Kukira Ibu Tiri, Ternyata Istri
Azella Belva atau lebih dikenal dengan nama panggung DJ Zebel adalah Disc Jockey yang terkenal karena aksi panggungnya yang memukau. Kemampuannya meracik lagu mampu menghibur para pengunjung yang datang untuk melepas beban pikiran. Kecantikan wajah serta kemolekan tubuh semoknya menjadi nilai plus tersendiri yang dapat menghipnotis semua pengunjung.
Hentakan musik membuat pengunjung laki-laki maupun perempuan menari dengan bebas. Saling berpegangan, berpelukan, bahkan berciuman. Tak sedikit pasangan yang berakhir memesan kamar hotel yang juga tersedia di Grape Club. Hampir satu jam menghibur, Zee pun turun dari panggung. Risha sang sahabat sekaligus asisten pribadi memberikan sebotol air mineral. Zee langsung meneguknya hingga habis guna melegakan dahaga.
"Pak Mikroba minta kamu datang ke ruangannya," kata Risha sembari mengelap keringat di wajah, leher dan juga belahan dada Zee.
"Pak Marko, Risha," ralat Zee.
"Iya, itulah."
"Kenapa Pak Marko manggil aku, ya? Kalau ngisi acara di tv nasional aku nggak mau," lanjutnya mendengus kesal.
"Kenapa nggak terima aja sih, Zee? Tampil di tv nasional bayarannya puluhan juta loh," goda Risha.
"Otak kamu itu isinya duit doang," Risha mengelus kening akibat ditoyor sang sahabat. Sementara pelaku bangkit dari duduk, karena mau tak mau ia harus datang ke ruangan pak Marko yang tak lain adalah boss-nya.
Ketika pintu ia buka, Zee dikagetkan akan kehadiran seorang pria yang terlihat masih kuat dan tampan diusia yang diperkirakan sudah memasuki 70 tahun. Pria itu duduk di kursi roda dengan tatapan penuh arti.
Sedangkan pria berperut buncit yang Zee panggil Pak Marko langsung berdiri menyambut kedatangannya.
"Bapak manggil saya?"
"Tentu saja bapak manggil kamu, memangnya siapa lagi dJ paling top di club kita ini? Kemari dan duduklah dulu," Zee ia paksa duduk di sofa.
"Perkenalkan beliau ini adalah tuan MadDison. Pemilik hotel EWE, hotel bintang lima yang paling terkenal di Jakarta," Zee kaget mendengarnya. Siapa yang tak mengenal hotel dengan selogannya yang viral yaitu EWE itu Baik, EWE itu Penting, EWE itu Surga. Ewe, lebih dari sekadar Hotel!
"Sekarang perkenalkan dirimu pada tuan Dison," lanjutnya lagi.
Zee tersenyum manis, kemudian memperkenalkan diri kepada tamunya. "Perkenalkan saya adalah dj Zebel, senang bertemu dengan tuan Dison," Zee mengulurkan tangan kanannya, lansia tampan itu menyambut dengan senyuman misterius. Dirasa cukup, Zee menarik kembali tangannya.
"Tuan Dison, Zee ini—"
"Cukup, anda boleh pergi!" usir pria bertubuh kekar yang berdiri di sisi kiri tuannya.
"Zee, layani tamu vvip kita dengan baik," pesannya berbisik pelan, kemudian melesat pergi.
Zee masih duduk di sofa dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya. Tatapan Dison yang seakan menelanjangi tak membuatnya risih, ia sudah terbiasa dengan tatapan aneh tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" Zee memecah lenggang yang semula tercipta.
Pria lansia itu menyeringai, kemudian berkata dengan lantang, "Jadilah istriku."
Deg!
Memang bukan kali pertama ia diajak nikah oleh seorang pria, sudah banyak pengusaha kaya yang ia tolak cintanya. Namun, ada yang berbeda dengan ajakan kali ini. Bukan prianya lebih kaya dari yang sebelum-sebelumnya, tapi karena usia pria kali ini yang sedikit menarik baginya.
"Bagaimana, nona?" tanya pria di sisi kirinya, Zee tebak pria muda dengan paras lumayan tampan itu adalah asisten pribadi tuan Dison.
"Ini terlalu tiba-tiba, tuan. Saya agak kaget," balas Zee dengan wajah yang memucat.
"Nona tidak perlu khawatir, tentu kami akan memberikan waktu untuk nona berpikir matang."
"Terima kasih, tuan." Zee bangkit dan membungkukkan tubuhnya. Lansia itu dibawa pergi. Zee terduduk lemas di sofa, hati dan jantungnya berdebar tak seirama. Pertemuan singkat tadi mampu membuat tubuhnya bergetar hebat.
***
"Ada istilah bunyinya begini, roda kehidupan terus berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Menurutku tidak semua roda berputar tegak berdiri, ada juga'kan roda yang berputar dengan posisi dibaringkan? Roda jenis ini berputar di lingkaran yang sama layaknya seperti kita berdua. Kalau orang miskin seperti kita berdua mau hidup enak kaya raya, caranya hanya satu yaitu menikah dengan pria kaya raya," terang Risha menggebu-gebu.
"Apa maksudmu aku harus menerima tawaran tuan Dison?" tanya Zee sambil berjalan pelan menuju halte bus yang jaraknya tak jauh dari Grebek Club.
"Yaiyalah, Zee. Kapan lagi coba diajak nikah sama CEO pemilik hotel EWE? Yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan, delapan belokan, sembilan tanjakan, sepuluh tikungan. Apalagi tuan Dison sudah berumur dan sakit-sakitan, bentar lagi juga koit, kebayang tu hotel jadi milik kamu. Ya Tuhan mimpi apa aku sampai punya sahabat seorang CEO!"
"Kamu kalau ngomong jangan sembarang, Ris," Zee menoleh kiri dan kanan, memastikan tidak ada seorang pun yang mendengar perbincangan mereka.
"Tapi'kan emang bener, Zee. Sesekali kamu harus berpikir secara realistis. Pikiran anakmu, Vinson. Semakin lama dia akan semakin dewasa, biaya berobat, biaya hidup, dan biaya pendidikannya akan semakin mahal. Iya sekarang kamu lagi laris jadi DJ, coba bayangkan lima atau sepuluh tahun ke depan di mana kamu sudah semakin tua, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali, Zee," terang Risha membuat Zee menghentikan langkah, kemudian berlari menuju jalan raya, ia menghentikan taksi dan masuk ke dalamnya.
Meninggalkan Risha yang terus berjalan sembari mengoceh seorang diri. "Vinson juga membutuhkan sosok ayah yang ... Zee! Dasar mahmud!"
***
"Kembaliannya untuk bapak saja," Zee memberikan selembar uang berwarna biru, kemudian melesat pergi tanpa sempat sang supir mengucapkan terima kasih.
Zee mendongakkan kepala menatap gedung pencakar langit yang paling menonjol diantara gedung lainnya. Zee menggelengkan kepala kala membayangkan akan seperti apa kehidupannya bila sampai hotel itu menjadi miliknya.
"EWE Hotel," ia membaca tulisan estetik di gerbang hotel tersebut.
"Dengan nona Azella Belva?" tanya seorang security membuyarkan lamunan Zee.
"Iya bener saya Azella Belva," jawab Zee membuka kacamata hitam yang semula bertengger di batang hidungnya.
"Mari ikut saya nona," balasnya melangkah terlebih dahulu, Zee pun mengekor di belakang sang security. Saat memasuki loby hotel, security menyerahkan Zee kepada seorang pria berpakaian formal yang tak lain adalah asisten pribadi Tuan Dison. Zee dibawa memasuki lift khusus menuju lantai 50.
"Silahkan masuk, nona," ucapnya mempersilahkan.
Sebelum melangkah masuk ke dalam ruangan, Zee menghela napas terlebih dahulu, berusahalah meyakinkan diri bahwa pilihannya tidaklah salah. Benar apa kata Risha, ini adalah saatnya ia harus berpikir secara realistis. Setiap langkah dan keputusan yang ia ambil bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk putra tercintanya, Vinson. Dan bayangan wajah tampan sang putralah, yang menjadi penyemangat untuknya melangkah maju penuh keyakinan memasuki ruangan hingga berhenti tepat di depan sebuah meja kebesaran.
Zee berdiri tegap di depan tuan Dison yang duduk membelakanginya. Punggung kekar itu membuatnya menelan ludah dengan pikiran yang terus bertanya-tanya. Zee penasaran alasan apa yang membuat tuan Dison memilihnya sebagai pendamping di hari tua? Tidak ada satu pun berita yang menceritakan tentang seperti apa kehidupan pribadi CEO lansia tersebut. Apakah benar berita yang beredar. Berita yang mengatakan bahwa tuan Dison tak pernah menikah seumur hidupnya. Jika benar, maka benar pula berita yang mengatakan bahwa ia tengah mencari penerusnya.
Memikirkan hal itu, Zee kembali menelan ludah. "Tidak mungkin tuan Dison ingin aku melahirkan seorang anak? Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?" batin Zee frustasi. Kali ini ia kembali dilema. Bila bener ia harus melahirkan seorang keturunan untuk tuan Dison. Maka, Zee tak akan meneruskan. Tujuannya datang kemari adalah menjadikan dirinya dan juga putranya sebagai penerus hotel EWE yang terkenal. Bukan untuk melahirkan seorang penerus, kemudian diusir begitu saja. Tidak, Zee tak akan membiarkan dirinya menjadi wanita sebodoh itu.
"Sudah membuat keputusan?" tanya Dison sambil memutar kursi kebesarannya. Rambut dan brewok yang memutih sama sekali tak mengurangi ketampanannya. Jelas Tuan Dison terlihat sangat segar dan kuat. Bagaimana bisa ada berita yang mengatakan bahwa ia mengalami sakit parah? Zee mendadak ragu, ia takut masuk perangkap dan ditipu.
"Sudah, tuan. Saya sudah membuat keputusan bahwa saya siap menikah bersama dengan anda, tuan Maddison. Tapi, izinkan saya bertanya satu hal," tegas Zee lugas. Keringat dingin yang membasahi wajah dan jemari yang bergetar menjadi bukti betapa gugup dan takutnya ia saat ini. Baru kali ini ia merasa segugup itu saat berhadapan dengan seorang pria. Karena biasanya Zee lah yang membuat seorang pria gugup dan bergetar ketakutan saat berhadapan dengannya.
"Katakan!" respon tuan Dison benar-benar menakutkan.
Zee memberanikan diri untuk bertanya, "Mohon berikan saya satu alasan kenapa tuan memilih saya?"
"Seharusnya nona Zee tahu, karena alasannya tidak jauh berbeda dengan pria lainnya," jawab tuan Dison dengan ekspresi wajah yang begitu sulit dibaca. Auranya amatlah misterius.
Dari sekian banyak wanita cantik dan seksi yang berbondong-bondong mendekatinya. Zee tak habis pikir kenapa dirinya yang dipilih? Tentu Zee membutuhkan sebuah alasan yang kuat. Cantik dan seksi bukan jawaban yang memuaskan.
"Tidak puas?" tanya tuan Dison yang sepertinya mengerti apa yang saat ini Zee pikirkan. Terbukti Zee langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"25% saham EWE Hotel, bagaimana?"
"Saya....
***
Hallo semuanya, kembali lagi dengan author Oniya. Jangan lupa dukungannya terhadap karya baru Author. Terima kasih banyak, guys 🙏🏻😍 Follow Ig author @Oniya_99
Azella Belva (DJ Zebel)
MadDison
Risha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
vinson cucu kandung madison....anak e gill tuh,...buah dri ons...
.madison reti kuwi yo,??....tiba2 mo nikah in eneng.....
2023-11-02
0
Kenzi Kenzi
pir thor....
tuh hotel arti surga dunia yak....hehehehe
buat ng..ewe....
2023-11-02
0
Intan IbunyaAzam
ikut gabung thor
2023-10-06
0