Bab 12

Pagi-pagi sekali Neyna , Ulfa dan Keyla sudah datang ke rumah Ayana. Begitupun Sindy dan Papa, Mama Sindy juga berkumpul di rumah Ayana untuk mengantar keberangkatan Ayana dan Sindy ke Singapura.

Ayana dan Sindy juga berpamitan pada suami halu mereka, yang terpaksa di tinggalkan dalam kabar Ayana.

"Tenang saja, ada kami yang akan merawat para suami di sini" ujar Neyna sambil tertawa ngakak.

"Iya beb, serahkan tugas itu pada kami, selagi kalian jauh" ujar Keyla seraya mengangkat tangan Ulfa dan Neyna.

Mereka tertawa riang dalam kamar itu.

"Para istri BOY, Sudah waktunya berangkat" ucap Bik Ida seraya menghapus air matanya yang terharu melihat mereka.

Setiba di Bandara, Ayana kembali memeluk Bibinya sambil mendengar nasehat dan petuah dari Bibi dan kemudian memeluk Pamannya dan mendengar nasehat dari Pamannya. Lalu memeluk adik kesayangannya.

Ayana berjanji pada Paman dan Bibinya menjaga diri dan kehormatannya. Juga menjaga iman Islamnya. Karena itu jalan kebenaran yang harus dipegang hingga ajal menjemput.

Pamannya menyapa Ayyub. Yaitu calon Big bosnya Ayana nanti. Pamannya menitip Ayana selama tinggal di Singapura.

Begitu juga dengan Nyonya Intan dan Mama Sindy, mereka mengobrol banyak seperti sahabat karib.

"Mereka bertiga seperti tiga sekawan yang lama tak bertemu, padahal yang bersahabat kan kita bertiga ya, kenapa mereka yang lebih terlihat akrab l" ujar Tuan Ayyub pada para suami, menyindir tingkah lucu Istri mereka yang lagi asyik berfoto-foto bersama.

"Jangan nangis, nanti luntur bedaknya" ujar Bik Ida pada para gadis yang turut mengantar Ayana.

"Bik, jaga kesehatan ya, jangan sakit biar kuat jagain Mama Papa dan Adik Ayana" ucap Ayana seraya memeluk Bik Ida.

"Iya, Non Aya juga baik-baik di sana. Istri Jimin harus selalu terlihat cantik, demi Jimin. Jangan sedih-sedih lagi" ujar Bik Ida. Ayana kembali tertawa mendengar nasehat Bik Ida.

"Sampai jumpa lagi semuanya"ujar Ayana dan Sindy.

****

Sementara itu di rumah Yezline.

Riyan sedang berbicara dengan Aldi di telfon, tanpa sengaja menemukan amplop hasil USG milik Yezline di bawah meja dalam kamar Yezline. Ya, mereka sudah berstatus suami istri, jadi Riyan untuk sementara tinggal di rumah Yezline.

Riyan terkejut saat membaca hasil USG itu yang menunjukkan kalau Yezline tidak hamil.

"Jadi, hasil USG yang kemarin itu, milik siapa?" gumam Riyan.

Riyan membuka laci tempat Yezline meletakkan hasil USG yang sempat ia tunjukkan padanya.

"Ini! Ya Ampun! sial! Aku tidak melihat dengan teliti, hingga percaya saja dengan kebohongan Yezline" ujar Riyan, benar-benar merasa di bohongi mentah-mentah.

Riyan keluar kamar dan mencari keberadaan Yezline.

"Dimana Yezline?" tanya Riyan pada pembantu rumah Yezline.

"Nyonya muda sudah keluar bersama temannya,Tuan" jawab Bik Vera yang sedang membersihkan ruang tamu.

Riyan kembali ke kamar, menghubungi seseorang. Setelah mengetahui posisi Yezline, Riyan segera meluncur kesana. Tak butuh waktu lama, Riyan sudah tiba di sana. Pria yang sempat di hubungi Riyan, menunjukan keberadaan Yezline.

Dari jauh Riyan melihat Yezline sedang bersama teman-teman wanitanya. Tertawa bahagia sedang membahas sesuatu yang lucu.

"Apa kamu gak takut, kalau Riyan mengetahui yang sebenarnya" tanya gadis berkulit hitam manis dengan perut sedikit buncit seperti wanita hamil.

"Gampang itu, aku akan cari cara agar terkesan aku keguguran. Dan akan lebih baik lagi kalau aku bisa membuat Ayana menjadi pelaku keguguran aku" ujar Yezline sambil tertawa.

Wanita berkulit hitam manis itu mengelus perutnya.

"Kasihan bayiku, harus ber akting sebagai anak haram dari Riyan. Padahal anak si Gilang. Papa yang tak tau bertanggung jawab" ujarnya sedih.

"Agustina, kamu kan melakukannya untuk biaya bersalin kamu nanti. Kamu dapat uang dari Yezline, dan Yezline dapat merebut Riyan" ucap Stevi teman Yezline yang duduk dekat Agustina.

"Kamu tau, aku sempat gak tega melihat wajah sedih kak Ayana saat aku bilang kalau aku mengandung anak dari Riyan, jika aku di posisi kak Ayana, aku akan memukul dan menjambak wanita yang sudah merampas calon suamiku" ucap Agustina seraya menunduk.

"Tapi, aku salut sama Kak Ayana, tidak marah padaku. Dia justru menasehati aku agar tidak memakai sepatu hak tinggi, demi kesehatan aku dan bayiku. Dia sangat lembut dan baik hati" ujarnya lagi penuh sesal.

"Yezline, sudahlah. Jangan sakiti kak Ayana lagi. Kan kamu sudah mendapatkan apa yang kamu inginkan. Bahkan Riyan juga sudah kamu dapatkan, kenapa masih saja berniat menyeret kak Ayana dalam sandiwara hamil palsu mu itu" Stevi mengingatkan.

"Riyan sudah percaya kalau kak Ayana mengancam kamu, dan sudah membencinya. Sebagai teman, aku menasehati kamu, jangan diteruskan lagi ya" ujar Agustina kemudian.

"Apa sudah kamu buang, sim card itu?" tanya Stevi.

"Masih ada di kamarku, jika di perlukan lagi.. tak perlu beli baru" ujar Yezline lagi.

"Kamu gila ya! Bagaimana kalau ditemukan Riyan. Dan mengetahui kalau sms ancaman itu cuma akal-akalan kamu" geram Stevi.

"Tenanglah, Riyan gak akan tau dimana handphone keduaku. Lagi pula, handphonenya butut. Mana mau dia sentuh" jawab Yezline santai.

Riyan yang sedari tadi berdiri dibalik pohon tak jauh dari mereka, mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan dan sudah merekamnya dengan handphonenya.

Riyan segera kembali ke rumah Yezline untuk mencari handphone butut yang dimaksud Yezline tadi. Setiba di kamar, Riyan membuka semua laci dam lemari. Dan Riyan menemukan hp butut yang di maksud. Dia membaca satu persatu pesan yang di kirim dari hp butut itu ke hp Yezline.

Setelah mengetahui semua itu, Riyan meletakkan kembali hp ditempat semula. Riyan terduduk lemas di lantai kamar.

"Apa yang sudah aku lakukan pada Ayana" lirihnya. Riyan benar-benar menyesal sudah menuduh dan melukai hati Ayana.

"Pantas saja saat itu Ayana menyebut nama Agustina, aku pikir itu hanya halusinasi Ayana, ternyata Agustina suruhan Yezline , betapa bodohnya aku tidak menyadari ini" Sesalnya.

Riyan beranjak dari kamar menuju ke mobil.

Tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Riyan benar- benar menyesali apa yang sudah ia tuduhkan pada wanita sebaik Ayana.

Riyan yang mengkhianati dan menyakiti Ayana, namun tak sekalipun Ayana membalasnya.

"Adek, kau dimana?" Riyan mengirim pesan untuk Ayana dan berharap Ayana menjawabnya. Namun.. Pesannya tak terkirim, bahkan nomornya juga sudah tidak aktif.

Riyan termangu dalam mobil, menunggu jawaban dari Ayana.

Kemudian Riyan ingat, kemarin saat dia bertamu ke rumah Neyna, "Neyna bilang dia sudah pergi, tapi pergi kemana?" gumam Riyan.

Riyan segera mencari nomor Sindy dan menghubunginya. Nomor Sindy juga tidak aktif. Akhirnya dia menghubungi Neyna, walau malu.Tapi Riyan tidak mau kehilangan Ayana.

"Apa lagi?! kesayanganmu itu merajuk? sakit perut? pusing, muntah atau mau kehilangan ingatan?, Tolong jangan suruh aku merawatnya! Aku bukan babu kalian!" ujar Neyna kesal.

"Ney, aku minta maaf soal kemarin. Aku gak tau mau percaya pada siapa" ujar Riyan tertahan.

"Percaya saja pada Istrimu yang berhati mulia, yang baik hati yang selalu tersakiti oleh kami. Dan jangan percaya pada kami. Apa lagi Ayana yang jahat itu, ok..!! Tuan Rian Al Guzhan..!" Teriak Neyna yang sedang badmood.

"Ney, Ayana pergi kemana? kenapa hp tidak aktif? hp Sindy juga tidak aktif" Riyan memberanikan diri untuk bertanya.

"Aku bukan pusat informasi!!" Teriak Neyna lagi. Lalu memutuskan panggilan.

"Astagfirullah! Astagfirullah! Astagfirullah!" ucap Neyna menenangkan amarahnya seraya mengelus dadanya.

"Ampuni dosaku, Ya Allah. Aku terbawa emosi" ujarnya lagi, menyesali akan emosinya yang tak terkendali.

Riyan terduduk lesu sambil bersandar pada jok mobil.

Tiba-tiba Neyna menelfon kembali.

"Riyan, aku minta maaf. Tadi aku terbawa emosi" ujar Neyna setelah menenangkan diri.

"Iya, nggak apa-apa Ney, Memang aku yang salah" ujar Riyan menyesali.

"Riyan, bagaimanapun kamu adalah teman juga iparku sekarang ini. Aku mohon sama kamu sebagai teman yang dulu selalu baik-baik saja, tolong jangan memaksa aku untuk mengikuti kemauan kalian menjauh dari sahabat aku. Aku tak punya problem sama Ayana. Dan aku juga nggak ingin ribut dengan kalian. Aku harap kamu bisa memakluminya, aku lebih mengenal Ayana daripada kamu.

Aku melihat sendiri betapa Ayana terluka karena kamu dan Yezline. Sudah cukup kalian menyakitinya.

Jadi, aku mohon jangan tanya kemana Ayana pergi, dia sudah pergi jauh seperti yang kamu inginkan agar hidup kamu senang tak ter ganggu dengan cinta yang kau anggap obsesi itu" ujar Neyna panjang lebar.

"Maaf Neyna, aku juga menyesal dan aku baru tau kalau semua itu ulah Yezline" ujar Riyan.

"Pintu maaf kami selalu terbuka untuk kamu, tapi.. Ayana sudah pergi, dia tidak akan kembali untuk saat ini. Mungkin nanti saat Ayana sudah memiliki anak dari J" ujar Neyna lagi seraya menahan tawanya.

"Neyna, kapan Ayana pergi?" tanya Riyan lagi, berusaha mencari petunjuk kemana Ayana pergi.

"Riyan, Ayana dan Sindy sudah pergi tadi pagi bersama suaminya" ujar Neyna cuek, tak peduli dengan apa yang Riyan pikirkan.

"Suami?, maksud kamu Ney?, suami yang bagaimana?" pertanyaan Riyan membingungkan.

"Masa kamu aja yang boleh punya Istri, Ayana juga boleh dong punya suami" ujar Neyna menahan tawa, karena puas ngerjain Riyan.

"Kapan Ayana menikah?" tanya Riyan lagi, gak percaya.

"Kepo banget sih lo!, kamu nikah aja, kami nggak mau tau" ujar Neyna menyindir Riyan.

"Sayang sekali kamu tak melihatnya. Begini saja, kamu langsung saja ke rumah Ayana. Tanya ke Paman dan Tante Intan. Atau tanya sama Ulfa dan Keyla. Mereka juga ngantar tadi" ujar Neyna seraya mengakhiri panggilan teleponnya.

Rian diam menatap handphonenya, berharap Ayana membalas pesannya.

Saat hp berdering, Riyan segera mengangkatnya.

"Aya!"...

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

😒bru tau kn gmna rsa nya khilngn😓😓😓

2023-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!