Bab. 12

"Kenapa makan kamu sedikit?" tanya Reynand yang rupanya memperhatikan dia makan.

“Ini sudah lumayan banyak untuk saya, Pak."

“Tubuhmu tidak akan tumbuh kalau makan sedikit begitu, Kay. Mas! Bisa ambilkan lagi satu porsi makanan ini?” pinta Reynand pada karyawan kantin sambil menunjuk piring Bella.

“Pak, tidak perlu saya ...” Meski Bella mencoba menolak, tapi pria ini sudah langsung berdiri dan mendekati etalase makanan.

Apa yang pak Reynand lakukan? tanya Bella panik. Namun tidak mungkin dia maju dan menahan Pak Reynand untuk memesan. Karena bisa saja pria itu memesan untuk dirinya sendiri.

Namun dugaan Bella benar. Pak Reynand membawa lauk pauk dan sayur dalam satu nampan.

“Aku ambilkan beberapa macam makanan.” Reynand meletakkan nampan di atas meja.

"Terima kasih Pak," ujar Bella sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

“Ya. Habiskan. Kamu harus makan yang banyak biar tidak sakit,” ujar pria ini sambil tersenyum.

***

Jam dinding sudah menunjukkan pukul empat sore. Bella segera beres-beres di meja kerjanya.

"Bell, aku duluan ya," sapa Nora yang terlihat terburu-buru. Gadis ini ada kencan malam ini.

"Ya, hati-hati di jalan.”

“Oke.” Nora melambaikan tangannya pada Bella. Tiba-tiba ponsel Bella berdering. Ternyata yang menelepon adalah Bu Yola mamanya Nugi. Bella mengernyitkan keningnya melihat ke arah ponselnya.

"Kenapa mama telepon aku ya?" gumam Bella penasaran. Dia mengangkat telepon dari mertuanya itu. "Iya Ma, ada apa?" tanya Bella.

"Bella, mama mau minta tolong pada kamu," kata Bu Yola.

"Minta tolong apa ya Ma?"

"Mama minta tolong nanti kalau kamu pulang kerja, belikan brownies panggang kesukaan mama ya," kata beliau. Bella diam sejenak, tak menjawab permintaan dari mama mertua karena Bella tidak tahu harus beli di mana. "Bella."

"Ah, iya Ma." Bella tersentak.

"Kamu dengar mama bicara sayang?" tanya Mama cemas.

"Ya, Ma. Bella dengar," jawab Bella cepat.

"Nugi tahu kok tempatnya, Bella. Nanti kalian kan pulang bareng. Terima kasih sayang ..." Klik.

Hhh ... Bella menghela napas. Jika begitu dia harus tanya pada Nugi. Tangannya menekan tombol panggil ke nomor pria itu. Namun ternyata pria itu tidak menerimanya. ."Sepertinya aku harus membelinya sendiri."

***

Pukul enam petang ini, Nugi sudah tiba lebih dulu di rumah. Bu Yola mengerutkan alisnya melihat putranya masuk ke dalam rumah sendirian saja. Tidak ada Bella disampingnya.

Bu Yola memperhatikan Nugi yang sedang berjalan menuju ke ruang tengah.

"Nugi!" panggil mama.

Nugi menghentikan langkahnya dan menoleh pada mamanya yang memanggilnya.

"Ya ma," jawab Nugi.

"Kamu kok pulang sendiri? Istrimu mana?" tanya mama melihat ke arah pintu masuk. Nugi lupa kalau dia harus menjemput perempuan itu lebih dulu. Dia sibuk dengan wanita tadi, jadi lupa kalau ada tugas lain.

"Mm ... iya Ma. Aku tadi sudah mau jemput Bella, tapi dia menolak karena ada lembur," bohong Nugi pada mamanya.

Bu Yola mengerutkan keningnya mendengar perkataan Nugi.

"Lembur?"

"Iya. Kan habis cuti nikah. Jadi pekerjaan dia menumpuk," imbuh Nugi untuk memperlihatkan bahwa dia tidak berbohong. Namun dia tidak tahu kalau mama tadi titip brownis dan Bella menyetujuinya. Tidak ada keterangan bahwa menantunya mau lembur.

"Benarkah?"

"Ya."

"Aneh."

"Apanya yang aneh, Ma?"

"Padahal dia bilang mau pulang bareng kamu. Karena mama titip brownis favorit mama itu. Mama enggak bilang dimana, karena kamu kan sudah tahu tempatnya," terang mama.

Astaga. Nugi terkejut. Dia was-was. Kebohongannya akan ketahuan karena sebenarnya dia tidak bertemu perempuan itu sama sekali.

Tiba-tiba Bu Yola menoleh ke pintu masuk. Beliau melihat Bella yang masuk ke ruang tengah sambil menenteng paper bag di tangannya.

"Bella!" panggil Bu Yola. Beliau meninggalkan Nugi dan mendekati menantunya. Nugi ikut menoleh. Dia lihat perempuan itu menghampiri mereka berdua. Sekilas Bella melirik ke arah Nugi yang masih tegang karena kebohongannya sendiri.

"Ma, ini brownis panggang pesanan mama tadi," ujar Bella sambil menyodorkan paper bag yang berisi brownies panggang itu pada Bu Yola.

Bu Yola diam sejenak sambil menatap menantunya. Lalu kini beralih melihat paper bag yang beliau terima dari tangan Bella.

"Kata Nugi kamu lembur. Kenapa sekarang sudah pulang?" tanya mama membuat Bella bingung sesaat. Perempuan ini melirik suami kontraknya. Pria itu diam. Bella tahu kalau mungkin Nugi berbohong karena tidak pulang bersamanya.

"Mungkin Nugi salah dengar. Padahal Bella tidak lembur. Hanya mau menyelesaikan sedikit pekerjaan," sahut Bella bisa menjawab.

Nugi lega Bella bisa meredakan suasana tegang tadi. Dia menyelematkan aku.

"Salah dengar? Jadi terus kamu di tinggal di kantor sama Nugi, begitu?" ujar mama seraya menunjuk putranya sendiri dengan manik mata tidak setuju. Bella tidak menjawab. Dan itu artinya iya.

Nugi melebarkan mata terkejut. Ternyata dia bukan menyelamatkan aku, tapi membuatku tampak makin bersalah. Sialan! Nugi menatap Bella tajam. Wanita itu tidak menoleh padanya. Bella memilih melihat ke arah mamanya.

Bu Yola mendelik ke arah putranya. "Nugi? Apa-apaan ini?" tegur mama.

Nugi tidak bisa beralasan lain.

"Jangan seenaknya begitu, Nugi. Lain kali meskipun Bella bilang dia mau pulang sendiri atau bagaimana, seharusnya kamu tetap di sana untuk menunggunya. Kamu harus menjaga dengan baik istrimu itu. Kalau tidak dia tidak akan nyaman." Mama mulai berpidato.

Nugi berjalan mendekati Bella. Tiba-tiba saja dia meletakkan lengannya pada punggung Bella. Sontak membuat Bella menoleh pada pria itu dengan cepat. Perempuan ini kaget melihat tangan Nugi yang merangkul pundaknya. Sebenarnya dia bermaksud menggeser tubuhnya untuk menghindari tangan pria ini, tapi itu tidak mungkin karena sekarang dia di depan mertuanya.

"Maafkan aku, sayang. Mungkin aku terlalu lelah jadi tidak mendengar mu ketika bicara di telepon. Maafkan aku, ya?" mohon Nugi dengan ekspresi sedih dan bersalah yang palsu. Dia bersandiwara.

Bella tidak bisa berkutik. Dia harus mengikuti sandiwara yang Nugi buat.

"Y-ya," sahut Bella geram. Usahanya membuat pria ini kena marah gagal. Nugi pemain sandiwara yang handal. Bu Yola tersenyum mendengar perkataan Nugi.

"Sudah. Ajak istrimu beristirahat. Dia pasti lelah," pinta mama.

"Siap Ma."

"Ma, Bella lupa bilang." Bella ingat sesuatu.

"Ada apa?"

"Itu bukan brownies favorit mama. Karena Nugi tidak memberitahu dimana toko roti kesukaan mama. Jadi aku membeli di sembarang tempat. Aku harap mama suka," kata Bella. Mama melihat ke arah paper bag yang beliau bawa.

"Oh, iya. Bukan langganan mama, tapi enggak apa-apa kok. Terima kasih sudah membelikannya ya ..."

Kemudian Bu Yola melangkah masuk ke dapur. Dengan cepat Bella menepiskan tangan Nugi yang merangkul pundaknya.

"Lepaskan tanganmu," pinta Bella sambil menatap Nugi dengan kesal.

"Oke. Siap," ucap Nugi patuh. Lalu Bella menuju ke kamar tanpa mempedulikan Nugi.

..._____...

Terpopuler

Comments

✨rossy

✨rossy

entar ada hari pembalasan Nugiii!!!!

2023-05-18

0

Andriani

Andriani

si Nugi bakalan kena batunya nih suatu hari...

2023-05-15

0

Andi Nurdiana

Andi Nurdiana

iiihhh ngeselin si nugi

2023-05-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!