Bella berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, ia begitu syok dengan permintaan ayahnya yang tiba-tiba.
"Menikah? Bagaimana bisa, aku menikah dengan anak pemilik Prayoga group itu? Orangnya saja aku tidak tahu," sungut Bella mempertanyakan lagi permintaan itu. Dia menggerakkan bibirnya ke kanan dan kiri dengan kesal. “Aku harus keluar mencari udara segar. Aku tidak boleh diam saja di sini. Kepalaku bisa pusing.”
Tubuh Bella langsung bangkit dari duduknya dan bergegas berganti pakaian. Selesai ganti, ia keluar dari kamarnya setelah meraih tas kecil di atas meja. Sebelumnya, ia juga sudah memesan taksi melalui aplikasi.
Saat berjalan melewati ruang tengah, Dia melihat ayahnya yang sedang rebahan di atas sofa. Pria paruh baya itu tengah memejamkan mata.
Bella tidak langsung melesat pergi. Ia mencoba menatap wajah tua ayahnya sambil bergumam sendiri. “Ayah, kenapa aku harus jadi jaminan? Sebenarnya aku tidak tega melihat ayah, tapi aku juga tidak mau menerima persyaratan itu," lirih Bella sambil menghela napas panjang.
Kemudian Bella berjalan menuju ke pintu hendak keluar rumah, tapi tiba-tiba ayahnya memanggilnya.
"Mau kemana Bella?" tanya pak Johan.
Bella menghentikan langkahnya dan menoleh pada ayahnya yang ternyata sudah duduk. Rupanya beliau terbangun ketika ia melintas tadi.
"Aku mau keluar,” sahut Bella kurang bersahabat. Ia sedikit menunduk saat menjawab. Seakan enggan menjawab, tapi masih merasa harus sopan karena beliau adalah orangtuanya.
“Kamu belum menyelesaikan makan tadi. Pulang dari kerja, kamu pasti lapar. Jadi cobalah makan lagi, ayah takut kamu ...”
“Aku sangat kenyang," potong Bella. Ayah langsung mengatupkan rahangnya diam. "Walaupun nanti lapar, aku sudah tidak ingin makan. Apapun,” imbuh Bella menekankan kalau ia malas untuk makan lagi. Johan terdiam. Beliau pasti paham apa yang sedang di rasakan putrinya saat ini. “Aku pergi,” pamit Bella. Tanpa menunggu ijin dari ayahnya, perempuan ini bergegas keluar.
"Iya. Hati-hati," jawab ayah Bella akhirnya memberi ijin sambil menatap punggung putrinya dengan sedih hingga lenyap di balik pintu. Johan paham, Bella sedang kalut memikirkan permintaan darinya untuk menikah.
Kemudian Bella keluar, dimana taksi yang ia pesan sudah menunggunya di depan rumah.
"Kita ke cafe Rembang, Mbak?" tanya sopir taksi itu pada Bella yang sudah duduk di belakang. Sopir menegaskan alamat yang akan di tuju benar.
"Ya. Cafe Rembang pak," sahut Bella pada sopir taksi tersebut.
"Baik mbak," ucap sopir taksi yang kemudian membawa mobilnya melaju ke cafe Rembang .
Beberapa menit setelah berada di dalam taksi, akhirnya Bella sampai juga di cafe Rembang.
Bella kemudian turun dari taksi dan berjalan masuk ke dalam cafe. Dia memilih tempat duduk di dekat dinding kaca. Melihat kedatangannya, seorang pelayan cafe berjalan mendekatinya.
"Permisi Mbak. Mbak nya mau pesan apa?" tanya pelayan cafe itu pada Bella dengan ramah dan sopan.
Perempuan ini menoleh. "Emm ... Milkshake strawberry satu," ucap Bella ada pelayan cafe itu sambil tersenyum. “Juga salad buah, dengan keju ekstra yang banyak.”
"Baik. Silakan di tunggu," ucap pelayan itu dengan tersenyum. Bella mengangguk. Ketika pelayan itu bergegas pergi meninggalkan meja untuk mengambil pesanannya, pandangan Bella beredar. Saat itu matanya tertuju pada live musik yang sedang berlangsung di cafe ini. Alunan musik yang tenang. Seperti yang di inginkan Bella.
"Permisi Mbak. ini milkshake strawberry dan salad buahnya, silahkan ...." Kemudian pelayan itu pergi setelah menyajikan pesanan Bella.
Perempuan ini mendekatkan bibirnya pada sedotan. Lalu menyeruput milkshake strawberry yang ada di depannya.
"Halo Nugi ... Bagaimana kabarmu?” Mendengar ada seseorang yang menyebut nama Nugi, sontak Bella menoleh cepat. Di meja sebelahnya, ada dua orang laki-laki dengan seorang wanita cantik yang duduk di sebelah laki-laki yang tadi di sapa dengan menyebut nama Nugi itu. Dari tempat duduk Bella, dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu karena memunggunginya.
"Nugi? Nama itu membuatku kesal,” gerutu Bella tanpa sadar. Nama itu mengingatkan Bella pada pria yang di katakan oleh ayahnya. Putra pemilik Prayoga Group. Ia masih memperhatikan ketiga orang yang sedang berbincang-bincang itu.
Wanita cantik itu bergelayut mesra pada salah satu pria.
"Kalau saja Nugi yang di maksud ayah adalah pria itu, dia pasti akan menolak ku karena dia punya kekasih yang cantik seperti itu.” Bella berandai-andai sendiri. “Aku pasti bahagia karena penolakannya, tapi ... Ayah pasti tidak bisa melunasi hutang-hutangnya,” keluh Bella bimbang. Ia menyeruput lagi minumannya.
"Sayang, aku ke toilet ya.” Wanita tadi berujar.
"Oke," ucap seorang pria. Wanita itu mengangguk dan tersenyum manja.
Ponsel Bella bergetar. Rupanya itu Nora. Teman sekantornya. Ia melepaskan gigitannya pada sedotan. Lalu membuka chat yang di kirim oleh Nora.
“Besok jangan lupa meeting dengan pihak bank soal poin EDC.”
“Ya.” Bella membalas dengan singkat. Karena terus menerus menyeruput minuman, sepertinya dia ingin ke toilet juga. Tubuh Bella beranjak dari kursi dan bergegas pergi ke kamar kecil. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang tepat di pintu toilet.
Duk!
“Maaf,” kata Bella merasa bersalah. Ia hendak berjalan menjauh setelah meminta maaf, tapi suara seorang wanita mencegahnya pergi.
"Hei!" panggil seorang wanita dengan nada ketus ingin marah. Bella memutar tubuhnya dan menoleh ke asal suara. Wanita itu tengah menatapnya dengan geram. Ternyata dia adalah wanita yang duduk di meja tidak jauh darinya tadi. "Lihatlah." Wanita itu menunjuk ke arah samping. Astaga, pakaiannya tersangkut pada pinggiran pintu dan itu membuatnya robek. “Kalau jalan lihat-lihat dong, main tubruk aja! Lihat, karena kamu baju ku robek!” ujar wanita itu kesal seraya menunjukkan bajunya yang robek.
Mata Bella melebar. Ternyata, karena tak sengaja terdorong olehnya, tubuh wanita itu merapat ke pintu toilet. Itu membuat pakaian wanita berbahan Lace ini tersangkut pada tepian pintu yang mengelupas. Wanita itu berusaha melepaskan bajunya yang tersangkut. Alhasil robekan itu kini terlihat sangat jelas.
“Maaf.” Bella mengucap maaf lagi.
“Maaf, maaf!” ujar wanita itu ketus.
“Sayang,” panggil seorang pria yang muncul dari lorong dalam cafe. “Ada apa?” tanya pria itu seraya mendekat pada wanita yang marah tadi.
“Lihat beib. Bajuku robek. Ini gara-gara dia nih.” Wanita itu menunjuk Bella dengan raut wajah mencela. Pria itu melihat ke arah Bella. Mata mereka saling beradu.
“Sudahlah. Jangan berdebat di sini, cantik. Lebih baik kita pergi." Pria itu memilih mengajak kekasihnya pergi.
“Tapi bajuku ...”
“Aku bisa membelikan mu lagi yang baru. Jadi lebih baik kita pergi, gimana?” tawar pria itu mencoba membujuknya.
“Baiklah kalau begitu.” Si wanita tersenyum manja. Mereka pun pergi meninggalkan Bella yang masih berdiri di depan pintu toilet. Bella menghela napas. Setelah mereka pergi, dia masuk ke toilet.
..._______...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
%ER%
disaat hati sedang kacau dpt masalah huh rasanya nyesek
2023-05-25
1
%ER%
benar" menyebalkan...
2023-05-25
0
✨rossy
ohhh.. jadi itu pertemuan pertama yg menyebalkan
2023-05-17
0