Ketenangan sementara

dengan adanya pemburu hantu,suasana dirumah agak tenang. terutama Nisa,dia masih terlihat tenang bermain dengan bonekanya. mama sedang memasak didapur,Anita menemani Nisa bermain di kamar. sedangkan Dio seperti biasa bermain game di ponselnya. Mama sedang mengupas bawang,tiba-tiba bawang yang sudah di kupas terlempar jauh. mama mencarinya kekolong-kolong.

"akhirnya ketemu juga,kok bisa sih kelempar jauh begitu?aneh."

masih tak dihiraukan masalah bawang yang terlempar begitu saja. dalam hatinya berbisik "jangan ganggu,alam kita berbeda. masing-masing saja." mamapun akhirnya melanjutkan memasak makanannya. Dio yang berada diruang tv pun di ganggu makhluk tak kasat mata. lagi asik main game di ponsel tiba-tiba tv menyala sendiri. Dio hanya melihat sekilas,dia masih berfikir positif.

"ah mungkin ini dipasang timer tv-nya."

Dio mematikan lagi tv-nya,tapi tiba-tiba tv menyala lagi.

"oke fix,ini bukan di pasang timer."

Dio berlari ke kamar sambil berteriak.

"aaaaaaaaaaaaa."

mama yang berada di dapur ikut teriak.

"Dioooooo,apa sih kamu?teriak-teriak begitu?"

Dio tidak menghiraukan teriakan mamanya,dia tetap berteriak sampai kamarnya.

"aaaaaaaaaaaaaaaa."

lagi dan lagi mamanya teriak,kali ini suara lebih keras.

"Dioooooooooo,ampuuuuun deh mama sama kamu ya. jangan teriak-teriak!!!"

mama melanjutkan lagi memasaknya,Dio sudah tak terdengar lagi karena dia sudah masuk kedalam kamar.

***

dikamar ada kak Anita dan Nisa yang tertidur pulas.

"Dio,jangan berisik. nanti Nisa bangun."

sambil menutup pintu dan dengan nafas terengah-engah.

"kak,i itu kak."

"itu apa?ngomong yang jelas."

"i itu di di ruang ta tamu kak."

"aduuuuuuh gak tau ah,cape dengernya. bodo amat lah."

"ih kakak nih."

"ya habisnya kamu ngomong mendadak gagap begitu."

"oke,aku tarik nafas dulu. tenang...tenang..."

"sudah?"

"iya,jadi tadi di ruang tamu. aku kan lagi main game,tiba-tiba itu tv nyala sendiri kak."

"ayah kali yang pasang timer. ayah kan suka gitu."

"dengar dulu kak,aku langsung matiin tv-nya. nah gak lama tv-nya nyala lagi kak."

"serius kamu?"

"iya kak,kayaknya teror rumah ini masih berjalan deh kak."

"ah kamu bahasanya kayak apaan aja."

"ih bener kak,apa namanya kalau bukan teror?"

"ya tapi kan kita ini berhadapan sama hantu Dioooo."

"ya sama aja kak."

"bedalah,senang banget nyama-nyamain."

"ya terserah kakak lah apa bahasa kakak. jadi menurut kakak gimana?kita harus turun tangan sendiri deh."

"ah sok tau kamu,ditongolin depan muka baru tau rasa. tadi aja kabur sembari teriak,apa lagi ditongolin. ngompol kamu bisa-bisa,ahahahahaha....."

Anita tertawa terbahak-bahak sembari melihat kearah adiknya dan membayangkan wajahnya jika dia ketakutan sembari ngompol.

"ah bodo ah,endingnya gak pernah asik ngomong sama kakak. aku lanjut main aja lah,jangan ada yang ganggu jangan ada yang manggil."

"dasar anak gak jelas,apa bedanya jangan ganggu sama jangan panggil. kalau jangan panggil ya berarti jangan ganggu."

"ya ya ya terserah kakak lah."

kini Dio main game dengan menggunakan earphonenya agar tidak terdengar suara yang aneh-aneh. tapi kali ini gangguan datang dari Dio,Tuuuuuuut,tiuuuuuuuut,dut.

"apaan tuh?Dioooo. jorok banget kamu,udah tidur di atas pakai acara kentut lagi."

Anita menutup hidungnya,Dio tak menghiraukannya karena dia tidak mendengar ocehan kakaknya. Dut,dut....

"Diooooo." sambil melempar bantal kearah Dio.

"aduh,apa sih kak?"

"kamu tuh ya,kentut sembarangan aja."

"ya ilah maaf deh,cuma sekali doang tadi. itu juga udah dari tadi,Kakak telat banget marah-marahnya."

"hey,kamu itu kentut 2 kali ya. ngaku sekali doang."

"lah emang cuma sekali."

Anita diam mengalah pada Dio,gak ada habisnya berdebat sama ini anak. dalam hati Anita "tapi Dio kalau dia marah berarti benar dia cuma sekali kentutnya,jadi yang kedua siapa dong? ah bodo lah,belajar untuk masa bodo."

Anita akhirnya tidur di samping Nisa.

***

mama akhirnya selesai menyiapkan makan siang dan bersyukurnya mama tidak ada hal-hal aneh lagi. mama langsung memanggil Anita dan Dio,tidak lupa untuk membawa Nisa juga.

"Anitaaaaa,Dioooo. ayo makan. jangan lupa gendong Nisa kesini sekalian."

Anita baru saja mau memejamkan mata,akhirnya terpaksa gak jadi tidur. Nisa pun terbangun mendengar teriakan mama. tinggal Dio yang harus di lempar lagi pakai bantal.

"aduh,apa lagi sih kak?"

"kamu gak dengar tadi mama manggil?"

"gak,emang ada apa?"

"ada apa,ada apa. ada kucing joget."

"hah?ahahahahaha....kakak yang ngajarin kucingnya ya?ahahahaha...."

"udah ayo buruan keluar,disuruh makan sama mama."

"oke kak,aku turun."

Anita keluar terlebih dahulu sambil menggendong Nisa,Dio menyusul di belakang Anita. sampai di meja makan.

"wiiiiih mantaaaaap nih masakan mama."

"buruan deh Dio ambil nasinya,aku juga lapar nih."

"sudah-sudah jangan ribut, kalian ini kayak kucing sama tikus."

"tau Kakak,dari tadi tuh ma kakak marah-marah Mulu kerjaannya."

"apaan sih?"

"berantem lagi,sudah-sudah. mama pusing dengarnya."

mama mengambil nasi untuk menyuapi Nisa,seperti biasa mama pasti makan terakhir karena harus menyuapi Nisa. Anita dan Dio berbincang-bincang hingga tak terasa makanan yang di makan sudah habis.

"kak,kakak ada acara gak kak?"

"kenapa?"

"temenin ke toko buku kak."

"lah tumben banget tiba-tiba mau baca buku,mau jadi kutu buku?"

"kakak tuh ya ngeselin,aku di suruh cari LKS kak. katanya suruh cari sendiri di toko buku."

"kamu udah catat penerbitnya?"

"iya sudah kak."

"ya udah nanti ya,makanannya belum turun nih."

"iya."

mama yang dari tadi mendengar perbincangan mereka ikut bicara.

"kalian mau pergi sekarang?"

"iya ma."jawab Dio.

"mama mau ikut?"Anita mencoba mengajak mama,Karena dia takut hal aneh terjadi lagi.

"gak usah deh,mama dirumah aja sama Nisa. kasihan adik kamu baru pulih."

"kalau ada apa-apa,mama hubungi aku ya ma."Anita bicara lagi.

sebenarnya berat meninggalkan mama sendirian sama Nisa dirumah,tapi mau gimana lagi. Dio anak yang keras kepala,kemauannya harus banget diturutin. susah emang kalau bontot gak jadi.

***

Dio dan Nisa akhirnya pergi ketoko buku,mama dan Nisa diam di kamar Anita karena masih ada trauma di kamar mama semenjak kejadian Nisa. mama berfikir "sepertinya masih diganggu,tapi gak terlalu terang-terangan seperti kemarin." mama dan Nisa akhirnya tertidur. disaat mama mau memejamkan mata,bel rumah berbunyi.

"duh siapa lagi yang datang?"

mama beranjak ke pintu masuk dan membuka pintu. dilihatnya keluar tidak ada siapa-siapa.

jantungnya berdebar cepat lagi-lagi dibarengi bulu kuduk yang berdiri. hatinya berbisik "apa lagi ini?" buru-buru mama menutup pintu dan berlari kekamar menemani Nisa.

"syukurlah,Nisa masih tertidur pulas."

lalu lagi-lagi ada yang memencet bel rumah.

"duuuh,siapa lagi sih?"

mama membuka lagi pintu depan,namun lagi-lagi tidak ada siapa pun diluar.

"hey,siapa disana?jangan iseng."

mama memberanikan diri berteriak,namun tidak ada jawaban. hanya angin yang berhembus kencang. ternyata memanggil pemburu hantupun hanya sementara tenangnya,kali ini lagi-lagi mereka mengganggu ku. mama langsung kembali ke kamar dan menelpon Anita.

[hallo Anita.]

[hallo ma,kenapa ma?]

[kamu cepat pulang nak,kalau sudah ketemu bukunya langsung dibayar saja dan langsung pulang jangan kemana-mana lagi.]

[iya ma,memangnya ada apa ma?]

[sepertinya mama diganggu.]

[Nisa bagaimana ma?]

[Nisa masih tidur.]

[ya sudah ma,nanti kalau bukunya sudah dapat. aku dan Dio langsung pulang.]

[iya. kalian hati-hati pulangnya]

[iya ma,bye ma]

[bye sayang]

mama menutup ponselnya dan tidur disamping Nisa sambil memeluk Nisa dan terus berdo'a. dalam hatinya "tolong jangan ganggu anakku lagi,kasihan dia masih kecil. dan jangan ganggu terus menerus di rumah ini. kita beda alam,jalani kehidupan masing-masing. aku tidak akan mengusir kalian,asal kalian tidak mengganggu keluargaku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!