Bab 2. Pantai kenangan.

Hari ini, Ayana dan beberapa kawan dekatnya semasa di kampus mengadakan acara reunian. Lebih tepatnya, mereka berlibur dari kepenatan kerja. Berkumpul bersama teman-teman dekat adalah hal yang mengasyikan bagi Ayana.

Dan hari ini juga merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Ayana. Bagaimana tidak, sebulan sebelum acara reunian ini, Riyan sudah melamarnya. Dan rencananya setelah bertunangan, mereka akan langsung menikah.

Saat Ayana mengajak menikah, Riyan sedikit terkejut. Tak percaya dengan apa yang di dengarnya itu.

"Hah! menikah?!, apa nggak sebaiknya kita tunda dulu sampai aku siap membangun rumah untuk kita, Ay?" ujar Riyan dengan wajah terkejutnya.

"Riyan, dulu kamu sendiri yang bilang, kita akan menikah setelah lulus kuliah dan punya kerja. Sekarang kita sama-sama sudah kerja lho" ujar Ayana, mengingatkan Riyan akan janjinya.

"Ya enggak gitu juga, Ay! kita kan butuh tempat tinggal setelah menikah, nggak enak tinggal bersama ortu" Riyan memberi alasan.

"Kita menjalin hubungan sudah lima tahun, apa salahnya kita menikah. Aku enggak mau kita pacaran-pacaran lagi. Tapi jika memang kamu tidak mau menikah, baik akhiri saja hubungan kita. Aku benar-benar tidak mau pacaran lagi, Riyan. Aku mau nikah pokonya" sungut Ayana.

Riyan berpikir sejenak, lalu menghela nafas.

"Baiklah, aku janji minggu ini akan datang melamar mu" ujarnya seraya membelai pucuk kepala Ayana.

Sepulang dari kantor, seperti yang dijanjikan Riyan, Riyan datang bersama ortunya meminang Ayana kepada kedua orang tua Ayana, yaitu Paman dan Bibi Ayana. Riyan juga merupakan anak tunggal dalam keluarganya. Seperti halnya Ayana, Ayana hanya memiliki adik sepupu dari Paman dan Bibinya yang masih SMP, tapi dia tinggal di asrama pesantren. Walau jarang bertemu, Ayana sangat menyayangi satu-satunya adik sepupu yang Ayana punya.

Setelah acara lamaran, orang tua mereka menetapkan tanggal pertunangan mereka juga sekalian tanggal pernikahan mereka. Ortu Riyan enggak suka bertele-tele, kalau sudah cinta ya menikah saja. Apa lagi Riyan sudah punya kerja. Kalau soal Rumah, Ayahnya sudah menyiapkan dana untuk beli rumah jika tidak mau tinggal serumah dengan orang tua.

"Namanya juga pengantin baru, pasti maunya berdua saja" ujar Pak Sherkan Al Guzan. Disambut anggukan Paman Ayana, setuju dengan saran Papa Riyan.

Dan rencananya di acara reunian ini, Riyan akan mengumumkan pada kawan-kawan juga pada sahabatnya kalau Riyan dan Ayana akan segera bertunangan dan menikah dua bulan lagi.

Sejak dari bangun pagi, Ayana selalu tersenyum cerah secerah mentari pagi. Ayana membayangkan betapa hebohnya teman-teman juga para sahabat, saat mereka tau kalau Riyan sudah melamarnya dan akan segera menikahinya.

Sindy dan Neyna sudah lebih dulu tau, karena saat acara lamaran itu Neyna dan Sindy ada di rumah Ayana.

Saat hendak naik kedalam mobil, Ayana melihat Bik Ida berlari kearahnya sambil membawa jaket kesayangan Ayana di tangannya. Ayana tersenyum melihat Bik Ida yang susah payah berlari karena badanya sudah semakin berisi.

"Non! jaketnya ketinggalan!" teriaknya sambil berlari tergopoh-gopoh.

"Terimakasih Bik" ucap Ayana lembut seraya mengambil jaket itu lalu meletakkan di pangkuannya.

Sebenarnya Ayana sengaja tidak membawa jaket itu, karena Ayana berfikir kalau Riyan akan memberikan jaket couple yang Riyan beli kemarin.

Dia yakin, Riyan membeli jaket couple itu untuk mereka berdua. Dan akan diberikan nanti, pikirnya. Tapi dia tidak mau mengecewakan usaha Bik Ida yang susah payah berlari tadi demi bawain jaket yang Bik ida kira itu tertinggal.

Ketika tiba di tempat reunian, Ayana langsung disamperin Ulfa dan Sindy yang sudah lebih dulu tiba di sana.

"Lama banget sih Ay, datang nya. Aku sama yang lain hampir kering nungguin kamu" ujar Ulfa seraya tertawa.

"Semenit lagi kamu gak datang, Ulfa auto jadi ikan asin" ujar Sindy seraya tertawa riang. Ulfa terus manyun.

"Ayo, semua sudah datang, kecuali kamu sama tuan putri Neyna yang juga belum nongol" ujar Sindy sambil membatu Ayana membawa kotak berisi makanan.

Ulfa dan yang lainya juga ikut membantu pak Gunawan menurunkan makan dan minuman yang dibawa Ayana.

"Banyak bener makanannya, Ay. Kalau tidak habis dimakan, boleh aku bawa pulang terus aku jual lagi kan ya?" ujar Aldi seraya mengangkat kotak kue.

"Aku rasa sebelum yang lain memakannya, sudah lebih dulu kamu asingkan buat di jual lagi" ujar Vico yang turut membatu membawa minuman kaleng.

"Ntar kamu juga dapat bagian, jika mau bantu menjualnya" ujar Aldi seraya tertawa lucu.

"Tau aja!" jawab Vico, lalu ikut tertawa. Dua teman laki-laki Ayana ini memang sering melucu kalau sudah bertemu.

Ayana mencari keberadaan Riyan yang tak terlihat batang hidungnya.

"Di sana!" tunjuk Sindy.

"Tau aja kalau aku lagi nyari pujaanku" ujar Ayana seraya berlari menghampiri Riyan yang sedang menelfon seseorang.

Raut wajah Riyan terlihat pias, saat melihat Ayana ada dibelakangnya.Wajahnya terlihat kesal, juga terkejut.

"Ayana, bikin kaget saja" ucap Riyan dengan mimik terkejut.

"Sudah berapa lama kamu disitu?" tanya Riyan lagi. Riyan terlihat sangat gugup saat menanyakannya.

"Baru saja, maaf sayang, kalau aku mengejutkanmu" ujar Ayana, merasa tak enak hati dengan tatapan kesal Riyan. Akhir-akhir ini, Riyan sering bersikap aneh. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Namun Ayana selalu berfikir positif, mungkin Riyan lelah dengan kerjaannya di kantor.

Terkadang, saat kita merasa lelah dengan pekerjaan atau sedang ada masalah, tak ayal kita terbawa emosi. Dan mungkin saja Riyan sedang banyak kerjaan kantor, apa lagi tak lama lagi mereka akan menikah.

"Riyan pasti nervous" pikirnya.

Semenjak lamaran itu, Riyan berubah total. Riyan lebih sering ingkar janji dan juga sering bicara dengan nada tinggi, walau setelah itu dia minta maaf. Alasannya tetap sama, yaitu kerjaan kantor. Sebentar-sebentar harus keluar kota dan sebagainya. Seribu alasan jika sudah melakukan kesalahan dan ingkar janji.

"Oh, kirain sudah lama" gumamnya pelan.

"Kamu ada masalah kantor lagi?" tanya Ayana sambil menatap Riyan penuh selidik.

"Iya nih, banyak banget masalahnya" jawab Riyan seraya berbalik menatap laut.

"Apa perlu aku bantu?" tanya Ayana lagi, biasanya kalau Riyan ataupun Ayana sedang banyak kerjaan. Mereka akan saling bantu.

"Tidak, tidak usah. Aku bisa sendiri" jawabnya, masih dengan memandang laut. Menghindari bertatap mata dengan Ayana.

Riyan menggandeng tangan Ayana, berjalan ditepi pantai. Sesekali Riyan mencubit pipi Ayana karena gemas dengan lelucon Ayana. Dalam hati Riyan sebenarnya sedang sangat gelisah, telepon yang baru saja ia terima adalah dari Yezline. Yezline mengabarinya kalau dia positif hamil, dan meminta Riyan segera menikahinya.

Riyan yakin kalau itu bukan anaknya. Karena setiap kali mereka berhubungan, Riyan selalu menggunakan pengaman. Kecuali saat di Hz hotel itu, dia lupa menggunakan pengaman. Jika saat itu hamil, maka sekarang sudah lahir harusnya.Tapi Yezline berkilah, kalau itu bisa saja bocor.

Saat sedang berdebat dengan Yezline di telfon. Riyan mendengar suara langkah kaki dibelakangnya, dan mendapati Ayana yang sudah berdiri di sana sambil menutup mulutnya.

Riyan tidak yakin apa Ayana mendengar percakapan itu atau tidak. Tapi Ayana tidak memperlihatkan sikap marah, ataupun terkejut apalagi sedih. Wajah Ayana hanya sedikit berubah saat Riyan menanyakan sudah berapa lama dia di sana. Sudah menjadi kebiasaan Riyan, jika bicara dengan nada tinggi segera meminta maaf. Itu yang membuat Ayana merasa Riyan benar sedang ada banyak kerjaan di kantor.

Namun, apa yang ia dengar tadi itu sungguh membuatnya bertanya-tanya. Melakukan apa dan dengan siapa? Namun Ayana tak mau menambah beban Riyan dengan bertanya hal yang belum tentu seperti yang ia pikirkan. Pikiran buruk itupun ia tepis dengan mencairkan suasana tegang tadi. Ayana menceritakan tentang Aldi yang ingin menjual sisa makanan acara hari ini jika tak habis dimakan. Padahal Aldi adalah anak orang kaya di kotanya. Begitu juga dengan Vico yang sudah malang melintang di dunia perfilman. Vico sudah mendalami seni peran semenjak dari usia 15 tahun dan sekarang sudah berusia 26 tahun. Tapi belum juga berniat menikah.

Saat Ayana sedang bermain air laut dengan Riyan, Sindy mengajak mereka untuk makan siang. Karena sudah saatnya makan, dan sebentar lagi waktu shalat zhuhur tiba.

Rencana nya nanti malam mereka akan mengadakan api unggun. Bernyanyi dan berpesta di bawah sinar bulan, dan akan pulang besok pagi.Dan malam ini mereka akan menginap di penginapan yang sudah di sewa oleh Aldi untuk teman-temannya ini. Sore ini mereka akan mandi laut dan memancing ikan. Begitulah rencana awal.

Saat Ayana dan Riyan sedang makan siang bersama Sindy dan Ulfa, juga beberapa teman lainnya, Neyna datang dengan wajah kusut. Sebab Yezline merengek minta ikut berlibur bersamanya. Neyna nggak habis pikir dengan Yezline, yang slalu ikut campur dalam segala hal yang menyangkut hubungannya dengan Ayana dan Sindy.

Kemanapun Ayana pergi bersama Neyna, Yezline pasti minta ikut.

Ulfa menawarkan ikan, pada Yezline, namun Yezline menutup hidungnya dan seperti menahan muntah lalu berlari kelaut, berusaha memuntahkannya. Katanya ikan itu masih bau amis.

Dan dia mual dengan hanya melihatnya. Lalu Ulfa kembali menawarkan Ayam goreng, lagi-lagi dia menolaknya.

"Kamu dah kenapa, macam orang hamil saja!" ujar Vico, kesal dengan sikap Yezline.

Riyan yang sedang minum air, mendengar kata-kata Vico jadi terbatuk-batuk, tersedak air.

"Vico! nggak boleh gitu, kasian Yezline. Mungkin dia lagi dapet, biasanya perempuan kalau lagi dapet, hormonnya terganggu" ujar Ulfa, membela Yezline

"Pasti hasil dari merebut calon suami orang saat kota itu" Gumam Aldi, yang duduk dekat Sindy seraya melirik Riyan. Mata Sindy membulat mendengar gumaman Aldi. "Maksudmu apa?" tanya Sindy dengan berbisik pada Aldi.

"Nanti aku kasih tau" bisik Aldi pada Sindy.

Aldi sudah tidak sanggup menutupi kebusukan Riyan.

"Janji ya!" bisik Sindy lagi

"Janji nona manis" ujar Aldi mengacungkan jari kelingkingnya.

Selesai makan, Sindy buru-buru menarik Aldi menjauh dari kawan-kawannya menuju pantai.

"Hei, tunggu dulu! Jangan buru-buru, agresif sekali dirimu" ujar Aldi, tapi tetap membiarkan Sindy menariknya menjauh dari teman-temanya.

"Aldi, katakan apa yang kamu ketahui tentang Yezline?" Tanya Sindy setelah sampai di tepi laut dan sudah jauh dari semua teman-teman mereka.

"Riyan selingkuh" ucapnya singkat, dan berhasil membuat Sindy terkejut. Sindy menutup mulutnya agar tidak memaki. Sindy tidak menanyakan apa-apa lagi, dia hanya duduk di pasir dengan berjongkok.

"Lututku lemas, kau pergilah, jangan ceritakan pada siapapun" ujarnya pada Aldi. Aldi hanya mengangguk lalu berniat pergi, setelah menjawab pertanyaan Sindy.

"Kamu baik-baik saja?, perlu aku papah?" tanya Aldi, menawarkan bantuan pada Sindy. Tidak tega melihat Sindy seakan gemetar.

Kalau sedang emosi, Sindy sering gemetar.

"Tidak usah, kalau mereka tanya, bilang saja aku lagi cari kerang" ujar Sindy yang mulai meremas pasir dengan kuat karena emosi pada Riyan. Aldi melihat itu segera menahan tangan Sindy agar tidak terluka.

"Hei, hati-hati! tanganmu bisa terluka" Sergah Aldi, seraya memegang tangan Sindy yang sedikit berdarah karena terkena patahan karang atau cangkang kerang.

"Tuh kan, kubilang juga apa! berdarah jadinya" ujar Aldi lagi.

"Ayo, aku bawa kamu ke penginapan, istirahat di sana. Setelah tenang, hubungi aku, biar aku jemput" Ajak Aldi, lalu membantu Sindy berdiri.

Sindy bangkit dengan berpegangan pada tangan Aldi. Ulfa melihat ada yang aneh dengan gelagat Sindy, yang terlihat emosi saat melihat ke arahnya.

"Apa Sindy sudah tau kalau aku dan Aldi pacaran? Tapi kok dia kelihatan marah, kenapa?" batin Ulfa.

Tatapan mata Sindy benar-benar seperti mau menelan hidup-hidup orang yang ditatapnya. Sebenarnya yang Sindy lihat adalah Riyan, yang kebetulan berada dibelakang Ulfa. Yang sedang duduk dengan Yezline.

Ulfa yang merasa di tatap Sindy, bergidik ngeri. "Aduh, aku salah apa Sindy? Maaf aku belum bilang kalau aku pacaran dengan Aldi, karena aku malu mengakuinya pada kalian" bati Ulfa, seraya tersenyum pada Sindy. Merasa bersalah karena menutupi hal itu pada sahabat karibnya itu.

"Ulfa, aku mau ke penginapan. Tanganku terluka" tunjuknya. Ulfa melihat tangan Sindy yang berdarah.

"Kenapa bisa terluka?" tanya Ulfa, panik. Sindy terlihat meringis karena perih seraya mengikuti Ulfa, menuju mobil Aldi.

"Jadi, perempuan itu si Yezline?" tanya Sindy saat mereka sudah duduk dalam mobil.

"Iya" jawab Aldi, sambil terus mengemudi. Ulfa yang duduk disamping Aldi diam saja menyimak pembicaraan Sindy dan Aldi.

"Sejak kapan?" tanya Sindy lagi.

"Aku taunya sejak kami ditugaskan ke luar kota, sama Bos. Siapa sangka aku bertemu Riyan dan Yezline di sana dan mereka tidur sekamar. Awalnya Riyan menyangkalnya. Namun Reyhan kekeh mau tidur bareng Riyan malam itu. Namanya juga Yezline, baru sebentar sembunyi dikamar mandi, sudah nggak betah. Dan akhirnya Riyan mengaku kalau mereka memang berhubungan. Sempat dapat bogem mentah juga sih dari Reyhan" ujar Aldi panjang lebar.

Setiba di penginapan, Sindy menangis sejadi-jadinya. Ulfa berusaha menenangkan Sindy yang sedang emosi. Sindy dan Ulfa kembali ke pantai saat hari sudah sore, setelah mengompres matanya yang bengkak karena menangis.

Sindy menghampiri Ayana yang sedang memasukkan beberapa barang yang ia bawa dari rumah tadi pagi, di bantu Reyhan dan Keyla. Ulfa juga memutuskan pulang bersama Reyhan karena searah.

"Cuaca tidak memungkinkan untuk kita buat api unggun, malam ini. Jadi sudah diputuskan untuk kembali lebih awal. Bagi yang mau menginap di penginapan, dipersilahkan dan bagi yang mau pulang juga silahkan. Soalnya keadaan cuaca semakin tidak bersahabat" ujar Aldi pada kawan-kawannya, yang sedang bersiap-siap kembali ke mobil masing-masing.

Terpopuler

Comments

Hijrah 🤗

Hijrah 🤗

Curiga, ini cuma gula2 aja,biar Ayana manut

2024-04-29

0

🍾⃝ɪͩɴᷞᴅͧɪᷠʀᷧᴀ

🍾⃝ɪͩɴᷞᴅͧɪᷠʀᷧᴀ

berubah dapet anu dia.udahlah cari yang laen aja ay

2023-11-26

0

@@æ⃝᷍𝖒𖣤᭄²⃟ ⃟ᴳᴿˢ᭄sᷝqᷮuͤaͬd🆔™

@@æ⃝᷍𝖒𖣤᭄²⃟ ⃟ᴳᴿˢ᭄sᷝqᷮuͤaͬd🆔™

Ini pasti nemuin wanita itu deh,

2023-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!