Bab 18

Yuan memberikan Tissue pada Sindy dan juga pada Ayana yang duduk di belakang setelah memarkir mobilnya di parkiran cafe.

Yuan terenyuh melihat airmata dua wanita yang baru menjadi temannya ini.

"Apa Sindy juga pernah patah hati karena laki-laki brengs**. Oh Tuhaaan, kenapa aku tak bertemu dengan  mereka sebelum hati mereka di sakiti. Ingin rasanya aku memeluk mereka,menenangkan hati mereka, namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Mereka tak bisa aku sentuh. Aku hanya bisa melihat luka di hati mereka melalui airmata mereka, Tuhaaan, bantu aku menyejukkan hati mereka yang sedang sedih ini" batin Yuan saat memandang wajah sedih Sindy.

"Aku berharap, kamu tak lagi mengingat laki-laki itu, karena aku cemburu" ujar Yuan, membuat Sindy terkesima. Menatap Yuan tak percaya dengan apa yang ia dengar.

Ayana mendengar itu mengulum senyum, merasa ikut bahagia dan berharap Yuan segera mengutarakan perasaannya.

Ayana sangat ingin melihat Sindy kembali bahagia seperti dulu.

Hari itu mereka habiskan untuk berkeliling kota dan berbelanja. Yuan senantiasa menemani mereka, bahakan bersedia jadi tukang bawa belanjaan plus sopir gratis mereka. Yuan mengantar Ayana dan Sindy kembali ke rumah dan setelah itu, Yuan kembali ke Beijing.

Ayana menertawakan Sindy dan Yuan yang terlihat salah tingkah saat Yuan berpamitan pada Sindy, Yuan menggenggam tangan Sindy ingin menciumnya. Namun tak jadi, karena Ayana berdehem memperingati agar tidak terlalu jauh.

"Ehm! bukan muhriiim!" ujar Ayana saat Yuan mau mencium Sindy dengan suara yang di buat seolah olah suara laki-laki.

Sindy dan Yuan segera melepaskan genggaman tangan mereka, lalu masing-masing berbalik memunggungi lalu berhadapan lagi seraya meremas tangan masing-masing, dan Yuan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Yuan berlari ke mobil seraya melambaikan tangan. "Aku pulang dulu ya, sampai jumpa lagi" ujar Yuan dengan senyum manis di wajahnya.

Degup jantung Sindy terdengar sangat kencang saat Yuan memberikan ciuman jarak jauh untuknya.

Saat mobil Yuan sudah melaju menjauh dari rumah mereka, Ayana tertawa ngakak melihat Sindy sudah meleyot kelantai seraya memegang dadanya.

"Ayana! bawa aku ke rumah sakit, jantung aku berdegup terlalu kencang. Aku sepertinya  sudah mabuk sama senyum manis Yuan" ujar Sindy yang masih duduk di lantai.

"Sepertinya kamu overdosis sama ketampanan Yuan, ini perlu aku panggilkan dokter cinta, Zhou Yun" ujar Ayana seraya ngakak, ikut terduduk di lantai.

"Pipimu tak perlu pakai pemerah pipi dah, cukup berikan senyum Yuan, auto merah ini pipi" ujar Ayana seraya menowel pipi Sindy.

Sindy dan Ayana melanjutkan canda tawa mereka di dalam rumah mereka.

****

Enam bulan sudah Ayana dan Sindy tinggal di Singapura, dan selama enam bulan ini pula Amir berusaha mendekati Sindy dengan bermacam cara ia usahakan.

Sindy memang sudah menaruh hati pada Amir, namun Sindy masih betah menjomblo sampai saat ini.

Tiga bulan Yang lalu, Ayana dan Sindy sudah pindah ke rumah yang sudah di renovasi. Mereka betah tinggal berdua saja di rumah itu.

Dan Yuan pun sudah mengunjungi Sindy dan Yana dua bulan yang lalu.

Saat Sindy sudah terlelap tidur dalam kamarnya, Ayana justru masih belum bisa memejamkan matanya. Hari ini ulang tahun Riyan, dan biasanya Ayana akan menunggu waktu berganti dan menghubunginya melalui telepon dan mengucapkan selamat ulang tahun melalu telepon.

Saat ini, Riyan sudah kembali pada Yezline, dan sudah berbaikan kembali. Ayana turut senang namun malam ini entah mengapa Ayana kembali teringat akan Riyan. Apa lagi Riyan ber ulang tahun sesaat lagi.

"Happy birthday, my lovely" ucap batin Ayana.. Tanpa terasa airmata nya jatuh berderai setelah kalimat itu terlintas dalam benaknya.

Ayana menutup wajahnya dengan bantal kepala, dan berteriak melepaskan rindu yang membuncah dalam dadanya.

"Dia bukan untukku, dia bukan milikku, tapi milik orang lain" gumam Ayana setelah berteriak. "Ya Allah, bantu aku melepaskan dia, karena dia bukan untukku" lirih batin Ayana dalam kesedihannya.

Ayana memeluk boneka beruang kecil pemberian Riyan yang ia simpan hingga kini. Tak ada yang tau kalau itu pemberian Riyan yang paling ia sayangi.

Hati Ayana begitu sakit saat mengingat orang yang dulu menjanjikannya sejuta cinta, kini justru menghina ketulusan cintanya dengan menyebut cinta yang Ayana berikan hanyalah Obsesi.

Sakitnya lagi, Riyan dengan mudahnya mengatakan kalau tidak mau meninggalkan Yezline , karena Yezline akan terluka jika Riyan memilih kembali pada Ayana.

Lima tahun menjalin kasih dengan Ayana, namun Riyan tak merasa sedih mengucapkan kalimat menyakitkan pada Ayana. Sedikitpun Riyan tak terfikir kan kalau Ayana lah disini yang terluka, bukan Yezline ataupun dia.

Riyan hanya memikirkan perasaan Yezline, namun bagaimana dengan perasaan Ayana yang di selingkuhinya. Tidak kah ia memikirkannya, setidaknya jangan melempar kesalahan pada Ayana jika tak sanggup memohon maaf pada Ayana. Namun semua telah terjadi, kini Ayana berusaha bangkit dari dari kekecewaannya dan melupakan Riyan.

Walau Ayana sudah berusaha melupakan Riyan. Namun, Ayana sukar menghapus setiap kenangan yang begitu membekas dalam ingatannya tentang Riyan.

Ayana masih sering teringat dengan Riyan, namun tak berlarut-larut dalam perasaan sedih dan sakit hatinya. Ayana mengusir sedihnya dengan menyibukkan dirinya dengan kerja dan menonton video K-Pop ataupun Film komedi.

Bahkan tidak lama lagi, Ayana dan Sindy akan terbang ke Korea untuk nonton langsung Boyband K-Pop. Semua boyband ternama asal Korsel akan tampil selama tiga hari berturut-turut. Neyna, Ulfa dan Keyla akan ikut ke Korea untuk nonton para Idol tampil di Festival music Korea Selatan.

****

Pagi harinya, Ayana sudah sibuk bermain dengan teflon dan panci.

Sindy duduk di kursi menunggu Ayana menyajikan sarapan pagi.

"Selamat makan" seru Ayana setelah menyajikan dua gelas susu coklat, dan telur mata sapi serta dua potong roti di setiap piring sarapan mereka, pagi ini.

"Terimakasih Nona cantik! lain kali aku saja yang masak ya. Kasihan kuping tetangga kita. Rusak gara-gara Aya bergaduh dengan penghuni dapur ini" ujar Sindy seraya tertawa.

"Tidak usah, aku saja yang masak. Aku justru kasihan dengan panci dan kuali kalau Sindy yang masak. Dapur serasa ada kebakaran, berasap!" ujar Ayana seraya tertawa di ikuti Sindy juga ikut tertawa.

"Ay, bagaimana kalau sebelum kita berangkat ke Korea, kita ke Beijing saja dulu, berlibur kesana. Yuan dan Yun mengundang kita kesana, Yun rindu sama kamu katanya" ujar Sindy sembari mengunyah suapan terakhir sarapan paginya.

"Oh iya, dia dah selesai belum ya syuting filmnya" tanya Ayana sambil mencuci piring.

"Alhamdulillah sudah selesai katanya dan kemarin dia DM aku dan mengabari kalau dia akan konser di Beijing, kota kelahirannya" ujar Sindy seraya membantu Ayana membereskan dapur.

"Ah iya! kalau ig, aku cuma open BOY K-Pop saja" ujar Ayana seraya tertawa. "Nanti aku DM dia deh, kabari kalau kita akan kesana dan minta dia jemput kita di Bandara" ujar Ayana lagi.

****

Beijing

Cuaca pagi ini sangat sejuk, membuat Sean betah bergelung dalam selimut. Hari ini tidak ada jadwal syuting dan tidak ada jadwal nyanyi atau menghadiri acara apapun. Hari ini hari libur buat Sean, terlambat bangun tak masalah untuk hari ini.

Sean sering memimpikan Ayana sejak malam itu. Irama seruling itu selalu terngiang di telinga nya.

Sean sudah pergi ke Brunai, ke Malaysia, ke Singapura bahkan sudah dua kali ke Indonesia tepatnya ke pulau tempat Sean bertemu dengan Ayana, hanya untuk mencari Ayana. Namun sampai detik ini Sean belum menemukan keberadaan Ayana.

Sean akhirnya menyerah, dan kembali ke Beijing. Karena Sean tidak tau nama Ayana, tidak tau berasal dari mana, hanya mengingat wajah Ayana.

Entah mengapa, tiba-tiba jantung Sean berdebar kencang, Sean segera bangkit dari tidurnya, beranjak menuju balkon kamar, lama dia berdiri di sana seraya memejamkan matanya. Entah kenapa Sean kembali teringat Ayana. Dan kali ini hatinya merasa bahagia, aneh memang. Tapi itulah yang terjadi.

Sean memutuskan menghubungi Yuan dan mengajak ke laut. Sean dan Yuan sangat menyukai laut, terutama surfing.

"Maaf Sean, ini aku sedang di bandara.. Jemput kawan dari Indonesia. Dan aku akan menemani mereka ke konser Yun besok malam" ujar Yuan saat menerima telepon dari Sean.

"Aaa! baiklah, aku pergi sendiri saja ke laut. Apa orang yang kamu jemput itu, sudah tiba?" tanya Sean lagi.

"Sudah, baru saja tiba. Kami akan ke hotel yang tak jauh dari rumah kamu. Ada cafe halal disana,kan? Aku berencana mengajak mereka makan disana, karena kawanku ini muslimah" ujar Yuan lagi.

"Dari Indonesian, muslimah?" gumam Sean.

Deg!

Jantung Sean berdebar lagi. "Yuan, kamu singgah ke rumahku dulu setelah itu baru mengantar mereka ke hotel" ujar Sean karena penasaran dengan kawan yang Yuan maksud.

"Ok" jawab Yuan, lalu mengakhiri teleponnya.

Ayana dan Sindy justru meminta diantar ke hotel dulu karena mereka mau shalat zhuhur.

Setiba di depan rumah Sean, Yuan turun dari mobil menjumpai Sean yang sudah berdiri di depan rumah.

Sean tak bisa melihat jelas wajah orang yang di ada dalam mobil Yuan. Karena Ayana dan Sindy menggunakan masker. Namun Sean terkesima menatap mata salah satu wanita yang menggunakan masker itu. Mata yang tak asing baginya, dan saat beradu pandang dengan Ayana, jantung keduanya berdebar tak karuan.

Ayana segera memalingkan wajahnya, karena malu. Ayana tau itu Sean dan Ayana malu karena Sean sudah menyentuh tubuhnya.

Dan Sean adalah laki-laki pertama yang memeluknya walau sebenarnya bukan pelukan yang bagaimana. Sean hanya menggendongnya untuk menolong. Namun Ayana masih saja merasa tak enak hati dan malu pada Sean.

"Sean, mereka harus ke hotel dulu. Mau melaksanakan ibadah, kata mereka. Setelah itu aku akan bawa mereka ke cafe untuk makan, temui aku di cafe halal itu ya, aku tunggu" ujar Yuan seraya naik ke dalam mobil lagi.

"O, begitu. Baiklah, aku kesana sebentar lagi" ujar Sean dan masih memandang wanita yang membuatnya berdebar itu.

"Apa itu dia?" gumam Sean, Sean terus memandang mobil Yuan yang sudah beranjak jauh hingga menghilang dari pandangan.

Yuan mengabari Yun, kalau dia sudah menjemput Ayana dan Sindy dari bandara dan sekarang menuju ke hotel dekat rumah Sean. Kalau tidak ada halangan, besok malam mereka akan hadir ke konser Yun.

Mendengar itu, Yun sangat bahagia, Yun sudah mempersiapkan sebuah lagu khusus untuk Ayana. Yun tidak bisa menemui Ayana dan Sindy sekarang, karena dia harus benar-benar fokus pada konsernya dan persiapan segalanya. Yun akan menemui Ayana nanti setelah konser.

Terpopuler

Comments

💞Nur Cluster's🔥

💞Nur Cluster's🔥

udah dong ayana.... lupakan ryaann, sikap'mu seperti ini membuat'ku greget 😅

2023-09-15

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!