Setelah itu dia berjalan keluar kamar. Dari arah dapur terlihat bu Yola menyapa Bella dengan riang. Ya, ini adalah momen pertama ibu dan menantu.
"Bella ... kamu sudah bangun," ujar mamanya Nugi sambil mendekati menantunya. Bella ini tersenyum pada Bu Yola sambil menganggukkan kepalanya. "Nugi mana? Pasti dia molor ya?" kata bu Yola lagi.
"Mmm ... Nugi masih tidur ...” ucap Bella canggung. Dia masih belum terbiasa sepagi ini bertemu dengan orang lain kecuali ayah dan pembantu di rumahnya. Juga, ada yang aneh di lidah.
"Panggil aja mama, sekarang kan Tante ini sudah jadi mama kamu," ujar Bu Yola yang tahu rasa canggung yang dirasakan menantunya tersenyum.
"Mmm ... Iya, Ma,” ujar Bella masih agak kaku.
"Kalau begitu kamu pergi ke meja makan sana. Mama mau bangunin Nugi. Kebiasaan dia ini sudah punya istri bangunnya masih siang juga."
“Oh, tidak. Biar Bella saja yang membangunkan Nugi.” Bella langsung berinisiatif. Bu Yola yang hendak berjalan menuju ke kamar mereka, urung.
“Oh, baiklah. Mama tunggu di dapur ya.” Bu Yola menyentuh pundak menantunya. Bella sebenarnya malas harus kembali bertemu pria itu, tapi tidak mungkin ia membiarkan mertuanya memanggil suaminya sementara ia duduk santai di meja makan.
“Kenapa kembali?” tanya Nugi ketika melihat perempuan ini muncul lagi di kamar.
“Mama meminta kamu segera bangun dan sarapan.”
“Katakan pada mama aku sudah bangun.” Nugi berkaca seraya menyisir rambutnya.
“Cepat keluar. Aku tidak mau mama berinisiatif untuk membangunkan mu lagi," kata Bella. Lalu ia balik ke dapur yang menyatu dengan ruang makan tanpa menoleh lagi pada Nugi.
“Lho, mana Nugi? Kamu tidak bisa membangunkannya?” tanya mama ketika melihat menantunya muncul sendirian.
“Nugi sudah bangun, Ma. Sebentar lagi dia kesini.” Bella mendekat ke meja dapur. “Ada yang bisa aku bantu, Ma?” tanya Bella.
“Kamu mau bantu? Kalau begitu bawakan semua makanan ke meja makan, ya."
“Baik, Ma.” Bella pun meletakkan satu persatu makanan untuk sarapan pagi.
Saat itu Om Yoga muncul.
“Selamat pagi, Bella.”
“Pagi, O ... Emmm Pa.” Bella langsung meralat panggilannya. Ia hampir saja menyebut 'Om' pada mertuanya.
“Mana Nugi?” tanya Om Yoga.
“Kesini sebentar lagi, Pa.” Bella menjawab seadanya. Kepalanya melongok ke arah pintu masuk ruang makan. Ia sempat cemas karena pria itu tidak segara keluar dari kamarnya. Bukan mencemaskan pria itu, tapi dirinya. Jika Nugi tidak muncul, ia bakal banyak mendapat pertanyaan dari kedua mertuanya.
Namun tidak lama kemudian, pria itu. Ini menjadi sebuah kelegaan yang luar biasa bagi Bella.
"Pagi, Pa. Pagi, Ma," sapa Nugi.
"Pagi," sahut papa.
"Pagi Nugi." Bu Yola tampak bahagia menyambut putranya. Pria itu mengambil tempat duduk di sisi kiri, tapi tiba-tiba Bu Yola berseru pada putranya. "Nugi, tempatmu bukan di sana. Kamu duduk dekat istrimu sana. Kok malah bersebrangan gitu sih," tutur Bu Yola memarahi Nugi.
Nugi mengerjapkan mata. Dia yang tadinya tidak peduli soal tempat duduk, kini was-was.
Dengan malas Nugi bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kursi yang ada di sebelah Bella.
"Bella, biasanya kalau makan Nugi itu suka di layani jadi mulai sekarang kamu yang harus melayani makannya Nugi ya," ucap bu Yola pada Bella. "Gantian sama mama."
Bella menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Setelah itu menoleh pada Nugi yang sudah duduk disampingnya sambil berkata dengan suara kecil pada Nugi.
"Mau makan apa?" tanya Bella berusaha tampak profesional dalam menjadi seorang istri. Nugi tersenyum puas. Dia menyebutkan beberapa makanan. Setelah selesai mengisi piringnya di tangannya dengan makanan kesukaan Nugi, dia meletakkan piring di depannya.
"Oh ya, biasanya aku juga suka minum jus saat makan," ujar Nugi seraya melihat ke arah Bella.
Jus? Ia menoleh pada pria itu cepat. Pria itu melebarkan mata tidak peduli dengan ketidaksukaan Bella. Sepertinya Nugi tengah mengerjainya.
“Aku buatkan dulu, ya ...” Bella terpaksa beranjak dari kursinya menuju ke meja dapur. Nugi tersenyum melihat Bella bergerak untuk melayaninya.
Jadi aku akan selalu ribet dengan jus ini jika dia ingin makan? Sungguh menyebalkan pria itu. Bella mendengus dalam hati. Setelah beberapa menit, dia kembali ke meja makan sambil membawa satu gelas jus di tangannya.
Tanpa bicara, Bella meletakkan gelas itu di depan pria ini.
Mertua yang melihat itu langsung berkata, “Itu Nugi. Bella pasti bisa melayani mu dengan baik kan? Jadi tidak salah jika mama dan papamu ini memilihnya sebagai menantu,"
“Ah, iya. Terima kasih ...” ujar Nugi malas. Meskipun dia tersenyum, senyum dan ucapan itu hanya pura-pura.
"Kenapa harus ada jus?" tanya Pak Yoga tiba-tiba. Nugi dan Bella melihat ke arah beliau. "Lebih baik itu minum air putih kan ..." Rupanya beliau sedang memrotes kebiasaan putranya.
Benar! Bella melirik Nugi dengan tajam. Seolah mengatakan 'dasar pria yang ribet!'
"Benar. Air putih yang paling sehat." Nugi kalah. Dia tahu Bella tersenyum puas.
"Oh ya, ngomong-ngomong papa sudah belikan tiket bulan madu ke Bali untuk kalian berdua," ucap pak Prayoga dengan senyum kebapakannya.
"Bulan madu?" Bella dan Nugi hampir bersamaan. Mereka terdengar syok. Pak prayoga menatap Nugi dan Bella secara bergantian.
"Kenapa? Kalian gak suka Bali?" tanya pak Prayoga pada keduanya. Bella bingung untuk menjawab. Ia berharap Nugi bisa menjawab dengan tepat.
"Suka. Hanya saja, minggu ini ada proyek yang sangat penting yang harus dengan secepatnya aku selesaikan, Pa," ucap Nugi tahu Bella menunggu ia menjawab.
Pak Prayoga menatap pada keduanya sambil mengerutkan alisnya.
"Sebegitu sibuknya kalian ya, sampai-sampai gak mikirin acara bulan madu," ucap pak Prayoga sambil menggelengkan kepalanya menatap anak dan menantunya itu.
"Apa gak sebaiknya kalian abaikan dulu masalah pekerjaan kantor, karena ini kan kalian masih bersenang-senang seusai acara pernikahan kalian," ucap Bu Yola pada Bella dan Nugi.
"Enggak ma, pekerjaan ini lebih penting," ujar Nugi.
"Kamu juga, Bella?" tanya mamanya Nugi pada Bela yang diam saja sejak tadi.
"Emm ... " Bella ragu untuk mengatakan hal sama.
"Sepertinya pekerjaan Bella juga kebetulan gak bisa di tinggal, Ma. Jadi Bella juga harus menyelesaikannya terlebih dahulu," ucap Nugi membantu bicara.
Bu Yola mendengus kesal mendengar penuturan Nugi dan Bella yang sama-sama lebih mementingkan pekerjaan mereka masing-masing.
"Ya, terserah kalian sajalah kalau begitu," ucap pak Prayoga kemudian. Sepertinya orang tua Nugi tidak suka dengan mereka yang kekeh dengan pekerjaan. Padahal mereka baru saja menikah.
Tidak ingin menimbulkan rasa curiga di antara kedua orang tuanya, akhirnya Nugi mengatakan sesuatu supaya papa dan mamanya lega.
"Mmm ... begini Ma, Pa. Untuk sementara ini bulan madu kita, kita tunda dulu. Nanti lain waktu kita akan bulan madu kalau kita sudah tidak sibuk lagi, Benar kan sayang?" tanya Nugi meminta penegasan dari Bella untuk lebih terlihat wajar.
"Ah, iya," sahut Bella sambil tersenyum. Sayang? Huh ... Bella menipiskan bibir mendengar itu.
...____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Luchos Selinaclara
iya sayangku bella
2024-02-10
1
Desilia Chisfia Lina
hahaha akting yang bagus
2023-06-17
0
%ER%
ttp aja menyebal kan
2023-05-25
0