Setelah keluar dari toilet, Bella baru sadar kalau pria itu adalah pria yang di panggil dengan nama Nugi.
"Hmm ... apa mungkin dia Nugi putra dari pemilik Prayoga group teman ayah? Huh, aku harap itu dia. Karena jika dia punya kekasih, perjodohan kita akan di tolaknya," gumam Bella sambil berjalan menuju ke tempat duduknya lagi.
Bella melihat ke meja sebelahnya. Ternyata orang yang bernama Nugi tadi sudah tidak ada di situ, mereka sudah pergi. Kepala Bella menunduk melihat jam tangan di tangan kirinya. Jarum jam sudah menunjukkan jam sebelas.
"Sudah jam sebelas,” desah Bella. Perempuan ini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu keluar cafe. Sebenarnya ia masih enggan untuk meninggalkan tempat ini, tapi besok dia masih harus berangkat kerja.
Lalu Bella masuk ke dalam taksi yang sudah di pesannya tadi.
"Ke jalan Bougenville nomer dua ya pak," ucap Bella pada sopir taksi tersebut setelah duduk di dalam taksi.
"Siap mbak," ucap sopir taksi itu dengan ramah pada Bella.
**
Beberapa menit kemudian akhirnya Bella sampai juga di rumahnya. Tangannya mengaduk isi tasnya untuk mencari kunci. Namun ketika dia mencoba membukanya, pintu tidak terkunci.
Ia pun membuka pintu dan melangkah masuk ke dalam rumah. Ternyata di ruang tamu sana, dia melihat ayahnya sedang duduk sambil melihat ke arah pintu. Sepertinya beliau tengah menunggu kepulangannya.
"Bella, akhirnya kamu pulang,” kata Johan ketika melihat putrinya masuk. Raut wajahnya tampak lega. Berbeda dengan Bella yang tampak tertekan.
"Ya. Ayah belum tidur?" tanya Bella pada ayahnya sekedar tidak ingin tampak kaku.
"Belum Bella, ayah tidak bisa tidur. Ayah menunggu keputusan kamu," ujar ayah Bella dengan wajah sendunya lagi menatap putrinya.
Bella menghela napas berat. lalu ia berkata pada ayahnya, "Aku tidak setuju, tapi jika tidak ada cara lain ... aku terpaksa harus setuju di jadikan jaminan pelunasan hutang-hutang ayah," ucap Bella dengan agak berat.
Pak Johan menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca sambil berjalan mendekati putrinya itu.
"Terima kasih putriku. Kamu sudah menolong ayah," ucap pak Johan sambil memeluk Bella dan mengusap rambutnya. Ini tidak menenangkan hati Bella. Dia justru makin ingin menangis.
***
Pagi hari di rumah pemilik Prayoga group.
Terlihat Prayoga sedang berbicara dengan putranya soal pernikahannya dengan anak temannya.
"Kamu harus menikah dengan anaknya pak Johan, Nugi," ucap pak Prayoga pada putranya yang menjadi CEO di perusahaan miliknya.
"Menikah? Tiba-tiba?” tanya Nugi mengerutkan keningnya.
“Ini tidak mendadak. Papa sudah pernah bilang padamu kalau papa sudah punya calon menantu untukmu."
“Tapi aku sudah punya kekasih, Pa,” tekan Nugi. Ya, meskipun dia sering bersama dengan banyak wanita, bukan satu wanita, bisa juga itu di anggap kekasih bukan?
"Papa dan mama tidak setuju kamu berhubungan dengan mereka. Para wanita itu hanya mengincar harta kamu saja Nugi!!" Prayoga tampak marah.
"Tidak, Pa. Maya bukan perempuan seperti itu,” bantah Nugi. Dia membela.
"Ternyata kamu juga ingat dengan siapa kamu sekarang berkencan," sindir Papa. Rupanya beliau tahu kelakuan putranya di luar. Nugi menutup bibirnya. Dia memang selalu kencan dengan banyak wanita. "Papa tidak mau tahu. Bella itu gadis yang baik dan pekerja keras. Dia gadis yang mandiri. Meski papanya punya perusahaan sendiri, tapi dia tidak mau bekerja di perusahaan papanya. Malah dia memilih untuk bekerja di perusahaan orang lain sebagai accounting di sana," jelas Yoga. “Segera putus dengan semua wanita itu. Pernikahan kamu dan putri Johan akan segera di lakukan.”
“Nugi tidak bisa menikah dengan putri om Johan, Pa,” ujar Nugi. Dia tidak ingin kebebasannya terenggut.
"Kamu harus menikah dengan Bella, kalau tidak kamu tidak akan mendapatkan bagian dari Prayoga group. Jabatan kamu akan papa cabut," ancam Prayoga. Setelah mengatakan itu, Prayoga pergi meninggalkan Nugi dan istrinya.
Tidak mendapat bagian dari perusahaan? Nugi melebarkan mata.
"Ma. Tolong bilang pada papa untuk mengurungkan perjodohan ini,” pinta Nugi berharap mama mau membantunya untuk tidak menurut kata-kata papanya.
"Nugi, cinta bisa datang belakangan. Sekarang kamu jalani saja dulu pernikahan dengan Bella. Suatu saat cinta itu akan tumbuh juga di hatimu. Papa dan mama pilihkan yang terbaik buat kamu dan lagi kita sudah tahu kok kalau pak Johan itu orang yang baik dan dia kan teman nya papa sejak kecil. Mama juga sudah melihat Bella dan dari pertama bertemu mama sudah bisa menerka kalau Bella itu wanita baik-baik," ujar Bu Yola mamanya Nugi.
"Tapi ma ... "
"Sudahlah akhiri saja hubungan kamu dengan semua wanita itu. Mereka itu tidak tulus mencintai kamu. Mereka hanya cinta dengan harta kamu saja.” Mama mengatakannya dengan wajah tidak bersahabat.
“Tapi Ma ...”
“Mama tidak bisa membantu kamu kali ini, Nugi. Karena sepertinya kamu memang harus keluar dari kebiasaan buruk mu bermain dengan banyak wanita.” Mama menggelengkan kepalanya menolak untuk menjadi sekutu putranya. Beliau juga akhirnya pergi meninggalkan Nugi.
"Argh!!!" pekik Nugi dengan kesal.
**
Siang hari di ruangan.
"Me-menikah?" tanya Nora melebarkan matanya terkejut. Siang ini mereka tengah makan siang di kantin. Nora adalah rekan kerjanya. Bella menyeruput jusnya tanpa menoleh pada gadis itu. Dia membiarkan sahabatnya syok mendengar kabar ini dari mulutnya. "Kamu?" tanya Nora masih tidak percaya.
"Ya."
"Dengan siapa?"
"Seorang pria," jawab Bella sekenanya saja. Dia seperti enggan bercerita, tapi terpaksa harus cerita. Karena saat hari 'H' dia perlu ijin tidak masuk kerja. Itu memerlukan kerja sama Nora sebagai rekan kerjanya.
"Iya tahu, tapi siapa? Bukannya kamu tidak sedang dekat dengan siapapun? Atau jangan-jangan selama ini kamu merahasiakannya dari ku?" selidik Nora.
"Tidak. Dia orang yang tidak pernah terpikir ada di dalam hidup ku," ujar Bella membuat kawannya makin penasaran. "Dia anak teman ayah. Aku di jodohkan, karena ayah butuh seseorang yang menjadi penjamin hutang perusahaannya," jelas Bella dengan senyum sedih melintas di bibirnya.
Nora membelalakkan mata terkejut bukan main. Sampai-sampai ia harus menutup mulutnya juga. Nora langsung memeluk Bella dengan erat.
"Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kamu sedang dalam masalah, Bella," kata Nora merasa bersalah berpikir Bella merahasiakan pria ini darinya tadi.
"Aku tidak apa-apa, Nora." Bella menepuk punggung Nora karena gadis ini begitu syok mendengar itu.
"Benarkah? Kamu benar tidak apa-apa, Bella?"
Bella menghela napas. "Tidak mungkin. Tidak mungkin aku baik-baik saja, Nora. Aku sudah menangis semalaman setelah mendengar ayah meminta ku menikah dengan anak temannya." Kini bola mata Bella berkaca-kaca.
"Oh, Bella." Nora memeluk Bella lagi.
...____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Alana
justru biasanya kl di jodohkan itu suka langgeng prnikahannya..
2023-06-14
2
%ER%
tetep aja terasa nyesek. iya kan bel??
2023-05-25
0
Andriani
perjodohan pasti berakhir indah ya kan thoor
2023-05-14
2