Secara refleks Arka mengekori langkah sang istri untuk menuju ke kamar mereka. Mata Arka begitu berbinar melihat kecantikan sang istri yang begitu mempesona. Lelaki itu mendekat ke arah Arum yang tengah sibuk menyimpan paper bag miliknya di atas nakas.
"Sayang, kok kamu hari ini bisa berubah jadi cantik begini? Kayak bidadari," tanya Arka dengan mesra, sungguh berbeda dengan Arka yang biasa dikenal oleh Arum.
Wanita itu terduduk di ranjang sembari meluruskan kakinya yang terasa pegal.
"Ya kan biar kamu senang, kamu sendiri yang bilang bosan kalau lihat aku kucel," jawab Arum santai kemudian melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Beberapa menit kemudian, Arum keluar dengan bau harum yang menguar di indera penciuman milik Arga. Wanita itu mengenakan setelan piyama diraemon yang dibelikan oleh Johan tadi siang. Arka mendekat dan memeluk tubuh sang istri dengan mesra. Mendapat perlakuan mesra seperti itu malah membuat Arum kembali teringat kejadian yang ia saksikan di layar handphone milik Johan hingga membuatnya merasa jijik disentuh oleh Arka.
"Aduh Mas, kamu ngapain sih peluk-peluk. Awas ah, aku mau pake skin care dulu." Arum duduk di depan cermin sembari mengoleskan krim malam ke permukaan wajahnya.
"Kok mau ngapain sih, ya mau minta jatah batin donk. Kamu kan istri aku." Mata Arka mengerling nakal ke arah sang istri.
Tentu saja Arum sangat paham dengan jatah apa yang dimaksud oleh sang suami. Wanita itu berusaha mencari-cari alasan agar Arka tak sampai menyentuh dirinya. Kedua sudut bibir Arum tertarik begitu menemukan satu ide yang menurutnya begitu cemerlang.
"Aduh Mas, kemarin pas aku pakai lingerie kamu nggak mau. Hari ini aku lagi datang bulan. Maaf ya," bohong Arum memasang wajah bersalah.
Sontak saja Arka mengusap wajahnya kasar karena tak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan malam ini.
"Ya udah nggak apa-apa." Arka menghenyak ke atas ranjang dan mengambil gawainya di atas nakas, yang tentu saja akan ia gunakan untuk menghubungi Aline.
Entah mengapa pikiran jahil muncul di otak Arum yang biasanya polos. Wanita itu menutupi tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya untuk pura-pura tidur. Hampir satu jam berlalu, suara dengkuran halus mulai terdengar di telinga wanita itu. Pertanda bahwa Arka telah terlelap.
Arum menggerak-gerakan telapak tanganya di depan wajah Arka untuk memastikan bahwa sang suami telah benar-benar terlelap. Fokus mata Arum kini tertuju pada nakas di mana handphone milik suaminya itu berada. Tangan Arum terulur menggapai benda pipih itu, namun ternyata ponsel itu terkunci.
"Ah sial, kenapa pake di pasword segala sih ini hape," gumam Arum, wanita mengetukan jari telunjuknya ke dahi untuk mencari bagaiaman cara membuka kunci di handphone suaminya.
Sebuah senyum terbit di wajah Arum kala wanita itu menemukan sebuah ide. Ditempelkanya jempol tangan kanan Arka ke layar dan berhasil. Kunci layar handphone Arka terbuka, membuat senyum di wajah cantik Arum kian mengembang.
Arum segera membuka m-banking milik Arka, beruntung lelaki itu masih menggunakan tanggal pernikahan mereka sebagai nomor pin. Buru-buru Arum mentransfer uang sebesar sepuluh juta rupiah ke rekeningnya sendiri. Iseng, wanita itu membuka galeri ponsel milik sang suami. Wajah Arum merah padam kala melihat galeri foto yang dipenuhi foto-foto mesra Arka dan Aline, sahabatnya sejak duduk di bangku SMA dulu. Wanita itu memilih meletakan kembali benda pipih itu dan beristirahat karena telah berhasil mendapatkan uang dari rekening sang suami.
*******
Pagi telah berkunjung bersama hawa dingin yang terasa begitu menusuk di kulit. Mata Arum melirik sekilas ke arah jam dinding yang menunjukan pukul enam pagi. Jika biasanya makanan telah siap di meja dan Arum sudah membangunkan Arka untuk sarapan maka kali ini berbeda. Arum lebih memilih untuk menarik kembali selimutnya dan meneruskan tidurnya
"Aruuumm! Bangun!"
Terdengar suara menggelegar Bu Kanti diiringi dengan suara pintu yang diketuk terus menerus dengan cukup keras hingga membuat Arka terbangun. Pria itu mengerutkan dahi melihat sang istri yang masih asik bergelung di bawah selimut. Arka bergegas mandi setelah melihat angka pada jam dinding di kamarnya.
Diluar kebiasaan, Arum juga tak menyiapkan setelan kantor untuk suaminya. Arka langsung turun ke lantai bawah tanpa membangunkan Arum, nampak Bu Kanti yang baru saja membuatkan teh serta kopi untuk putranya.
"Lhoh Bu, kok nggak ada makanan?" heran Arka kala melihat hanya ada kopi dan teh di atas meja makan.
"Istri kamu ke mana, benar-benar kurang ajar. Masa jam segini dia belum bangun," kesal Bu Kanti sembari menghenyak di salah satu kursi.
Arum yang mendengar keributan dari lantai bawah bergegas bangun dan menuruni anak tangga. Tanpa menyapa suami dan mertuanya, wanita itu membuat segelas susu dan roti isi selai kacang untuk dirinya sendiri kemudian kembali ke meja makan dan menikmati sarapan paginya dengan wajah bahagia. Mata Arka melotot melihat kelakuan istrinya itu.
"Arum! Ini kenapa nggak ada makanan sama sekali buat sarapan, kamu nggak masak, hah?" tanya Arka pada wanita yang berstatus sebagai istrinya itu.
"Ya ampun, Mas. Lihat donk, aku habis meni pedi. Kalau aku masak bisa rusak donk kuku aku yang cantik ini, lagian ada roti kok. Untuk makan malam sama makan siang nanti beli diluar aja," jawab Arum santai.
Braakkk.
Arka menggebrak meja makan kemudian segera pergi ke kantor dengan perasaan dongkol yang luar biasa.
"Kemarin kucel ngebosenin, sekarang cantik tapi bikin kesel," gumam Arka mulai melajukan mobilnya.
Usai sarapan, Arum segera mandi dan keluar dari rumah itu menggunakan taksi online tanpa pamit pada ibu mertuanya. Tujuan Arum adalah caffe tempat Aline bekerja saat ini karena sudah janjian untuk bertemu dengan Johan di sana.
Setengah jam menempuh perjalanan dengan taksi online, akhirnya Arum tiba di caffe milik Johan. Wanita itu segera masuk dan menemui Johan di ruanganya.
"Hai, Jo," sapa Arum yang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Eh Arum, kamu udah dateng. Ayo duduk." Johan mengajak wanita itu untuk duduk di sebuah sofa yang berada di ruangan itu.
"Ada apa sih, Jo? Kok kamu ngajak ketemu di sini? Biasanya kan di tempat lain?"
"Biar kamu lihat aku mecat Aline donk," ucap Johan sembari menaik turunkan kedua alisnya.
Suara sebuah ketukan di pintu menginterupsi obrolan dua sahabat itu.
"Masuk," perintah Johan tanpa beranjak dari kursinya.
Ternyata Aline yang muncul dari balik pintu, mata wanita itu membola kala melihat penampilan baru Arum yang nampak begitu cantik.
"A- Arum, kok kamu ada di sini?" tanya Aline yang masih terperangah melihat penampilan Arum.
"Iya tadi Johan yang nyuruh aku datang ke sini," jawab arum datar.
"Oh iya, kamu ada apa panggil aku, Jo? Apa karena ada Arum? Kita mau jalan-jalan bareng ya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments