Masih dalam pengusiran makhluk tak kasat mata di rumah,kali ini bukan hanya benda-benda terlempar. Tapi ada juga jeritan seseorang, entah terlempar atau dilempar barang. Anita pun akhirnya tertidur di kamar orang tuanya. Tiba-tiba ada ketukan pintu dari luar, mama segera membukanya.
"oh pak Baskoro, gimana pak apa sudah selesai?"
"Iya sudah Bu, namun masih ada beberapa. Bapaknya mana bu?Apa sudah siuman?"
"Oh iya ada,sudah siuman dari tadi. Silahkan pak masuk saja."
"oh iya bu."
Ayah pun akhirnya di bangunin sama mama,kalau ada pak Baskoro.
"Yah,bangun yah. Ada pak Baskoro."
Ayah langsung membuka matanya perlahan dan meringis kesakitan. Sejak terlempar ke luar kamar,badan ayah menjadi terasa sakit semua.
"Pak Baskoro, bagaimana keadaan di luar pak?"
"Teman-teman saya banyak yang cedera pak."
"Nanti biaya pengobatan saya yang tanggung."
"Tidak usah pak,hanya cedera ringan,kami juga sudah mempersiapkan P3K."
"Baiklah kalau begitu, sekali lagi terimakasih banyak pak dan teman-temannya. Saya sangat bersyukur bisa kenal dengan orang-orang baik."
"Jangan berlebihan memuji,saya hanya manusia yang tak luput dari salah."
"Gak berlebihan kok pak. Oh iya, mari makan dulu."
"Iya pak, terimakasih."
Baru sebentar keadaan tenang, tiba-tiba salah satu team pengusir hantu ada yang kerasukan. Sontak saja kami semua langsung berlari menuju ruang tamu.
"Kenapa ini?"Tanya pak Baskoro.
"Saya juga gak tau pak, tiba-tiba saja dia kerasukan."ucap salah satu temannya pak Baskoro.
Pak Baskoro pun akhirnya mengeluarkan makhluk yang ada di tubuh temannya,tapi kejadian lain terjadi. Terjadi kesurupan massal dirumah,kali ini pak Baskoro kewalahan. Untung saja dua orang tidak kerasukan, jadi ada 3 orang yang menyembuhkan teman-temannya yang kerasukan. Ayah dan mama hanya melihat dari jauh,karena pak Baskoro juga melarang. Sepertinya makhluk tak kasat mata itu sudah mulai marah karena mereka diusir paksa. Ketika sisa 1 orang yang belum sadar, orang itu meracau.
"Kalian semua akan terus diganggu sepanjang hidup kalian dan kau!!"
Kali ini dia menunjuk ke arah ayah,ayah yang ditunjuk sangat terkejut. Dalam hatinya berbisik "Aku salah apa?"
"Kau harus menjalani apa yang sudah di sepakati,kalau tidak istrimu akan menanggung akibatnya."
Dengan mata melotot dan senyum sinisnya hantu itu mengancamnya. Ayah mencoba membantahnya.
"Aku tidak akan pernah menuruti keinginanmu."
"Huahahahahahaaa, tinggal tunggu saja apa terjadi dengan istrimu."
Lalu orang itu terjatuh, ternyata makhluk itu sudah keluar dari tubuhnya. Kini ayah yang kebingungan sambil memeluk mama erat-erat.
"Saya harus bagaimana sekarang pak?" ayah bertanya pada pak Baskoro.
"Bapak tetap tenang, sebaiknya kita sholat berjamaah dirumah ini."
"Tapi pak, terakhir saya mau sholat. Tiba-tiba istri saya kerasukan,dari situ lah awal saya membuat kesepakatan."
"Sebelum mulai sholat,kita baca surat An-Nas terlebih dahulu. Minta perlindungan sama Allah dari godaan-godaan syaitan."
"Baiklah saya ikut pak."
Semua akhirnya bersiap melaksanakan sholat subuh, tidak terasa pengusiran makhluk dirumah ini membutuhkan waktu lama. Mama pun ikut sholat berjamaah.
"Baiklah pak,aku ikut sholat."
"Yah, aku juga ikut ya."Ucap mama.
"iya."
Disaat lagi mau ambil wudhu, tiba-tiba di samping mama ada sosok perempuan. Mama melihat dari sudut matanya, perempuan itu menengok ke arahnya. Dengan tangan dan kaki yang gemetar, mama terus melanjutkan wudhunya. Setelah selesai, akhirnya mama langsung bergegas kembali ke ruang keluarga. Ayah yang melihat tingkah mama yang aneh langsung bertanya pada mama.
"Kamu kenapa ma?"
"Gak apa-apa yah."
"Wajah kamu tidak bisa bohong ma. Tangan dan kaki mu juga gemetar,apa kamu diganggu ma?"
"Tidak yah, aku gak apa-apa."
"Ya sudah,ayo kita sholat."
Alhamdulillah sholat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan dari makhluk tak kasat mata. Pak Baskoro menengadahkan tangan memanjatkan do'a demi keselamatan semua,itu harapan keluarga Anita. Ingin hidup tenang tanpa ada gangguan dari makhluk tak kasat mata. Selesai sholat, Pak Baskoro dan teman-temannya pamit untuk pulang.
"Pak kami pamit ya pak."Ucap pak Baskoro.
"Oh iya pak."Ayah menyelipkan amplop yang berisi uang.
"Tidak usah pak."Pak Baskoro menolak.
"Itu buat bensin pak,sama buat rokok."
"Baiklah, terimakasih pak."
"Saya yang sangat berterimakasih pada bapak dan teman-teman bapak yang sudah menolong keluarga saya."
"Semua itu pertolongan Allah pak. Jangan tinggalkan ibadah,tetap meminta pertolongan padanya."
"Iya pak,In syaa Allah. Saya akan usahakan untuk ibadah. In syaa Allah nanti saya akan adakan pengajian di rumah saya, bapak hadir ya pak. Bawa temannya sekalian."
"Iya pak in syaa Allah."
Ayah akhirnya mengantar sampai pintu gerbang. Setelah sudah pergi,ayah masuk kedalam rumah. Suasana masih tenang,ayah berharap tidak akan ada lagi gangguan-gangguan. Mama yang dari tadi diam memikirkan sosok perempuan di tempat wudhu,serasa masih menghantuinya.
"Ada apa ma?"Tanya ayah yang baru saja masuk kamar.
"Gak yah, gak apa-apa."
"Tapi mama seperti ketakutan dan bingung."
"Ah itu hanya perasaan ayah saja."
Mama melihat sekeliling kamar,baru sadar kalau Anita dan Dio masih tertidur di kamar mama dan ayahnya.
"Ini anak-anak gimana ya yah?"
"Biar saja, sebentar lagi jam bangun sekolahnya."
"Mama gak lagi mengalihkan pembicaraan kan ya?"
"Gak kok,siapa yang mengalihkan pembicaraan."
"Soalnya ayah lihat dari tadi mama tuh aneh semenjak abis ambil air wudhu."
"Gak yah, mama biasa aja."
"Ya sudah kalau kamu gak mau cerita, aku cuma gak mau kamu kenapa-kenapa."
Mama hanya tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan ayah. Tidak berapa lama Mama pun membangunkan Anita dan Dio untuk sekolah.
"Anita,Dio,ayo bangun. Sudah pagi, nanti kalian terlambat sekolah."
Anita dan Dio mengucek matanya,masih terasa sangat mengantuk. Dengan berat hati Anita dan Dio bergegas untuk bersiap sekolah. Setelah rapi,Anita dan Dio seperti biasa mereka berkumpul di ruang makan.
"Semalam selesai sampai jam berapa yah?"Tanya Anita.
"Sampai subuh."
"Hah sampai subuh?"Ucap Dio.
"Iya. Oh iya, nanti kita sholat berjamaah ya."
"Tapi yah?"Jawab Anita dan Dio berbarengan.
"Sebelum sholat, kita baca surat An-Nas terlebih dahulu. Meminta perlindungan pada Allah agar tidak diganggu."
"O gitu yah."Jawab Anita dan Dio lagi.
"Iya,tadi pas subuh Pak Baskoro memberitahu ayah. Agar tidak ada gangguan."
"Oke, aku mau ikut sholat berjamaah."Jawab Dio.
"Oh iya,ayah juga mau mengadakan pengajian rutin dirumah. Agar selalu terlindungi."
"Iya yah,ide bagus itu."Ucap Anita.
Tak terasa akhirnya tiba waktunya untuk berangkat ke sekolah, seperti biasa ayah yang mengantarkan Anita dan Dio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments