Malam ini dirumah sudah ramai orang, mereka semua teman-temannya pak Baskoro. Mereka sudah siap melawan makhluk-makhluk yang ada di rumah. Mereka membuat pagar gaib agar tidak ada lagi yang masuk dari luar. Mama,Anita,Dio dan Nisa diam di kamar, karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Pak Baskoro yang memberi perintah, mereka membentuk lingkaran keliling rumah. Disaat sudah mau di mulai, ayah di suruh masuk ke kamar untuk menjaga mama dan anak-anak.
"Ayah, selesainya berapa lama yah?"Tanya Dio pada ayah.
"Ayah juga gak tau Dio, yang jelas kita di larang keluar kamar sampai ritual pengusirannya selesai."
"Kamu takut ya Dio?"Cetus Anita.
"Gak,siapa yang takut."
"Bilang aja kamu takut."
Akhirnya mama menengahi pembicaraan mereka berdua,mama gak mau ada ribut-ribut karena Nisa sudah tidur.
"Sudah-sudah kalian jangan berisik,Nisa sudah tidur."
"Tau nih kakak iseng aja."
"Apa sih,kan cuma nanya."
"E e e mulai lagi deh."
Akhirnya Anita dan Dio diam seribu bahasa,mereka hanya memainkan ponselnya. Tiba-tiba saja ada suara seperti orang terpelanting, suaranya sangat gaduh. Udah kebayang sebanyak apa makhluk tak kasat mata di rumah ini.
"Aduuuuh mau kekamar mandi, gimana nih yah?"Tiba-tiba saja Dio mules.
"Hadeh ada-ada saja kamu."Ucap Anita.
"Lah orang baru mules sekarang."
"Kan dibilang tadi gak boleh keluar, kamu gak dengar itu suara-suara kayak bantingan?"
"Aduuuuh tapi gimana dong."
PRET PRET DUT
"Aduh ini sih bukan celaka gara-gara hantu,tapi gara-gara kentut."Ucap Anita.
"Sorry deh kak, namanya juga orang lagi mules."
Mama sama ayah hanya menggeleng melihat kelakuan anaknya yang dua itu.
"Udah sana ah."Ucap Anita kesal.
"Emang udah boleh yah?"
"Belum,kalau sudah selesai nanti di ketuk pintunya."
"Tuh dengar tuh. Mau dimakan sama setan?"
"Huh nyebelin ngomong sama kakak."
"Lah emang benar kan?"
"Iya iya, kebanyakan debat hilang sudah mulesnya. Naik lagi t*inya."
"Ish jorok."
"Bodo ah. Mama sama ayah aja gak protes, kakak doang yang protes dari tadi."
Mama akhirnya buka suara lagi, karena sudah dibilang diam malah makin jadi pada ribut.
"Kalian ini bisa diam gak? Ampun deh mama sama kalian berdua, bukannya berdo'a ini malah ribut aja dari tadi."
Anita dan Dio kembali diam,diluar kamar masih ada ricuh-ricuh, entah diluar rumah atau didalam rumah. Lumayan lama kita menunggu di dalam kamar, mungkin efek karena banyak makhluk.
"Yah, yang sajen itu udah ayah ceritain ke teman ayah?"Tanya Dio.
Belum ayah menjawab, mama bertanya duluan pada Dio.
"Sajen apaan?"
Dio langsung menutup mulutnya yang kayak petasan,main meledak aja mulutnya. Anita langsung memelototi Dio, sekali lagi suara mama terdengar.
"Dio, bilang sama mama. Sajen apa?"
"Bukan ma, teman Dio ada yang nanya."
"Jawab jujur Dio,mama tau gerak gerik anak-anak mama kalau menyembunyikan sesuatu."
"Itu ayah ma."
"Kenapa ayah kamu?"
Ayah langsung menjelaskan rahasia waktu mama Kerasukan.
"Maaf ma, ayah terpaksa agar makhluk itu keluar dari tubuh mama."
"Ya kan ayah bisa panggil pak Baskoro."
"Gak enak lah ma,dia baru saja pulang. Masa di suruh balik lagi ke sini."
"Ya tapi gak harus nurutin permintaannya kan?"
"Tapi kan aku langsung datang ke rumah pak Baskoro, aku juga gak mau ngasih apa yang mereka minta."
Anita dan Dio hanya lihat-lihatan, karena kini gantian ayah sama mama yang ribut. Disaat itu pula, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Semua hening dan suasana menjadi sangat mencekam.
"Yah,itu pintu siapa yang buka? Kok sepi yah?" Tanya Anita.
"Ayah juga gak tau."
"Dio,tutup pintunya Dio."Ucap Anita.
Posisi Dio lebih dekat ke pintu,jadi Anita menyuruh Dio untuk menutup pintunya lagi. Akhirnya dengan berat hati Dio jalan perlahan ke arah pintu sambil ngedumel.
"Yang gak enak pasti harus aku yang jalan."
"Duh buruan, jangan ngedumel."
"Iya iya."
Disaat Dio dekat dengan pintu,Dio dikagetkan oleh sosok perempuan dengan wajah seperti tengkorak berdiri didepan pintu.
"Aaaaaaaaaa."Dio balik lagi masuk ke kamar.
"Kenapa kamu?"
"I itu a ada se setan."
Dio langsung naik ke atas kasur, ambil selimut dan gak bangun lagi. Akhirnya ayah yang jalan kearah pintu untuk menutupnya. Baru saja ayah mendekati pintu,ada suara perempuan menangis. Ayah terdiam didekat pintu, mama dan Anita memanggil ayah. Namun ayah seperti tidak mendengarnya. Sampai akhirnya.
"Aaaagh." Tubuh ayah seperti ada yang menarik dan ayah terlempar keluar kamar.
"Ayaaaaaaah!!!" Teriak mama dan Anita.
Mau tidak mau mereka akhirnya keluar kamar,disaat Mama dan Anita mau keluar. Salah satu temannya pak Baskoro datang,lalu keadaan kembali ramai.
"Kenapa dibuka pintunya?"Ucap teman pak Baskoro.
"Pintunya terbuka sendiri, ayah terlempar keluar."
"Apa?Ini pertanda buruk."
"Maksud bapak apa?"
"Semoga ayahnya baik-baik saja."
"Tolong selamatkan ayah saya pak."
"Iya,bantu do'a saja."
Akhirnya Anita dan mama kembali ke dalam kamar. Entah apa maksud perkataannya,apa ayah cedera?
Mama mulai menangis lagi, karena ayah masih diluar. Namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Kali ini Anita yang membuka pintu.
"Oh pak Baskoro."
Dibelakang pak Baskoro,sudah ada 2 temannya yang memapah ayah kekamar.
"Ayah."
Mama langsung berdiri mempersilahkan masuk.
"Kenapa dengan suami saya pak?"
"Itulah sebabnya saya melarang untuk keluar,bapak ada kesepakatan dengan salah satu makhluk disini. Dia menagih janjinya."Ucap pak Baskoro.
"Tapi tadi pintu terbuka sendiri pak."Jawab mama.
Pak Baskoro tarik nafas panjang, karena emang sengaja makhluk itu mengincar bapaknya.
"Ya sudah, pintunya saya tutup lagi. Nanti kalau saya ketuk pintunya berarti sudah boleh keluar."
"Baik pak, terimakasih banyak pak."
"Iya sama-sama bu."
Mama membersihkan luka ayah dengan alkohol lalu memplesternya. Tidak lama kemudian ayah sadar.
"Aduh, badanku pada sakit semua."
"Tenang yah,ayah tiduran saja."Ucap mama.
"Siapa yang menolongku?"
"Pak Baskoro sama teman-temannya."
"Aku melihat jelas tadi sosoknya, tiba-tiba saja dia menarik dan melemparku."
"Iya tadi pak Baskoro bilang, makhluk itu mengincar kamu. Dia mau menagih janjinya."
"Iya, aku tidak akan menuruti kemauannya. Lalu pak Baskoro kemana lagi?"
"Beliau masih mengusir makhluk-makhluk yang ada di rumah ini."
"Lama juga ya."
Dio yang masih meringkuk ketakutan,tanpa sadar dia sudah terlelap didalam selimut. Tapi bagus juga dia tertidur,jadi tidak ada yang berisik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments