Bab 5

Neyna dan Yezline sudah pulang kerumahnya saat pagi-pagi sekali, karena Yezline ada kuliah pagi. Kini di rumah Sindy tinggal Ayana dan Sindy yang sedang sarapan, dan juga beberapa pembantu di rumah Sindy.

Pagi-pagi sekali Riyan sudah datang sambil menenteng kue kesukaan Yezline, yang dijual tidak jauh dari rumah Riyan.

Riyan mengira Yezline masih di rumah Sindy. Saat memasuki ruang makan, betapa terkejutnya dia saat dia lihat Ayana yang sedang sarapan bersama Sindy. Mata sembab Sindy juga Ayana terlihat jelas kalau mereka habis menangis.

Kedatangan Riyan di acuhkan oleh Ayana juga Sindy. Setelah sarapan, Ayana segera beranjak ke kamar, begitu juga dengan Sindy. Riyan memanggil Ayana saat Ayana akan naik ke lantai atas.

"Aku rasa, aku harus bicarakan ini dengan Riyan, segera " Batin Ayana. Walau hatinya sakit,dia harus mendengar langsung dari Riyan.

"Ay, semalam aku juga kesini. Tapi aku tidak melihat kamu, kapan kamu sampai?" tanya Riyan seraya menatap mata Ayana.

"Aku sudah tiba disini sebelum Yezline dan Neyna datang" jawab Ayana dengan wajah datar. Hati Ayana bergemuruh, ingin rasanya ia berteriak sekuat tenaga menumpahkan rasa sakit dan pedih hatinya.

Namun ia tahan, ini rumah orang. Riyan tertegun mendengar jawaban Ayana.

"Saat aku kemari, kau dimana?" tanya Riyan lagi.

"Di kamar atas" jawab Ayana, jujur.

"Apa ada yang ingin kamu jelaskan padaku, Riyan Al Guzhan?!" Lembut namun tegas pertanyaan Ayana.

Riyan tertunduk lemas saat mendengar pertanyaan Ayana. Dia yakin seribu persen kalau Ayana sudah melihat dan mengetahui dia berselingkuh dengan Yezline dan pasti hal yang dibicarakan di pantai itu juga sudah di dengar oleh Ayana. Atau bisa jadi Yezline sendiri yang memberitahukan pada Ayana, semalam pikirnya

Riyan tak menjawab, hanya menunduk. Riyan merasa bersalah juga takut kalau Ayana minta putus. Dan Riyan tidak mau kehilangan Ayana, namun juga tidak bisa meninggalkan Yezline karena Yezline sedang mengandung.

Melihat Riyan hanya menunduk, Sindy mengajak Ayana naik ke kamar atas.

"Keputusannya ada di kamu Ay, jika kamu memilih kembali mempertahankan hubungan kalian, aku sarankan untuk berpikir ulang. Tapi jika kamu memilih tetap bertahan pun, aku akan tetap mendukung keputusan kamu. Apapun yang terbaik untuk kamu Ay" ujar Sindy seraya memeluk sahabatnya itu.

"Sin, jika Riyan meminta maaf padaku, dan meminta kembali padaku. Salahkah jika aku memberikan kesempatan kedua pada Riyan?" Ayana meminta saran pada Sindy, Sindy lalu menggenggam tangan Ayana.

"Tidak salah, tapi sebaiknya kamu pikirkan lagi. Kalau sekali dia sudah selingkuh, bukan tidak mungkin itu akan dia ulang lagi. Tapi, kami sahabatmu akan selalu bersamamu. Jikapun Riyan tak lagi bersama kamu, ingatlah, saat sebelum bertemu dengan Riyan. Kita ceria, bahagia menjalani hari-hari kita. Yakinlah, diluar sana pasti ada laki-laki setia untuk wanita yang baik" ujar Sindy memberi semangat.

"Ah iya Ay, Ayo nonton konser K-Pop. Aldi sudah beli tiketnya untuk kita. Special for you, paling dekat dengan panggung. Lumayan buat cuci mata juga cuci otak ruwet kita" ujar Sindy lagi seraya tertawa.

"Ya, sekalian cuci dompet kan?!" jawab Ayana sembari tertawa lepas. Kalau menyangkut K-Pop, Neyna, Sindy, Keyla, Ulfa juga Ayana paling terdepan soal memburu pernak pernik yang berbau K-Pop itu. Bahkan rela terbang ke Korea demi bisa bertemu sang idola. Lebih tepatnya nonton konser, tapi tetap cuma bisa lihat dari jauh. Mereka sudah cukup bahagia walau cuma lihat dari jauh dan bernyanyi bersama grup K-Pop kesayangan mereka.

"Aku mau pulang, Pak Gun pasti dah cape menunggu ku diluar" ujar Ayana yang lagi mengompres matanya.

"Apa masih bengkak?" tanya Ayana lagi. "Sudah sedikit kempis" jawab Sindy yang juga sedang mengompres mata sendiri.

Ayana menggunakan sedikit lebih tebal make up nya untuk menutupi mata sembab akibat kebanyakan nangis.

"Aku pamit pulang ya, sampai jumpa di tempat konser" Seru Ayana saat akan masuk dalam mobilnya.

"Non" Panggil Pak Gunawan seraya menyunggingkan senyumnya. Ayana langsung menyunggingkan senyum manisnya pada Pak Gunawan yang sudah ia sebagi Pamannya. Pak Gun senang melihat Ayana bahagia. Ibarat seorang Ayah yang selalu ingin anaknya bahagia.

"Ok, ayo jalan Pak Gun" ujar Ayana sambil memasangkan seatbelt. "Siap, Nona!" ujar pak Gun penuh semangat.

****

Setiba di rumah, Ayana segera menuju ke kamarnya. Setelah selesai berganti pakaian, Ayana menunggu Riyan datang sambil mendengarkan musik. Hampir satu jam Ayana menunggu, namun Riyan tak kunjung datang.Tadi, saat Ayana dan Pak Gun baru keluar dari rumah Sindy, Riyan mengajak Ayana keluar dengannya. Dan akan dijemput jam 14:30. Tapi Sekarang sudah jam 15:28. Ayana bangkit dari sofa hendak kembali ke kamarnya.

"Non, ada tamu" ujar Bik Ida. Ayana melihat tamu yang dimaksud Bik Ida.

"Cari siapa?" tanya Ayana pada seorang gadis hitam manis, dengan gaya aneh. Aneh cara pakai jilbabnya. Pakai jilbab tapi rambut poni dikeluarin, baju kaus ketat dan celana jeans yang super ketat.

"Hai, kenalkan aku Agustina. Kamu Ayana, kan?" tak menjawab pertanyaan Ayana tapi justru memperkenalkan diri.

"Iya" jawab Ayana singkat, masih menunggu maksud si Agus ini datang ke rumahnya. Tanpa dipersilahkan, Agustina langsung duduk di kursi yang ada di teras depan sambil menyilang kaki, dan duduk sedikit miring.

"Aku pacarnya mas Riyan, dan aku sedang mengandung anaknya" ujar Agustina seraya mengelus perutnya yang terlihat sedikit berisi. Jika kamu tidak percaya, silahkan tanya pada Riyan" ujarnya lagi. Namun Ayana tidak menggubrisnya.

"Agustina, Aku tak ingin tau hal hubungan kamu dengan Riyan. Aku paham, kita sama-sama perempuan dan berharap yang terbaik untuk kamu dan Bayi kamu. Kamu kan lagi hamil, jangan pakai pakaian yang terlalu ketat, kasihan bayi kamu. Jadi jaga kesehatan kamu dan Bayi kamu ya, semoga persalinannya lancar dan kalian sehat" ujar Ayana, tak peduli siapa Agustina. Saling mengingatkan dan memaafkan itu lebih baik, pikir Ayana. Tak menaruh rasa benci pada Agustina.

Mendapat nasehat itu, Agustina merasa bersalah pada Ayana. Namun misi haru tetap jalan.

"Aku harap kamu jangan dekati Riyan lagi, dia sudah lama bosan dengan kamu. Jangan paksa dia menikahi kamu, dia sudah tidak mencintai kamu" ujar Agustina pada Ayana, lalu bangkit dan meninggalkan Ayana yang masih terdiam mencerna kata-kata wanita itu.

"Jadi, dia kah wanita yang menghubungi Riyan kemarin siang saat di pantai itu" gumam Ayana sambil memegang dada yang terasa nyeri. Sedih, sesal, kecewa pada Riyan namun hatinya masih mencintainya. Bahkan lebih besar cinta daripada benci. Cinta yang teramat dalam.

"Betapa bobroknya akhlak manusia sekarang, tak malu hamil di luar nikah. Bahkan bangga mengakui kalau dia sedang hamil anak dari laki-laki yang bukan suaminya. Dan belum tentu mau bertanggung jawab. Astagfirullah!" batin Ayana, tak habis pikir dengan kelakuan manusia yang sudah putus urat malu itu.

"Semoga mereka sempat bertaubat sebelum ajal menjemputnya, Aamiin" doa Ayana untuk wanita yang baru saja menemuinya.

Setelah shalat ashar, Riyan menjemput Ayana dan membawanya ke pantai tempat Ayana sering duduk bersama Sindy dan Neyna. Namun, saat ini Riyan berjalan kearah pantai yang ada batu besar diantara pohon cemara dipinggir laut. Jauh dari cafe-cafe.

Ayana bersandar pada batu itu, sambil memandang sendu wajah Riyan, ada rasa sakit, kecewa, marah juga sedih mendera hatinya.

"Aku masih sangat mencintai kamu, sayang. Aku masih belum bisa menerima kenyataan kalau dirimu sudah mendua. Dan Aku berharap kenyataan pahit ini hanyalah mimpi buruk. Maka ku mohon sayang, bangunkan aku dari tidurku. Aku tak sanggup mengalami mimpi buruk ini. Terlalu menyakitkan, terlalu pedih sayang" Ayana tak mampu mengungkapkan isi hatinya. Tak sanggup jika sekarang Riyan meninggalkannya dan memilih salah satu wanita itu.

"Riyan, tidak cukupkah aku saja sebagai kekasihmu? kenapa ada Yezline dan Agustina. Apa kurangnya aku dimata mu Riyan?" ujar Ayana pada akhirnya. Riyan yang asik dengan handphonenya sedari tadi, sekilas menoleh pada Ayana kemudian memasukkan handphone kedalam saku celananya.

"Masih ada kah cinta di hatimu untukku? walau hanya sedikit saja?" tanya Ayana seraya beranjak mendekati Riyan. Namun Riyan beranjak menjauh.

"Masih, tapi maaf Ayana. Aku aku akui aku sudah selingkuh dengan Yezline. Aku akui, aku salah. Tapi kamu juga salah, Ay. Kamu yang membuat aku menjauh, kamu tidak bisa mengerti kemauanku. Sekarang, aku lebih bahagia dan nyaman dengan dia. Aku harap kamu mengerti. Jika kamu ingin tetap bersama aku, bersabarlah. Jangan memaksakan kehendak" ujar Riyan, tanpa memandang Ayana.

"Riyan" Lirih Ayana.

"Sebegitu cinta kah kamu pada dia, sampai kamu tega menyakiti hatiku?,Kau yang memohon padaku untuk membuka hatiku untukmu. Apa kau lupa? Dan apa ini, setelah sekian lama bersama, kau bilang kau sangat mencintai dia yang baru kau kenal? Apa kamu tak pernah bahagia saat bersama aku?. Jika ia, kenapa tak sedari dulu kau katakan. Sekarang kamu meminta aku bersabar sampai kalian berpisah?, Riyan.. " Jerit batin Ayana, ia berusaha menahan air matanya agar tak jatuh dihadapan Riyan saat ini.

"Ayana, aku mohon sama kamu! Jangan menekan Yezline lagi, dia tidak bersalah. Semua ini terjadi, juga karena kamu. Kamu yang nggak pernah mengerti aku. Kalau saja kamu mau bersabar, hubungan kita akan baik-baik saja. Tolong jangan mengancam Yezline! Harusnya kamu mengerti dia, bukan menyalahkannya. Aku bahagia semenjak bersama dia. Jadi tolong jangan sakiti Yezline. Dan jangan kirim pesan macam-macam sama dia, kasihan dia" ujar Riyan tanpa memandang Ayana. Riyan berbicara sambil memandang laut dengan nada emosi.

"Maksudmu apa, Riyan?, pesan apa?" ujar Ayana dengan suara bergetar menahan tangis. Kata-kata Riyan seakan menyalahkan nya atas perselingkuhannya dan seakan Ayana sudah menyakiti Yezline entah dengan apa. Ayana benar-benar bingung, juga sedih mendengar pernyataan Riyan.

Bukannya minta maaf, Riyan justru menyalahkannya.

"Cukup, Ayana! Kamu kan, yang mengirim pesan ancaman untuk Yezline. Aku nggak nyangka kamu sejahat itu. Dulu aku memang mencintai kamu. Tapi semakin kesini kamu semakin se enaknya. Bahkan kamu tega memfitnah Yezline. Kamu bukan mencintai aku, tapi kamu terobsesi padaku! Bukan cinta!" ujar Riyan, sedikit berteriak. Sambil menatap wajah Ayana dengan tatapan jijik.

"Aku tidak pernah mengirim pesan pada Yezline, apa lagi mengancamnya Riyan" ucap Ayana, lirih.

Ayana memandang wajah laki-laki yang sangat ia cintai selama ini, laki-laki yang dulu memberikan sejuta cinta dimatanya. Dulu Ayana bisa melihat cinta yang begitu besar dimata laki-laki ini. Namun, saat ini cinta sudah berganti jadi benci. Benci yang teramat sangat. Sudah tak ada cinta untuknya di hati laki-laki ini.

Riyan tak percaya dengan jawaban Ayana, Riyan bahkan tertawa sinis.

"Aku harap kamu mau mengerti dan jangan egois, ingat jangan terlalu mengejar dunia, hilangkan obsesimu itu" ucap Riyan seraya membelakangi Ayana.Tuduhan yang Riyan lontarkan benar-benar melukai hati Ayana.

Perlahan, Ayana mundur menjauh dari Riyan. Ayana berjalan dalam gerimis menyusuri tepi pantai. Sesekali ia mengusap pipinya yang basah dengan air mata juga tetesan hujan.

"Jika kau lebih bahagia dengannya, pergilah Riyan. Tapi beri aku waktu untuk melepaskan cinta ini yang telah terlanjur mengakar dalam hatiku. Aku akan menjauh seperti yang kau inginkan. Aku tak akan menjadi penghalang kebahagiaan kamu" batin Ayana, seraya menghapus setiap tetesan air mata yang membasahi pipinya.

Azan magrib mengumandang, sementara Ayana masih berada ditepi pantai duduk sendirian.

Ayana beranjak menuju Mushola yang tak jauh dari pantai itu untuk melaksanakan shalat magrib. Lalu menghubungi pak Gun, minta di jemput. Kemudian mengirim lokasi keberadaannya pada Pak Gun.

Terpopuler

Comments

虞书欣 Vííҽ🦂

虞书欣 Vííҽ🦂

hoalah udh brbuat seenaknya aj ngmong kek gt dsar laki, dilanjut makan hati kdpan ga dilanjut udh rugi, mengsedih realita khidupan nyata bnyak kek gni di tetangga🥺😭🤣

2023-12-07

0

虞书欣 Vííҽ🦂

虞书欣 Vííҽ🦂

jangaaaann🥲greget

2023-12-07

0

@🍾⃝🄷🄸🄰🅃🅄🅂✅

@🍾⃝🄷🄸🄰🅃🅄🅂✅

hayooo... mau jawab apa...

2023-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!