Satu bulan telah berlalu, hari ini Arum telah resmi menyandang status janda karena Arka memang tak pernah menghadiri sidang perceraian mereka berdua. Arum duduk termenung di ruang kerjanya sembari memandangi akta cerai yang berada di hadapannya. Sungguh tak pernah terbayangkan untuk Arum jika semua ini akan terjadi. Di mana rumah tangganya hancur karena perselingkuhan sang suami bersama sahabatnya sendiri. Lamunan Arum buyar kala mendengar suara ketukan di pintu ruang kerjanya itu.
"Masuk," titah Arum pada seseorang yang sedari tadi mengetuk pintu ruangannya.
Tanpa disangka, Aline masuk dengan senyum mengejek yang tersungging dari bibir tipisnya. Aru tak bisa menyembunyikan keterkejutannya kala melihat penampilan Aline yang wajahnya nampak kusam tanpa make up. Sungguh berbeda dengan Aline yang dulu ia kenal.
"Aline, mau ngapain lagi kamu datang ke sini?" tanya Arum to the point.
Aline tak menjawab, wanita itu langsung menghenyak di kursi seberang meja Arum.
"Tadinya sih aku cuma mau makan siang di sini, terus keinget kamu. Jadi sekalian aja aku mau ucapkan selamat menyandang status janda untuk kamu," cemooh Arum sembari memamerkan cincin pernikahan yang melingkar di jari manisnya.
Arum yang tak ingin emosinya terpancing memilih untuk bersikap santai menanggapi ocehan mantan sahabatnya itu. Arum tahu pasti jika Aline sengaja datang untuk membuat keributan dengannya.
"Waw, ternyata barang bekas itu emang cocok banget ya buat kamu. Oh ya satu lagi, bilang sama suami kamu untuk tidak menghubungi aku lagi. Apalagi chat aku tiga kali sehari hanya untuk bilang kalau dia masih mencintaiku."
Aline membulatkan matanya sempurna setelah mendengar kata yang dilontarkan oleh Arum. Wanita yang tengah hamil muda itu hampir tak percaya jika Arka masih menghubungi Arum apalagi sampai berani mengatakan cinta.
"Nggak usah banyak berkhayal deh Arum, mana mungkin suamiku masih mau menghubungi mantan istrinya yang dekil ini," ejek Arum tanpa berkaca bagaimana penampilan dirinya sendiri kini, wajah kusam penuh jerawat dan rambut acak-acakan.
Arum mengambil benda pipih yang tergeletak di atas meja lalu memainkannya sebentar. Menunjukan ratusan chat dari Arka yang sama sekali tak pernah ia balas.
"Nih lihat, apa ini yang kamu bilang tidak mungkin?" tanya Arum dengan seringai kepuasan.
Aline mengambil alih handphone Arum untuk membaca chat-chat whatsapp itu. Hatinya hancur seketika kala mengetahui sang suami masih berusaha merayu mantan istrinya. Dengan kesal Aline meletakan handphone mantan sahabatnya ke atas meja dan pergi begitu saja tanpa pamit.
Arum hanya bisa geleng-geleng kepala, wanita itu beranjak dari kursi kerjanya dan mengintip Aline dari jendela ruangannya. Ternyata wanita itu datang dengan mengendarai sepeda motor matic buntut milik Bu Kanti. Arum tersenyum penuh Arti melihat hal itu.
"Aline, sekarang kamu tahu kan rasanya gimana menjadi istri seorang Arka Pratama. Terima kasih sudah merebutnya dariku," gumam Arum kemudian kembali melanjutkan pekerjaanya.
Aline yang sudah dikuasai emosi langsung melajukan sepeda motornya menuju ke kantor Arka. Hati Aline begitu perih mengetahui kelakuan sang suami di belakangnya. Setelah memarkirkan sepeda motornya, Aline buru-buru menaiki lift menuju ke lantai tujuh di mana ruangan Arka berada.
Wanita itu masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Arka yang tengah sibuk dengan beberapa dokumen langsung menatap ke arah pintu yang baru saja dibuka dan kembali ditutup dengan kasar oleh sang istri.
"Aline, mau apa kamu ke sini? Mana penampilan kamu kayak gembel begini. Sengaja kamu mau malu-maluin aku?" bentak Arka setelah melihat siapa sosok yang baru saja memasuki ruangannya.
"Apa kamu bilang, Mas? Penampilan aku kayak gembel? Ini semua juga gara-gara kamu yang udah nggak pernah lagi kasih aku uang, kalau mau aku cantik ya kasih modal buat perawatan. Bukan malah duit gaji kamu kasih semua buat ibu," balas Aline dengan sengit
"Sudahlah Aline, ini kantor. Jangan malu-maluin aku. Ada apa sampai kamu nyamperin aku ke sini?" tanya Arka tak mau berdebat.
"Apa maksud kamu masih menghubungi Arum? Mana pakai bilang masih sayang segala lagi!"
Arka langsung diam setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir sang istri. Lelaki itu sama sekali tak menyangka jika Aline akan mengetahui perbuatannya.
"Ya ... ya karena sekarang dia jauh lebih cantik dari kamu. Sama seperti dulu waktu aku pertama kali mengenalnya. Sudahlah, toh kamu juga yang sudah ngerebut aku dari dia. Apa salahnya kalau sesekali aku berhubungan dengannya," ujar Arka tanpa rasa bersalah.
Aline terdiam, merasa tertampar dengan ocehan Arka. Kedua telapak tangan wanita itu mengepal kuat hingga kuku jarinya nampak memutih. Ternyata Aline salah besar dalam menilai Arka, ia pikir setelah menikah hidupnya akan lebih bahagia. Namun nyatanya, hidupnya kini tak lebih baik dari kehidupan Arum dahulu.
Arka yang dulu royal berubah menjadi perhitungan setelah menikah, bahkan dirinya yang harus melakukan semua pekerjaan rumah yang sebelum menikah tak pernah ia lakukan. Air mata yang sudah meleleh membuat Aline memilih untuk pergi dari ruangan Arka. Mininggalkan sang suami yang sana sekali tak mempedulikan kepergianya.
Sepeninggal sang istri, Arka segera keluar dari ruangnya. Menuju parkiran dan segera menancap gasnya menuju sebuah caffe tempat Arum bekerja. Entah mengapa mendengar Aline datang dengan marah-marah dan menyebut nama Arum malah membuat lelaki itu merasa rindu dengan mantan istrinya.
Setibanya di caffe milik Johan, nampak Arum yang tengah menikmati makan siangnya bersama Johan. Wajah ayu wanita yang berstatus mantan istri itu terlihat dipenuhi binar bahagia. Arka segera menghampiri meja tempat Arum dan Johan.
"Hai Arum," sapa Arka tanpa rasa malu.
Seketika mata Arum dan Johan membelalak menatap ke arah sumber suara barusan.
"Arka, mau apa kamu ke sini?" geram Johan menatap nyalang lelaki di hadapannya.
"Tentu saja mau ketemu sama Arum dong, Arum kamu makin cantik aja. Aku jadi rindu sama kamu."
Arum menatap mantan suaminya dengan pandangan jijik, baru saja mereka resmi bercerai. Tapi Arka seolah merasa tak bersalah, datang menemui dan menggoda dirinya sedemikian rupa.
"Mas Arka, apa kamu lupa kalau hari ini kita sudah resmi bercerai? Hubungan kita sudah selesai dan kamu juga sudah menikah dengan selingkuhanmu yang hamil duluan itu. Jadi stop menggangguku," tegas Arum dengan wajah masam.
"Justru itu Arum, aku menyesal selingkuh dengan wanita dekil dan jelek itu. Aku ingin kembali sama kamu, kita rujuk ya," ucap Arka menatap lekat wajah mantan istrinya.
Johan yang tak bisa menahan emosi segera beranjak dan menyeret tubuh Arka keluar dari caffe tanpa peduli dengan pandangan aneh dari beberapa pengunjung caffe miliknya.
"Kalau mau punya bini cantik itu dimodalin, bukan dihina dan ditinggal nyari yang lain. Sekarang pergi di sini dan jangan ganggu Arum lagi!" bentak Johan setelah kedua laki-laki itu berada di luar.
"Berani kamu ngusir aku, awas aja. Aku bakal viralin caffe ini dengan kasih review buruk," ancam Arka menatap nyalang ke arah Johan.
"Terserah, yang penting jangan ganggu Arum lagi!"
"Nggak bisa, sampai kapanpun Arum akan tetap jadi milik gue."
Kalimat yang dilontarkan Arka kali ini benar-benar membuat Johan murka.
Bugh, satu pukulan mendarat sempurna di wajah Arka hingga membuat sudut bibirnya berdarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Arka muka tak tahu malu ya..
2023-08-12
0
Endang Sriwiyati
Menunjukkan Arkan seorang lelaki yang Tidak pantas dicintai karna dia tidak pernah menghargai Cinta
2023-06-13
1
Merry Dara santika
wah parah nie arkan. waktu jelek di hina. sekarang Sudah cantik di Puji
2023-05-21
1