Bab 17

Sudah menjadi jadwal harian Sindy dan Ayana setiap hari minggu semenjak pindah ke Singapura, mereka menjelajahi Mall terbesar di Negara itu. Ayana sudah nangkring di atas sepeda motor pink mereka, siap meluncur menjelajahi ibu kota menuju Mall terbaik disana.

Hp Sindy berdering, ada video call dari seseorang. Ayana menepikan motornya yang baru saja hendak keluar dari halaman rumah mereka. "Yuan!" teriak Sindy saat tau siapa yang baru saja vc.  "Hai, Yuan" sapa Sindy saat melihat Yuan di layar hp. Sindy menelisik suasana di belakang Yuan yang terlihat lewat layar hp. Matanya berbinar saat mengetahui posisi Yuan saat ini.

"Yuan, kau!" ucapan Sindy terhenti seraya menutup mulutnya karena terlalu bahagia. Yuan tidak menjawab, tapi justru memperlihatkan suasana di sekitar Yuan saat ini. Yuan tidak jauh dari rumah yang mereka tempati. Sindy turun dari motor pink yang di kendarai oleh Ayana dan berlari ke jalan di depan rumah seraya melihat ke arah kanan rumah mereka.

Yuan bersandar pada mobil mewah warna hitam seraya melambaikan tangan pada Sindy yang berdiri seraya menutup mulutnya karena terlalu bahagia hingga tak kuasa menahan rasa bahagianya saat ini. Mata Sindy berkaca-kaca saat melihat senyum Yuan walau Yuan berdiri sedikit jauh di depan Sindy.

Ayana ikut keluar ke jalan mengikuti Sindy setelah memasukkan kembali sepeda motor ke dalam garasi. Ayana melihat lutut dan tangan Sindy sedikit bergetar, serta matanya yang berkaca-kaca juga senyum sebar Sindy saat melihat kehadiran Yuan membuat Ayana geli hati ingin tertawa. "Aaaa... Sindykuuu... aku turut bahagia saat melihat kamu bahagia, sobat, tapi kenapa rasanya aku ingin tertawa melihat tingkah dirimu ini. Aaa" batin Ayana saat melihat Sindy yang gemetar karena kedatangan Yuan.

Ayana membawakan minuman hangat dari dapur serta makanan ringan untuk Yuan. Setelah meletakkan nampan berisi minuman serta makanan ringan, Ayana memperhatikan Yuan dan Sindy yang masih malu-malu meong dengan pipi merah merona keduanya. Yuan juga terlihat grogi saat berbicara dengan Sindy dan sesekali mencuri pandang pada Sindy. Ayana menahan tawanya saat melihat tingkah lucu Sindy dan Yuan yang berusaha menetralkan perasaan rindu, haru serta grogi keduanya.

"Aku.. ke dapur dulu ya, mau masak air panas" ujar Ayana sambil menahan tawanya.

"Untuk apa?" tanya Sindy, bingung karena Ayana baru saja selesai membawa teh hangat untuk mereka bertiga, lalu untuk apa Ayana memasak air panas lagi.

"Ayana, tak perlu repot-repot. Sudah cukup yang ada saja, duduklah disini. Yun titip salam untuk kamu" ujar Yuan, menahan Ayana agar tidak kembali kedapur.

"Aku rasa, kalian perlu air jahe untuk menghangatkan badan. Itu kaki dan tangan kalian sedikit gemetar. Apa kalian belum makan?" ujar Ayana meledek keduanya, mendengar itu.. Sindy semakin tersipu.

"Aaa.. mana ada, aku suka menggoyangkan kakiku" ujar Yuan beralasan.

"Oo.. aku kira kalian grogi" ucap Ayana seraya mengulum senyum dan kembali duduk dekat Sindy.

"Yun titip salam untuk kamu, Aya. Dia ingin datang kesini, tapi jadwal syuting film baru membuat Yun tak bisa ikut denganku kesini. Apalagi, Yun juga sedang merilis album lagu terbarunya" ujar Yuan sambil sesekali mencuri pandang pada Sindy.

"MasyaAllah, Yun hebat ya" puji Ayana saat Yuan menceritakan tentang Yun.

"Salam juga untuk Yun, selamat dan sukses lalu" ujar Ayana menanggapi cerita Yuan. Ayana ingin menanyakan tentang Sean, namun Ayana malu, jadi urung ia tanyakan.

Sindy pamit ke dalam kamar untuk mengambil sesuatu untuk Yuan yang sudah ia persiapkan jauh jauh hari.

"Yuan, kesini dengan siapa?" tanya Ayana yang ingin tau, apa dia pergi dengan Sean atau dengan pasangannya. Ayana juga ingin tau apa Yuan sudah punya pasangan, agar Sindy tidak patah hati terlalu berat jika dari sekarang Sindy tau tentang Yuan.

"Aku kesini sendirian, karena.." Yuan menjeda kalimatnya, karena Sindy sudah keluar dari kamar sambil membawa paper bag dan meletakkan disampingnya.

"Karena apa?" tanya Ayana, penasaran. "Ayo katakan, kalau kamu merindukan seseorang, dan orang itu ada disini. Sindy" ujar batin Ayana bersemangat dengan mata berbinar menunggu jawaban Yuan.

"Karena seseorang ada di Negara ini" ujar Yuan lagi.

"Tak tertolong..!!" desah batin Ayana.

"Kenapa tidak jujur aja sih, kalau kamu suka sama Sindy.. andai saja kamu tau kalau Sindy di incar cowok lain yang nggak kalah ganteng dari kamu, kalau kamu nggak gercep.. kamu akan kehilangan Sindyku" Ayana membatin, gemes sama Yuan.

"Oo.. aku kira, kamu kesini karena ada yang di rindukan" ucap Ayana seraya melirik Sindy yang duduk di sebelahnya. "Iya, aku kesini memang karena merindukan seseorang" ujar Yuan seraya melihat ke arah Sindy yang sedang memandangnya dengan tatapan sejuta makna.

" Ooo.. karena merindukan seseorang, pacar?" tanya Sindy yang juga penasaran.

"Bukan, tapi.. seseorang yang ingin aku jadikan pendamping hidup, tapi nggak tau apa dia mau apa tidak dengan aku" ujar Yuan sambil membenarkan duduknya.

"Wow.. mantap!, cepatlah lamar.. semoga kamu nggak keduluan orang lain, karena.. cowok-cowok disini selain tajir juga tampan" ujar Ayana bersemangat seraya tertawa.

"Aku sedang berusaha mendekatinya" ujar Yuan sambil tersenyum pada Sindy. Senyum Yuan benar-benar manis, membuat Sindy seakan tenggelam kedalam sungai madu manisnya senyum Yuan.

Sindy meremas tangan Ayana, jantung Sindy berdebar kencang saat memandang wajah dan senyum Yuan. 

"MasyaAllah, sungguh indah makhluk ciptaan-Mu. Apakah boleh aku memintanya untukku satu, dia terlalu indah untukku pandang.. tapi aku tak tau untuk siapa ia Engkau ciptakan, tapi.. bila dia bukan untukku, maka ubah dia jadi milikku.. Ehh.. Astagfirullah.. aku ralat Ya Allah.. lapangkan dadaku untuk melepasnya" ucap batin Sindy saat memuji ketampanan Yuan lalu menutup wajahnya yang bersemu merah karena ketahuan Ayana sedang memandang Yuan.

Sindy dan Ayana akhirnya keluar jalan-jalan keliling kota menggunakan mobil Yuan. Ayana berasa jadi obat nyamuk, duduk di belakang sendirian. Yuan yang nyetir mobil, Sindy duduk di sebelahnya.

Ayana menghubungi para sahabatnya yang ada di Indonesia. Neyna menceritakan banyak hal yang terjadi semenjak Ayana dan Sindy pindah kerja ke Singapura. Sesekali Ayana mengusap air matanya saat mendengar berita tentang Yezline juga Riyan yang terus mencari keberadaan Ayana. Ada luka dalam dada Ayana yang belum sembuh, ada rasa sakit yang masih terasa menyiksa, masih ada cinta dalam hatinya untuk Riyan yang belum hilang.

Yuan dan Sindy melihat Ayana mengusap air mata yang jatuh di pipinya. Sindy ikut merasa sedih melihat sahabatnya menangis.

"Kalau boleh tau, apa penyebab putusnya hubungan Ayana dan pacarnya" bisik Yuan pada Sindy sambil terus menyetir.

"Mantan" ralat Sindy.

"Mantannya buta, tidak bisa membedakan mana berlian mana kaca, dan sekarang baru menyesalinya setelah dia menghancurkan hati sahabatku" ujar Sindy, geram saat mengenang rasa sakit hati Ayana akibat penghianatan Riyan. Sindy menceritakan semua pada Yuan. Ayana menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil seraya memandang keluar jendela.

"Ayana sangat cantik, laki-laki bodoh itu tidak layak untukmu Ayana. Banyak laki-laki lain yang pantas untuk kamu, jangan menangisi laki-laki itu lagi" ujar Yuan yang ikut geram mendengar kisah cinta Ayana.

"Kami, mengalami nasib yang sama.. karena itu" Sindy tak melanjutkan lagi kata-katanya. Memalingkan wajahnya jendela, air matanya tiba-tiba jatuh berderai.. teringat saat terakhir ia bertemu dengan mantan pacarnya di sebuah acara pernikahan teman satu sekolahnya. Ya.. Mantan pacar Sindy menikah dengan kawan dekat Sindy semasa SMA. Rasa sakit itu masih terasa sakit bila kenangan paling menyakitkan itu terlintas dalam ingatan.

Sindy menghadiri pesta pernikahan teman lamanya bersama Ayana dan Neyna juga Keyla dan Ulfa. Mereka menerima undangan pernikahan dari pengantin wanita yang notabene adalah teman SMA mereka. Nama pengantin prianya mirip dengan nama pacar dari Sindy, namun mereka tidak curiga dengan pacar Sindy karena namanya lumrah dipakai di Indonesia. Namun.. foto yang terpajang di gerbang Gedung pernikahan itu membuat Sidny dan para sahabatnya shock.

Ayana masih ingat, Sindy melangkah masuk kedalam gedung dengan langkah gontai. Berharap.. pengantin prianya bukanlah Fikram prayoga pacarnya juga calon suaminya yang baru seminggu yang lalu Fikram menyentuhnya. Sebagai seorang wanita muslimah, Sindy tau ciuman itu termasuk dosa besar. Namun Fikram memaksanya, Fikram meragukan cinta Sindy jika Sindy tidak mau memberikan ciuman pertamanya untuk Fikram.

Sindy terpaksa menyerahkan ciuman pertamanya untuk Fikram walau dengan hati yang hancur sebagai bukti cintanya hanya untuk Fikram. Dan Fikram berjanji akan segera melamar Sindy pada kedua orangtua Sindy seminggu setelah malam itu.

Sindy mendatangi pelaminan, melihat dengan jelas siapa pengantin pria. Dan betapa hancur hati Sindy saat melihat Fikram Prayoga pacarnyalah yang menjadi pengantin pria.

Hati Sindy luluh lantak saat menatap wajah laki-laki yang sangat ia cintai, kini berdiri di pelaminan sebagai suami orang lain.

Ingin rasanya ia menjerit, menangis saat itu untuk menumpahkan rasa sakit hatinya, namun... Sindy menjaga harga diri juga perasaan Sahira, temannya sebagai pengantin yang tidak tau apa-apa soal hubungan Fikram dan Sindy. Fikram melarang Sindy memberitaukan orang lain soal hubungan mereka, karena Fikram dikenal sebagai pria terhormat di kota itu.

Sindy mengucapkan doa dan restunya untuk mereka. Airmata Sindy tumpah saat memeluk Sahira.

"Selamat menempuh hidup barus, temanku Sahira. Doa dan restuku mengiringi hari bahagiamu" bisik Sindy seraya memeluk Sahira. Fikram yang terkejut melihat kedatangan Sindy dan sahabatnya, tak berkutik saat Sindy melewatinya tanpa menyalaminya begitupun dengan Ayana dan yang lainnya. Mereka hanya bersalaman dan memeluk para orang tua pengantin dan juga Sahira.

Mereka membawa Sindy yang terlihat tegar namun sebenarnya sangat hancur, mereka keluar gedung pernikahan dengan perasaan masing-masing.

Hari yang menyedihkan itu menyatukan mereka dalam satu momen indah. Mereka berlibur ke  Negara yang kebetulan sedang ada Konser K-Pop idola mereka. Disanalah pertama kali member Boy melihat Ayana dan sahabat-sahabatnya, moment yang membuat mereka juga mencari keberadaan Para Istri ini.

Sebutan untuk fans BOY ini adalah PARA ISTRI.

Terpopuler

Comments

Sehrazat

Sehrazat

😢

2023-11-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!