“Justru karena penting dan tidak mungkin di langgar, kita tidak perlu harus meletakkan poin itu dalam perjanjian. Entah kalau kamu sendiri yang ingin melanggarnya," ujar Bella membalas.
“Tidak mungkin,” tegas Nugi.
“Bagus. Jadi pembicaraan kita bisa jadi lebih singkat. Itu lebih baik. Tulis surat perjanjian yang baru. Setelah itu aku akan tanda tangan,” ujar Bella seraya berdiri. “Aku harus pergi sekarang. Aku akan membayar sendiri tagihan minuman ku. Lain kali aku yang akan membayar tagihan mu. Aku tidak mau memanfaatkan uangmu." Cukup ayahku saja yang seperti itu, lanjut Bella di dalam hati. Kemudian wanita ini berjalan menenteng tas-nya dan menjauh dari meja.
Nugi tertegun sejenak sambil melihat punggung perempuan itu dari belakang.
“Apa-apaan wanita itu? Tidak mau memanfaatkan uangku? Sombong sekali. Bukannya keluarganya memang memanfaatkan aku dan uang keluargaku untuk melunasi hutang-hutang ayahnya?” dengus Nugi kesal. Dia seperti sedang memohon pada wanita itu tadi. Bola matanya melirik pada surat perjanjian di atas meja. Tangannya mengambil kertas itu dengan geram.
Tiba-tiba ponselnya berdering. Nugi mengangkat ponselnya dengan cepat.
"Halo sayang,” sapa seorang perempuan di seberang. Nugi tersenyum. "Bagaimana sayang, apa sudah selesai urusan kamu?"
“Ya. Aku akan ke tempat kamu sebentar lagi.” Perempuan-perempuan ini memang selalu bisa menyenangkan Nugi.
****
Ini pertemuan ketiga jika yang di cafe itu termasuk dalam hitungan. Mereka terpaksa bertemu lagi hari ini. Karena surat perjanjian yang di buat Nugi sudah di coret-coret oleh Bella. Jadi dia harus membuat lagi surat perjanjian yang baru.
“Apakah sudah sesuai?” tanya Nugi yang tidak sabar melihat sikap Bella yang terlihat tenang ketika membaca surat perjanjian yang baru.
“Cerai setelah satu tahun.” Bella membaca lagi isi perjanjian itu.
“Kenapa? Kamu ingin menjadi istriku lebih dari satu tahun?” cibir Nugi. Bella mendongak cepat.
“Kamu sudah tahu kan, nantinya alasan apa yang akan aku buat ketika kita akan bercerai?” Bella mengingatkan dengan raut wajah seakan mengancam.
“Kamu akan mengatakan pada keluarga ku kalau aku berselingkuh?” Rupanya Nugi sudah membaca dengan benar coretan yang ia buat waktu itu.
“Ya. Karena aku tidak mau terlihat buruk di depan keluargamu.” Bella melipat tangannya.
“Huh. Sungguh licik caramu ini.” Nugi tersenyum geram. Bella menaikkan alisnya seraya mengangkat bahu. Dia tidak mau tahu.
“Bukankah sebentar lagi kamu akan memiliki perusahaan ayahmu? Kurasa harga itu sangat pantas,” ujar Bella. Dia mendengar itu dari ayahnya.
“Tapi itu juga beresiko karena bisa saja ayahku mencabut hak ku di perusahaan setelah kita bercerai. Karena aku tahu kamu kesayangan orang tuaku.” Nugi menunjuk pada perempuan di depannya.
Bella menipiskan bibir. Sesaat tadi, Bella melirik Nugi yang membaca surat perjanjian. Apa dia tidak tahu kalau perjodohan ini untuk melunasi hutang-hutang ayahku? batin Bella merasa pria ini tidak pernah membahas soal itu sama sekali. Bella tidak tahu bahwa Nugi sudah mengerti soal hutang ayahnya.
“Sepertinya kamu tidak membaca semua isi perjanjian ini,” ucap Nugi tersenyum merasa menang.
Bella langsung mendongak. “Apa?” Dia merasa was-was.
“Coba bacalah.” Nugi puas melihat perempuan ini sedikit panik.
Bella langsung membaca tulisan itu lagi. Matanya melebar. Lalu menatap Nugi. “Kamu juga akan memberi alasan pada keluarga mu bahwa aku tidak bisa mempunyai anak, saat kita bercerai nanti?” tanya Bella. Ada tambahan rupanya. Dia teledor karena merasa sudah membaca semuanya.
“Benar. Kita akan sama-sama punya kesalahan. Kita impas.” Nugi tersenyum puas.
Sial.
“Terserah.” Bella tidak peduli dan pasrah.
***
Hari ini adalah hari pernikahan Bella dan Nugi. Setelah surat perjanjian jadi, kedua keluarga mengadakan makan malam terakhir sebelum Bella dan Nugi menjadi suami istri di atas kertas.
Berkat hasutan Nugi, pernikahan ini di gelar cukup tertutup. Meski kesan mewah tetap ada, acara ini di gelar dengan konsep private. Bella tentu saja setuju. Dia juga tidak mau banyak orang tahu bahwa dia sudah menikah dengan pria ini. Apalagi ini hanya pernikahan kontrak yang akan lenyap nantinya.
Dengan mengenakan gaun pengantin berwarna putih Bella berdiri di samping ayahnya yang mendampingi dirinya berjalan di red karpet menuju ke panggung pengantin di mana Nugi sang pengantin pria sudah menunggunya disana.
Nugi yang mengenakan setelan jas berwarna hitam. Itu menambah kesan maskulin pada penampilan pria ini. Tubuh yang berperawakan tinggi besar dengan dada bidang itu memang memukau. Apalagi di tambah dengan hidung yang mancung dan alisnya yang tebal. Pria ini benar-benar sebuah mahakarya sang pencipta.
Sejenak Nugi tertegun juga melihat kecantikan Bella yang sedang berjalan menuju ke arahnya. Dalam hati ia memuji kecantikan dan keanggunan yang ada pada diri Bella yang jauh dari perkiraannya.
Namun buru-buru Nugi menepis perasaannya itu karena ini hanyalah sebuah pernikahan kontrak yang harus ia lakukan demi mendapatkan bagian dari Prayoga group.
Karena masa depan yang harus di jalaninya adalah dengan bersenang-senang dengan banyak perempuan-perempuan.
Bella sudah tiba di depan Nugi, sesaat mereka saling berpandangan. Lalu membuang muka ke arah lain dengan samar.
Ini hanya pernikahan kontrak dan demi melunasi hutang-hutang ayah, kalau tidak untuk itu tidak sudi rasanya aku menikah dengan laki-laki playboy semacam dia, batin Bella dalam hati. Dia memberi semangat pada dirinya sendiri.
Bella mulai berjalan mendekati Nugi dan berdiri di samping pria itu.
"Ayo gandeng tanganku," bisik Nugi. Bella menoleh. "Supaya kita benar-benar kelihatan seperti suami istri yang sedang berbahagia dengan pernikahan ini," ujar Nugi masih berbisik, sambil memberikan lengannya pada wanita ini. Dia memang harus melakukannya. Dengan tetap menatap ke depan ke arah para tamu undangan, dia menggandeng lengan Nugi.
"Lebarkan senyum mu ketika tamu bersalaman memberi selamat,” ujar Nugi lagi pada Bella dengan menjaga pandangannya tetap lurus ke depan.
"Aku paham. Jangan mendikte ku,” kata Bella kesal. Nugi mendengus mendengar itu.
Kemudian satu persatu dari para undangan itu pun naik ke atas pelaminan di mana Bella dan Nugi sedang berdiri di sana. Para tamu undangan itu menyalami Bella dan Nugi secara bergantian.
“Selamat ya Nugi semoga langgeng terus," ucap pak Franky teman papanya sambil memeluk bahu Nugi.
"Hehehe iya om," ucap Nugi dengan senyum yang di paksakan.
"Aduh ... cantik banget istrimu Nugi, pinter kamu ya kalau nyari istri," ucap aunty nya Nugi yang jauh-jauh datang dari luar kota untuk menghadiri pernikahan keponakannya. Kebanyakan yang datang adalah keluarga dan teman dekat.
***
Pas sesi foto-foto pengantin, fotografer menginginkan foto mesra antara kedua pengantin.
"Oke, kalian sekarang berdiri saling berhadapan dan saling mendekatkan wajah kalian, pengantin pria cium pipi pengantin wanita ya." Begitu arahan dari fotografer itu pada Bella dan Nugi.
Apa? Mencium pipi? tanya Bella di dalam hati. Sontak ia melebarkan mata terkejut. Wanita ini menoleh cepat pada fotografer di depannya. Nugi melirik. Dia tahu wanita ini pasti tidak setuju.
"Ikuti saja perintahnya karena kita masih di lihat oleh keluargaku dan para tamu undangan yang lebih banyak keluarga," bisik Nugi mengingatkan.
..._____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
iis
nyari kesempatan nih Nugi
2023-06-15
1
%ER%
nugi menang banyakkk
2023-05-25
0
✨rossy
salah lagi ni komen kah
2023-05-16
0