Bab 13

Mama Ayana melihat kelakuan tiga anak gadis itu, lalu menghampiri mereka.

"Ada apa? kenapa terlihat sangat senang?" tanya Mama Ayana.

"Ini Tante, kami habis ngerjain buaya darat" jawab Neyna sambil tertawa.

"Ngerjain Riyan, maksud kalian?" Menebak ujung pembicaraan mereka.

"Tante tau aja, siapa lagi buaya yang pantas di kerjain sama kami?" jawab Ulfa, menahan tawa. "Tante jadi kepo ni, kalian bilang apa emang, ke si buaya itu?" tanya Mama Ayana penasaran.

"Si Riyan tanya, kemana Ayana dan Sindy pergi. Kenapa hp mereka gak aktif?, Ney jawab aja, kalau Sindy dan Ayana sudah pergi bersama suami mereka. Maksud Ney, itu Tante" Jawab Neyna tertahan, merasa malu untuk menjawab. Mereka segan sama Nyonya Intan.

"Aaa.. Tante tau!, suami yang Ney maksud itu J kan?, Jimin ah , itu kan?" tebak Mama Ayana seraya tertawa terbahak-bahak.

"Iya Tante" Jawab Ney ikut tertawa ngakak.

"Kata-kata adalah doa loh Ney, Kalau Ayana senang.Tante tentu merestui asal, tau lah kan?" ujar Nyonya Intan mengingatkan.

"Iya Tante, doa kan kami juga berjodoh dengan laki-laki beriman ya Tante" ucap Ulfa seraya berhamburan memeluk Nyonya Intan.

"Aamiin" ucap Nyonya Intan sambil mengusap punggung Ulfa yang tiba-tiba jadi haru.

"Semoga kalian anak-anak Tante, mendapatkan suami sholeh, beriman, seiman dan tampan dari Korea atau dari China atau dari mana aja asal kalian saling Cinta dan menghargai satu sama lain, Aamiin" ucap Nyonya Intan lagi.

"Aamiiin" Keyla paling kenceng kalau meng amin kan perihal jodoh dari Korea.

"Tante mau ke dapur dulu, mau bantu Bik Ida masak opor ayam. Untuk lauk, makan siang kita" ucapnya seraya beranjak menuju dapur.

Kali ini hp Ulfa yang berdering "Riyan menelfon" ucap Ulfa memberitahu kan pada Neyna dan Keyla.

"Tumben kamu telfon aku, ada apa?" tanya Ulfa basa basi.

"Fa, Ayana pergi kemana?, sama siapa?" tanya Riyan to the point.

"Ayana sudah berangkat dengan suaminya tadi pagi, ada apa?, kenapa tanya -tanya bini orang sih. Ntar ketahuan istri mu, bisa gawat loh Riyan. Yang ada ntar, Ayana yang di salahkan lagi" jawab Ulfa lebih menyakitkan dari jawaban Neyna.

"Aku serius Fa, Ayana berangkat kemana sama siapa?" tanya Riyan lagi, sudah mulai kehilangan kesabaran.

"Sudah kubilang, sama suaminya!" teriak Ulfa gak kalah ngegas.

"Pagi tadi, mereka berangkat bersama Sindy dan Suaminya juga. Dibilangin masih nanya, huh!" Jawab Ulfa pura-pura emosi.

Setelah panggilan berakhir mereka kembali tertawa terbahak-bahak.

Riyan gak putus asa, segera mengemudikan mobil dan mendatangi rumah Sindy. Papa Sindy melihat kehadiran Riyan, segera masuk ke kamarnya di ikuti Mama Sindy. Malas menjawab pertanyaan Riyan, yang gak akan ada habisnya sampai dia menemukan jawaban yang dia mau. Namun, Papa Sindy bisa mendengar pembicaraan orang yang di teras. Karena Teras dan kamar tidur utama berdekatan.

"Pak Teguh, Sindy ada?" tanya Riyan sama pak teguh yang lagi sibuk sama tanamannya.

"Non Sindy sudah berangkat ke mana ya tadi, saya nggak tau Den" jawab Pak Teguh jujur. Karena memang gak ada yang di beritahukan kemana Sindy pergi.

"Tanyakan saja sama Tuan, di dalam Den. Eh, tapi Tuan jam segini tidur, Den" ujar Pak Teguh lagi.

"Aku dengar, Den sudah menikah ya, Selamat ya Den. Sama kayak Non Sindy tiba-tiba sudah punya Suami" ujar Pak Teguh selow.

Papa Sindy terbengong mendengar ucapan Pak Teguh yang mengatakan kalau Sindy sudah punya suami.

Riyan mengacak-acak rambutnya mendengar jawaban Pak Teguh seraya berjongkok di teras.

"Sindy sudah punya suami?" beo Riyan, mengulang kata-kata Pak Teguh.

"Iya Den, saya juga dengar Non Aya juga sudah punya suami. Pagi-pagi sekali Non Sindy sudah berangkat bersama Non Aya juga suaminya. Saya telat sampai tadi pagi, jadi tidak sempat bertemu sama suami Non Sindy, juga suami Non Aya." ujar Pak Teguh apa adanya.

Papa Sindy baru paham suami yang di maksud Pak Teguh itu member K-Pop. Papa Sindy menahan tawa, lucu rasanya. "Si Teguh mengira Ayana dan Sindy beneran sudah menikah. Tapi, bagus juga. si Riyan jadi nggak nanya-nanya lagi" batin Papa Sindy seraya menutup mulut menahan tawa, sembari melihat ke istrinya yang juga menahan tawanya.

Mendengar itu Riyan tak bertanya lagi, Riyan pamit pulang. Riyan melajukan mobil meninggalkan halaman rumah Sindy. Dia harus menyelesaikan masalahnya dengan Yezline. Tadi tanpa melihat siapa yang menelfon, Riyan langsung mengangkatnya dan ternyata itu telfon dari Mamanya.

****

Yezline sedang duduk di kamarnya, menunggu Riyan pulang. "Kak Riyan, kemana aja sih..., Papa mau bicara sama kak Riyan. Tadi di hubungi, sibuk terus nomornya. Kak Riyan lagi ngomong sama siapa sih" Yezline memberondong pertanyaan pada Riyan seraya bergelayut memeluk Riyan.

"Sebelum aku menemui Papa kamu, ada hal yang mau aku bicarakan sama kamu" ujar Riyan seraya melepaskan diri dari pelukan Yezline.

"Mau ngomong apa sih, kak?" Tanya Yezline dengan suara manja.

"Katakan, kamu hamil apa tidak?, kenapa kamu begitu yakin kalau yang mengancam kamu adalah Ayana?, kenapa kamu mengirim foto pernikahan kita pada Ayana?" Cecar Riyan pada Yezline.

"Aku hamil, kak! Kan Kak Riyan sudah lihat hasil usg nya. Kenapa masih gak percaya?" ujar Yezline sedikit takut melihat Riyan semarah itu.

"Kak Riyan lebih percaya perkataan kak Ayana ya kan? Kak Ayana pasti bilang Yezline nggak hamil, kan?. Kak Riyan tau kan, kalau ibu hamil merasa tertekan batinnya, bisa keguguran. Kak Ayana pasti sengaja memprovokasi Yezline agar Yezline keguguran dan kalian bisa kembali bersama tanpa harus bertanggung jawab!" ujar Yezline seraya keluar kamar sambil menangis menuju ke kamar Papanya.

Mendengar suara ribut-ribut dari kamar putrinya, Papa Yezline segera keluar kamar dengan wajah menahan amarah.

"Riyan, kau apakan Yezline sampai menangis begitu, kau tau wanita hamil tidak boleh sampai emosi, nggak boleh banyak pikiran! Kau mau anakku keguguran ya!?" hardik Papa Yezline pada Riyan, saat berhadapan dengan Riyan yang baru keluar kamar.

Mama Yezline juga keluar dari kamarnya karena keributan itu.

"Kebetulan Papa dan Mama Yezline ada disini, aku mau memberitahukan hal penting tentang putri kalian" ucap Riyan yang juga sedang emosi.

"Riyan, ada apa ini? Bisa nggak sih, bicara baik-baik! Jangan buat Yezline ketakutan sampai nangis begini, kalau sampai terjadi sesuatu pada janin yang di kandungnya, apa kau tidak akan menyesal?" ujar Mama Yezline sambil memeluk tubuh Yezline yang bergetar ketakutan.

"Kau lihat dia, sudah gemetaran begini" ucap Papa Yezline, sambil menunjuk Yezline dalam pelukan Mamanya.

"Yezline tidak akan keguguran, bahkan jika anda menendang perutnya sekarang" ujar Riyan seraya menatap Yezline dengan tatapan yang tajam menusuk.

"Apa maksud kamu bicara begitu, Riyan!?" Papa Yezline semakin marah.

"Putri anda tidak hamil, tapi dia memalsukan hasil USG. Hasil USG yang Yezline tunjukkan pada kita adalah milik kawan dia" ucap Riyan menjelaskan

"Oh, bagus kalau begitu. Tak perlu marah, kan lebih bagus tak punya anak haram" ujar Papa Yezline seakan sudah tau kalau anaknya memang tidak hamil.

"Ya, tapi Yezline menjebak aku untuk menikahinya, dan itu aku tidak terima!" teriak Riyan.

"Jadi! Kalau Yezline tidak hamil, kamu tidak akan menikahi nya, gitu? Kamu pikir putriku itu barang pinjam pakai?" ucap Papa Yezline menahan amarah, ingin sekali Papa Yezline menghantam wajah Riyan. Namun ia tahan sedati tadi.

"Kamu lebih menginginkan wanita yang sudah mengancam putriku setelah kamu nodai" ujar Papa Yezline lagi.

"Bukan Ayana pelakunya! tapi dia sendiri" tunjuk Riyan pada Yezline seraya memutar rekaman percakapan Yezline dan kawan-kawannya. Lalu meletakkan hp butut Yezline di atas meja.

"Ini hp yang dia gunakan untuk mengirim pesan ancaman ke hp dia sendiri" ujar Riyan lagi. Riyan menjatuhkan talak, setelah menjelaskan semua pada Papa dan Mama Yezline.

Papa dan Mama Yezline tak bisa kata-kata. Hanya bengong saja, shock dengan bukti yang Riyan tunjukkan.

Yezline berlutut di kaki Papanya, memohon membawa kembali Riyan padanya dan juga memohon pada Mamanya agar menolongnya membujuk Riyan.

Papa Yezline menghubungi Tuan Sherkan, meminta bantuannya untuk membujuk Riyan agar tidak menceraikan putrinya. Bahkan Papa Yezline bersedia menyerahkan Hz Hotel pada Riyan, jika Riyan mau kembali pada Yezline.

"Yezline putriku satu-satunya Pak, saya tidak mau dia terluka. Saya harap anda mengerti dan mau menolong saya, Pak" pinta Papa Yezline saat berbicara dengan Tuan Sherkan.

"Pak Hendra, Saya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga anak saya. Dia sudah besar, sudah bisa mengambil keputusannya sendiri. Dan memang dari awal hubungan antara Yezline dan Riyan saya tidak setuju. Inilah yang terjadi kalau suatu hubungan yang terlalu di paksakan" ujar Tun Sherkan tenang.

"Biar mereka tenang dulu, baru kita bicarakan bagaimana baiknya" lanjut Tuan Sherkan lagi, saat merespon permintaan Papa Yezline.

Terpopuler

Comments

Isna Wati

Isna Wati

karma itu memang ada

2023-11-28

0

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

🤣🤣🤣🤣🤣seru acting nya....

2023-11-02

0

Yonn dandels

Yonn dandels

Rasain, puas aku😎

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!