Bab 8

Sindy dan Ayana pagi Ini sedang mengolah nasi gurih plus sambal terasi untuk lapan dan Ayam gorengnya.

Harumnya olahan sambal terasi tercium hingga ke Villa yang tak jauh dari Villa tempat Sindy dan Ayana menginap.

Sudah menjadi kebiasaan Sindy, kalau makan setidaknya ada ikan asin goreng campur cabe hijau dan bawang. Tak mesti lauk mewah, cukup ikan asin goreng saja sama nasi putih hangat. Beres urusan perut.

Tapi pagi ini, Ayana mau bersantai di tepi laut sambil makan nasi uduk dan kawan-kawan. Tau lah kan.. Kawannya nasi uduk, kalau bukan ayam penyek ya lele penyek. Terong, tempe, tahu, semua di goreng.

Di Villa yang tak jauh dari Villa Ayana menginap.. Sedang terjadi pertempuran yang sangat dahsyat. Antara hidung dan perut, walau tak tau sedang mencium bau apa, tapi perut meronta-ronta minta di isi.

Padahal, mereka baru saja selesai sarapan namun sudah minta di isi lagi. Semua ini akibat sambal terasi olahan Ayana di Villa sebelah.

Selesai memasukkan semua makanan kedalam rantang. Ayana dan Sindy bersiap berangkat ke tepi pantai dengan menenteng Rantang dan botol minum.

Cuaca hari ini tiba-tiba berubah gerimis, Ayana dan Sindy urung ke pantai, dan memilih menikmati sarapan di Gazebo di samping Villa yang menghadap ke laut.

"Disini ok juga , kita makan disini saja " ajak Sindy pada Ayana. Ayana setuju, karena memang sangat indah pemandangannya. Cuaca pagi yang sejuk ditambah gerimis menambah selera makan mereka.

Ayana terlihat bahagia pagi itu, dan Sindy mengirimkan foto mereka berdua pada orang tua mereka.

Melihat senyum cerah Ayana dan Sindy membuat kedua orang tua mereka bahagia. Terutama orang tua Ayana, Nyonya Intan sampai menitikkan air mata haru melihat foto yang di kirim Sindy.

"Semoga kau selalu bahagia, Nak " doa Nyonya Intan saat memandangi foto itu seraya tersenyum dan menghapus air mata di pipinya.

Sementara itu, penghuni Villa yang tak jauh dari Villa Ayana, akhirnya mengolah makanan lagi demi memenuhi keinginan perut yang minta di isi lagi akibat bau terasi tetangga sebelah.

****

Seminggu sudah berlalu, Ayana dan Sindy seperti biasanya pagi-pagi sekali sudah membangunkan tetangga Villanya dengan bau harum olahan makanannya. Dan seperti biasa juga tetangga sebelah menggerutu akibat perut mereka keroncongan saat mencium aroma sedap dari dapur tetangga.

"Sepertinya kita tidak bisa lama-lama lagi di Villa ini, aku khawatir bentuk tubuhku akan segera berubah jadi gentong kalau makin lama disini" keluh salah seorang penghuni Villa itu.

"Kamu benar, lihatlah, perutku ini" Seraya menunjuk perutnya yang mulai menghilangkan bentuk idealnya.

"Iya, roti sobek ku kebanyakan pengembang. Jadi melar begini" ujar kawannya lagi seraya tertawa ngenes.

"Jangan menyalahkan orang lain, kalian sendiri yang malas olah raga" timpal pria satunya lagi dengan cueknya.

Pada dasarnya, berat badan ketiga pria tersebut memang mengalami sedikit peningkatan tapi tidak signifikan.

Namun, mereka tak berniat mengetahui siapa penghuni Villa tetangga mereka itu. Padahal sudah seminggu mengganggu ketenangan perut mereka. Kadang pagi , kadang siang bahkan malam pun terkadang tercium bau harum masakan tetangga. Benar-benar ujian bagi pria-pria yang selalu menjaga bentuk ideal tubuh mereka.

Hari ini, Ayana dan Sindy memutuskan untuk turun ke desa membeli bahan makannya yang sudah habis di kulkas mereka. Sopir yang di khusus kan untuk penghuni Villa sudah menunggu di depan gerbang Villa.

Ayana dan Sindy bergegas naik kedalam mobil yang akan membawa mereka ke pasar desa itu. Setelah puas berbelanja bahan makanan, Ayana dan Sindy kembali ke Villa di antar sopir yang sama saat mereka pergi.

Sindy memperhatikan setiap sikap dan tingkah Ayana. Sudah terlihat jauh lebih baik dan sudah sudah ceria lagi. Tak ada tanda-tanda kalau hati Ayana masih terluka. Senyum dan tawa Ayana sudah kembali seperti dulu. Itu membuat Sindy jadi semakin bahagia.

Malam harinya, Ayana dan Sindy tidur lebih awal dari biasanya karena mereka sangat lelah setelah berkeliling pasar desa. Di tambah lagi, sore tadi Ayana mengajak Sindy mandi laut.

Namun, Ayana terbangun saat Ayana merasa haus. Setelah meneguk segelas air mineral yang ada di atas meja di samping tempat tidur, Ayana melihat ada pesan masuk di handphonenya.

Ayana meraih dan membaca pesan masuk itu. Ternyata dari Yezline dan Riyan.

Pesan pertama yang Ayana baca adalah yang dari Riyan.

"Assalamu'alaikum, Ayana. Aku tadi mau mengabari kamu kalau hari ini aku sudah menikah dengan Yezline. Tapi hp kamu tidak aktif. Sekalian juga mengabari kamu kalau aku memakai gedung Purnama ini karena sudah terlanjur kita panjar, hari itu. Jadi aku tetap memakai gedung ini, walau pengantinnya berganti. Semoga kamu tidak keberatan. Tadinya aku mau undang kamu sebagai teman, tapi nomor hp kamu tidak aktif.

Dan ini terakhir kali aku hubungi kamu. Terimakasih" Ayana membaca pesan itu.

Cara Riyan menyebut nama Ayana di pesan itu sangat berbeda dari biasanya Riyan mengirim pesan untuk Ayana. Riyan tak pernah menuliskan nama Ayana apalagi sebutan kamu untuk Ayana sekalipun sangat marah.

Riyan saat masa pacaran akan menulis panggilan sayangnya ( Adek ) . Kalau lagi marahan Riyan akan menulis ( anda ). Sama halnya seperti saat Riyan mengajak Ayana ke laut kali terakhir. Ini berbeda, dan Ayana yakin itu bukan Riyan yang mengirimnya walau dari nomor handphone Riyan.

Kemudian Ayana membuka pesan dari Yezline. Pesan berisi undangan dan foto pernikahan mereka. Serta ungkapan penyesalan serta sindiran Yezline pada Ayana.

"Hai kak Ayana, apakabar.. aku harap kakak baik-baik saja. Hari ini Yezline dan kak Riyan menikah. Aku sangat berharap kak Ayana hadir, untuk memberikan restu untuk aku dan kak Riyan. Sayangnya, kakak sulit sekali di hubungi"

"Aku harap, sekalipun kakak tidak hadir di acara pernikahan kami, kak Ayana tetap merestui hubungan kami dan tidak lagi mengganggu kak Riyan. Karena kak Riyan sekarang sudah resmi jadi suami Yezline. Yezline senang bisa buat kak Riyan sangat bahagia"

"Oh ya kak, mohon doa nya juga untuk keluarga kecil kami. Aku, kak Riyan dan calon anak kami , semoga kak Ayana bisa mengerti dan merestui kami, sekali lagi terimakasih atas kerelaan kak Ayana melepaskan kak Riyan"

Ayana melihat foto-foto yang Yezline kirim. Air mata Ayana tumpah seketika saat melihat foto-foto itu. Tubuhnya seperti menggigil, tangannya pun ikut bergetar. Handphone yang di genggam Ayana, jatuh begitu saja dari tangannya. Teringat semua janji yang Riyan ucapkan dan semua kenangannya bersama Riyan.

Hari ini, seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Ayana. Namun kenyataannya, hari ini justru menjadi hari yang sangat menyakitkan baginya. Riyan kini justru mempersunting gadis lain.

Ayana bukanlah wanita egois. Ayana bersedia melepaskan Riyan. Ayana sudah ikhlas, namun ia butuh waktu. Pesan, foto dan video yang dikirim Yezline membuat luka yang ditorehkan Riyan, yang tadinya sudah sedikit mengering, berdarah kembali. Ayana tak kuasa menahan kepedihan hatinya. Ia menutup mulutnya dengan kedua jarinya yang bergetar menahan tangis. Berjalan tertatih, meraih serulingnya di atas meja. Seruling itu menjadi teman saat Ayana sedang sendiri.

Ayana menuruni tangga Villa, sendirian menuju pantai. Meninggalkan Sindy yang masih tidur. Sindy terlihat sangat lelah hari ini, jadi Ayana tidak ingin mengganggu sahabatnya itu. Ayana ingin bercerita pada laut, pada langit akan hatinya yang tersakiti oleh orang yang teramat ia cintai.

Seruling yang Ayana tiupkan, mengungkapkan segala isi hatinya.

"Jika cinta adalah salah, mengapa cinta justru hadir di antara kita. Jika cinta bisa berubah jadi racun, mengapa kau memaksaku meminumnya. Jika dari awal niatmu untuk membuatku terluka, mengapa kau berikan padaku sejuta kebahagiaan sebelum kau menyakiti hatiku.

Hari ini, aku baru tau.. Cintamu adalah racun untukku...

Sayang..

Aku tak memintamu bertahan di sisi ku, jika ku tau kau sudah tak cinta. Bukan aku tak bisa melepas mu, tapi aku hanya butuh waktu melepaskan cinta yang begitu besar dalam hatiku.

Jangan begini, kau merampasnya dengan paksa dari hatiku...

Sayang... Jika kau ingin aku pergi darimu, aku pergi.. Aku takkan pernah kembali

Tapi tolong jangan begini...

Sayang.. Cintaku tulus untukmu, bukan obsesi, tak bisakah kau melihatnya..

Kau memintaku bersabar menunggumu, aku tau bukan itu maksudmu...

Cukup sampai disini kisah kita, semoga kau bahagia dengan dia yang kini ada bersamamu. Aku hanya masa lalu mu sedang dia adalah masa depan mu "

lirih batin Ayana sambil terus berjalan menyusuri tepi pantai seraya meniup seruling nya.

"Riyan.. Aku merindukanmu" ucap Ayana saat mengehentikan langkahnya yang sudah tak sanggup berjalan lagi.

"Riyaaaaaaan....!!!" Jeritnya, sekuat tenaga memanggil nama Riyan.

Terpopuler

Comments

⛱ᴳᵂ➳ᴹᴿˢ᭄°RÓYALS༻ ཽB⃟L 👻ᴸᴷ

⛱ᴳᵂ➳ᴹᴿˢ᭄°RÓYALS༻ ཽB⃟L 👻ᴸᴷ

🥺🥺🥺racun cinta...😭😭😭😭

2023-12-11

2

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

𝐀⃝🥀୧⍣⃝sᷤʙᷛDɥå jȋΨåᴳ᯳ཽᷢB⃟Lꪶꫝ

racun ditngn kirimu
madu ditangn kananmu
aku tak tau mna yg akan kau berikan padaku
cmn itu yg ku ingt🥺

2023-11-02

1

Sehrazat

Sehrazat

😢

2023-10-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!