Maya hingga melihat Bella jadi berbeda? Nugi menggelengkan kepalanya.

"Ada hubungan apa kamu dengan Reynand? Sepertinya kalian sangat dekat," tanya Nugi tiba-tiba. Bella memicingkan matanya sambil heran menoleh pada Nugi. Itu setelah ia melebarkan mata terkejut tadi. Untung saja pantulan dirinya di cermin tidak kelihatan oleh Nugi karena letak ranjang ada di samping meja rias. "Aku tahu kamu pulang di antar pria itu tadi," ungkap Nugi.

"Bukannya sudah jelas aku dan dia adalah atasan dan bawahan," ujar Bella seraya membalikkan tubuhnya. Kembali menatap ke cermin. "Lagipula itu bukan urusanmu. Aku rasa kita tidak perlu memasukkan peraturan tidak mengurusi urusan masing-masing karena kita berdua sangat mengerti itu. Apakah aku salah paham kalau ternyata kamu tidak mengerti itu?" tanya Bella kembali menoleh pada Nugi yang berada di samping kanan.

Nugi mendengus mendengar perkataan Bella.

Sialan. Kalimatnya tepat sasaran. Memang benar kata Bella, kenapa juga Nugi harus mengurusi dia yang cuma jadi istri kontrak nya saja.

"Aku hanya bertanya," kata Nugi.

"Jadi kamu sudah mendapat jawaban dari ku tadi." Bella menegaskan untuk tidak memperpanjang soal ini.

"Aku tidak akan bertanya kalau tidak melihat sendiri, Bella. Aku sudah dua kali melihat mu dan dia. Lagipula saat kamu dengan pria itu, kamu berada di wilayah dimana keluarga ku bisa menemukan kalian." Nugi punya alasan untuk protes.

"Maaf karena aku dengan pria lain di sekitar rumah keluarga mu," ujar Bella yang mengentikan kegiatannya.

Kenapa dia meminta maaf? Nugi tidak suka dengan obrolan ini. Dia agak kesal. Karena dia tidak mendapatkan jawaban yang di inginkannya.

Bahkan perempuan ini meminta maaf bukan karena dirinya dengan pria itu, tetapi karena Bella bersama pria itu ketika berada di area rumah keluarganya. Itu seakan mengukuhkan kalau mereka berdua memang punya hubungan lain.

"Jadi maksudmu, kamu akan berdua dengan Reynand di lain tempat? Dimana aku dan keluargaku tidak bisa melihatmu?" selidik Nugi masih belum berhenti bertanya.

Bella menoleh cepat. Dia menatap Nugi lama dan tajam.

"Aku lelah. Aku mau tidur. Berhenti bertanya apapun," putus Bella. Perempuan ini berdiri. Beranjak dari kursi di meja rias dan segera menuju ke sofa. Menyelimuti dirinya dengan selimut, lalu memejamkan mata sambil memunggungi Nugi. Ia lelah karena lembur barusan, juga pertanyaan Nugi tentang Reynand.

***

Suasana di dalam klub malam ini sangat ramai sekali. Orang-orang yang ada di dalam itu menggerakkan badan mereka semua dengan pasangan masing-masing. Nugi hanya datang sendiri. Dia tidak ingin bersama Maya. Ia tidak ingin bertemu dengan perempuan manapun.

"Satu gelas Martini," ujar Nugi pada bartender.

"Siap Bos," sahut bartender.

Setelah perdebatan dengan Bella tadi, Nugi keluar dari rumah tanpa memberi tahu perempuan itu. Ia ingin bersenang-senang malam ini. Mengurangi suntuk yang mendadak menyerangnya. Ya, dia resah dan gelisah sejak melihat Bella dan Reynand waktu makan siang tadi. Bahkan dia kesal ketika melihat perempuan itu di antar pulang oleh Reynand.

"Ini tuan, minumannya." Bartender menyerahkan pesanan Nugi. Pria ini meneguk minuman yang memabukkan itu sedikit demi sedikit. Bahkan bartender menuangkan minuman alkohol itu ke dalam gelas Nugi berkali-kali, karena dia ingin rasa gusar tadi musnah.

..._____...

Terpopuler

Comments

Yanti dian Nurhasyanti

Yanti dian Nurhasyanti

ish... nugi mulai suka ama bela oh no boleh aku g rela🤗

2023-07-31

0

✨rossy

✨rossy

eehhh jangan bilang udang mabuk entar merkosa Bella... ga rela ah aku..

2023-05-18

0

Andi Nurdiana

Andi Nurdiana

otw bucin.....makasih kak udah up

2023-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!