Di tengah malam, tiba-tiba tubuh Bella menggigil. Perempuan ini mencoba menutupi tubuhnya dengan selimut, tetapi tetap saja rasa dingin menyelusup masuk ke pori-pori hingga tubuhnya menggigil kedinginan.
Dari atas ranjang, Nugi yang masih belum tertidur sempat melihat menoleh. Namun Nugi langsung menoleh pada laptopnya lagi. Dia mencoba mengabaikan.
Sepuluh menit berlalu. Nugi menoleh lagi ke sofa. Dia melihat tubuh wanita ini masih menggigil. Nugi mengambil remote AC. Melihat suhu AC kamarnya di layar remot. Sepertinya memang terlalu dingin.
"Mungkin dia tidak tahan dengan suhu AC ini. Lebih baik aku matikan dulu AC nya," ucap Nugi sambil menekan tombol off AC di kamarnya. Lalu kembali melakukan kegiatan dengan laptopnya tadi.
Dua puluh menit berlalu. Wanita itu masih menggigil. Nugi bangkit dari duduknya di atas ranjang dan ingin melihat keadaan Bella. Dia berjalan menuju ke sofa. Sejenak Nugi berdiri di tepi sofa.
"Hei, Kamu kenapa?" tanya Nugi pada Bella.
Wanita yang tengah tidur sambil memunggunginya itu diam saja tidak menjawab pertanyaan Nugi. Merasa tidak mendapatkan jawaban, Nugi kembali bertanya. "Hei Bella." Nugi berusaha membangunkan Bella dengan mengguncang-guncangkan tubuh wanita ini pelan.
Nugi mencoba menundukkan kepalanya melihat wajah Bella yang menghadap badan sofa. Alangkah terkejutnya Nugi ketika melihat wajah perempuan ini yang sudah pucat. Bibirnya juga gemetaran menahan rasa sakitnya.
"Bell ...," panggil Nugi lagi. Mata wanita itu terbuka perlahan dan lemah. "Bella, kamu kenapa?" tanya Nugi agak panik sambil memegang tubuh Bella.
"Ng ..." Bella mengerang pelan dengan lemas.
"Aku harus bagaimana ini?" tanya Nugi. "Oh, ya. Selimut. Aku ambilkan kamu selimut ya ..." Nugi menuju lemari. Ia mengambil selimut yang sebenarnya sudah lama ada di sana. Nugi hanya tidak ingin wanita ini memakainya. Dia kembali menuju sofa. Membentangkan selimut dan membungkus tubuh Bella.
"Minyak kayu putih," pinta Bella lemah.
"Minyak kayu putih? Oke," ucap Nugi. Setengah berlari keluar dari kamarnya, Nugi menuju ke tempat kotak P3K yang tergantung di tembok ruang tengah. Orang-orang rumah tidak terlihat karena sudah malam.
Nugi membuka kotak P3K itu dan mencari minyak kayu putih di sana.
"Tuan sedang mencari apa?" tanya bibi pengurus rumah mengejutkan.
"Oh, bibi! Bibi mengagetkan ku!"
"Maaf, Tuan." Bibi yang sudah sepuh itu membungkuk pelan.
"Ya sudahlah." Nugi menarik napas panjang dan menghembuskannya. "Aku sedang mencari minyak kayu putih. Bella, e ... istriku kedinginan. Jadi aku butuh minyak kayu putih."
Bibi mencari ke kotak p3k. Dengan mudahnya bibi menemukannya.
"Ini minyak kayu putihnya, Tuan," ucap bibi sambil menyodorkan minyak kayu putih itu pada Nugi.
"Oh terima kasih bibi."
"Tuan oleskan ke seluruh tubuh nona Bella. Biasanya dingin itu karena meriang," kata bibi.
"Oh, baik. Terima kasih ya Bi." Nugi kembali ke kamar dengan membawa minyak kayu putih.
Sesampainya di kamar, Nugi tidak langsung masuk ke dalam kamar. Sesaat ia terdiam. Ingat perkataan bibi kalau dia harus mengoleskan ke seluruh tubuh itu.
"Tidak. Aku tidak mungkin mengoleskan ini." Nugi menggelengkan kepala. Saat membuka pintu, lagi-lagi Nugi dikagetkan seseorang. Kali ini Bella. Wanita itu sudah berdiri di depan pintu dengan wajah pucat. "Apa yang kau lakukan?" tanya Nugi geregetan.
Tanpa bicara, Bella langsung menyambar minyak kayu putih yang ada di tangan Nugi. Lalu kembali ke sofa dengan meringis menahan pusing yang menyerang kepalanya.
Bella duduk di sofa sambil bersandar. Ia mulai mengoleskan minyak itu di lengan dan kakinya secara bergantian. Kemudian ia menarik kaosnya. Sesaat ia menoleh pada Nugi yang sejak tadi memperhatikannya.
"Palingkan wajahmu, Nugi," kata Bella lemah tapi penuh dengan perintah.
"Ha? Apa?" tanya Nugi bingung.
"Cepat," seru Bella makin lemah dan tidak sabar. Nugi memilih tidak berdebat karena Bella tengah sakit. Tubuh Nugi sudah memunggungi wanita itu. Namun rasa penasaran menyerangnya. Ia ingin tahu apa yang di lakukan Bella. Nugi mencuri pandang ke belakang.
Ternyata wanita itu tengah mengolesi perut dan dada bagian atas dengan minyak kayu putih. Itu membuat kulit perutnya dan belahan dadanya terlihat.
Nugi langsung kembali memunggungi Bella dengan cepat. Oh, karena itu aku harus membalikkan badan. Ya. Itu sedikit berbahaya. Kepala Nugi mengangguk. Lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Setelah selesai mengolesi, Bella kembali menutupi tubuhnya dengan selimut dan ia kembali berbaring. Merasa tidak ada suara, Nugi memberanikan diri untuk berbalik. Benar saja. Perempuan ini sudah kembali tidur.
****
Nugi masih belum juga tidur. Dia masih sibuk dengan laptopnya. Namun tiba-tiba mata pria ini melihat ke arah sofa. Dia melihat tubuh Bella kembali berguncang karena masih menggigil.
"Kenapa Bella masih menggigil? padahal kan sudah di olesi dengan minyak kayu putih tadi," gumam Nugi sambil terus memperhatikan Bella.
Dia bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju ke Bella lagi. Berdiri di samping sofa seraya memperhatikan Bella yang menggigil di dalam balutan selimutnya.
"Demi rasa kemanusiaan, sepertinya aku harus memindahnya ke atas ranjang. Aku akan jadi tersangka jika dia lemah karena terus menerus hanya tidur di sofa." Nugi memutuskan untuk memindah tubuh Bella. Tubuhnya merunduk. Menyelipkan tangannya di bawah lutut Wanita ini, lalu membopongnya dengan lengan menuju ranjang.
Akhirnya Nugi berhasil memindah tubuh Bella ke atas ranjang.
"Kenapa kamu terus saja menggigil?" Nugi mengulurkan tangannya menyentuh kening Bella. Tak di sangka ada air mata meleleh membasahi pipinya. Bella menangis.
"Ibu ... aku ingin bertemu ibu. Aku butuh ibu ... " Wanita ini mengigau. Nugi menatap Bella yang mengigau memanggil-manggil ibunya. Nugi tertegun. Sejenak ia membeku.
"Bella," panggil Nugi bermaksud membangunkan perempuan ini dari mimpi buruknya. Namun Bella menarik tangan Nugi.
"Ibu ... Aku rindu pada ibu," igauan Bella makin membuat hati Nugi iba. Ia membiarkan Bella memegangi tangannya. "Ibu ... " Tubuh itu kembali menggigil.
Nugi membungkukkan badan dan memeluk tubuh Bella supaya tidak kedinginan lagi. Ini ampuh karena igauan itu melemah. Wanita ini membenamkan kepalanya dalam pelukan Nugi. Dia mulai tenang dan terlelap lagi. Dalam mimpi pasti ibu sedang memegangi tangan Bella dan memeluknya.
"Kamu merindukan ibumu ya?" gumam Nugi. Tanpa sadar tangannya mengelus rambut Bella yang hitam dan panjang tergerai. Lama-lama Nugi tidak tahan juga menahan rasa kantuknya yang makin menyerang karena ini sudah sangat larut. Akhirnya pria ini pun tertidur dengan tetap memeluk Bella.
***
Esok pagi.
Bella ingin bangun ketika ia merasakan tubuhnya tidak bisa bergerak bebas. Seakan ada yang menindih tubuhnya. Matanya terbuka perlahan. Pemandangan yang ia lihat begitu berbeda. Jika biasanya ia melihat kulit badan sofa atau pemandangan karpet persia di lantai. Namun kali ini ia melihat dada bidang seseorang.
Dada bidang? tanya Bella dalam hati heran.
Rambutnya bergerak ringan dan matanya menyipit karena merasa sebuah angin menerpanya halus. Itu napas seseorang. Bella menaikkan pandangan. Ada wajah Nugi di sana.
Nugi?
"Akhhh!" jerit Bella panik.
..._____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yanti dian Nurhasyanti
jangan bikin jatuh cinta y..biar nugi menderita apalagi klo bela jadi istrinya bos...
2023-07-28
1
✨rossy
mulai....
2023-05-18
0
Andriani
wkwwkkwkk... jangan berteriak lah... Nugi pasti marah nih.
2023-05-15
0