Nugi menghentikan mobilnya ketika sudah tiba di depan sebuah gedung apartemen. Bella melirik. Apartemen siapa ini? pikir Bella.
"Oh, ya lupa. Sepertinya kamu harus duduk di belakang," pinta Nugi sambil menoleh ke Bella.
"Belakang? Bukannya tadi kamu menyuruhku duduk di depan?" tanya Bella seraya mengerutkan keningnya. Ini permintaan aneh.
"Ya, tapi kali ini dia akan duduk disini." Nugi menunjuk kursi yang di tempati Bella. Dia?
"Apa? Kamu mengusirku?" Bella tidak menyangka. Karena tadi pria ini sendiri yang menyuruhnya duduk di depan, tapi lihatlah sekarang. Dia menyuruhnya kembali duduk di belakang.
"Tidak. Aku hanya meminta mu duduk di belakang baik-baik." Nugi menjawab. Bella berdecak kesal. Tanpa bicara banyak lagi, Bella membuka pintu dan masuk lagi dari pintu belakang. Menghempaskan punggungnya ke badan kursi seraya melipat tangan.
Pria ini menyentuh ponselnya. Menekan nomor seseorang dan mendekatkan gawai pipih itu pada telinganya.
"Aku sudah ada di bawah," kata Nugi. Tidak lama Bela melihat seorang perempuan berlari-lari kecil keluar dari gedung itu menuju ke mobil yang ditumpanginya.
"Hai sayang," sapa Maya.
"Masuklah," ujar Nugi seraya melambaikan tangannya. Perempuan itu masuk dari pintu depan. Setelah berhasil duduk, ia memeluk dan mendaratkan ciuman di pipi Nugi.
Bella yang melihat adegan itu langsung mengalihkan pandangannya pada ponselnya dan mulai menyibukkan diri dengan mengutak-atik ponselnya. Meskipun tadi dia di usir karena perempuan ini, hatinya tidak sakit atau ingin marah.
Sepertinya sejak tadi, Maya tidak melihat adanya penumpang lain selain dia dan Nugi. Alhasil ketika tak sengaja ia melihat ke kaca spion kecil di atasnya, wanita ini terkejut. Kepalanya langsung menoleh ke belakang dengan cepat.
"Kamu?!" tanya Maya sangat terkejut. "Sayang. Kenapa istri palsu kamu ini semobil dengan kamu?" tanya Maya sambil menunjuk ke arah Bella.
Bella hanya melihat sebentar ke arah perempuan ini. Perempuan ini tahu soal pernikahan palsu kita? Setelah mengerjapkan mata, lalu ia kembali menundukkan pandangan untuk menyibukkan diri dengan ponselnya.
"Iya. Mama menyuruhku mengantarkannya ke kantornya. Aku harus mengantarkan dia bukan?" Nugi mencoba menjelaskan pada Maya.
"Tapi kan ..." Maya mengerucutkan bibirnya tidak suka.
"Sudah. Lagipula kamu duduk di depan denganku, sementara dia di belakang sendirian," kata Nugi memberikan kalimat penenang, dimana yang di dengar oleh Indra pendengaran Bella mirip sebuah bujukan untuk bocah kecil.
Kepala Bella menggeleng mendengar bujukan itu. Suara Maya memang terdengar manja. Wajahnya pun terlihat imut-imut. Namun body-nya sungguh berbanding terbalik dengan wajahnya. Body wanita ini terlihat begitu 'dewasa'.
"Oke, aku turun sini," ujar Bella dengan tenang.
"Baguslah kalau kamu mengerti," ujar Maya senang.
"Aku tidak bisa bertanggung jawab kalau orangtua ku sampai tahu kamu ke kantor sendiri, Bella," kata Nugi sambil menoleh ke belakang.
"Tidak perlu khawatir. Mulutku bukanlah tipe ember kemana-mana. Aku tahu harus tutup mulut," kata Bella dengan menatap lurus.
Nugi melihat Bella keluar dari mobilnya tanpa berkata apa-apa. Dia membiarkan Bella semaunya.
"Baguslah, ayo sayang kita berangkat," ucap Maya pada Nugi sambil tersenyum puas. Ekor matanya Nugi masih melihat ke spion mobilnya. Melihat Bella yang masih berdiri di depan apartemen. "Sayang. Kamu mau antar aku ke tempat pemotretan bukan?" ujar Maya sambil menyentuh dagu Nugi. Memaksa pria ini untuk mengalihkan perhatiannya dari kaca spion mobil.
"Iya aku mau antar kamu," ujar Nugi. Maya tersenyum. Perlahan dia melirik ke kaca spion juga. Memperhatikan istri palsu Nugi tadi.
Sepertinya aku tidak harus peduli padanya, batin Nugi.
"Ya," jawab Nugi. Pria ini pun menjalankan mobilnya dengan perlahan meninggalkan Bella yang masih berdiri di depan apartemen.
****
Sementara itu Bella sudah mendapatkan taksi. Di dalam perjalanan menuju tempat kerja, Bella menelepon Nora.
"Ada apa? Kamu minta ijin enggak masuk lagi?" tanya Nora di seberang panik.
"Bukan. Aku mau minta ijin terlambat datang."
"Kenapa?"
"Nanti aku ceritakan. Sekarang tolong beri alasan yang tepat untukku," pinta Bella terasa tegang.
"Oh, tidak. Traktir aku berkali-kali Bella. Aku tidak mau gratis."
"Tenang saja." Klik. Bella Sedikit lega. "Maaf, Pak bisa agak cepat ya. Saya mau kerja soalnya," pinta Bella pada driver taksi. Sopir dengan sopan mengangguk. Taksi itu melaju dengan kencang menuju ke tempat kerja Bella.
Dan setibanya di kantor, Bella langsung saja bergegas berjalan menuju ke ruangannya. Karena jam di tangannya sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Itu artinya Bella sudah terlambat tiga puluh menit dari jam masuk kerja.
"Kenapa jam segini baru datang, Bel?" tegur sebuah suara. Bella kaget setengah mati melihat laki-laki yang berpostur tinggi dan berwajah tampan itu sudah berada di depan pintu ruangannya.
Bella menganggukkan kepalanya dan berusaha untuk tetap tenang menjawab pertanyaan dari laki-laki itu.
"Iya pak, maaf. Saya terlambat hari ini," ujar Bella pada laki-laki itu. Dia Reynand. Atasannya.
"Saat aku datang ke ruangan mu menandatangi berkas, aku lihat kamu tidak ada. Nora bilang kamu tidak masuk. Ada apa?" tanya laki-laki itu lagi. Dia tidak mempedulikan keterlambatan Bella. Ada hal lain yang lebih menarik perhatiannya.
Bella sedikit tersentak karena tidak biasanya laki-laki ini mengurusi karyawannya, tapi kenapa tiba-tiba dia jadi perhatian pada dirinya?
Sebenarnya kemarin Bella sengaja ijin untuk tidak masuk kerja dengan alasan ada kepentingan. Karena kemarin itu adalah acara pernikahan dirinya dengan Nugi. Dia tidak mau ada orang lain yang tahu tentang pernikahan kontraknya dengan Nugi, anak dari pemilik Prayoga group itu.
"Bella. Saya sedang bertanya padamu. Kenapa kemarin kamu tidak masuk kerja? Ada apa" tegur Reynand yang membuat Bella tersentak dari lamunannya.
"Mmm ... ya. Maafkan saya. Kemarin saya ada kepentingan keluarga, Pak," ujar Bella berbohong pada pak Reynand CEO tempat ia bekerja.
"Kepentingan keluarga? Ada yang sakit?" tanya pak Reynand lagi serasa menyelidik.
"Mmm ... Bukan Pak. Ada saudara yang menikah," ujar Bella sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Oh begitu." Reynand mengangguk. Terlihat raut wajah pria ini lega setelah mendengar kabar itu.
"Bapak ada perlu apa di depan ruangan ini?" tanya Bella yang sadar bahwa pria ini sebenarnya tadi agak lama sudah berdiri di depan pintu.
"Aku sedang mencari mu. Sekarang kamu siapkan berkas-berkas untuk acara meeting hari ini jam sepuluh. Aku tunggu kamu di ruang meeting," ujar pak Reynand.
Mencari ku? Bukannya di dalam ada Nora?
"Baik pak," ucap Bella. Setelah itu Reynand berlalu meninggalkan ruangan Bella. Kemudian perempuan ini segera berjalan masuk dan menuju ke meja kerjanya. Ia menyiapkan berkas-berkas yang di minta pak Reynand tadi.
..._____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Yanti dian Nurhasyanti
sepertinya calon suami masa depannya bela😍😍
2023-07-28
1
✨rossy
untung ada hiburan... ada orang tampan yg peduli..
2023-05-18
0
Andriani
si pak bos rey pasti suka ma bella
2023-05-14
1