TUGAS DARI NERAKA
Mereka bicara dalam bahasa Inggris. Terjemahan.
Hanya kegelapan yang dilihat meski mata sudah terbelalak lebar. Cahaya terang dan hangat tak kunjung datang. Entah sudah berapa lama mata itu terbuka dalam kesunyian tanpa tahu harus berbuat apa. Jiwa terasa hampa seperti kosong tak memiliki gairah dan pasrah dengan kejadian. Hingga tiba-tiba ....
"Vesper," panggil seseorang dengan suara besar yang membuat jiwa bergetar. Rasa takut dirasakan oleh seorang wanita hingga ia gugup saat namanya disebut.
"Yes?" jawabnya ragu di mana sebelumnya, ia tak pernah merasakan ketakutan seperti ini saat masih hidup. Tiba-tiba, "Oh!" kejut wanita itu dengan mata membulat penuh ketika muncul sosok makhluk memakai jubah hitam bertudung yang duduk di balik sebuah meja batu.
Tubuhnya sangat besar bagaikan sebuah patung Budha di Leshan, China. Raganya diterangi cahaya redup di sekitar sehingga sosoknya terlihat jelas. Namun, wajahnya tak terlihat seperti tak memiliki rupa. Bahkan, tangan dan kakinya pun tak ada, semuanya gelap.
Akan tetapi, jubah hitam yang dikenakan sosok tak dikenal itu bergerak termasuk penutup kepala. Terasa aura yang sangat mengerikan dipancarkan oleh sosok itu hingga membuat wanita bernama Vesper menelan ludah. Vesper yang dulunya terkenal garang dan ditakuti semua orang, seolah tak ada apa-apanya di depan sosok bersuara besar tersebut.
"Kuberikan satu kesempatan. Kau terima tugas ini, akan kuizinkan kembali ke Bumi. Menolak, aku akan mengembalikanmu ke neraka untuk meneruskan penyiksaan."
Praktis, ucapan sosok itu membuat Vesper melebarkan mata. Ia ingat bagaimana siksaan tanpa henti yang diterimanya membuat seperti hidup abadi di tempat itu.
"Kuterima! Kuterima!" jawabnya tanpa ragu. Seketika, "Agh!"
Vesper tertegun ketika semua ingatan tentang kehidupannya di Bumi kembali sampai saat terakhir sebelum ia mati. Napas Vesper tersengal. Tubuhnya sampai membungkuk dengan mata terbelalak lebar karena terkejut dengan jalan hidupnya selama menjadi mafia. Hingga ia merasakan ada pergerakan di sampingnya. Perlahan, kepala wanita itu menoleh. Matanya melebar ketika mendapati ada dua sosok di samping kanannya.
"Wah! Wah!" seru seseorang yang membuat kepala Vesper ikut menoleh ke asal suara tersebut di sisi lainnya.
"You!" pekik Vesper dengan kening berkerut.
"Vesper?" panggil seorang pria yang tak kalah terkejut dengan dirinya.
"Kau ...," timpal seseorang seraya menunjuk.
"A-apa yang terjadi? Oh! A-aku ... melayang!" pekik seorang pria dengan mata melotot karena kakinya tak memijak daratan.
Vesper terlihat bingung saat ia juga baru menyadari jika wujudnya bukanlah manusia, melainkan seperti gumpalan gas berbentuk manusia yang memiliki tubuh, wajah, dua tangan dan dua kaki berwarna putih. Tubuh mereka juga tembus pandang. Vesper tertegun karena bisa melihat sosok roh lain yang berdiri di depan roh seorang pria. Roh-roh itu menatap wujud baru mereka yang diluar nalar. Kelima roh itu panik dan kebingungan hingga mata mereka kembali kepada sosok besar di depan yang bergerak dan membuat keheningan langsung terasa.
"Kukembalikan ingatan kalian sampai di hari terakhir sebelum ajal menjemput sebagai pedoman, berikut semua perasaan layaknya manusia hidup," ucap sosok besar tanpa wajah itu yang membuat lima roh di depannya menelan ludah.
"Jadi ... kami benar sudah mati?" tanya seorang pria yang tak lain adalah Adrian Axton.
Sosok itu mengangguk pelan. Semua orang terlihat tegang. Mereka mengamati perubahan dalam tubuh yang seperti asap karena tak begitu jelas terlihat. Namun, roh di samping Vesper tersenyum lebar. Ia seperti tak peduli dengan dirinya sekarang. Vesper yang menjadi satu-satunya wanita di tempat itu ikut tersenyum.
Saat keduanya saling mendekat untuk melepaskan rindu yang mendalam, tiba-tiba, "Argh!"
Vesper menghentikan langkahnya seketika ketika melihat mantan suaminya—Erik Benedict—dijambak oleh roh lain dan dia adalah Joel Ramos.
"Apa yang kau lakukan, Keparatt!"
"Lepaskan, Brengsekk!" teriak Erik marah yang berakhir dengan baku hantam antar keduanya.
"Hempf," dengkus Vesper yang hanya bisa pasrah melihat dua mantan suaminya saling pukul.
"Hehehe, ini akan sangat menarik. Kukira melihat Han dan Kai bersiteru sudah cukup membuatku gembira. Namun, melihat Erik dan Joel bertengkar seperti ini, membuat hidupku bahagia," ujar Axton terkekeh.
Vesper memilih tak berkomentar. Ia hanya melihat dua mantan suaminya saling pukul dan tendang, tetapi keduanya seperti tak terluka. Pukulan keduanya membuat bentuk roh mereka seperti terkoyak, tetapi kemudian kembali menyatu lagi. Begitu seterusnya seolah gumpalan asap itu abadi. Hingga tiba-tiba ....
"Arrghhh!"
"Oh!" kejut Vesper saat melihat tubuh Erik dan Joel terhempas hingga keduanya melayang tinggi ke atas.
"Kau siapa!" teriak Joel marah.
"Aku adalah sang Kematian. Selamat datang di tempat yang kalian kenal dengan ... neraka."
Seketika, kobaran api besar muncul di sekitar lima roh itu. Hawa panas begitu terasa bagaikan memanggang tubuh. Kepanikan langsung terjadi ketika letupan dari magma panas seperti mengenai tubuh mereka. Napas kelima orang itu tersengal dengan wajah pucat ketika teringat akan siksaan yang diterima saat di neraka. Meskipun raga mereka berupa roh dan kekal, tetapi suasana seperti tempat penyiksaan itu seolah tak berpengaruh.
"Hentikan! Hentikan! Kami sudah menerima penawaranmu! Jangan kembalikan kami ke penyiksaan!" teriak Antony Boleslav ketakutan di mana ia berusaha menghindar dari letusan magma yang berada tepat di bawah kaki meski tubuhnya melayang.
"Hah, hah!" engah Vesper ketika tempat yang mengingatkannya akan ruang penyiksaan abadi lenyap.
Lima roh itu lemas. Erik dan Joel kembali ke tempat mereka di mana kelimanya berdiri berjejer di hadapan sang Kematian.
"Kubiarkan kalian mengacau selama hidup di dunia. Kini, kalian telah mati dan menerima hukuman atas kejahatan yang dilakukan selama di dunia. Kalian tak bisa hidup lagi layaknya manusia, tetapi tugas dariku akan membuat kalian bisa berbaur dengan manusia dan menjalani kehidupan seperti mereka. Namun, kalian tak akan bisa merasakan apa itu kenikmatan dunia. Hanya saja, aku tak menghilangkan perasaan karena kalian akan membutuhkannya dalam bertugas," ucap sosok itu di tengah kepanikan lima roh tersebut.
"Apa tugas kami?" tanya Erik dengan napas tersengal dan berusaha untuk kembali kuat.
Saat semua roh itu menunggu jawaban sang Kematian, tiba-tiba, "AAAAA!"
Vesper Zeno, Adrian Axton Giamoco, Erik Benedict, Joel Ramos dan Antony Boleslav terhisap ke dalam jubah sang Kematian. Mata mereka terbelalak lebar saat melihat sebuah cahaya menyilaukan pada ujung lorong kegelapan. Seketika, mata mereka terpejam rapat karena cahaya itu begitu terang.
"Oh, inikan ...," ucap Vesper ketika membuka mata dan melihat kehidupan di sebuah kota besar, tetapi berbeda dengan zamannya ketika masih hidup dulu.
Tubuh kelima roh itu berada di atas hiruk-pikuk manusia yang berlalu lalang di sebuah kawasan dengan cahaya lampu berwarna-warni menyilaukan mata. Bulan tak tampak bahkan bintang hampir tak terlihat karena terhalangi bangunan tinggi menjulang khas kota metropolitan. Sang Kematian tak terlihat di antara mereka, tetapi ada seekor gagak hitam bertengger di sebuah tiang lampu traffic light, tak jauh dari keberadaan mereka. Malam di kota itu bagaikan festival.
"Kenapa ... berbeda? Tahun berapa sekarang?" tanya Antony yang terbang melayang di antara kumpulan manusia bergaya nyentrik di Bumi, menembus tubuhnya begitu saja seolah ia tak terlihat oleh mereka.
"2200."
"What!" pekik kelima roh itu terkejut dengan mata terbelalak lebar.
***
makasih tipsnya Qayy❤️ lele padamu💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Octavia
setelah lama vakum dari NT, akhirnya kembali lagi.
dan jumpa lagi dengan si vesper.
dari sekian cerita mafia, masih si vesper number 1 di hatiku, apalagi si mbak lele.
hmmm.... lele aq padamu"🤗
Miss u mbak vesper, aq hadir membaca ceritamu.
2024-10-08
1
👑Ulhak 💣
ketemu Vesper lg 😭
kangen banget setelah sekian abad vakum baca...
2024-07-26
1
👑_𝕢𝕖𝕖𝕡𝕦𝕥_💣
huaà bisa ktmu babang erik lgi setelah berabad abad kita terpisah ju😣🤭🤣
2024-07-02
1