Tiba-tiba saja Bella berteriak kaget karena dia melihat Nugi sedang tidur di samping sambil memeluk tubuhnya. Bella mencoba mendorong tubuh Nugi sekuat tenaga untuk menjauh darinya. Ini membuat Nugi terbangun dari tidurnya. Ia melihat Bella yang sedang menatapnya tajam.
“Menyingkir dari sini, Nugi,” perintah Bella tegas.
“Oh, sudah pagi? Selamat pagi Bella,” ucap Nugi tanpa merasa bersalah.
“Santai sekali kamu. Pergi! Pergi ka ...” teriak Bella sedikit histeris. Melihat ini Nugi terkejut. Pria ini kaget dan bingung melihat Bella yang seperti orang ketakutan ketika melihat dirinya. Dengan cekatan Nugi menutup mulut Bella dengan tangan kanannya dan mendelik menatap Bella.
“Ada apa Bella? Ada apa?” tanya Nugi.
“Mmph, mmph ...” Bella tidak bisa menjawab karena mulutnya di tutup oleh dirinya. Dia mencoba berontak. Nugi sadar kalau ternyata dia menutup mulut Bella, hingga wanita ini tidak bisa bicara.
Nugi pun melepaskan tangannya.
“Apa yang kau lakukan, hah?!” seru Bella sengit.
"Kenapa kamu teriak-teriak seperti itu?” tanya Nugi gusar pada Bella. Hingga dia terpaksa menutup mulut perempuan ini lagi. Setelah beberapa detik, Bella tampak tenang meski matanya menatap tajam. “Aku akan membuka tanganku, kalau kamu janji tidak akan teriak,” ujar Nugi. Bella diam seraya terus menatap Nugi.
Dirasa Bella sungguh-sungguh tidak mau menjerit lagi, Nugi melepas tangannya dari mulut Bella.
Bola mata Bella menatap Nugi dengan tatapan kesal. Lalu dengan cepat Bella menepiskan tangan Nugi dan mendorong tubuh pria ini menjauh.
“Apa-apaan, Bella?” tanya Nugi tidak suka.
"Kamu yang apa-apaan, Nugi. Kenapa kamu tidur di sini sambil peluk-peluk aku? Kamu meniduri ku?" serbu Bella lagi pada pria ini. Nugi mendelik menatap tajam ketika mendengar perkataan Bella barusan.
"Hei, kalau ngomong jangan sembarangan kamu. Aku tidak melakukan apa-apa,” bantah Nugi sebal.
"Lalu? Kenapa kamu tidur di sampingku sambil memelukku?” tanya Bella marah. Dia memukul lengan Nugi yang masih duduk di dekatnya. Pria itu berusaha menangkap tangan Bella yang hendak melayangkan pukulannya lagi padanya. “Lepaskan aku.” Bella berontak.
"Tidak. Dengarkan aku baik-baik.”
Bella tetap memberontak. Ini membuat Nugi harus lebih kiat menahan tubuh itu untuk diam.
“Berhenti dan dengarkan aku baik-baik kalau kamu masih ingin membantu ayahmu keluar dari kebangkrutan, Bella,” ujar Nugi akhirnya. Ini ampuh. Bella tidak lagi memberontak. Tubuhnya mulai melemah.
“Kamu ... Kamu tahu kenapa kita terpaksa di nikahkan?” tanya Bella terkejut. Nugi menghela napas. Akhirnya dia membahas ini juga.
“Ya,” jawab Nugi. Bella tertegun. Dia langsung diam. Tangannya yang di cengkeram Nugi melunak. Bella menatap kosong ke depan. Melihat itu, Nugi melepaskan perlahan cengkeramannya pada pergelangan tangan perempuan ini.
“Semalam itu aku melihat kamu sedang menggigil tidak kunjung berhenti meskipun sudah diolesi minyak kayu putih dan tubuhmu di tutup dengan selimut yang tebal. Karena tubuhmu terus menggigil, akhirnya aku membawa kamu ke atas ranjang supaya kamu merasa hangat.” Merasa inilah waktunya yang tepat, Nugi menceritakan kejadian semalam.
Ranjang? Bella merasa aneh mendengar itu. Ia langsung menunduk untuk melihat dimana ia duduk sekarang. Oh?! Bella terkejut dia tengah duduk di atas ranjang.
“K-kamu yang membawaku?” tanya Bella menyelidik.
“Ya. Aku tidak mau ada kasus, tersangka membiarkan seorang wanita kedinginan sampai menggigil hebat tanpa memindahkannya ke atas ranjang yang hangat.” Nugi menjelaskan dengan setengah bercanda.
Bella menipiskan bibir. Dia ingat pria ini sudah membawakannya minyak kayu putih. Namun setelahnya dia tidak ingat sama sekali.
“Meskipun kamu bermaksud ingin menolongku, tidak ada aturan bahwa kamu di perbolehkan untuk memelukku, Nugi,” protes Bella. Ia tidak terima soal itu.
“Aku sudah berniat pergi dan menjauh dari mu. Kembali ke sofa dan tidur di sana, tapi tanganmu menahan ku. Kamu sendiri tidak ingin aku pergi,” jelas Nugi berapi-api.
“Aku tidak mungkin begitu,” bantah Bella. Dia mengelak kelakuannya buruk.
“Memang tidak mungkin jika kamu dalam keadaan sadar, tapi waktu itu kamu sedang tertidur. Kamu mengigau Bella,” jelas Nugi. Bella terkejut.
“Sulit di percaya.”
“Terserah, tapi kenyataannya memang begitu. Jadi jangan asal menuduh,” ujar Nugi. Kemudian pria ini turun dari ranjang. Lalu berjalan menuju ke sofa.
“Kamu mau tidur?” tanya Bella.
“Ya. Aku lelah terus saja terjaga karena menjaga yang menggigil tadi malam, jadi aku ingin tidur sebelum berangkat kerja,” kata Nugi dan siap merebah.
“Pergi dari sana dan kembali ke ranjang mu. Aku akan kembalikan tempat tidur mu yang empuk ini.” Bella bangkit dari duduknya dan menjauh dari ranjang. Nugi yang hendak merebah urung. Dia melihat Bella yang kini sudah berdiri di dekatnya. “Cepatlah pergi ke kasur empuk itu,” perintah Bella.
“Huh dasar. Sudah merepotkan tadi malam, sekarang bicara dengan ketus. Benar-benar kamu ini ...” Nugi berdiri dan menuju ke ranjang. “Selamat datang kasur empuk. Aku memang seharusnya tidur menemani mu.” Bruk! Nugi langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang tidak mungkin melukainya itu. Dalam sesaat, dia langsung terlelap.
Dari sofa, Bella memperhatikan Nugi yang tertidur lagi. "Ternyata di balik sikapnya yang ketus padaku, dia masih mempunyai rasa Kasihan. Ya tentu saja begitu, bukankah aku adalah alat untuk membuat dia mewarisi harta papanya,” ujar Bella sambil mendengus.
***
Bella sudah berdandan dan berpakaian rapi hendak berangkat ke kantor. Dia berhias di depan cermin. Pandangan Bella tertuju pada ranjang di mana Nugi sedang tertidur di sana. Bella membalikkan tubuhnya.
"Bangunin enggak ya?" ujar Bella.
Kemudian Bella berjalan mendekat ke ranjang. Teringat lagi kejadian semalam. Pria ini sudah membantunya. Dia mencoba menjulurkan tangannya untuk menepuk kaki Nugi dengan perlahan.
"Hei Nugi. Bangun.” Bella kembali menepuk kaki Nugi. “Hei Nugi.” Pria itu tetap diam. “Ini sudah hampir jam delapan. Bukannya kamu harus ke kantor?" Tangan Bella menepuk lengan Nugi.
"Aku gak ke kantor hari ini. Aku lelah gara-gara ngurusin kamu semalaman," ujar Nugi tanpa membuka matanya. Suaranya pun sedikit tenggelam karena dia menyusupkan kepalanya ke guling.
Bella menghela napas. Ia sedikit merasa bersalah.
“Maaf sudah mengganggu waktu tidur mu. Juga terima kasih sudah mau melakukannya.” Setelah mengatakan itu, Bella menjauh dari ranjang. Kemudian Bella berjalan keluar dari kamar dan bergegas menuju ke meja makan. Meninggalkan Nugi yang ia rasa pasti mengantuk sekali.
Di meja makan, papa dan mama mertua sudah menunggu untuk sarapan bersama.
"Lho, Nugi mana Bella?" tanya Bu Yola yang melihat Bella berjalan sendiri menghampiri mereka di meja makan.
"Ada. Mungkin sebentar lagi kesini," ujar Bella sambil menarik kursi lalu duduk di sana di sebelah mama mertuanya.
Akhirnya semua memutuskan untuk memulai sarapan tanpa Nugi sambil menunggunya muncul. Namun pria itu tetap tidak muncul. Bahkan sampai kedua orangtuanya menyelesaikan sarapan mereka, Nugi tetap tidak terlihat batang hidungnya.
"Sebenarnya Nugi ini ngapain sih di dalam kamar kok sampai jam segini belum keluar juga," ujar Bu Yola sambil melihat ke arah kamar mereka.
Bella merapikan piring. “Bella mau melihat Nugi,” kata Bella. Dia harus memastikan lagi pria itu mau terus tidur apa tidak. Tiba-tiba Nugi muncul dari arah kamarnya dengan rapi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yanti dian Nurhasyanti
pasti di tlpn sama pacar makanya rapi🙈
2023-07-28
1
✨rossy
kejadian ada Adam😂😂😂😂
2023-05-18
0
Andriani
katanya gak pergi kerja😌
2023-05-15
0