Bab 11

Saat sedang menunggu sopir datang jemput. Yuan menulis sepucuk surat untuk Sindy.Yuan mengabarkan kalau dia dan dua sahabatnya harus segera kembali ke Negaranya. Yuan minta maaf karena tak sempat berpamitan secara langsung padanya. Yuan juga menuliskan nomor phone serta ig nya. Surat itu ia titipkan lewat sopir itu.

****

Pagi itu Ayana sudah terlihat bugar.

"Obat dan sup dari Yun, benar- benar ampuh" ujar Sindy seraya memasukkan sesendok bubur kacang hijau kedalam mulutnya. "Semalam, saat aku minum sup buatan Yun. Bisa-bisanya aku berpikir kalau Yun sedang memerankan, peran seorang suami yang memasak dengan penuh cinta untuk istrinya. Mana wajah Yun begitu tampan" puji Ayana seraya menggeleng-gelengkan kepala, seakan Ayana sedang memuji. Tapi juga merasa heran dengan pemikirannya sendiri.

Sindy lagi-lagi tertawa terbahak-bahak karena mimik wajah Ayana yang menggemaskan bagi dia. Sahabatnya ini emang paling bisa buat dia kering gusi. Ada aja kelakuannya yang bikin orang tertawa. Nasehat-nasehat Ayana yang slalu menenangkan, senyumnya membuat orang yang melihatnya ikut bahagia. Ayana adalah gadis yang selalu ceria, baik dengan semua orang. Dia gadis yang sangat ramah, santun, lembut juga tegas. Di tempat kerjanya, Ayana bukanlah seorang bos atau pun atasan. Dia hanya karyawan biasa. Namun karakternya itu membuat orang-orang segan padanya.

Sindy memandangi Ayana yang sedang menikmati bubur buatannya.

"Tapii.. menurutku Yuan lebih tampan" ujar Sindy yang mengungkapkan penilaiannya.

"Ah, benarkah?" ujar Ayana seraya tersenyum penuh arti. Sindy menganggu seraya tersenyum.

"Ay.." panggilnya lembut. "Ya," jawab Ayana yang sedang melahap bubur kacang hijau, pelan- pelan.

"Ayo kita cari kerja di kota lain, aku mau cari suasana baru" Ajak Sindy pada Ayana. Sindy sudah lama punya rencana bekerja di kota lain atau di negara asing. Kemampuan berbahasa inggris Sindy lumayan bagus dibandingkan Ayana. Namun bukan berarti Ayana bodoh, tapi merasa gak perlu-perlu amat bisa bahasa inggris. Lagi pula Riyan menekankan pada Ayana kalau dia dan Ayana hanya akan berlibur ke negara tetangga saja. Jikapun perlu, kan ada google translate.

Mendengar ajakan Sindy, Ayana berpikir sejenak sebelum menjawabnya. "Kemana kita akan pergi, ke kota atau ke negara mana?" Tanya Ayana kemudian.

"Ke Singapura saja" Jawab Sindy .

"Sahabat Papa yang tinggal di Singapura, beliau punya perusahaan yang bergerak di bidang property. Beberapa hari yang lalu, beliau kembali ke Indonesia, bertemu dengan Papa. Papa mendengar pembicaraan beliau dengan bawahannya tentang perekrutan karyawan baru untuk perusahaan cabang yang baru dibuka. Papa ingat kita, jadi Papa menyarankan untuk mempekerjakan kita. Lagi pula, kita cocok dengan pekerjaan itu" ujar Sindy, menjelaskan pada Ayana.

"Dan beliau setuju, jika kita mau pindah ke Singapura segera kabari beliau. Kita akan di tempatkan di perusahaan utama yang di Singapura, agar beliau bisa menjaga dan melindungi kita selama jauh dari Papa. Bagaimana menurutmu?" tanya Sindy setelah menjelaskan panjang lebar pada Ayana yang sedari tadi menyimak penjelasan dan sarannya.

"Baiklah, mari kita berpetualang ,merantau bersama seperti impian kita dulu" ujar Ayana dengan senyum lebar penuh semangat. " Apapun yang terjadi, jangan pernah menyakiti diri sendiri. Jangan ada rahasia antara kita. " ujar Sindy lagi.

"Hal yang terjadi semalam, cukup itu yang terakhir kali dan jangan di ulangi lagi. Setiap masalah kita, kita cari solusi bersama, karena sahabat selamanya " lanjut Sindy seraya bangkit dari kursinya dan memeluk Ayana yang sudah lebih dulu berdiri merentangkan tangan seraya meneteskan airmata nya karena terharu oleh ungkapan Sindy.

Sindy adalah sahabat yang sangat mengerti dirinya, yang slalu ada bersamanya dalam suka maupun duka. Sebenarnya Neyna juga sahabatnya. Namun Neyna tidak bisa lagi ikut berlibur bersama Ayana dan Sindy, karena orang tuanya melarang Neyna berteman lagi, semua itu atas permintaan orang tua Yezline.

Mereka takut kalau Riyan akan kembali pada Ayana. Apa lagi, pernikahan Riyan dan Yezline terjadi karena Yezline menjebak Riyan. Bukan karena benar-benar cinta pada Yezline.

"Aku telepon Papa sekarang" ujar Sindy setelah melepas pelukan yang mengharu biru itu seraya berhamburan ke kamar mengambil handphone nya.

Setelah tersambung, Sindy segera menyapa Papanya dengan suara cerianya karena Ayana setuju ikut dengannya ke Singapura.

"Assalamu'alaikum, Papa!. Selamat pagi!!" Sapa Sindy saat panggilan telepon diterima Papanya.

"Wa'alaikum salam, selamat pagi juga Putriku yang manis, ceria sekali nampaknya?!" jawab Papa Sindy seraya terkekeh.

Tanpa basa basi, Sindy segera memberitahu kan kalau Sindy dan Ayana mau bekerja di perusahan teman Papanya di Singapura. Singkat cerita, Papanya menghubungi sahabatnya itu dan kebetulan beliau juga masih di Indonesia.

Setelah itu Papa Sindy kembali mengabari Sindy, Papanya akan mengurus semua keperluan kepindahan Ayana dan Sindy serta Paspor mereka.

****

Sebelum berangkat ke Singapura, Ayana meminta bertemu dengan sahabatnya di pantai kenangan mereka bersama Neyna,Sindy, Ulfa dan Keyla.

Mereka akan berpisah untuk waktu yang lama. Dan entah kapan bisa berkumpul lagi. Ke lima sahabat ini menangis saat akan pulang, mereka pasti akan sangat kehilangan saat berjauhan. Namun ini demi kebaikan.

"Jarak takkan menjadi penghalang untuk berkumpul, asalkan masih ada waktu libur" ujar Ayana mencairkan suasana yang menyedihkan itu.

"Kita masih bisa Video call kalau rindu dan kita akan cari waktu libur untuk berkumpul bersama lagi" ujar Ulfa kemudian seraya menghapus air matanya.

Kemudian Ayana meminta izin menghubungi Riyan untuk terakhir kali, sahabatnya dengan berat hati menyetujui. Ayana sedikit menjauh dari mereka karena ingin berbicara empat mata saja dengan Riyan.

Saat panggilan pertama tak di angkat, Ayana mencoba kali ke dua. Riyan mengangkatnya dengan malas, terdengar suara parau seperti baru bangun.

"Ada apa?" tanya Riyan dengan suara malas  seakan tak suka Ayana menghunginya lagi.

"Riyan, aku mau bicara" ujar Ayana tanpa basa basi. Riyan sebenar rindu dengan suara Ayana, namun Riyan masih marah karena sms ancaman yang Riyan duga itu dari Ayana.

"Ay, diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Cukup sampai disini, jangan memintaku untuk kembali padamu, sekalipun kita menikah, aku tidak akan pernah sudi menyentuhmu" ujar Riyan, sebelum Ayana mengutarakan maksud ia menelfon Riyan saat ini. Hening sesaat,

Rasa sesak, nyeri menjalar didalam dada Ayana. Membuat suaranya tercekat. Sebisa mungkin Ayana mengontrol diri agar tidak menangis mendengar kata-kata menyakitkan yang di ucapkan Riyan.

"Aku tau, aku janji tidak akan menjadi penghalang kebahagian kamu, Riyan. Aku cuma mau minta maaf sama kamu. Maafkan aku jika saat bersamaku, kamu tak pernah bahagia" ucap Ayana dengan suara serak, air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya lolos juga.

"Aku minta maaf, karena tanpa sadar aku sudah menjadi penghalang kebahagiaanmu selama ini" Ayana mengucapkan kata-kata itu dengan penuh penyesalan dan kesedihan. Walaupun samar, Riyan bisa mendengar isak tangis dari setiap nafas Ayana saat mengutarakan kalimat demi kalimat.

"Dan terimakasih karena kamu pernah buat aku bahagia. Aku," ucap Ayana tertahan tak melanjutkan kalimatnya, kemudian mengakhiri panggilan teleponnya.

Hati Riyan menjadi hampa, saat mendengar kalimat demi kalimat yang di ucapkan Ayana.

Tanpa terasa, airmata Riyan jatuh begitu saja. Ada rasa sakit yang teramat dalam disana saat mendengar isak tangis Ayana yang tertahan. Hati Riyan terasa nyeri bagai tersayat sembilu. Perasaan kehilangan namun tak bisa di ungkapkan.

"Ayana, kenapa rasanya aku sangat sedih seperti akan kehilangan kamu. Bukankah ini yang aku inginkan, tapi kenapa saat kamu mengucapkan kata-kata itu, aku merasa sangat sakit" batin Riyan saat mengingat setiap kalimat yang di ucapkan Ayana.

Ayana memutuskan panggilan telepon lalu menghapus air matanya dan kembali pada para sahabatnya yang menatapnya dengan cemas dari jauh.

Mereka berfoto sebelum kembali ke rumah masing- masing. Besok pagi, mereka akan mengantar Sindy dan Ayana ke bandara menuju Singapura.

Keyla memposting foto mereka di IG dengan caption" Entah kapan kita bisa berkumpul lagi seperti ini "

Ulfa juga memposting foto Ayana dan Sindy dengan dengan caption,

"Kami akan selalu menyayangimu dan merindukanmu sahabat, jangan lupa rindu pada kami ya"

Dan Riyan melihat postingan mereka, tanoa mengomentari. Hanya memandang foto Ayana, hatinya rindu namun ia terlanjur marah.

****

Yezline datang bertamu ke rumah orang tua Neyna bersama Riyan, sebagai pengantin baru yang memperkenalkan suami pada kerabat. Yezline dan Riyan menyapa Neyna yang baru saja kembali dari pantai tempat berkumpul Ayana, Keyla, Sindy, Neyna dan Ulfa. Mata Neyna terlihat sembab habis menangis.

Setelah mengucapkan salam, Neyna segera masuk ke kamarnya. Namun di cegah oleh Yezline.

"Kak Ney, darimana saja. Aku dan kak Riyan sudah lama menunggu" ujarnya manja.

"Kemanapun aku pergi dan dengan siapapun bukan urusan kamu" ketus Neyna dan segera masuk kedalam kamar dan menutup pintu.

"Sudahlah Yezline, kak Ney lagi ada masalah.. gak usah di masukkan ke hati " ujar Mama Neyna yang juga paham dengan sikap Neyna.

"Kalau begitu, kami pamit dulu Tante" ujar Riyan, pamit pulang. Setelah mengantar Yezline ke kampus, Riyan menghubungi Neyna dan ingin memperjelas semua. Riyan tidak mau istrinya tidak di hargai orang lain, apa lagi Neyna adalah sepupu Yezline.

"Ada yang ingin aku jelaskan, kenapa aku lebih memilih Yezline dari Ayana sahabatmu itu" ujar Riyan saat menghubungi Neyna.

Riyan kembali lagi ke rumah Neyna untuk menjelaskan perihal dia dan Ayana juga Yezline pada Neyna.

"Paman, Tante. Aku mau menjelaskan semua pada Neyna agar Neyna tau duduk masalahnya. Tentang Aku, Yezline dan Ayana sahabat yang sangat di bela sama Neyna" ujar Riyan saat memulai bicara.

Orang tua Neyna dan Neyna diam saja, menyimak apa yang di sampaikan Riyan dari perihal ancaman Ayana melalui sms dengan nomor lain, hingga soal sikap Ayana dan Neyna yang tidak menghargai Yezline.

Setelah menyampaikan perihal itu, Riyan meminta agar Neyna tidak lagi menyalahkan Yezline dan berharap Neyna lebih menyayangi Yezline. Bukan Ayana yang hanya orang luar, bahkan berniat mencelakai bayi belum lahir.

Mendengar ucapan dan tuduhan Riyan itu, Neyna kehilangan kesabaran.

"Riyan, Ayana masuk rumah sakit tepat di hari terakhir kali kamu membawanya ke pantai, dan apa kamu tau? Ayana tidak sadarkan diri sehari semalam! Bahkan selama tiga hari Ayana di rumah sakit, kami menjauhkannya dari hp. Jadi, tolong jangan membual disini. Kalau kamu tidak percaya dengan yang aku katakan, tanya Mama dan Papa. Beliau juga ada disana, aku menginap di rumah sakit menemani Ayana" ujar Neyna, setengah berteriak.

Orang tua Neyna mengangguk membenarkan.

"Satu hal lagi yang perlu kamu tau, Riyan! Yezline mengirim undangan serta foto pernikahan kalian pada Ayana dua hari lalu. Aku benar-benar tak habis pikir sama kamu, buta atau bagaimana!" teriak Neyna meluapkan emosinya.

"Oh ya Riyan, selamat untukmu dan Yezline. Orang baik memang untuk orang yang baik. Selamat juga untuk kalian berdua karena sudah sukses memisahkan aku dari sahabat-sahabat baikku, dia sudah pergi. Aku harap kamu tak menyesal" ujar Neyna seraya masuk kedalam kamar sambil menangis.

"Nak Riyan, apa yang baru saja Neyna katakan benar. Ayana memang tidak sadarkan diri dalam waktu yang lama, jadi.. Tante yakin itu bukan ulah Ayana" ujar Mama Neyna kemudian.

"Sudahlah Riyan, Paman harap, kamu jangan terlalu memanjakan Yezline seperti Papanya, itu tidak baik" ujar Papa Neyna.

Riyan kembali teringat kata-kata Ayana saat menghubunginya tadi.

"Apa memang bukan Ayana pelakunya?" batin Riyan, ragu akan keputusannya.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

hemmm kpn sdr nya...

2023-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!