Modal 16

Aline terdiam mendengar suara Arka yang meninggi. Harga diri wanita itu benar-benar merasa dijatuhkan oleh sang suami. Dia yang dulu selalu dipuji dan diratukan oleh Arka, kini dihina dan diperlakukan seperti seorang pembantu. Ternyata menjadi istri Arka adalah salah satu hal terburuk di dunia ini, pantas saja Arum sama sekali tak merasa terpuruk setelah diselingkuhi dan diceraikan oleh lelaki itu.

"Mas, kamu sendiri tahu kan kalau dari dulu itu aku nggak pernah ngerjain pekerjaan rumah. Aku masak juga baru belajar setelah menjadi istri kamu, harusnya kamu paham itu semua," ucap Aline yang kini mulai terisak.

Bu Kanti yang sedari tadi hanya diam mulai beranjak dari duduknya dan mendekat ke arah sang menantu.

"Heh Aline, dulu itu kamu kerja dan punya uang. Sekarang kan kamu pengangguran dan hanya bisa numpang hidup sama anak saya, pekerjaan rumah dan memasak itu sudah jadi kewajiban kamu sebagai seorang istri," bentak Bu Kanti menatap tajam sang menantu.

"Ah sudahlah, pusing aku di rumah. Lebih baik aku nongkrong di luar daripada di rumah cuma lihatin istri dekil dan nggak bisa masak macam kamu." Arka segera meninggalkan rumah itu setelah puas menghina sang istri.

"Mas, mau ke mana kamu?" Suara teriakan Aline hanya dianggap angin lalu oleh sang suami, wanita itu semakin terisak. Menyesali perbuatannya yang telah merebut Arka dari sahabatnya sendiri.

"Sudah Aline, nggak usah nangis. Sekarang kamu beresin ini semua, saya udah pesen makanan di gofood. Nanti kalau datang kamu bayar." Ucapan Bu Kanti seketika berhasil membuat tangis memantunya berhenti.

"Uangnya mana, Bu?" Wanita muda itu menengadahkan telapak tangannya.

"Ya ampun, saya beli nasi goreng di abang-abang. Totalnya cuma tiga puluh ribu, kamu bayarin dong pakai uang kamu dulu," perintah Bu Kanti tanpa rasa bersalah.

Aline yang mendengarnya tak menjawab, wanita itu memutar badannya meninggalkan Bu Kanti untuk mengambil dompetnya yang tergeletak di meja.

"Nih, Ibu lihat sendiri. Dompetku aja udah kosong, mau bayar pakai apa? Pakai daun kelof depan rumah itu?" kelakar Aline sembari membuka lebar dompet kosongnya di hadapan Bu Kanti.

Wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya kasar dan mengambil selembar uang lima limapuluh ribuan dari dalam saku daster rumahan yang ia kenakan kemudian melemparkan uang itu ke wajah Aline dengan kasar.

"Nih, yang dua puluh ribu buat masak sarapan besok pagi."

Tak ada tanggapan lagi dari Aline, wanita itu memasukan uang dari mertuanya ke dalam saku dan pergi untuk membereskan meja makan sembari menunggu driver ojek online datang. Otaknya berputar bagaimana caranya agar uang duapuluh ribu besok bisa cukup untuk sarapan mereka bertiga.

Sementara Arka tengah mengemudikan mobilnya dan tak tahu akan pergi ke mana. Suara perutnya yang berdemo minta diisi membuat lelaki itu menghentikan mobilnya di sebuah restoran padang dan menikmati makan malam yang tadi gagal karena masakan istrinya tak layak makan.

Arka duduk di sebuah meja sembari menikmati sepiring nasi padang lengkap dengan lauk rendang. Pikirannya menerawang ke masa lalu di mana Arum masih menjadi istri yang selalu melayani kebutuhannya. Lagi-lagi penyesalan menyeruak di hati Arka, jika tahu akhirnya seperti ini. Tak akan mungkin ia selingkuh apalagi sampai menghamili seorang Aline.

Pikiran yang kacau membuat Arka buru-buru menyelesaikan makan malamnya dan kembali memacu mobilnya untuk menuju ke rumah peninggalan orang tua Arum. Lelaki itu berniat meminta mantan istrinya untuk kembali rujuk bersamanya. Bahkan ia rela jika diminta untuk meninggalkan Aline saat ini juga.

Setibanya di depan rumah peninggalan kedua orang tua Arum, nampak lampu yang masih menyala terang. Pertanda jika si penghuni rumah masih terjaga, dengan penuh percaya diri lelaki itu turun dari mobil dan menekan bel pintu rumah itu. Cukup lama Arka menunggu sampai Bi Marni muncul dari balik pintu. Wanita paruh baya itu sedikit terkejut dengan keberadaan Arka yang datang malam-malam begini padahal baru tadi pagi lelaki itu resmi berpisah dengan Arum.

"Selamat malam, Bi?" sapa Arka dengan seuntai senyuman ramah.

"Ma- malam Mas Arka. Ada apa ya malam-malam datang ke sini?" tanya Bi Marni dengan wajah datar karena sudah mengetahui kelakuan buruk pria muda di hadapannya.

"Mau ketemu, Arum. Arumnya ada, Bi?"

"Non Arum nggak ada, lagi pergi."

"Tapi itu mobilnya ada kok, Bi. Pasti Bibi bohong kan?" Mata Arka memincing penuh selidik.

"Ya jelas ada, karena Non Arum perginya sama Mas Johan," balas Bi Marni yang dengan sengaja menyebut nama Johan untuk membuat hati Arka memanas.

Sejurus kemudian mobil Johan memasuki gerbang rumah Arum. Arka sedikit terperangah kala melihat Arum turun setelah Johan membukakan pintu. Dress warna hitam selutut yang kontras dengan kulit putih mulus milik Arum dan make up natural serta rambut yang di curly pada ujungnya membuat penampilan mantan istri Arka semakin mempesona.

"Tuh, Mas Arka sekarang percaya kan kalau Non Arum perginya nggak bawa mobil," suara Bi Marni membuat Arka salah tingkah karena sedari tadi matanya tak berkedip menatap sang mantan istri.

Johan yang melihat keberadaan Arka langsung menggandeng tangan Arum untuk mendekat ke arah Arka.

"Mau apa lagi kamu ke sini, Arka? Apa pelajaran tadi siang belum cukup untuk membuatmu berhenti mengganggu Arum?" tanya Johan dengan tatapan tajam.

"Aku mau bicara penting sama, Arum. Arum, boleh ya aku masuk. Aku ingim bicara hal penting sama kamu?" pinta Arka yang memandang Arum dengan tatapan memohon.

"Kalau kamu mau, kamu bisa bicara sekarang. Aku nggak bisa biarin kamu masuk ke dalam," ketus Arum tanpa mau memandang wajah mantan suaminya.

Dengan terpaksa Arka harus mengungkapkan keinginanya di depan Johan yang nampak sudah mengepalkan kedua tinjunya sedari tadi.

"Baikla, aku akan bicara di sini. Aku masih sangat mencintai kamu Arum, aku menyesal sudah menduakan kamu dan aku ingin kita kembali rujuk. Kamu mau kan rujuk sama aku, aku yakin kamu juga masih mencintai aku," ucap Arka penuh percaya diri yang disambut Arum dengan sebuah senyuman mengejek.

"Apa kamu bilang? Mau rujuk? Lalu bagaimana dengan istrimu yang sedang hamil itu?"

"Kamu tenang saja, Arum. Aku akan menceraikan dia secepatnya asal kamu mau rujuk denganku, aku dan Aline hanya menikah siri. Aku juga menyesal nikah sama dia, sekarang dia jadi jelek. Mana nggak bisa masak lagi."

Kali ini Arum benar-benar sadar, manusia seperti apa mantan suaminya ini. Lelaki yang hanya bisa menuntut tanpa mau memberikan nafkah yang layak. Lelaki yang hanya bisa mencintai kala wanita terlihat cantik dan akan meninggalkan kala kecantikan wanitanya memudar.

"Picik sekali pikiran kamu, lalu kamu mau rujuk denganku dan membuat penampilanku kembali dekil seperti dulu saat masih menjadi istrimu? Setelah itu kamu akan seenaknya selingkuh lagi? Maaf aku tidak bisa."

Arum hendak masuk ke dalam rumah, namun Arka terlebih dulu mencekal pergelangan tangannya.

"Tentu tidak dong, Arum. Sekarang kan kamu sudah bekerja dan punya uang sendiri, jadi pasti kamu nggak akan berubah jadi dekil seperti dulu."

Johan yang sedari tadi menahan emosinya langsung melepaskan cekalan tangan Arka dan menatap lelaki itu dengan pandangan nyalang.

"Sampai kapanpun Arum nggak akan pernah rujuk denganmu, karena sekarang Arum adalah calon istriku!" ucap Johan pelan namun penuh penekanan.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mantap Johan..

2023-08-12

0

Irma.N

Irma.N

terima kasih kak

2023-05-23

0

mama oca

mama oca

arka stres...arum jangan mau rujuk sama dia lg....mendingan terima aja johan jadi calon suami....semangat rhor..

2023-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!