Bab 16

Setelah tiga sekawan itu keluar, ruangan jadi hening. "Pergi juga tu nenek sihir" ujar Sindy seraya bangkit dari kursi kebanggaan Amir dan duduk di sofa di samping Ayana.

Amir tersenyum pada Bagas dan mengirim pesan WhatsApp atau WA.

"Calon ISTRI loh, bukan rekan kerja biasa" Amir mengirim pesan dan langsung di balas sama Bagas.

"Sudah di buka jalan, jangan lama-lama, segera bungkus Bos" balas Bagas.

"Aku akan melamar Sindy, sepulang Papa dari Belgia" balas Amir lagi.

"Kenapa tidak sepulang kerja saja sih, Bos. Kalau Nona Sindy mengelak, aku bisa jadi saksi untuk menguatkan Bos " balas Bagas menyemangati.

"Kalau kamu sudah menikah, aku juga bisa segera cari calon istri, kalau kamu belum menikah jangankan cari calon istri, cari pacar aja tidak sempat. Apalagi menikah, bisa-bisa aku jadi bujang lapuk" Batin Bagas yang prihatin pada masa depannya.

"Ok!" ucap Amir semangat saat membaca balasan wa Bagas.

Setelah membahas masalah kerjaan dengan Ayana dan Sindy, Amir semakin yakin dengan keputusannya menikahi Sindy. Amir benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.

Ayana memperhatikan setiap tingkah keduanya, Ayana bisa tau kalau Amir beneran jatuh cinta pada Sindy. Amir selalu curi-curi pandang pada Sindy. Dan kalau Sindy sedang fokus pada laptopnya, Amir terus saja memandangi Sindy.

Sindy terpana saat menatap mata Amir yang sedang tersenyum menatapnya.

Mereka seperti berada di dunia lain. Fokus pada mata yang di tatap, tak perduli dengan lingkungan sekitar.

Bagas memberi kode pada Ayana untuk meninggalkan ruangan bersamanya. Mereka memberi ruang pada Amir dan Sindy untuk saling mengenal, Bagas sangat yakin kalau Amir dan Sindy saling mencintai dan cocok jika bersama selamanya.

Bagas dan Ayana pelan-pelan keluar ruangan dan duduk di kantin. Menunggu panggilan dari Amir atau Sindy setelah mereka sadar dari keterpanaan dan menemukan Ayana dan Bagas sudah tidak di ruang kerja.

Sindy sadar lebih dulu, kalau Ayana dan bagas sudah keluar ruangan dan segera menghubungi Ayana yang sedang menyeruput jus buah dingin di kantin kantor bersama Bagas.

"Aku berharap, Nona Sindy benar-benar menikah dengan Amir, aku capek jomblo terus nggak sempat cari pasangan karena Bos jomblo itu" ujar Bagas mengeluh sama Ayana.

"Berdoa saja semoga mereka berjodoh, tapi kalau Amir menyakiti Sindy, maka aku akan membanting Amir dari lantai atas gedung ini, kebawah" ujar Ayana seraya tertawa.

"Tenang saja, Amir pria baik dan lembut pada wanita, dia juga sangat menghargai wanita. Amir tidak pernah berpacaran keculi dulu sekali, itupun semasa SMA, masih di hitung cinta monyetlah dengan Lin ning, bukan cinta sejati. Hati Amir beneran sangat baik, memecat Lin ning saja dia tidak tega, padahal Lin ning sudah menyakitinya dan mengganggunya dalam bekerja. Amir masih menghargai Joan teman kami yang sudah kepincut sama Lin ning" ujar Bagas panjang lebar menjelaskan tentang Amir sebaik mungkin, berharap Ayana bisa membantunya menjodohkan Amir dan Sindy. Itu sedikit banyak untuk membatunya lepas dari plakat jomblo akut.

"Kamu terlalu memuji Amir, seperti salesman yang sedang menjual produknya" ujar Ayana seraya tertawa geli melihat tingkah Bagas yang sangat bersemangat mempromosiakan Amir. "Benar juga ya.." Bagas menyadari hal itu dan tertawa terbahak-bahak.

Lagi Asyik bergosip, hp Ayana berdering.

"Eh, sudah ada yang sadar kalau kita sudah tidak di ruang" ujar Ayana sembari berlari meninggalkan Bagas di sana menuju ke lift. Setelah membayar makanan dan minuman, Bagas menyusul Ayana naik ke atas.

Ayana dan Bagas ngos-ngosan kelelahan berlari menyusuri lorong menuju ruang kerja Amir yang jauh dari posisi kantin kantor.

"Kalian dari mana?" tanya Sindy saat melihat sahabatnya kelelahan begitu juga dengan Bagas yang berkeringat seperti habis lari maraton.

"Dari kantin" Jawab Ayana, dengan nafas yang masih ngos-ngosan .

"Ada yang bisa kami bantu, Bos?" tanya bagas saat melihat Amir sedang fokus dengan laptopnya.

"Darimana saja kamu?" tanya Amir tanpa memandang Bagas. Belum sempat Bagas menjawab, Ayana sudah menjawab lagi.

"Kami dari bawah, Bosan disini menonton siaran macet. Nggak ada pergerakan, tiba-tiba pangeran dan putri dari negri dongeng ini jadi patung" ujar Ayana seraya merebahkan diri di sofa besar. Capek berlarian di lorong kantor menuju ke ruang kerja Amir.

Amir dan Sindy tersipu malu, menyadari kalau tingkah mereka di perhatikan Ayana dan Bagas.

"Sudah sampai mana perkembangannya, apa masih di tahap tatap-tatapan?" bisik Ayana pada Sindy.

"Begitulah" jawab Sindy juga dengan berbisik. "Aiih, harus lebih di dorong lagi kayak nya" gumam Ayana.

"Sabar! Pelan-pelan" bisik Sindy lagi pada Ayana.

"Lalu, bagaimana dengan Yuan" bisik Ayana lagi, Ayana menowel-nowel pinggang Sindy menggoda dengan lirikan meledek Sindy. Sindy menutup mulutnya menyadari kalau dia baru saja sedikit tergugah dengan ketampanan Amir. "Kenapa aku seakan sedang berselingkuh dari Yuan ya, padahal kan, Yuan dan aku kan cuma temenan, dan belum tentu juga Yuan suka sama aku.. aaa.. kok aku jadi ngerasa bersalah gini sih, aduh Yuan" batin Sindy merasa bersalah namun tak tau salahnya dimana.

"Sudah waktunya pulang, ayo kita pulang bareng saja" ujar Amir pada Ayana dan Sindy.

"Lalu bagaimana dengan motor kami?" ujar Sindy yang masih berharap besok mereka tetap ke kantor dengan motor.

"Bagas akan membawa pulang motor kalian kembali ke rumah, sekalian kita singgah ke rumah yang akan kalian tempati nanti" ujar Amir membujuk mereka agar mau pulang bareng dengannya.

"Sepertinya kak Amir tidak suka kita tinggal di rumah nya, Aya. Ini saja kita mau di bawa ke rumah yang belum kelar di perbaiki" ujar Sindy berpura-pura sedih dan seakan terusir.

"Bukan begitu, Aku hanya tidak tau cara mengajak kalian agar mau pulang bareng aku" ujar Amir, panik.

"Ah sudahlah, terima nasib" ujar Ayana seraya ngeloyor keluar dari ruang kerja di ikuti Sindy, Amir dan Bagas.

Amir benar-benar melayang saat melihat senyum Sindy yang begitu manis di matanya.

"Bisakah aku memiliki senyum indahmu itu hanya untukku, Sindy?"  batin Amir saat memandang Sindy yang berjalan di sampingnya.

Setiba di rumah, Ayana meminta izin langsung ke kamar, mau mandi dan bersiap mau buka ig. Ada live member K-Pop BOY Sindy juga tidak mau ketinggalan.

"K-Pop BOY apa an Pah?" Tanya Amir pada Papanya yang sedang sibuk dengan handphonenya.

"Singkatan, coba cari di google pasti nemu" ujar Tuan Ayyub sambil membuka laptop nya.

Amir duduk di samping Papanya, dia mengetik tulisan K-Pop BOY. Baru mengetik tulisan K-Pop saja sudah keluar BOY grup musik. Raut wajah Amir terus berubah. "Waaah! Ini saingan berat untuk anak Papa, ini. Ganteng-ganteng pula" ujar Tuan Ayyub yang ikut melihat gambar yang di tampilkan di Laptop Amir.

"Sepertinya Amir nggak ada harapan ya Pah" ujar Nyonya Vae yang muncul dengan membawa nampan berisi cemilan dan minuman sore.

"Ah, sayang sekali putra Papa yang kurang ganteng ini" ujar Tuan Ayyub sambil senyum mengejek.

"Iya, sayang sekali Amir ya Pah, kalau saja Mama nikahnya sama Oppa-oppa Korea, Amir pasti lebih ganteng dari mereka. Secara kan Mama paling cantik se Asia" ujar Amir membalikkan ledekan Papanya.

"Maksudmu, Papa nggak ganteng, gitu?" sungut Tuan Ayyub, nggak siap ngebayangin istrinya nikah sama orang lain. Cemburu walau hanya candaan anak sendiri.

"Papa duluan bilang Amir kurang ganteng! Kan Amir turunan dari Papa juga" sungut Amir merajuk.

"Di mata Mama, Papa lah yang paling ganteng. Kalau Papa nggak ganteng, mana mungkin Mama mau menikah sama Papa" ujar Nyonya Vae yang duduk seraya bersandar di bahu Suaminya.

"Cinta itu tidak di ukur dari cantik dan tampan, sayang. Cinta itu tumbuh dari saling mengerti dan memahami. Cinta itu berasal darin-Nya, maka mintalah Pada-Nya. Sindy dan Ayana adalah gadis yang baik, mereka hanya penggemar grup boyband K-Pop BOY bukan benar-benar mengharapkan member K-Pop itu jadi pasangan hidup mereka. Mereka tau batasan diri, tau aturan hukum, tau tatakrama. Kamu harus mengenali siapa Sindy lebih dalam lagi, baru bisa kamu putuskan mau menikah atau menjadikannya sebagai adikmu" Nyonya Vae menasehati Amir yang duduk di sampingnya.

"Benar kata Mama kamu, Amir. Sindy dan Ayana itu adalah wanita muslimah, sekalipun saingan kamu berat, tapi percayalah, Sindy dan Ayana hanya akan menikah dengan Pria se iman, dan kamu punya itu. Sementara sainganmu berbeda dengan mereka" ujar Tuan Ayyub menyemangati Amir.

Amir yang tadinya sudah down, kembali bersemangat.

"Langkah, Rezeki, Pertemuan atau Jodoh dan Maut itu sudah di tulis sejak kita di ciptakan. Hanya Doa yang bisa mengubah semua itu. Jadi, ayo kita berdoa pada-Nya meminta hal yang baik bagi orang lain. Eh kenapa doa kebaikan untuk orang lain, ya karena apa yang kita pinta untuk orang lain, doa itu akan berbalik pada kita.

Ibarat menunjuk orang dengan satu jari, empat jari yang lainnya justru menunjuk diri kita sendiri. Jadi jangan pernah menyalahkan orang lain, jangan pernah menjelekan orang lain karena kesalahan dan kejelekan itu akan berbalik pada kita." ujar Nyonya Vae sambil menepuk-nepuk pelan pundak putranya.

"Eh.. Tapi kita tidak tau masa depan seseorang. Mana tau mereka memang se iman dengan kita kan.. Terus Sindy dan Ayana berjodoh dengan mereka, secara Ayana dan Sindy secantik dewi kayangan. Alamat Amir tak kan dapat meraih Sindy" ujar Nyonya Vae seraya mengulum senyum melirik putranya yang yang berwajah pias.

"Aaaah.. Mama.. Kata-kata adalah doa loh Ma" ujar Amir jengkel seraya bangkit dari Sofa dan ngeloyor pergi.

"Doa Mama baik buat mereka nak, doa yang membawa mereka ke jalan yang benar" ujar Nyonya Vae seraya tertawa, senang ngerjain Putra sulungnya itu.

"Au ah.. Gelap!" teriak Amir dari jauh.

"Eee.. Malah jadi serigala" ujar Nyonya Vae seraya tertawa bersama Tuan Ayyub suaminya, puas mengerjai putra sulung mereka.

Terpopuler

Comments

Sehrazat

Sehrazat

Awas, ntar patah hati.

2023-11-14

0

💞Nur Cluster's🔥

💞Nur Cluster's🔥

aduuhh pasti bahagia banget punya ortu akur kaya gitu 🤭

2023-09-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!