bab 16. Hadi dan Warsa

"Tau, apa ya?" jawab Warsa yang jantungnya terasa mau copot, merasa kaget dengan suara yang begitu mendadak.

"Apa ya?"

"Tenang Hadi jangan banyak berbicara, takut ada ronda yang lewat!" ujar Warsa yang berbisik, telinganya dipasang untuk mendengar suara yang tadi mengagetkannya.

"Kayaknya itu bukan ronda. masa iya, ronda masuk ke rumpun rumput. Paling itu anjing, tapi kalau anjing kenapa suaranya seperti itu, masa iya ada suara anjing yang seperti suara babi."

"Kamu dibilangin Jangan berisik, Kenapa susah sih! sudah jangan banyak tingkah nanti kita celaka!"

Dua orang itu terus masuk ke dalam rerumputan untuk menyamarkan keberadaannya, menggunakan gelapnya malam. ketika sedang asik menatap ke arah jalan menunggu apa yang akan terjadi, terlihat ada bayangan hitam yang lewat. Namun bayangan itu bukan bayangan seorang manusia, karena berjalannya merangkak seperti domba.

Grok! grok! Grok!

Hadi dan Warsa membuka matanya dengan lebar, ingin melihat hewan itu secara jelas. Namun sayang mereka tidak bisa karena gelapnya malam yang tak keluar bulan.

Hadi pun mencolek Warsa untuk memintanya agar sahabatnya itu mengikuti, karena dia masih merasa penasaran dengan benda yang hitam itu. Karena kalau kambing itu akan sangat menguntungkan sebabnya dia tidak harus berusaha menggadaikan nyawa untuk mendapatkan makanan.

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian Mereka pun mendekat ke dekat bayangan hitam itu. kebetulan bayangan hitam itu sedang berdiri mungkin sedang mengatur nafas karena sudah berlari. namun Alangkah terkejutnya ketika hadi melihat jelas bahwa hewan itu bukanlah hewan yang biasa berada di perkampungan, karena biasanya hewan itu berada di hutan atau di kebun.

"Babi Warsa....! babi....!" teriak Hadi agak sedikit ditahan.

Mendengar penjelasan dari temannya, Warsa pun terkejut kaget. dengan segera dia pun berlari menuju ke arah pohon yang ada di dekatnya, kemudian dia pun naik lalu memeluk pohon itu dengan begitu erat, Mungkin dia takut terjatuh. Namun sayang pohon yang dia pakai untuk menyelamatkan diri sangat kecil, sehingga pohon yang dinaiki condong ke bawah menjatuhkan tubuh Warsa. Jadi tidak ada artinya naik ke pohon Kalau pohon yang ditaiki tidak kuat.

Hadi dan warsa ketika bertemu dengan babi mereka sangat gugup, begitupun dengan babi ketika dia bertemu dengan manusia. babi itu terlihat sangat panik, dengan segera mengeluarkan suara lalu babi itu berlari menuju ke arah selatan, disambut dengan suara anjing disusul dengan suara ronda yang berteriak.

"Babi......! ada babi.......!"

"Woi ada babi.......! woi.....!"

Setelah terdengar ada orang yang berteriak memanggil ronda-ronda lain yang sedang berjaga. tidak bisa dicegah lagi Kampung Ciandam Terdengar sangat riuh, dengan orang-orang yang berteriak saling memberitahu bahwa ke kampung mereka ada babi yang masuk.

Kampung Ciandam yang awalnya sudah Sunyi sepi, sekarang Terdengar sangat riuh, diikuti dengan suara Deru langkah kaki orang yang berlari, di sahuti dengan suara anjing yang terus menggonggong. sedangkan Hadi dan Warsa Mereka terlihat mengatur nafas yang memburu, karena masih merasa kaget dengan pertemuannya yang mengejutkan namun itu tidak lama, karena mereka terus berjalan menuju ke rumah Mbah Abun.

"Bagaimana sekarang Hadi, kira-kira aman tidak kalau kita beroperasi sekarang. soalnya warga Kampung Ciandam sedang terjaga, karena disibukan memburu babi." tanya Hadi dengan berbisik, matanya menatap ke arah bayangan sahabatnya yang tidak terlihat jelas.

"Justru waktu Genting seperti ini waktu yang terbaik untuk melakukan operasi." jawab Warsa dengan berbisik pula.

"Terbaik Bagaimana, kalau ngomong itu jangan asal nguap?"

"Ternyata kamu memang benar-benar koplok....! begini Hadi, keadaan seperti ini sangat menguntungkan bagi kita. karena warga Kampung akan terfokus untuk memburu babi, sedangkan kita akan menjarah rumah mbah Abun. jadi pekerjaan kita tidak akan ada yang mengetahui."

"Cerdas juga kamu Warsa. hahaha, ternyata kamu memang benar-benar pintar!"

"Jangan panggil Namaku Warsa, kalau aku bodoh seperti kamu."

Anjing anjing terus menggonggong mengejar hewan yang mencurigakan, diikuti oleh para orang-orang yang berlari hendak menangkap babi ngepet.

Sedangkan kedua bayangan Hadi dan Warsa terus berjalan memecah kegelapan malam, menuju ke rumah Mbah Abun. tak lama diantaranya Mereka pun sampai di halaman rumah yang sesuai dengan yang dijelaskan oleh tukang nyadap gula aren.

Kedua bayangan itu terus berjalan menuju samping rumah, Mereka terlihat tenang karena sudah dijelaskan oleh Warsa bahwa orang-orang yang meronda mereka sedang terfokus memburu babi.

Setelah berada di samping rumah mereka pun terdiam memasang telinga mendengarkan keadaan orang yang berada di dalam rumah, ternyata di dalam rumah itu sangat sunyi, tidak terdengar suara sedikitpun. Soalnya Ranti sudah tidur dengan lelap meski tadi dia bangun Sebentar, karena terkejut mendengar suara orang yang berteriak memberitahu bahwa ke kampung mereka ada babi.

Ranti yang terbangun karena terkejut ketika ada orang yang berteriak memberitahu bahwa ke kampung Ciandam ada babi hutan, hati Ranti terasa berdebar Karena dia sudah yakin bahwa babi yang ditemukan oleh warga Kampung Ciandam adalah bapaknya, namun dia tidak memperdulikan masalah itu, dia tidur kembali dengan pulas tidak ingin ikut campur dengan apa yang sedang dikerjakan oleh orang tuanya.

Begitu juga dengan Ambu Yayah dia tidak berbicara sedikitpun, dia terfokus duduk menghadap ke arah baskom dan lilin, yang kala itu apinya mulai terlihat bergerak-gerak, namun belum terlalu, baru sedikit saja. Sebenarnya air pun sudah terlihat bergejolak menandakan sudah ada godaan yang menimpa suaminya, yang sedang bekerja berubah wujud menjadi babi ngepet.

Ambu Yayah tidak bergerak sedikit pun, matanya terus menatap ke arah air bersiap siap menumpahkannya ke pelupuh papan, dan dia sudah bersiap untuk mematikan api, takut kalau suaminya bertemu dengan bahaya.

"Warsa....! Kayaknya sudah aman," ujar Hadi dengan berbisik matanya melirik ke arah temannya yang berdiri di samping.

"Intip dulu....! intip....! takut di dalam masih ada orang yang terjaga."

"Pasti ada, tapi kamu juga gak usah khawatir, kalau ada orang di dalam kita langsung Serang, kemudian bekap mulutnya lalu ikat dengan kencang jangan sampai mengeluarkan suara, jangan sampai bergerak-gerak, ayo.....!"

Kedua orang yang sudah memiliki niat jahat, mereka sudah menyiapkan strategi dengan begitu matang, dengan perlahan lahan dan dipenuhi kehati-hatian Mereka pun mendekat ke arah jendela. tapi sebelum melakukan aksinya Hadi mengintip terlebih dahulu. terlihatlah orang yang sedang berbaring di atas kasur yang tak lain dan tak bukan itu adalah Ranti.

Hadi yang sudah terlatih dalam melakukan kejahatan dia pun memberikan isyarat terhadap Warsa untuk melaksanakan aksinya. mendapat perintah seperti itu Warsa pun tidak membuang waktu, dengan segera dia mengeluarkan alat pencokel jendela.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!